Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH TELEVISI TERHADAP ANAK

NINGSIH
DIK REGULER B 2009

ABSTRAK
Televisi dengan berbagai acara yang ditayangkannya telah
mampu menarik minat pemirsanya, dan membuat pemirsannya
ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang
ditayangkan. bahkan bagi anak-anak sekalipun sudah merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kesehariannya.
Tidak dipungkiri, dengan adanya media massa televisi ini,
banyak sekali manfaat yang bisa kita ambil, namun jika kita
lihat kenyataannya sekarang ini, acara-acara televisi lebih
kepada fungsi informatif dan rekreatif saja, sedangkan fungsi
edukatif yang merupakan fungsi yang sangat penting untuk
disampaikan, sangat sedikit sekali. Hal ini bisa kita lihat dari
susunan acara-acara televisi, kebanyakan hanya acara-acara
sinetron dan infotainment saja. Sedangkan acara-acara yang
mengarah kepada edukatif atau pendidikan sangat kecil sekali
frekuensinya.hal ini tidak layak bagi anak-anak. Dalam hal ini
orang tua sangat berperan dan sudah seharusnya setiap orang tua
mengawasi acara televisi yang menjadi tontonan anaknya dan
sehingga dapat melakukan proteksi tehadap dampak-dampak
yang akan ditimbulkan oleh acara televisi tesebut dan orang tua
selalu mengawasi anknya dalam mennton televisI serta dapat
membimbing anak dalam acara tersebut.
Kata kunci: dampak televisi, orangtua, anak

PENDAHULUAN
Pada zaman sekarang ini Televisi merupakan media massa elektronik yang mampu
menyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai khalayak dalam jumlah
tak terhingga pada waktu yang bersamaan. Televisi dengan berbagai acara yang
ditayangkannya telah mampu menarik minat pemirsanya, dan membuat pemirsannya
ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. bahkan bagi anak-anak
sekalipun sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kesehariannya,
bahkan acara nonton tv sudah menjadi agenda wajib bagi mereka.
Dengan berbagai acara yang ditayangkan mulai dari infotainment, entertainment, iklan,
sampai pada sinetron-sinetron dan film-film yang berbau kekerasan, televisi telah mampu
membius para pemirsanya (anak-anak, remaja dan orang tua) untuk terus menyaksikan acara
1

demi acara yang dikemas sedemikian rupa, dan di bubuhi dengan assesories-assesories yang
menarik, sehingga membuat pemirsanya terkagum-kagum dengan acara yang disajikan. Tidak
jarang sekarang ini banyak anak-anak lebih suka berlama-lama didepan televisi dari pada
belajar, bahkan hampir-hampir lupa akan waktu makannya. Ini merupakan suatu problematika
yang terjadi dilingkungan kita sekarang ini, dan perlu perhatian khusus bagi setiap orang tua
untuk selalu mengawasi aktivitas anaknya.
Tidak dipungkiri, dengan adanya media massa televisi ini, banyak sekali manfaat yang
bisa kita ambil. Dimana kita akan dengan cepat memperoleh informasi-informasi terbaru yang
terjadi dimana pun dan belahan dunia manapun. Dengan adanya televisi akan mempermudah
suatu perusahaan atau badan usaha untuk mempromosikan produk-produknya, sehingga
konsumen mengetahui dan dapat dengan mudah mencari produk tersebut, serta masih banyak
lagi keuntungan-keuntungan yang dapat kita peroleh dengan adanya media televisi.
Jika kita kaji lebih jauh sebenarnya media massa televisi mempunyai fungsi utama yang
selalu harus diperhatikan yaitu fungsi informatif, edukatif, rekreatif dan sebagai sarana
mensosialisasikan nilai-nilai atau pemahaman-pemahaman baik yang lama maupun yang
baru. Namun jika kita lihat kenyataannya sekarang ini, acara-acara televisi lebih kepada
fungsi informatif dan rekreatif saja, sedangkan fungsi edukatif yang merupakan fungsi yang
sangat penting untuk disampaikan, sangat sedikit sekali. Hal ini bisa kita lihat dari susunan
acara-acara televisi, kebanyakan hanya acara-acara sinetron dan infotainment saja. Sedangkan
acara-acara yang mengarah kepada edukatif atau pendidikan sangat kecil sekali frekuensinya.
Dwyer menyimpulkan, sebagai media audio visual, TV mampu merebut 94% saluran
masuknya pesan pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga.
TV mampu untuk membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka lihat
dan dengar dilayar televisi walaupun hanya sekali ditayangkan. Atau secara umum orang akan
ingat 85% dari apa yang mereka lihat di TV setelah 3 jam kemudian dan 65% setelah 3 hari
kemudian. Dengan demikian terutama bagi anak-anak yang pada umumnya selalu meniru apa
yang mereka lihat, tidak menutup kemungkinan perilaku dan sikap anak tesebut akan
mengikuti acara televisi yang ia tonton. Apabila yang ia tonton merupakan acara yang lebih
kepada edukatif, maka akan bisa memberikan dampak positif tetapi jika yang ia tonton lebih
kepada hal yang tidak memiliki arti bahkan yang mengandung unsur-unsur negatif atau
penyimpangan bahkan sampai kepada kekerasan, maka hal ini akan memberikan dampak
yang negatif pula terhadap prilaku anak yang menonton acara televisi tersebut. Oleh sebab itu,
sudah seharusnya setiap orang tua mengawasi acara televisi yang menjadi tontonan anaknya
dan sehingga dapat melakukan proteksi tehadap dampak-dampak yang akan ditimbulkan oleh
acara televisi tesebut.
2

