Oleh: Sismanan
(dibuat untuk memenuhi syarat calon anggota KPID Jateng)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi komunikasi dan informasi telah berkembang sedemikian pesatnya. Televisi
merupakan contoh nyata perkembangan teknologi yang sudah sedemikian akrab di semua
lapisan masyarakat. Hampir semua rumah dan kantor memiliki kotak ajaib tersebut bahkan
rumah tangga “The Have” bisa terdapat beberapa barang elektronik tersebut dalam satu
rumah atau bahkan hampir semua ruangan.
Setiap hari masyarakat kita terus dijejali dengan siaran dan tayangan media massa
terutama televisi. Ada berita, sinetron, film kartun, film India, hiburan musik, komedi, iklan
dan seambreg menu lain yang antara satu chanel dengan chanel yang lain saling berebut
untuk menarik perhatian pemirsanya. Perebutan perhatian pemirsa tersebut seperti
perlombaan yang semuanya tentu ingin memperoleh kemenangan. Sebuah perlombaan harus
ada aturan perlombaan sebagai pedoman pelaksanaan dan juga harus ada wasit yang
memimpin dan mengawasi jalannya perlombaan agar sesuai dengan aturan dan agar
perlombaan dapat berjalan dengan lancar.
Sedangkan internet juga merupakan perkembangan teknologi komunikasi lain yang
juga sudah mulai meluas terutama dikalangan menengah keatas serta hampir semua anak dan
remaja telah banyak yang terjangkiti “virus digital” dengan berbagai macam menunya seperti
chatting, searching, facebook, twiter, games online, pasar online dan OL-OL lainnya.
Perkembangan teknologi bisa membawa manfaat yang besar bila digunakan dengan
tepat dan benar namun dapat juga membawa dampak buruk terutama bagi generasi bangsa
yang masih dalam proses pencarian identitas diri. Anak-anak dan remaja adalah pihak yang
paling rentan terhadap dampak negatif penggunaan teknologi informasi ini. Tayangan-
tayangan yang mengandung unsur kekerasan, pornografi dan pornoaksi serta adalah salah
satu dari beberapa hal yang perlu diwaspadai.
Penilaian antara lain datang dari Ketua Lembaga Sensor Film (LSF) Titi Said. Menurut
Titi Said, dunia pertelevisian terancam oleh unsur-unsur pornografi, vulgarisme dan
kekerasan. Ketiga unsur itu hampir-hampir menjadi sajian rutin di sejumlah stasiun televisi
serta dapat ditonton secara bebas termasuk oleh anak-anak. Oleh karena itu, Titi Said
menyarankan agar ketiga unsur negatif tersebut dijauhkan dari pandangan anak-anak
mengingat kondisi psikologis mereka yang masih labil serta belum mampu membedakan
mana hal-hal negatif dan mana hal-hal positif dari sebuah tayangan TV.[1]
B. Permasalahan
1. Apa pengaruh tayangan kekerasan terhadap perilaku anak dan remaja?
2. Apa pengaruh tayangan pornografi dan pornoaksi pada anak dan remaja?
3. Bagaimana sikap orangtua untuk mengurangi pengaruh negatif siaran televisi?
4. Bagaimana aturan yang terkait dengan penyiaran?
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
Tayangan media elektronik terutama televisi memiliki pengaruh yang besar terhadap
pola pikir masyarakat terutama anak-anak dan remaja. Tayangan kekerasan dapat
menimbulkan sifat agresif pada anak sedang tayangan pornografi dan pornoaksi akan
menyebabkan penontonnya memiliki “penyakit” yang dapat memudahkan syetan untuk
menjerumuskannya dalam perbuatan amoral sehingga dalam masyarakat menyebabkan angka
hamil diluar nikah mengalami peningkatan.
