Anda di halaman 1dari 19

Tantangan dan Hambatan

Implemenasi E- Government di
indonesia
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
UNISRI 2023
Kegagalan penerapan e-government (pemerintahan elektronik) masih dianggap kurang relevan.
Karena belum seluruh pemerintah daerah punya situs web sedangkan pengguna Internet di
Indonesia hingga tahun 2021 diperkirakan akan mencapai sekitar 202,6 juta orang? Jumlah
penduduk 274,9 Juta.
Kecenderungan pemakaian teknologi digital dalam organisasi publik merupakan sesuatu yang
tidak bisa dihindari lagi, harus disadari bahwa aplikasi e-government mesti dipersiapkan dengan
matang supaya tidak terjadi kegagalan dan penurunan kinerja pelayanan.
Kebijakan aplikasi E Gov
Inpres No.3 tahun 2003 mengenai Strategi Pengembangan EGovernment.
Strategi pokok yang diambil oleh pemerintah adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan sistem pelayanan yang andal dan terpercaya serta terjangkau oleh masyarakat luas.
2. Penataan sistem manajemen dan proses kerja pemerintah pusat dan pemerintah daerah secara
holistik.
3. Pemanfaatan teknologi informasi secara optimal.
4. Peningkatan peran-serta dunia usaha dan pengembangan industri telekomunikasi dan teknologi
informasi.
5. Pengembangan sumberdaya manusia di pemerintahan dan peningkatan e-literacy masyarakat.
6. Pelaksanaan pengembangan secara sistematis melalui tahapan yang realistis dan terukur.
Keppres No.20 tahun 2006 tentang Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (DeTIKNas).
1. Merumuskan kebijakan umum dan arahan strategis pembangunan nasional melalui
pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK),
2. Melakukan pengkajian dalam menetapkan langkah-langkah penyelesaian permasalahan
strategis yang timbul dalam rangka pengembangan TIK,
3. Melakukan koordinasi nasional dengan instansi pusat dan daerah, BUMN/BUMD, dunia
usaha, lembaga profesional, dan komunitas TIK serta masyarakat pada umumnya dalam
rangka pengembangan TIK.
4. Memberikan persetujuan atas pelaksanaan program TIK yang bersifat lintas departemen
agar efektif dan efisien.
Undang-undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), yaitu UU No.11 tahun 2008.
•Memberi legalitas terhadap transaksi layanan publik secara elektronik
•undang-undang ini juga menegaskan perlindungan pemerintah atas hak cipta dari informasi atau
karya yang diterbitkan dalam bentuk berkas elektronik
Masalah Pokok
E Government
Budaya
(KUMOROTOMO 2009)
K E T I M PA N G A N D I G I TA L ƒ
INFRASTRUKTUR TIDAK MENUNJANG ƒ
K U R A N G N YA S I S T E M L AYA N A N

K O N F L I K P U S AT V S D A E R A H ƒ
P E R AT U R A N ƒ
infrastruktur Kepemimpinan
ALOKASI ANGGARAN ƒ
persoalan yang dihadapi dalam pengembangan e-gov di tingkat pusat maupun di tingkat daerah
saling kait-mengait antara masalah pengembangan infrastruktur, kepemimpinan dan budaya
masyarakat.