Pada era globalisasi teknologi mempunyai arti penting dalam kehidupan. Namun,
teknologi tidak selamanya bermanfaat bila penggunaannya tidak tepat guna atau tidak ada
kontrol dan pengawasan yang baik. Begitu juga televisi yang merupakan media elektronik
canggih yang sudah menjadi kebutuhan manusia, namun pada era ini televisi di Indonesi lebih
untuk kebutuhan menghibur dan ironinya menghibur yang banyak tidak mendidik. Faktanya
televisi lebih memprogramkan sinetron yang berebut rating sebuah bentuk peningkatan
kuantitas penonton bukan yang berkualitas. Dengan dasar itu lah televisi hanya berisi
program-program sinetron yang tiap hari bergentayangan di stasiun televisi Indonesia.
Padahal setiap hari televisi ditonton ribuan manusia yang secara langsung menjadi
tiruan manusia. Parahnya beredar sinetron yang bertebaran yang isinya hanya adegan-adegan
yang tidak pantas dan tidak mendidik. Kesadaran pengaruh negatif dari televisi khusunya
sinetron kurang diperhatikan orang tua, terkadang orang tua menirukan dengan sering
menonton televisi dan akhirnya anak ikut menonton. Ini secara langsung membentuk anak
dengan tuntunan televisi. Jika yang ditonton baik dan melalui pengawasan tidaklah menjadi
masalah. Tetapi jika yang ditonton dan tidak melalui pengawasan dan bimbingan tentunya
menjadi masalah pengaruh besar terhadap anak. Bisa dikatakan lebih banyak negatifnya
ketimbang positifnya. Kondisi lingkungan merupakan hal yang penting menyangkut hasil
perkembangan seorang anak. Beberapa anak yang datang dari keluarga yang tidak stabil dan
kurangnya perhatian, perawatan, dan kurang memadainya kebutuhan nutrisi dan perawatan
kesehatan, dapat membentuk level stress lingkungan yang merugikan bagi perkembangan
anak termasuk bahasa. Risiko dari problem-problem bahasa juga dikaitkan dengan faktor
sosioekonomi dan rendahnya status ekonomi.
TUJUAN
Adapun tujuan yang akan dicapai yaitu untuk mengetahui peranan orang tua dalam
mengatasi dampak televisi terhadap anak. Untuk mengetahui apa saja dampak negatif yang
bisa ditimbulkan oleh televisi. Untuk mengetahui usaha-usaha apa saja yang harus dilakukan
orang tua untuk mengatasi dampak negatif dari acara televisi. Hal ini ditujukan kepada setiap
orang tua agar lebih berhati-hati terhadap acara-acara yang disiarkan ditelevisi dan bisa
mengantisipasi dampak-dampak yang bisa ditimbulkan dari acara-acara televisi, serta orang
tua lebih selektif dalam memilih acara-acara televisi, yang mana cocok untuk perkembangan
anaknya dan acara yang mana tidak cocok untuk perkembangan anaknya. Sehingga fungsi
televisi sebagai sarana informatif, edukatif, rekreatif dan sebagai sarana mensosialisasikan
nilai-nilai atau pemahaman-pemahaman baik yang lama maupun yang baru, dapat berjalan
sebagaimana mestinya.
3