Orangtua perlu memperhatikan anaknya dalam menonton televisi, hendaknya
orangtua memberi batasan dan jangan membiarkan anaknya bebas diasuh oleh televisi. Maka
alangkah lebih baik kalau orangtua dapat mendampingi anaknya saat menonton televisi. Bagi
guru hendaknya juga dapat menjadikan tayangan televisi menjadi media pembelajaran yang
cerdas dan kritis.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran dan aturan pelaksanaanya
telah dibuat untuk mengatur orang atau lembaga yang terkait penyiaran. Pelaksanaannya di
lapangan memerlukan pengawalan, pengawasan dan evaluasi agar dapat berjalan dengan baik
dan disesuaikan dengan perkembangan. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memegang
peranan penting dalam menciptakan iklim yang baik dalam dunia penyiaran di Indonesia
terutama agar tayangannya lebih ramah terhadap anak dan remaja serta lebih
mengembangkan dunia pendidikan.
Catatan kaki:
[1] http://www.dakwatuna.com/2009/06/12/2798/sikap-terhadap-tayangan-televisi/
18/9/2013;13.08
[2] http://indonesian.irib.ir/kultur/-/asset_publisher/Kd7k/content/peran-media-dan-perilaku-
agresif/pop_up ; 12/9/2013; 10.31
[3] http://hukum.unisba.ac.id/syiarhukum/index.php/jurnal/item/130-dampak-tayangan-
kekerasan-terhadap-perilaku-anak-dalam-perspektif-kriminologis-dan-yuridis/
12/9/2013;13.34
[4] http://indonesian.irib.ir/kultur/-/asset_publisher/Kd7k/content/peran-media-dan-perilaku-
agresif/pop_up ; 12/9/2013; 10.31
[5] http://yumizone.wordpress.com/2009/01/17/dampak-tayangan-film-kekerasan-pada-
anak/12/9/2013;7.34
[6]http://adit-blie.blogspot.com/2009/06/dampak-tayangan-televisi-terhadap-anak.html/
12/9/2013;7.41
[7] http://terminal-artikel.blogspot.com/2012/02/dampak-buruk-tayangan-tv.html /12/9/2013:7.36
[8] ibid
[9] ibid
[10] ibid
[11] ibid
[12]http://indonesian.irib.ir/kultur/-/asset_publisher/Kd7k/content/peran-media-dan-perilaku-
agresif/pop_up ; 12/9/2013; 10.31
[13] Abu Al-Ghifari, 2003.Remaja Korban Mode.Bandung: Mujahid Press. hlm.150
Heriana Eka Dewi, 2012. Memahami Perkembangan Fisik Remaja. Yogyakarta: Gosyen
[14]
Publishing. hlm.64
[15] http://aliyahtabah.blogspot.com/2011/10/pengaruh-buruk-tayangan-tv-bagi-
anak.html;18/9/2013;08.00
[16] http://f-mhyl.blogspot.com/2010/03/pengaruh-pornografi-dan-
pornoaksi.html;18/9/2013;08.56
[17] Abu Al-Ghifari, 2003.Remaja Korban Mode.Bandung: Mujahid Press. hlm.150
[18] Ibid.hlm.154
[19] http://yumizone.wordpress.com/2009/01/17/dampak-tayangan-film-kekerasan-pada-
anak/12/9/2013;7.34
[20] http://wandaseptianibulo.blogspot.com/2011/05/nama-ywardhana-septiani-bulo-
nim.html; 12/9/2013;9.35
[21] Harian Radar Banyumas, 28 September 2013.hlm 14
[22]http://jrklampung.org/?p=419;18/9/2013;12.39
[23] http://blog.ub.ac.id/erinasurya/2013/06/28/analisis-undang-undang-penyiaran-no-32-th-
2002/21/9/2013;15.50
[24] UU No.32 Tahun 2002 Tentang UU Penyiaran
[25]http://adit-blie.blogspot.com/2009/06/dampak-tayangan-televisi-terhadap-anak.html/
12/9/2013;7.41