menginstruksikan tentang penggunaan kendaraan listrik sebagai kendaraan dinas operasional bagi Pemerintah Daerah dan Pusat.
Pada kacamata masyarakat
umum, hal ini menimbulkan INSTRUKSI PRESIDEN tanda tanya, apakah NOMOR 7 TAHUN 2022 Pemerintah kurang mempertimbangkan kondisi nasional secara objektif dan rasional sebelum memutuskan penerapan kendaraan listrik PENGADAAN MOBIL LISTRIK sebagai kendaraan dinas MEMERLUKAN DANA YANG operasional untuk para TIDAK SEDIKIT pejabat? Kondisi keuangan negara saat ini yang masih belum aman. Seharusnya Pemerintah berhati-hati dalam 4.700 desa di wilayah 3T masih penggunaan anggaran. belum menikmati fasilitas listrik. (PT. PLN Persero, 2022) INFRASTRUKTUR PENGISIAN Pemerintah seharusnya lebih gencar DAYA YANG BELUM SIAP dalam meratakan pasokan listrik untuk Ketidaksiapan dalam infrastruktur seperti rakyatnya. Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (SPKLI) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Banyak hal urgensi dari sektor lainnya Listrik Umum bisa menjadi boomerang bagi yang perlu diatasi seperti menekan Indonesia, karena akan terjadi peningkatan angka inflasi, menopang subsidi untuk impor dan ketergantungan pada rakyat daripada sekedar penerapan komponen-komponen dari luar negeri. kendaraan listrik yang dampaknya hanya dirasakan oleh kalangan MENJADI CELAH UNTUK tertentu dan tidak dirasakan oleh TINDAK KECURANGAN KORUPSI seluruh masyarakat. Faktanya, anggaran untuk pengadaan Jika ingin berinovasi demi kemajuan negara, kendaraan listrik bagi mobil dinas tidak ada pengalokasian secara khusus sehingga harus tetap berorientasi pada kesejahteraan sifatnya leluasa. Keleluasan ini justru akan rakyat tanpa terkecuali sesuai dengan memberi celah untuk terjadinya tindak amanat Pancasila ke 5, "Keadilan sosial bagi kecurangan seperti korupsi. seluruh rakyat Indonesia."