HASIL DAN PEMBAHASAN


Media massa televisi mempunyai fungsi utama yang selalu harus diperhatikan yaitu
fungsi informatif, edukatif, rekreatif dan sebagai sarana mensosialisasikan nilai-nilai atau
pemahaman-pemahaman baik yang lama maupun yang baru. Namun jika kita lihat
kenyataannya sekarang ini, acara-acara televisi lebih kepada fungsi informatif dan rekreatif
saja, sedangkan fungsi edukatif yang merupakan fungsi yang sangat penting untuk
disampaikan, sangat sedikit sekali. Hal ini bisa kita lihat dari susunan acara-acara televisi,
kebanyakan hanya acara-acara sinetron dan infotainment saja. Sedangkan acara-acara yang
mengarah kepada edukatif atau pendidikan sangat kecil sekali frekuensinya. . Oleh sebab itu,
sudah seharusnya setiap orang tua mengawasi acara televisi yang menjadi tontonan anaknya
dan sehingga dapat melakukan proteksi tehadap dampak-dampak yang akan ditimbulkan oleh
acara televisi tesebut.
Bila kita melihat secara umum pengaruh televisi terhadap siswa memang tampak sangat
berguna dan bermakna karena media televisi ini merupakan sarana penyampaian informasi
yang paling efektif dan efisien, efektif dari segi penyampaian informasi dan efisien dari segi
harga untuk memperoleh informasi tersebut. Dengan media televisi wawasan dan ilmu
pengetahuan seorang siswa dapat berkembang dengan pesat sejalan dengan perkembangan
teknologi yang ada. Banyak hal positif yang dapat diambil dari adanya media televisi ini
yakni diantaranya seperti, informasi mengenai berita terkini, ilmu pengetahuan umum,
Entertainmen/ hiburan, dan lain sebagainya. Seorang siswa hendaknya selalu mengetahui
informasi terkini yang terjadi didunia guna menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dari
siswa itu sendiri, yang dapat ia gunakan untuk mengembangkan dirinya dimasa yang akan
datang, karena dengan informasi manusia dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya,
sedangkan untuk bidang entertainment/ hiburan, hal ini tentu saja berfungsi untuk mengurangi
rasa penat atau rasa bosan pada setiap siswa didalam masa remajanya atau dalam masa-masa
belajarnya, mengapa demikian? Karena setiap siswa yang sedang berkembang akan
mengalami satu hal yang namanya bosan dan hal ini perlu dicegah dengan kegiatan yang
sifatnya menghibur/ refleksi yang dapat membuatnya selalu Fresh dan berfikir positif,
sehingga menjadikan ia selalu aktif dan kreatif.
Selain dari wawasan dan ilmu pengetahuan yang dapat diperoleh siswa dari media
televisi, keakraban antar keluarga akan tercipta sehingga membuat siswa merasa nyaman
berada diantara keluarganya, karena keluarga juga merupakan salah satu faktor utama penentu
keberhasilan diri seorang siswa, selain hal itu orang tua juga dapat mendidik anak-anaknya
dengan lebih mudah melalui media televisi dan orang tua tersebut lebih mudah memberikan
4