◦ Faktor infrastruktur. E-gov menuntut adanya teknologi satelit, jaringan listrik, jaringan telepon, pengadaan
komputer dalam lembaga pemerintah beserta infrastruktur penunjang yang andal dan terdapat secara
merata di seluruh wilayah.
◦ faktor kepemimpinan. Faktor ini dipengaruhi oleh adanya konflik antara kebijakan pemerintah pusat
dengan pemerintah daerah, peraturan yang masih kurang mendukung, alokasi anggaran yang kurang
memadai, pembakuan sistem yang tidak jelas, yang kesemuanya ditentukan oleh komitmen dari para
pemimpin atau pejabat bagi terlaksananya e-gov
◦ pemanfaatan e-gov sering terbentur dengan faktor budaya masyarakat yang memang kurang mendukung.
Faktor budaya diantara para birokrat dalam lembaga pemerintah inilah yang acapkali mengakibatkan
kurangnya kesadaran dan penghargaan terhadap pentingnya e-gov.
Hambatan e gov di indonesia
1. Rendahnya Tingkat pendapat Perkapita
2. Kurangnya penguasaan teknologi Informasi
3. Penetrasi computer pribadi (PC) yang kurang
4. rendahnya jaringan internet
5. infrastruktur Teknologi Informasi yang kurang meadahi
6. kuranya perlindungan hokum dalam transaksi elektronik
Benchmarking E Government
Benchmarking E-Government: A Global Perspective”
Adapun indikator yang dipakai dalam pengukuran (benchmarking) itu antara lain sebagai berikut.
1. Jumlah PC per 100 orang.
2. Jumlah Host internet per 10.000 orang.
3. Persentase penduduk suatu negara yang telah terhubung dengan internet (Online).
4. Sambungan telepon per 1.000 penduduk.
5. Jumlah telepon genggam per 100 penduduk.
6. Jumlah televisi per 1.000 penduduk.
7. Web Presence Index.
8. Human Development Index.
9. Persentasi penduduk kota terhadap total populasi.
Kondisi dan Solusi Sementara bagi
Indonesia
Tahap Emerging, yaitu tahap ketika kehadiran suatu lembaga pemerintah di internet diwakili oleh
beberapa situs resmi lembaga pemerintah yang memberikan informasi yang bersifat mendasar,
terbatas, dan statis.

Tahap Enhanced, yaitu tahap ketika isi (konten) situs diperbarui secara berkala dan teratur.

Tahap Interactive, yaitu tahap ketika pengunjung dapat men-download formulir elektronik,
mengontak pegawai/pejabat pemerintah, dan membuat perjanjian (appointment), dan melayangkan
permohonan secara elektronik.

Tahap Transactional. Pengunjung dapat melakukan pembayaran atas jasa atau melakukan transaksi
finansial dengan lembaga pemerintah secara online.

Tahap Seamless. Integrasi total fungsi dan jasa pemerintah lintas batas administratif dan departemental.
PEMAHAMAN
TENTANG REINVENTING
GOVERNMENT
Pemahaman Re Iventing Govermnment

Konsep Dasar Penentuan Prioritas (Priority Setting )


 re inventing diartikan sebagai penemuan kembali, atau dapat diinterpretasikan
sebagai interpreneur. Sedangkan pengertian government diartikan sebagai
pemerintahan, yaitu suatu kewenangan kekuasaan untuk mengatur seluruh
aspek kehidupan untuk kesejahteraan rakyat. Untuk itu pula suatu pemerintah
mengemban tugas untuk membangun suatu negeri meliputi infrastruktur,
pelayanan umum, pelayanan social, pengaturan pembangunan fisik, social dan
ekonomi, sampai dengan menentukan kebijakan politik.
 government diartikan sebagai pemerintahan, yaitu suatu kewenangan
kekuasaan untuk mengatur seluruh aspek kehidupan untuk kesejahteraan
rakyat. Untuk itu pula suatu pemerintah mengemban tugas untuk membangun
suatu negeri meliputi infrastruktur, pelayanan umum, pelayanan social,
pengaturan pembangunan fisik, social dan ekonomi, sampai dengan
menentukan kebijakan politik.
Pemahaman Re Iventing Govermnment

Konsep Dasar Penentuan Prioritas (Priority Setting )


 Pengertian re inventing government, dapat ditafsirkan sebagai
pengaturan kembali system pemerintahan dengan cara baru yang
inovatif/Kewirausahaan. Pola pemerintahan lama yang birokratis,
dinilai tidak effisien dalam perkembangan zaman, sehingga perlu
disusun kembali dengan melakukan pemangkasan birokrasi.
Prinsip-prinsip reinventing goverment