pengarahan terhadap anak sehingga anak akan merasa tidak terbebani untuk memahami apa
yang diinginkan oleh orangtuanya. hal-hal tersebut merupakan salah satu yang dapat kita
rasakan/ lihat dari segi positif dampak televisi terhadap siswa, tetapi selain itu banyak hal-hal
negative yang dapat terjadi jika siswa telah terpengaruh oleh televisi, diantaranya adalah
malas, mencontoh hal-hal yang tidak baik/ negatif seperti cara bergaul, berbicara,
berpenampilan, serta pribadinya. Malas adalah hal yang paling sering terjadi jika seorang
siswa sudah terpengaruh oleh asyiknya menonton televisi sehingga melupakan belajarnya, dan
hal ini merupakan hal yang sangat merugikan bagi siswa itu sendiri karena dengan bermalasmalasan dia tidak akan mendapatkan apa-apa dan apa yang ia cita-citakan dalam hidupnya,
maka dari itu alangkah baiknya orang tua membatasi waktu menonton televisi dan menyaring
tayangan yang sesuai dengan kebutuhan sang anak, selain malas pengaruh buruk televisi
terhadap tingkah laku anak yakni mencontoh hal yang tidak seharusnya di contoh, misalkan
anak usia dibawah lima tahun menonton tayangan televisi untuk orang dewasa, tentu hal ini
sangat berbahaya karena anak bisa dewasa sebelum dewasa, maksudnya adalah tindakantindakan yang dilakukan oleh orang dewasa tidak seharusnya dicontoh oleh anak kecil, seperti
Kekerasan, gaya hidup seperti berpenampilan, bergaul, dan gaya-gaya berbicara yang tidak
sesuai dengan kaidah bahasa yang baik, dan lain sebagainya.
Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan
hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga. Orang
tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya
untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan
bermasyarakat. Sedangkan pengertian orang tua di atas, tidak terlepas dari pengertian
keluarga, karena orang tua merupakan bagian keluarga besar yang sebagian besa telah
tergantikan oleh keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Dengan demikian
pengertian keluarga sendiri adalah:
1. Vembriarto (1993: 33) mengatakan bahwa keluarga adalah kelompok sosial yang
terdiri atas dua orang atau lebih yang mempunyai ikatan darah, perkawinan atau
adopsi.
2. Pujo Suwarno (1994: 11), keluarga adalah suatu ikatan persekutuan hidup atas dasar
perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis, seorang laki-laki dan seorang
perempuan yang tidak sendirian atau dengan anak-anak baik anaknya sendiri atau
adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.

3. Tirtaraharja (1995: 50) keluarga diartikan sebagai kelompok primer yang terdiri atas
sejumlah orang, karena hubungan semenda dan sedarah. Keluarga itu dapat
berbentuk keluarga inti (nuclear family) yang terdiri ayah, ibu dan anak-anak.
Dari beberapa pedapat di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah suatu
persekutuan hidup yang diikat oleh perkawinan, hubungan darah atau adopsi. Didalamnya
terdapat ayah, ibu dan beberapa anak (keluarga inti) serta kakek-nenek atau yang lain
(keluarga diperbesar).
Menurut Gunarsa ( 1995 : 31 38) dalam keluarga yang ideal (lengkap) maka ada dua
individu yang memainkan peranan penting yaitu peran ayah dan peran ibu, secara umum
peran kedua individu tersebut adalah :
a. Peran ibu adalah :
1) memenuhi kebutuhan biologis dan fisik
2) merawat dan mengurus keluarga dengan sabar, mesra dan konsisten
3) mendidik, mengatur dan mengendalikan anak
4) menjadi contoh dan teladan bagi anak
b. Peran ayah adalah :
1) ayah sebagai pencari nafkah
2) ayah sebagai suami yang penuh pengertian dan memberi rasa aman
3) ayah berpartisipasi dalam pendidikan anak
4) ayah sebagai pelindung atau tokoh yang tegas, bijaksana, mengasihi keluarga.
Dari penjabaran mengenai peranan orang tua diatas, dapat disimpulkan betapa besarnya
peranan orang tua dalam memenuhi kebutuhan anaknya, mendidik, mengendalikan anaknya
serta menjadi teladan bagi anaknya. Orang tua memiliki tanggung jawab penuh terhadap
perkembangan anaknya dan segala aktivitas anaknya serta harus bisa membimbing,
mengawasi dan mengarahkan untuk melakukan kebaikan sesuai dengan kepercayaan (agama)
yang dianutnya dan norma yang berlaku dimasyarakat.
Dampak Televisi Terhadap Anak
Televisi merupakan media massa elektronik yang sangat digemari hampir disegala
jenjang usia, baik oleh anak-anak remaja maupun orang dewasa sekalipun. Menonton acara
televisi sebenarnya sangat baik bagi anak-anak, remaja dan orang dewasa, dengan catatan
apabila menonton televisi tersebut tidak berlebihan, acara yang ditonton sesuai dengan usia,
dan bagi anak-anak adanya kontrol/pengawasan dari orang tua. Namun kenyataan yang
terjadi, banyak dari anak-anak menonton acara yang seharusnya belum pantas untuk ia
6

saksikan serta kebiasaan menonton televisi telah menjadi kebiasaan yang berlebihan tanpa
diikuti dengan sikap yang kreatif, bahkan bisa menyebabkan anak bersikap pasif.
Bagi anak-anak, kebiasaan menonton televisi bisa mengakibatkan menurunnya minat
baca anak-anak terhadap buku, serta masih banyak lagi dampak negatif lainnya jika
dibandingkan dampak positifnya yang hanya sedikit sekali. Anak-anak cenderung lebih
senang berlama-lama didepan televisi dibandingan harus belajar, atau membaca buku.
Jika kita melihat acara-acara yang disajika oleh stasiun televisi, banyak acara yang
disajikan tidak mendidik malahan bisa dakatakan berbahaya bagi anak-anak untuk di tonton.
Kebanyakan dari acara televisi memutar acara yang berbau kekerasan, adegan pacaran yang
mestinya belum pantas untuk mereka tonton, tidak hormat terhadap orang tua, gaya hidup
yang hura-hura (mementingkan duniawi saja) dan masih banyak lagi deretan dampak negatif
yang akan menggrogoti anak-anak yang masih belum mengerti dan mengetahui apa-apa.
Mereka hanya tahu bahwa acara televisi itu bagus, mereka merasa senang dan terhibur serta
merasa penasaran untuk terus mengikuti acara demi acara selanjutnya. Sudah sepatutnya
orang tua menyadari hal ini, mengingat betapa besarnya akibat dari menonton televisi yang
berlebihan.
Dibawah ini dicantumkan data mengenai fakta tentang pertelevisian Indonesia :
1. tahun 2002 jam tonton televisi anak-anak 30-35 jam/hari atau 1.560 1.820
jam/tahun, sedangkan jam belajar SD umumnya kurang dari 1.000jam/tahun.
2. 85% acara televisi tidak aman untuk anak, karena banyak mengandung adegan
kekerasa, seks dan mistis yang berlebihan dan terbuka.
3. saat ini ada 800 judul acara anak, dengan 300 kali tayang selama 170jam/minggu
padahal satu minggu hanya ada 24 jam X 7 hari = 168 jam.
4. 40 % waktu tayang diisi iklan yang jumblahnya 1.200 iklan/minggu, jauh diatas ratarata dunia 561 iklan/minggu.
Berdasarkan perjabaran diatas, bisa dibayangkan apabila anak-anak yang merupak asetaset bangsa yang akan meneruskan perjuangan bangsa ini serta yang akan memajukan bangsa
ini, sejak kecil telah terbiasa dengan hal yang tidak bermanfaat, maka negara ini yang sudah
tertinggal dan terpuruk ini akan semakin terpuruk dan tertinggal dan akhirnya akan menjadi
negara yang akan di lecehkan oleh negara lain. Inilah fakta yang bukan hanya untuk kita
perhatikan tetapi perlu dilakukan tindakan nyata untuk mengantisipasinya. Yang pastinya
diperlukan satu-kesatuan tekat dalam setiap diri orang tua dan anggota masyarakat untuk bisa
mengatisipasi dampak yang akan terjadi serta bisa menjadi kontrol bagi pihak penyiar televisi
terhadap acara-acara yang ditayangkan oleh setiap stasiun televisi.
7