Menurut Osborne dan Gaebler dalam bukunya yang berjudul Reinventing


Government, sepuluh prinsip mewirausahakan birokrasi adalah sebagai
berikut:
a. Pemerintahan katalis (Catalytic Government : Steering
Rather Than Rowing ). Pemerintah berfokus pada pemberian
pengarahan .
b. Pemerintah milik masyarakat (Community-Owned
Government : (Empowering Rather Than Serving). Pemerintah
hendaknya lebih berorientasi untuk memberdayakan masyarakat tidak
sekedar melayani.
c. Pemerintah yang kompetitif (Competitive Government :
Injecting Competition into Service Delivery). Pemerintah perlu
memunculkan semangat kompetisi dalam pemberian pelayanan publik.
Prinsip-prinsip reinventing goverment

d. Pemerintah yang digerakkan oleh misi (Mission-Driven


Government : Transforming Rule-Driven Organizations).
Mengubah organisasi yang digerakan oleh peraturan menjadi organisasi
yang digerakan oleh misi.

e Pemerintahan yang berorientasi hasil (Results-oriented


government : Funding Outcomes, Not Inputs). Pemerintah
berorientasi hasil mampu membiayai hasil bukan masukan.
Prinsip-prinsip reinventing goverment

f. Pemerintahan berorientasi pada pelanggan (Costumer-Driven :


Meeting the Needs of the Costumer, Not the bureaucracy )
. Memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan birokrasi.
g. Pemerintahan wira usaha (Enterprising Government : Earning Rather
than Spending). Menciptakan pendapatan dan tidak sekedar
membelanjakan.
h. Pemerintah antisipatif (Anticipatory Government : Prevention
Rather than Cure). Berupaya mencegah daripada mengobati.
Prinsip-prinsip reinventing goverment

.
i. Pemerintah desentralisasi (Decentralized Government : From
Hierarchy to Participation and Team Work). Dari hierarkhi
menuju partisipatif dan kerja tim.
j. Pemerintah berorientasi pada (mekanisme) pasar (market-Oriented
Government : Laveraging Change Through the Market).
Mengadakan perubahan dengan mekanisme pasar (sistem insentif)
dan bukan dengan mekanisme administratif (sistem prosedur
pemaksaan )
Prinsip-prinsip reinventing goverment

Dari prinsip reinventing government yang disampaikan David Osborne,


maka terkandung 5 prinsip yang merupakan intinya, yaitu:
1. Steering, dalam hal ini pemerintah memfasilitasi dan mengarahkan tuntutan
dan keinginan masyarakat dan memformulasikannya dalam bentuk peraturan.
Sedangkan untuk pelaksanaan kegiatannya secara fisik, diserahkan pada
masyarakat atau kepada swasta.
2. Empowering, pemerintah menitik beratkan pada pemberdayaan masyarakat
agar kapasitas masyarakat dapat meningkat, sehingga dapat berkiprah dalam
kegiatan pembangunan. Masyarakat yang membangun untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri, akan lebih berdedikasi dan bersungguh-sungguh dalam
melaksanakan pembangunan.
3. Meeting the need of the consumer, not the beureaucracy, pemerintah
harus dapat memahami kebutuhan masyarakat sebagai pelanggan karena tugas
pemerintah sebagai penyedia layanan publik. Dengan demikian, tuntutan
kualitas produk juga ditentukan masyarakat.
Prinsip-prinsip reinventing goverment

4. Earning, ini bentuk penghematan anggaran belanja pemerintah, yaitu lebih


mengutamakan penghasilan dari pada pembelanjaan. Oleh karena itu,
sebagian tugas pemerintah dilimpahkan kepada lembaga non pemerintah,
sehingga struktur organisasi pemerintah menjadi ramping.

5. Prevention, pemerintah antisipatif, yaitu melakukan kebijakan dan tindakan


yang sifatnya antisipatif karena pencegahan adalah lebih baik dari pada
perbaikan.
 

Anda mungkin juga menyukai