Stimuli merupakan faktor penting dalam belajar. Demikian juga halnya dalam
pemerolehan bahasa anak prasekolah. Dengan pemberian stimuli kepada anak yang sedang
belajar bahasa, maka perkembangan bahasa anak dapat dikontrol. Apabila murid tidak
menunjukkan
reaksi terhadap stimuli, guru tidak mungkin dapat membimbing tingkah lakunya ke arah
behavior. Berdasarkan uraian di atas, dapatlah dikatakan bahwa stimuli merupakan factor
penting yang dapat membantu anak dalam belajar. Demikian juga halnya dengan anak
prasekolah yang sedang belajar bahasa sudah barang tentu perlu mendapat stimuli, agar
perkembangan bahasanya semakin bertambah dengan pesat. Tanpa pemberian stimuli yang
intensif kepada anak yang sedang belajar berbahasa, maka perkembangan perbendaharaan
bahasa yang diperoleh anak akan berkembang apa adanya, dan hal ini sulit mengontrolnya.
Jika kita kaji lebih jauh, dampak negatif dari menonton televisi berlebihan yaitu: Anak
04 tahun, menggangu pertumbuhan otak, menghambat pertumbuhan berbicara, kemampuan
herbal membaca maupun maupun memahaminya, menghambat anak dalam mengekspresikan
pikiran melalui tulisan, Anak 5-10 tahun, meningkatkan agresivitas dan tindak kekerasan,
tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan,Berprilaku konsumtif karena rayuan
iklan, Mengurangi kreatifitas, kurang bermain dan bersosialisasi, menjadi manusia
individualis dan semdiri, Televisi menjadi pelarian dari setiap keborosan yang dialami, seolah
tidak ada pilihan lain,

Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan) kaena kurang

berkreativitas dan berolahraga, Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga, waktu


berkumpul dan bercengkrama dengan anggota keluarga tergantikan dengan nonton TV, yang
cendrung berdiam diri karena asik dengan jalan pikiran masing-masing, Matang secara
seksual lebih cepat asupan gizi yang bagus adegan seks yang sering dilihat menjadikan anak
lebih cepat matang secara seksual, ditamah rasa ingin tahu pada anak dan keinginan untuk
mencoba adegan di TV semain menjerumskan anak.
Mungkin kita beranggapan dampak televisi tidaklah begitu teralu besar bagi anak-anak,
malahan orang tua hanya melarang anak-anaknya untuk tidak menonton film yang berbau
pornoaksi, dan membiarkan mereka menonton film yang biasa-biasa saja atau memang film
anak-anak, namun sebenarnya film anak-anak yang di tonton oleh anak-anak pun tidak
menutup kemungkinan bisa berdampak negatif bagi anak itu sendiri. Sekarang seteleh
mengetahui begitu besar dampak televisi bagi anak sudah sepatutunya setiap orang tua
membatasi waktu menonton dan mengawasi serta menseleksi acara-acara apa saja yang pantas
dan tidak pantas untuk di tonton oleh anak-anak.

Peranan Orang Tua Dalam Mengatasi Dampak Negatif Acara Televisi


Setiap orang tua memiliki tanggungjawab untuk selalu mengawasi anaknya dan
memperhatikan perkembangannya, oeh sebab itu hal-hal yang sekecil apapun harus bisa
diantisipasi oleh setiap orang tua mengenai dampak positif atau negatif yang akan
ditimbulkan oleh hal yang bersangkutan. Begitu juga mengenai hal televisi ini, yang sudah
nyata dampak negatifnya, sudah sepatutnya setiap orang tua mempersiapkan senjata untuk
mengantisipasinya.
Dari begitu banyak dampak yangdiakibatkan oleh tontonan televisi, ada beberapa hal
yang bisa kita lakukan oleh setiap orang tua, yaitu:
1) Pilih acara yang sesuai dengan usia anak
Jangan biarkan anak-anak menonton acara yang tidak sesuai dengan usianya,
walaupun ada acara yang memang untuk anak-anak, perhatikan dan analisa apakah
sesuai dengan anak-anak (tidak ada unsur kekerasan, atau hal lainnya yang tidak
sesuai dengan usia mereka).
2) Dampingi anak memonton TV
Tujuannya adalah agar acara televisi yang mereka tonton selalu terkontrol dan
orangtua bisa memperhatikan apakah acara tersebut masih layak atau tidak untuk di
tonton.
3) Letakan TV di ruang tengah, hindari menyediakan TV dikamar anak.
Dengan meyimpan TV diruang tengah, akan mempermudah orang tua dalam
mengontrol tontonan anak-anaknya, serta bisa mengantisipasi hal yang tidak orang tua
inginkan, karena kecendrungan rasa ingin tahu anak-anak sangat tinggi.
4) Tanyakan acara favorit mereka dan buntu memahami pantas tidaknya acara tersebut
untuk mereka diskusikan setelah menonton, ajak mereka menilai karakter dalam acara
tersebut secara bijaksana dan positif
5) Ajak anak keluar rumah untuk menikmati alam dan lingkungan, bersosialisasi secara
positif dengan orang lain.
Acara yang bisa dilakukan misalnya hiking, tamasya, siraturahim tempat sanak
keluarg dan hal lainnya yang bisa membangun jiwa sosialnya.
6) Perbanyak membaca buku, letakkan buku ditempat yang mudah dijangkau anak, ajak
anak ke toko dan perpustakaan
7) Perbanyak mendengarkan radio, memutar kaset atau mendengarkan musik sebagai
mengganti menonton TV
Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena dengan mendenganrkan radio, anak akan
terlatih kemampuan mendengarnya, jika kita bandingkan denga menonton televisi hanya
9

merangsang anak untuk mengikuti alur cerita tampa menganalisis lebih lanjut dari apa yang
dialihat dan dengar. Begitu juga dengan mendengarkan musik lebih baik dilakukan bila
dibandingkan dengan menonton televisi karena bisa melatih perkembangan imajinasi anak.
Orang tua

sebaiknya mengajarkan anak-anaknya un tuk menulis agar daya

imajinasinya lebih kreatif un tuk berpikir, mengingat banyaknya manfaat kegiatan menulis
bagi anak, budaya menulis tentu perlu

ditumbuhkembangkan. Untuk itu, pertama-tama,

tumbuhkan dulu kecintaan dan kebiasaan anak dalam hal membaca. Satu hal yang perlu
diingat, menulis sangat berbeda dengan berbicara. Tentunya komunikasi melalui tulisan
cenderung lebih sulit. Meskipun demikian, bukan tidak mungkin bisikan dan teriakan, seperti
ketika berbicara, diwujudkan dalam bentuk tulisan. Hanya saja, untuk mengungkapkannya
dibutuhkan kecerdasan bahasa. Dan membaca menjadi solusinya. Dengan banyak membaca,
rasa kebahasaan anak akan berkembang.
Ketika anak baru memulai menulis, tidak perlu mengajarkan tata bahasa pada anak.
Sebagian besar pengetahuan ketatabahasaan ini sifatnya berkembang sehingga bisa dikuasai
anak sedikit demi sedikit. Secara alami, anak akan belajar berbicara dari bahasa yang mereka
dengar. Anak juga akan belajar menulis dalam bahasa yang mereka baca, tentunya bila mereka
banyak membaca karena buku adalah masukan untuk tulisan yang baik.
Dari kegiatan menulis ini pula anak dapat memperoleh manfaat, di antaranya sebagai
berikut: anak dapat menyatakan perasaannya tentang apa yang dialami dalam bentuk tulisan,
anak dapat menyatukan pikiran ketika menuangkan ide dengan kata-kata, anak dapat
menunjukkan kasih kepada sesama, misalnya dengan menulis surat ucapan terima kasih atau
ulang tahun kepada orang tua, teman, atau bahkan guru, anak bisa meningkatkan daya ingat
dengan cara membuat dan menulis informasi tentang sesuatu.

10

PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat ditarik beberpa kesimpulan diataranya:
Disamping memberikan dampak positif, televisi juga dapat memberikan dampak negatif bagi
pemirsannya khususnya anak-anak. Bahkan apabila dikaji lebih jauh, dampak negatifnya jauh
lebih besar dibandingan dampak positifnya.
Orang tua memiliki tanggungjawab untuk mengawasi, mendampingi dan menseleksi acaraacara televisi yang menjadi tontonan anaknya. Setiap hal yang ada didunia ini pasti memiliki
aturan dan pandangan yang berbeda yakni, baik dan buruk, begitupun dengan media televisi,
yang selayaknya digunakan untuk hal yang baik tetapi tetap saja memiliki dampak yang tidak
baik bagi sebagian orang dan atau fungsinya. Maka dari itu peranan orang tua untuk mendidik
anak (siswa) sangatlah penting serta kesadaran dari siswa itu sendiri haruslah tinggi dan
bertanggung jawab atas apa yang hendak ia lakukan dengan bimbingan dari guru dan
kegiatan-kegiatan positif yang dia lakukan selama dia berada dilingkungan sekolah.
Dampak negatif nonton televisi yang berlebihan yaitu:
a. anak 04 tahun menggangu pertumbuhan otak, menghambat pertumbuhan
berbicara, kemampuan herbal membaca maupun maupun memahaminya,
menghambat anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan.
b. Anak 5-10 tahun, meningkatkan agresivitas dan tindak kekerasan
c. Berprilaku konsumtif karena rayuan iklan
d. Mengurangi kreatifitas, kurang bermain dan bersosialisasi, menjadi manusia
individualis dan sendiri
e. Televisi menjadi pelarian dari setiap keborosan yang dialami
f. Meningkatkan kemungkinan obesitas.
g. Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga.
h. Lebih cepat Matang secara seksual
Apa yang bisa dilakukan orangtua:
a. Pilih acara yang sesuai dengan usia anak
b. Dampingi anak memonton TV
c. Letakan TV di ruang tengah, hindari menyediakan TV dikamar anak.
d. Tanyakan acara favorit untuk didiskusikan
e. Ajak anak keluar rumah untuk menikmati alam dan lingkungan, bersosialisasi
secara positif dengan orang lain.
f. Perbanyak membaca buku, ajak anak ke toko dan perpustakaan
g. Perbanyak mendengarkan radio, sebagai mengganti menonton TV
11

Saran
Adapun saran yang bisa ditawarkan dari penjabaran diatas yaitu:
a. Setiap Orangtua harus bisa mengontrol tontonan anaknya. Disamping itu orang tua
juga harus bisa menjadi kontrol bagi pihak penyiar televisi untuk memberikan saran
ataupun kritikan bahkan menentang acara televisi yang bisa berdampak negatif bagi
pemirsannya.
b. Bagi Pemerintah harus melakukan penyaringan terhadap setiap acara televisi, serta
harus adanya standarisasi film yang layang untuk di tayangkan atau tidak layak.
c. Bagi pihak penyiar televisi, seharusnya tidak hanya mementingkan keuntungan tetapi
harus mempertimbngkan dampaka dari acra tersebut. Pihak penyiar juga harus
mengatur acara televisi agar fungsi dari televisi sebagai sarana informatif, edukatif,
rekreatif dan sebagai sarana mensosialisasikan nilai-nilai atau pemahamanpemahaman baik yang lama maupun yang baru, dapat berjalan sebagaimana
fungsinya.

12

DAFTAR PUSTAKA
http://www.fedus.org
www.uny.ac.id/akademik/sharefile/files/31012008173637_makalah_keluarga.doc
http://www.indomedia.com/sripo/2006/09/19/1909H17.pdf
http://www.damandiri.or.id/file/muazarhabibiupibab1.pdf
http://www.damandiri.or.id/file/muazarhabibiupibab2.pdf
http://media.diknas.go.id/media/document/4713.pdf
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-asfriyati1.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai