SEKOLAH
(Studi Kasus di MTS Muhammadiyah Al-Manar, Desa Kenduren, Kecamatan
Wedung, Kabupaten Demak)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Fatimatuz Zahroh
109032200028
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, serta tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad Saw dan keluarganya serta para sahabatnya, sehingga penulis dapat
Namun semua hambatan tersebut dapat teratasi karena adanya bantuan, bimbingan,
arahan, dukungan dan kontribusi dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada
terutama kepada:
1. Allah SWT yang selalu ada dan menjadi tempat bagi penulis untuk mengadu dan
memohon.
2. Bapak Prof. Dr. Bahtiar Effendy selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
3. Bapak Nur Kafid, MA selaku dosen pembimbing dengan sabar dan tiada henti-
ii
4. Bapak Dr. Zulkifly, MA selaku Kepala Program Studi Sosiologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
semangat, kesabaran, pengorbanan dan segala doa yang terus mereka panjatkan
untuk penulis, agar penulis sukses dan berhasil dalam penulisan skripsi ini dengan
7. Terima kasih untuk kakakku tercinta Ika Fahmi, Muhammad Hasist S.S, serta
kakak iparku Aris Munandar, dan Zamratul Khairah S.S yang selalu memberikan
motivasi dan rela berkorban dalam penyusunan skripsi ini, kemudian adik-ku
tersayang, Baroroh, yang terus memberikan motivasi, semangat dan doa yang
selalu dipanjatkan dalam penyusunan skripsi ini, kemudian om-ku Sururi Alfaruq
9. Terima kasih untuk teman baikku Siti Fatkhiyah, Reni Rosita, Zahra Musthofavi,
Abidah, Mutmainah. Tidak lupa teman sosiologi angkatan 2009 , Kuntum, Rina,
iii
10. Terima kasih untuk bapak kepala Sekolah MTS Muhammadiyah Al-Manar yang
11. Terima kasih juga untuk mba’ Ana Lutfiana, mba’ Ani’ selaku pengurus Sekolah
penelitian dan data-data yang dibutuhkan. Terima kasih juga kepada para siswa-
penulis.
maupun tulisan selama proses penyelesaian skripsi ini berlangsung. Semoga karya ini
penelitian selanjutnya.
Fatimatuz Zahroh
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK…………………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………....... ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah….…………………………………………………….. 1
D. Tinjauan Pustaka………………………………………………………….... 7
E. Definisi Konsep…………………………………………………………… 12
F. Kerangka Teoritis…………………………………………………………... 13
1. Simbol……………………………………………………..…………… 14
2. Proses Komunikasi……………………………………………….…… 15
3. Perilaku Sosial…………………………………………...……………. 18
G. Metode Penelitian………………………………………………………… 20
H. Sistematika Penulisan……………………………………………………... 25
B. Subjek Penelitian………………………………………………………… 30
v
BAB III DAMPAK TELEVISI DAN PERILAKU ANAK SEKOLAH
Muhammadiyah Al-Manar……………………………………...………… 37
1. Malas Belajar…………………………………………………………. 43
3. Mengikuti Tren……………………………………………………….. 46
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………….. 50
B. Saran ……………………………………………………………………… 51
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 53
LAMPIRAN-LAMPIRAN
- Hasil Dokumentasi
- Hasil Wawancara
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
Penelitian ini akan menganalisis tentang “Dampak Televisi terhadap Perilaku
Selain itu, stasiun televisi tersebut tidak murni menyajikan tayangan untuk
sebagai sumber pemasukan dana terbesar. Kedua, banyaknya stasiun televisi tidak
Bagi masyarakat (pemirsa) semua tayangan acara televisi, baik komedi, film,
talkshow, musik ataupun kuis telah menjadi trendsenter gaya hidup. Pemirsa televisi
begitu tergila-gila dengan gaya bintang iklan, pemandu acara talkshow atau artis
sinetron dan film. Kegilaan pemirsa itu terwujud dalam bentuk model rambut,
1
pakaian, parfum, sampai gaya bicara mereka dalam kehidupan seha-hari (Kuswandi,
2008: 104)
terutama mereka yang berada di sekolah Menengah pertama (SMP) juga berubah.
Contohnya, ketika dulu anak SMP pulang sekolah, mereka langsung pulang atau
main di lapangan sepak bola. Namun sekarang berbeda. Mereka yang seharusnya
belajar, ketika selesai pulang sekolah malah bermain dulu ke Mall, warnet, PS,
televisi, dan sebagainya. Perubahan sikap dan pola ini perlu mendapatkan perhatian
dari orang tua mereka. Jika dibiarkan, secara tidak langsung, cepat atau lambat akan
terhadap anak-anak, seperti film dokumentar, flora dan fauna, sains, dan lain
Bagi anak remaja televisi pada umumnya menjadi salah satu sarana bermain.
Namun ada pula anak yang menganggap televisi sebagai teman di saat mereka merasa
kesepian atau tidak mempunyai kegiatan. Karena sifat dari televisi itu sendiri adalah
mentransfer pesan dengan cara sederhana, baik dalam bentuk audio atau visual, maka
2
informasi atau data yang disampaikan menjadi mudah diterima dan dicerna, sehingga
kesusilaan, pelarangan dan pembatasan adegan seks, kekerasan dan sadisme, serta
penggolongan program menurut usia khalayak (Tebba, 2008: 128). Tetapi realitasnya
kebanyakan dari acara televisi memutar acara yang berbau kekerasan, adegan pacaran
yang mestinya belum pantas untuk mereka tonton, tidak hormat terhadap orang tua,
gaya hidup yang hura-hura dan masih banyak lagi deretan dampak negatif yang bisa
Sinetron “Belum Cukup Umur” dan “Putih Abu-Abu”, misalnya, memang terlihat
menyenangkan, tapi ada beberapa adegan yang tidak pantas ditonton oleh anak-anak.
pengetahuan yang tidak dapat diperoleh dari lingkungan sekitar atau orang lain
3
Masyarakat berasumsi bahwa munculnya perilaku “agresif” yang melanda
anak-anak sebagai akibat dari semakin merebaknya acara stasiun televisi yang
Pembentukan perilaku sosial anak secara umum dipengaruhi oleh orang tua,
teman sepermainan, dan anggota keluarga. Di sinilah orang tua lebih berperan dalam
kerelaan pelayanan fisik dengan penuh kasih sayang dan pembiasaan dan latihan
pengenalan nilai dan norma atau aturan-aturan (Hasbullah, 2003:48). Dengan orang
oleh tokoh favorit mereka yang ada di televisi, dengan cara mendiskusikan terhadap
Dalam hal ini peran keluarga sangatlah dibutuhkan, terutama orang tua.
Kontribusi mereka sangat penting dalam mengontrol anak-anak (Goode, 2007: 4).
mengembangkan pribadi anak. Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan
pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya yang
4
B. Batasan dan Pertanyaan Penelitian
SCTV, RCTI, INDOSIAR, MNCTV, antv, METROTV, Global TV, tvOne, Trans tv,
TRANS7, TVRI, pada siswa-siswi yang menyukai acara sinetron, olahraga, dan ilmu
anak sekolah, maka penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dampak negatif dan
positif dari televisi. Dari latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, serta mengacu
pada pembatasan yang diatas, maka pertanyaan penelitian dalam studi ini adalah:
televisi?
Muhammadiyah Al-Manar?
Al-Manar?
1. Tujuan Penelitian
diantaranya:
5
2. Untuk melihat bagaimana siswa-siswi MTS Muhammadiyah Al-manar
Muhammadiyah Al-manar.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
sekolah.
b. Manfaat praktis
6
3) Menjadi masukan dan evaluasi bagi institusi Pemerintah dalam
sekolah.
D. Tinjauan Pustaka
Utama dan Perpustakaan Universitas Indonesia, ada tesis dan jurnal yang fokusnya
Pertama Tesis yang ditulis oleh Chontina Siahaan (1999) “ Media Massa
Sebagai Agen Perubahan Dalam Era Reformasi Suatu Tinjauan Kebebasan Media
pada setiap waktu. Media mempunyai peranan penting sebagai alat perubahan sosial
menggunakan sebagai penyalur aspirasi dan pendapat serta kritik dan kontrol sosial.
menuju masyarakat yang modern. Contoh halnya TVRI era orde baru merupakan
salah satu televisi yang condong terhadap pemerintahan. Sedangkan pada era
7
reformasi, televisi lebih menginformasikan kegiatan seluruh masyarakat dan
Kedua, Tesis yang ditulis oleh Agha Alravy Z (2005)” Peranan Media Massa
Pada Masa Kampanye Pemilu Presiden Tahun 2004 “ hasil penelitian menyatakan
bahwa saluran kampanye itu sebagai perantara apapun yang memungkinkan pesan-
pesan sampai pada penerima. Penentuan media massa sebagai saluran kampanye
cukup luas. Kemampuan media massa dalam mempengaruhi sikap, pendapat dan
yang baik, bahkan para calon pemimpin berkampanye menggunakan media massa.
Beberapa alasan yang positif dalam pengguna media massa, Surat kabar
pengaruh yang besar; pembaca menghendaki adanya iklan; dapat digunakan untuk
waktu yang lama; dapat mengasosiasikan brand dengan ikon-ikon budaya dalam
8
Ketiga, Jurnal yang ditulis oleh Jenniwal M Hendrato (2005) “Penggunaan
massa mendesak di kalangan remaja, media massa juga tampil kepada sejumlah
khalayak yang tersebar dan heterogen, sehingga pesan yang sama dapat diterima
secara serentak dalam waktu yang relatif cepat. Dalam hasil penelitian bahwa anak
Dari hasil penelitian, televisi dan radio memiliki angka yang lebih tinggi
ketimbang jenis media massa lain seperti, Koran, majalah dan lain sebagainya. Hal
ini menujukkan bahwa remaja memiliki karakteristik lebih akrab dengan kategori
media elektronik (konsumen audio-visual, dan radio). Menurut para remaja televisi
memberikan warna gaya hidup yang lebih tinggi, karena dipercaya memiliki
signifikan. Hampir anak remaja menyukai musik, film dan sinetron, sehingga tidak
Terpaan Iklan Televisi Terhadap Tingkat Afeksi Studi Kasus Iklan Produk Susu
hasil penelitian menujukkan bahwa sebuah merek untuk sampai kepada khalayak
seseorang sebagai sumber yang menciptakan dan mengirimkan sebuah pesan dan
seseorang menerima pesan tersebut. Pesan disampaikan melalui siaran televisi. Dalam
hal ini penerima pesan melakukan pemahaman mengenai pesan yang disampaikan
9
dengan cara menginterpretasikan makhsud dari arti kata-kata, gambar atau bunyi
tersebut. Dampak sebuah pesan akan menghasilkan tiga jenis terhadap penerima
pesan, yaitu: 1. Dampak Kognitif, penerima pesan dalam hal ini konsumen menerima
menyentuh pada perasaan suka atau tidak suka, tahapan ini meliputi keinginan atau
keyakinan. 3. Tahap kognisi, penerima pesan sudah sampai pada tahapan perilaku.
beberapa media massa seperti di stasiun televisi hampir dilakukan setiap hari, media
koran dilakukan dua sampai tiga kali dalam setiap bulan. Sedangkan dalam majalah
seperti majalah bobo dilakukan hampir tujuh sampai delapan kali dalam sebulan. Hal
ini menujukkan bahwa dalam periklanan sebuah produk para perusahaan lebih
Kelima, Tesis yang ditulis oleh Steven Y Audy Luntungan (2007) “Televisi
Proximity Sebagai Strategi Bersaing Televisi Lokal Dengan Televisi Nasional (Studi
Kasus Acara Gubernur Kita di JAKTV) ” hasil penelitian menujukkan bahwa media
capital, content, atau audience. Picard mengemukakan bahwa industri media adalah
suatu hal yang unik, karena melayani dua pasar yang berbeda sekaligus dengan satu
produk. Pada pasar yang pertama yaitu khalayaknya (pembaca, pemirsa, dan
pendengar), industri menjual produk berapa “goods” radio dan televisi menjual
10
produk acaranya yang dinilai dalam bentuk rating, sedangkan Koran dan majalah
berupa bentuk fisik dari majalah dan Koran. Pasar yang kedua adalah periklanan ,
televisi lokal, pesaing terbesar adalah televisi nasional yang memang sudah terlebih
dahulu eksis. Dalam hal ini televisi lokal memanfaatkan kedekatan khalayaknya
(proximity), yaitu kedekatan kejadian dengan lokasi audience. Pada umumnya orang
tertarik dengan apa yang bisa mempengaruhi mereka dengan lingkungan lokalnya.
televisi baru di daerah, turunnya dana dari investor luar negeripun semakin
yang lebih ketat, tidak hanya bagi kelompok media televisi yang ada, tetapi juga
tayang seperti program sinetron, reality show, dan program olahraga menjadi trend
saat ini.
sebelumnya untuk itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Dampak
Televisi terhadap Perilaku Anak Sekolah (Studi Kasus di MTS Muhammadiyah Al-
11
E. Definisi Konsep
1. Televisi
Siaran televisi adalah pemancaran sinyal listrik yang membawa muatan gambar
proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan sistem lensa dan suara. Menurut Peter
Herford, setiap stasiun televisi dapat menanyangkan berbagai program hiburan seperti
film, musik, kuis, talk show, dan sebagainya (Morissan, 2008: 2).
Setidaknya ada dua dampak yang ditimbulkan dari acara televisi, yaitu:
(Kuswandi, 2008:39-40)
dan memahami acara yang ditayangkan televisi dan melahirkan pengetahuan bagi
pemirsa.
b. Dampak peniruan, yaitu pemirsa dihadapkan pada tren aktual yang ditayangkan
televisi. Contohnya, model pakaian dan model rambut para bintang televisi.
Banyaknya program acara audisi seperti musik, akting, bakat, dan lain sebagainya
membuat masyarakat memiliki banyak pilihan acara yang menarik sesuai kebutuhan.
Fungsi media televisi secara perlahan bukan lagi sebagai alat informasi, hiburan, dan
kontrol sosial, tetapi media televisi akan menjadi alat produksi dalam minciptakan
12
b. Variety Show
Variety show adalah acara yang berisikan penggabungan jenis tayangan atau
campuran antara musik, tarian, lawakan, sikap, kuis atau pertunjukan atraksi lainnya
(Amanda, 2005: 41). Seperti empat mata, ceriwis, dan lain sebagainya.
c. Reality Show
Reality show adalah acara yang memotret perilaku atau responden seseorang bila
dihadapkan dengan pada suatu kondisi, dapat berbentuk permainan atau kehidupan
sehari-hari yang bersifat spontan atau tidak di buat-buat dan nyata, biasanya
menggunakan tehnik hidden camera (Amanda, 2005: 42). Seperti uang kaget, tolong,
F. Kerangka Teoritis
yang perilakunya cenderung mengikuti trend masa kini. Salah satu referensi yang
menjadi rujukan mereka adalah tayangan televisi. Persepsi itu bisa lahir dari sebuah
simbol, karena simbol memilki banyak makna. Dari simbol muncullah interpertasi,
yang kemudian memberikan persepsi bahwa seseorang dalam melihat sesuatu, salah
tokoh sosiologi, salah satunya George Herbert Mead. Televisi tidak hanya
13
Televisi memberikan proses social learning norms yang lebih intensif dibanding
media lainnya. Tentu saja dampaknya bisa baik dan buruk. Jika media televisi
1. Simbol
Simbol merupakan sesuatu yang diberi makna oleh manusia, yang mereka
(Henslin, 2007: 43). Dalam teori George Herbert Mead fungsi simbol-simbol yang
dan lain sebagainya ( Ritzer dan Goodman, 2008: 384). Dalam permainan, anak-anak
belajar untuk mengambil peran orang lain (take the role of the other), yaitu untuk
menempatkan diri di tempat orang lain, untuk memahami bagaimana orang lain
berfikir, dan untuk mengantisipasi bagaimana orang tersebut akan bertindak (Henslin,
a. Gerak-isyarat (gestur)
pertama yang bertindak sebagai stimulus khas yang mengundang respon yang
sesuai (secara sosial) dari organism kedua. Terkadang manusia terlibat dalam
percakapan gesture tanpa berpikir ( Ritzer dan Goodman, 2008: 382). Gestur,
14
merupakan cara cepat dalam menyampaikan pesan tanpa menggunakan kata
b. Bahasa
gerak-isyarat, dan oleh karena itu dalam komunikasi online kita sering
lain adalah bahasa, yaitu simbol yang dapat dirangkai dengan cara-cara tak
sebenarnya meruapakan simbol, suatu bunyi yang telah kita kaitkan dengan
2. Proses komunikasi
massa ada dua teori yaitu, teori DeFleur dan Ball-rokeach dan pendekatan
penelitian ini, lebih cocok menggunakan Pendekatan motivasional dan uses and
15
sangat selektif. Dalam model ini adalah proses pengiriman pesan ke proses
kebutuhan saja, yaitu memuaskan keinginan melarikan diri atau hasrat bermain.
media adalah karena kebutuhan akan kontak sosial (Rakhmat, 2005: 207-208).
2005: 209-211).
Selain dari empat teori di atas, berikutnya ada teori kognitif lainnya,
16
otonom. Teori stimulasi memandang manusia sebagai makhluk yang “lapar
Motif efektif yang ditandai oleh kondisi perasaan atau dinamika yang
menggerakkan manusia mencapai tingkat perasaan tertentu. dalam hal ini ada
defensif beranggapan bahwa dalam hidup ini kita mengembangkan citra diri
yang tertentu dan kita berusaha untuk mempertahankan citra diri ini serta
berusaha hidup sesuai dengan diri dan dunia kita (Rakhmat, 2005: 213-214).
17
Teori peneguhan memandang bahwa orang dalam situasi tertentu akan
bertingkah laku dengan suatu cara yang membawanya kepada ganjaran seperti
potensinya untuk memperoleh penghargaan dari dirinya dan dari orang lain.
kasih sayang dan penerimaan orang lain. Teori peniruan (modeling theories),
3. Perilaku sosial
merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan
Dengan kata lain perilaku merupakan respon atau reaksi seorang individu
terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam individu (Barliantari,
2007: 21).
Bloom 1908, dalam Sarwono 1993 dan Notoatmodjo 2003) seorang ahli psikologi
pendidikan membagi perilaku manusia itu kedalam tiga dominan atau ranah yaitu
pertama, kognitif, terkait dengan kesadaran atau pengetahuan. Kedua afektif yaitu
18
terkait dengan emosi dan psikomotor. Ketiga adalah tindakan atau gerakan
teman bermain, sekolah, dan media massa. Untuk menganalisis penelitian ini
dalam melihat dampak dari televisi adalah menggunakan agen sosialisasi media
massa. Menurut Light, Keller dan Calhoun (1989) mengemukakan bahwa media
massa yang terdiri dari media cetak dan elektronik merupakan bentuk komunikasi
media massa mempunyai potensi untuk memicu perubahan pola konsumsi atau
media massa bagi sosialisasi pun telah mendorong para pendidik untuk
19
Menurut Robert Hodge dan David Tripp (1996) televisi tidak memberikan
pesan tunggal yang sederhana melainkan menyajikan berbagai pesan yang rancu
dan saling bertentangan, dan bahwa pesan televisi membawa banyak dampak
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan penelitian.
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti. Kualitatif
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moleong, 2005: 4).
Indikasi dari model penelitian ini yang membedakannya dengan penelitian jenis
lainnya, antara lain: (1) adanya latar alamiah; (2) manusia sebagai alat atau
instrumen; (3) metode kualitatif; (4) analisis data secara induktif; (5) teori dari
20
dasar (grounded theory); (6) deskriptif; (7) lebih mementingkan proses daripada
hasil; (8) adanya batas yang ditentukan oleh fokus; (9) adanya kriteria khusus
untuk keabsahan data; (10) desain yang bersifat sementara; (11) hasil penelitian
sampel purposif adalah sampel yang secara sengaja dipilih oleh peneliti, karena
penelitian (Irawan, 2006: 14). Informan dalam penelitian ini terdiri dari 18
informan, yang terdiri dari 3 kelas. penulis mewancarai 6 informan dari setiap
tersebut dengan alasan karena siswa-siswi tersebut sering mengikuti tren dan
a. Wawancara
tertentu (Moleong, 2010: 186), dengan cara langsung dan tatap muka (face to
face) dengan makhsud tertentu percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu
21
informan dalam suasana yang bersahabat. Wawancara dilakukan dengan
adalah siswa-siswi yang mengikuti kader kesehatan dan yang hanya sekolah.
disini juga penulis melihat informan dari segi prestasi yang mereka dapatkan,
Tabel 1
Jenis Tanggal
No Nama Usia Ranking
Kelamin Wawancara
22
11 Ariska Ilmiayah P 14 15 06 Mei 2013
b. Observasi
jenis data tertentu yang tidak bisa dijangkau oleh teknik pengumpulan data
23
Dalam hal ini peneliti mengikuti kegiatan informan (orang yang
diteliti) dalam menonton televisi serta saat mereka belajar di sekolah. Peneliti
melihat kondisi informan saat mereka berada mengikuti jam belajar, jam
(sesudah isya’), belajar ilmu agama (sesudah subuh), dan ketika mereka
dan mencatat hal-hal yang dilakukan oleh informan, sehingga data yang kita
3. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi data primer
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari penelitian secara langsung dari
sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer yang dimaksud adalah
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari
24
Tujuannya untuk menghimpun semua data/informasi yang berkaitan
4. Analisis Data
penyusunan.
memperoleh data yang valid, Penelitian ini ingin melihat bagaimana proses
tingkah laku anak dalam menghadapi media televisi. Penelitian ini dilakukan
H. Sistematika Penulisan
Laporan hasil penelitian ini akan dituangkan dalam bentuk karya tulis skripsi
25
Bab I :Pendahuluan. Dalam bab ini berisi pernyataan masalah, pertanyaan
Bab III :Temuan hasil penelitian. Dalam bab ini berisi persepsi tentang
Manar.
26
BAB II
A. Televisi
istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar, bisa bersifat
informatif, hiburan, maupun pendidikan, bahkan gabungan dari ketiga unsur di atas.
Televisi merupakan sumber citra dan pesan tersebar (shared images and messages)
yang sangat besar dalam sejarah, dan ini telah menjadi mainstream bagi lingkungan
Televisi saat ini telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan
televisi adalah pemancaran sinyal listrik yang membawa muatan gambar proyeksi
yang terbentuk melalui pendekatan sistem lensa dan suara. Menurut Peter Herford,
setiap stasiun televisi dapat menanyangkan berbagai program hiburan seperti film,
28
Perkembangan teknologi pertelevisian saat ini sudah sedemikian pesat,
sehingga dampak siarannya menyebabkan seolah-olah tidak ada lagi batas antara satu
Negara dengan Negara lainnya, terlebih setelah digunakan satelit untuk memancarkan
secara keseluruhan, seperti berita, informasi, dan berbagaai macam produksi barang
yang di iklankan. Maka tidak heran, jika para penonton akan selalu terdorong mencari
sesuatu yang tidak diketahui melalui media televisi. Kemampuan televisi dalam
menarik perhatian massa menunjukkan, bahwa media tersebut telah menguasai jarak
berbeda-beda menurut visi pemirsa. Dampak yang ditimbulkan pun beraneka ragam.
Semua tergantung pada tingkat pemahaman pemirsa terhadap isi pesan acara televisi.
Acara televisi bisa berkaitan erat dengan status sosial ekonomi, situasi dan kondisi
Setidaknya ada dua dampak yang ditimbulkan dari acara televisi, yaitu:
(Kuswandi, 2008:39-40)
29
2. Dampak peniruan, yaitu pemirsa dihadapkan pada tren aktual yang
bintang televisi.
dan merasa.
masyarakat Indonesia dan menemukan, bahwa semakin banyaknya channel baru yang
muncul, maka mereka menonton televisi semakin lama dan tingkat partisipasi sosial
mereka juga semakin rendah. Artinya, mereka lebih berminat untuk menonton
televisi dibandingkan melakukan kegiatan sosial (Badjuri, 2010: 12). Menurut Olken,
maju atau tidaknya suatu bangsa bisa dilihat dari tayangan televisinya. Alasannya:
bertingkah laku. Kita tidak lagi memiliki pendapat pribadi atau identitas
30
B. Tren Acara Televisi
sesuai kebutuhan. Fungsi media televisi secara perlahan bukan lagi sebagai alat
informasi, hiburan, dan kontrol sosial, tetapi media televisi akan menjadi alat
produksi dalam minciptakan figur atau sosok yang bisa menjadi idola penonton.
utama acara audisi tersebut. Seperti kita ketahui paket-paket acara audisi
jumlah penonton atau pemirsa sangat signifikan untuk promosi atau iklan
sebuah produk.
acara audisi, terlihat ada tangis kesedihan antara pemirsa dengan peserta
audisi yang gagal masuk babak berikutnya. Dalam hal ini media televisi
31
mampu mengubah dan menggarap emosi penonton untuk larut dalam
acara audisi. Efek selanjutnya ialah penonton akan menjadi pemirsa setia
moral mudah terbentuk. Pada akhirnya media televisi kini menjadi penguasa
tunggal yang mampu mengatur dan membidik para produsen barang dan pemirsa.
2. Variety Show
atau campuran antara musik, tarian, lawakan, sikap, kuis atau pertunjukan atraksi
lainnya (Amanda, 2005: 41). Saat ini para pemirsa atau penonton dimanjakan
dengan berbagai sajian acara seperti variety show yang menarik, seperti empat
mata, ceriwis, republik mimpi, dan lain sebagainya. Dari beberapa acara hanya
Sedangakan republik mimpi dan Kick Andy merupakan dua acara talk show yang
bukan hanya memberikan hiburan semata, tetapi juga kental dengan kritik dan
kondisi politik saat ini. Mempunyai acara yang berfungsi sebagai medium refleksi
32
dan koreksi terhadap persoalan masa lalu yang dikupas secara interaktif,
televisi sudah banyak memberikan arus perubahan sosial, baik secara perlahan
general tentang berbagai sisi kehidupan lain yang berada di luar lingkungan
mereka.
bahasa-bahasa anak gaul zaman sekarang. Baik atau buruknya tayangan televisi,
ditontonnya.
Bila kita berkaca terhadap acara televisi yang telah disebutkan di atas,
maka kemungkinan besar pesan-pesan hiburan serta kontrol sosial (moral) yang
lingkungan sosial mereka secara personal, sebagai bagian dari bentuk public self-
33
3. Reality Show
seseorang bila dihadapkan dengan pada suatu kondisi, dapat berbentuk permainan
atau kehidupan sehari-hari yang bersifat spontan atau tidak di buat-buat dan
seperti uang kaget, tolong, bedah rumah, aku ingin menjadi, dan nikah gratis.
Melalui acara reality show banyak hal yang terungkap, di antaranya aspek
kejujuran dan kemauan menolong orang lain. Kelompok tayangan ini bisa
menimbulkan efek yang kurang baik, yang mungkin tidak pernah diperkirakan
sekelompok orang untuk menerima bantuan cuma-cuma dari orang lain. Beberapa
show sebagai ajang “adu peruntungan”, sehingga mereka merasa tidak perlu
banyak berusaha untuk menyelesaikan suatu masalah. Gejala ini mungkin adalah
akibat dari sasaran atau pelaku reality show kita, yang pada umumnya didominasi
34
Seharusnya masyarakat mulai berhati-hati dalam mengkonsumsi produk-
produk yang disajikan televisi. Produsen saat ini sedemikian rupa mengemas
35
BAB III
dikenalkan dengan berbagai acara, seperti berita, sinetron, film, dan lain
kebutuhan masyarakat terhadap informasi dan sarana hiburan, termasuk juga anak-
anak sekolah.
media televisi di banding media lainnya. Mereka yang menyukai media televisi
informasi.
di bawah ini:
Menurut saya ... televisi itu salah satu media elektronik … memberikan informasi,
penyampaiannya menggunakan gambar dan suara…. Televisi juga salah satu media
yang bisa dijadikan sarana hiburan. Karena cara penyajiannya bagus, emm …
acaranya gampang di mengerti, … mampu menghibur para penonton. … Lagian
dengan televisi saya mendapat informasi dan wawasan lebih banyak, sehingga saya
tidak ketinggalan informasi mba’ (Wawancara, Firqi Hidayat, 06 Mei 2013).
33
Di sini, televisi dianggap sebagai salah satu media elektronik yang
menggunakan gambar dan suara. Cara penyajiannya yang singkat dan gampang
sarana hiburan, karena menyajikan beraneka macam acara, seperti sinetron, berita,
Selain itu, televisi juga menjadi salah satu media komunikasi, karena televisi
mampu memberikan pesan, dan penontonnya menerima pesan itu dengan baik. Cara
Hal senada juga diakui oleh Siti Jariyah Nur Dafiqka, yang menyatakan
bahwa:
Salah satu media komunikasi, … ada gambar dan suara. … alat informasi,
penyajiannya singkat dan gampang dimengerti oleh penonton, soalnya acara
yang disajikan itu berbagai macam, seperti sinetron, film kartun, berita, dan lain-
lain. … Alasannya karena acaranya enak di tonton, … mampu menghibur saya,
dan menambah wawasan. Televisi juga beritanya lebih cepat serta informasi yang
yanag di sampikan selalu terbaru. Kalau nonton televisi itu biar tidak ketinggalan
zaman, … soalnya di dalam televisi ada berbagai macam informasi dan wawasan
yang luas (Wawancara, Siti Jariyah Nur Dafiqka, 07 Mei 2013).
34
Kebaradaan televisi yang dianggap sebagai media yang menggunakan audio
dan visual sehingga bisa menjadi sarana hiburan dan alat mencari informasi,
menujukkan bahwa di sana ada proses transformasi ide dari sumber (televisi) ke
penerima (penonton). Selain itu televisi juga salah satu acara yang lebih update dan
ada sering ada siaran ulang. Proses komunikasi yang terjadi pada akhirnya membawa
perubahan sikap dan ide dari penerima informasi (penonton) itu sendiri.
membuat para penonton semakin senang, bahkan berlama-lama untuk duduk di depan
televisi. Di sinilah proses komunikasi antara penonton dan televisi itu terjadi.
Meskipun komunikasinya hanya searah. Akan tetapi, simbol yang dimunculkan oleh
televisi, misalnya sedih, senang, dan sebagainya, seringkali membawa perasaan para
dalam sebuah proses komunikasi itu. Simbol signifikan adalah jenis gestur yang
hanya dapat dilakukan oleh manusia. Dan gestur baru bisa menjadi simbol-simbol
signifikan, apabila dia membangkitkan di dalam diri individu pelaku gestur itu
respon-respon yang juga dia harapkan akan diberikan oleh individu yang menjadi
sasaran gestur yang dia lakukan (meskipun bentuk dari respon tersebut tidak bisa
35
Dari simbol-simbol yang signifikan kita dapat benar-benar memiliki
komunikasi. Seperti halnya media televisi mempunyai simbol yang sangat signifikan,
meskipun tidak semua penonton dapat menerima atau memahami dari simbol yang
ada di televisi. Dengan adanya simbol para penonton dan televisi mampu
berkomunikasi dengan baik, sehingga para penonton bisa mengerti makna yang di
adegan orang yang suka berkelahi, dari adegan yang suka berkelahi dapat di
adalah bahwa mereka memungkinkan terbentuknya pikiran, proses mental dan lain
dimungkinkan ( binatang yang lebih rendah tidak dapat berpikir, menurut bahasa
internal atau implisit individu dengan dirinya sendiri dengan menggunakan gesture
tersebut. Berpikir sama halnya dengan berbicara dengan orang lain (Ritzer, 2009:
terjadinya interaksi simbolis. Jadi setiap manusia mampu berinteraksi dengan sesama
tidak hanya menggunakan gesture, namun juga bisa melalui simbol-simbol yang
signifikan.
36
B. Proses Pengaruh Televisi Terhadap Siswa-Siswi MTS Muhammadiyah Al-
Manar
televisi. Acara yang dikemas dengan indah, seperti mendatangkan artis-artis dalam
negeri dan luar negeri membuat siswa-siswi merasa terhibur dan dapat mengetahui
ilmu pengetahuan. Melalui media audio dan visual, pesan yang disampaikan televisi
bisa lebih dimengerti dan dipahami oleh anak-anak, sehingga mereka merasa tertarik
Lewat berbagai program seperti sinetron, film kartun, berita olahraga, musik,
siraman rohani, dan lain sebagainya, membuat siswa-siswi semakin ingin melihat
mereka merasa menjadi anak gaul dan anak muda yang tidak ketinggalan zaman.
Acara yang paling saya suka itu sinetron mba’, … soalnya acara sinetron banyak
menceritakan anak muda. Jadi bisa terinspirasi. hehehe .. Kan sekarang banyak tuh
acara-acara anak muda kaya film itu lho ... filmnya coboy junior (Wawancara,
Riyadi Wildani, 06 Mei 2013).
37
Devi Puspita Sari juga memiliki pendapat yang sama dengan Riyad, yang
menyatakan bahwa:
Acara yang saya sukai sinetron, … yang muda yang bercinta. Soalnya sinetron itu
gampang dimengerti dan difahami, … terus acaranya juga romantis. … Kan dalam
film tersebut menceritakan anak sekolah yang dijodohin gitu, jadi acaranya seru. …
Sering ngebayangin kalau aku yang jadi artisnya, hehe. (Wawancara, Devi Puspita
Sari, 06 Mei 2013)
sinetron. Mereka beranggapan bahwa program acaranya adalah program anak muda
masa kini, yang mana banyak sekali menceritakan kehidupan anak sekolah yang gaul
dan kehidupan percintaan anak sekolah. Hal inilah terkadang membuat anak
memang sering menonton sinetron. Ketika acara sinetron yang disuka sudah mulai
dengan baik. Setelah merasa puas menonton acara tersebut. Mereka akan kembali
bahkan mereka merasa kesal dengan adegan yang tidak mereka suka (Sumber:
bola. Acara yang seru sering membuat mereka menghayal menjadi pemain sepak bola
yang ternama, seperti para pemain bola favorit mereka. Cara pemain sepak bola yang
38
bagus membuat mereka ingin menontonnya. Tayangan sepak bola yang seru dan para
pemain sepak bola yang keren membuat mereka terkadang ingin melihat langsung
Saihul Anam salah satu siswa, yang memiliki pendapat bagaiman proses
Acara yang saya suka itu olahraga, … sepak bola, soalnya saya itu hobi sepak bola,
terus kalau nonton sepak bola seru banget mba’, apalagi kalau pemainnya Real
Madrid oey… Meskipun saya tidak bisa nonton langsung dari lapangan sepak bola
mereka nich mba’ ya, saya senang kok kalau hanya lewat televisi. … Meskipun tidak
bisa nonton langsung saya bisa mengetahui cara main mereka. (Wawancara, Saihul
Anam, 06 Mei 2013)
Acara yang paling saya sukai itu … acara berita tentang olahraga mba’, apalagi
sepak bola, hmhmhm, saya suka banget. Saya suka sama pemain Real Madrid, …
kalau saya tidak nonton televisi saya tidak akan tahu bagaimana pemain Real Madrid
main mba’. Kalau nonton televisi saya tahu informasi tentang olahraga, terutama
bola. … Meskipun saya tidak bisa nonton langsung, saya cukup senang kok bisa
melihat di televisi. (Wawancara, Amri Zakian, 05 Mei 2013)
Program televisi yang siswa-siswi sukai, selain sinetron adalah olahraga sepak
bola. Para pemain sepak bola yang mempunyai ahli masing-masing membuat mereka
semakin tertarik untuk menontonnya. Apalagi gaya pemain sepak bola yang bagus,
membuat mereka membayangkan seandainya mereka bisa bermain sepak bola seperti
pemain favoritnya. Karena siswa-siswi tidak bisa menonton acara sepak bola secara
langsung, televisi menjadi tempat atau sarana bagi mereka untuk menonton para
pemain favoritnya.
39
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di sekolah, terlihat bahwa
mereka memang hobi bermain sepak bola. Bahkan jam istirahatpun mereka gunakan
untuk bermain sepak bola. Buku tulis yang mereka pakai covernya adalah para
pemain sepak bola yang mereka sukai. Hasil observasi di rumah, juga menujukkan
bahwa setiap sore mereka hampir sering bermain sepak bola di halaman rumah
ngefensnya terhadap para pemain sepak bola, siswa ini menempel beberapa poster
pemain sepak bola di rumahnya (Sumber: Observasi pada tanggal 7-12, Mei 2013).
terpengaruh acara ilmu pengetahuan dan berita. Acara yang sering memberikan
banyak informasi dan wawasan yang sebelumnya mereka ketahui, ternyata juga
disukai siswa-siswi seperti: on the spot dan berita. Informasi yang belum mereka lihat
Acara yang paling saya suka itu … acara on the spot yang di trans 7, … soalnya
acaranya seru, selain itu acarnya memberikan banyak informasi dan pengetahuan. …
Semenjak saya nonton acara on the sport, Saya banyak tahu tentang informasi yang
sebelumnya belum saya ketahui mba’. (Wawancara, Dian Isnawati 06 Mei 2013)
40
Sedangkan menurut Nasrudin Latif, salah satu siswa yang berpendapat bahwa
Acara yang saya suka itu berita, … soalnya berita itu merupakan jendela dunia, …
terus dalam berita, juga sering menyampaikan informasi tentang dunia pendidikan,
… sehingga saya tidak ketinggalan berita tentang pendidikan. Soalnya kalau
menghandalkan di sekolah, itu tidak cukup mba’. Kan kita sebagai murid harus bisa
mencari informasi dari luar. Selain itu kalau nanti saya sudah besar, saya ingin
menjadi orang sukses seperti orang-orang yang ada di televisi. (Wawancara,
Nasrudin Latif, 06 Mei 2013)
Proses yang dilakukan siswa-siswi ini secara sepontan adalah meniru dan
membanyangkan apa yang mereka tonton. Seperti halnya, mereka yang menyukai
perasaannya dengan meniru gaya para pemain favorit mereka, bahkan dijadikan salah
satu hobi mereka. Sedangkan yang menyukai pengetahuan umum, mereka berharap
motivasional dan uses gratification yang membahas tentang teori stimulasi, bahwa
41
sebagai peluang untuk memperoleh informasi yang berguna atau keterampiran baru
Seperti proses terpengaruhnya televisi lewat acara ilmu pengetahuan, dimana mereka
seseorang menyukai acara sepak bola, mereka berlatih dan menirukan gaya para
pemain favorit mereka, untuk menujukkan kemampuan dirinya kalau mampu seperti
tertentu akan bertingkah laku dengan suatu cara yang membawanya kepada ganjaran
seperti yang telah dialaminya pada waktu lalu. Peristiwa yang menggunakan media
ngikutin gaya apa yang mereka lihat sebelumnya atau menirukan gaya bicaranya.
42
C. Bentuk-Bentuk Perilaku Siswa-Siswi MTS Muhammadiyah Al-Manar yang
Perilaku seseorang bisa terjadi akibat individu dan luar individu. Perilaku individu
merupakan perilaku yang dibawa sejak lahir. Sedangkan perilaku yang disebabkan
dari luar individu dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti keluarga, sekolah,
menyajikan berbagai gaya rambut, gaya bicara, gaya berpakaian, dan lain
1. Malas Belajar
Acara yang menarik, dan menghibur, membuat para siswa-siswi labih banyak
Saihul Anam salah satu siswa, yang mengatakan pengaruhnya sebagai berikut:
Pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari paling bikin malas belajar aja sich mba’,
soalnya kalau saya lagi nonton acara favorit saya, saya tidak mau diganggu. …
Makanya saya sering telat belajar, … jarang ngerjain PR. (Wawancara, Saihul Anam,
06 Mei 2013)
Di sini, televisi dianggap sebagai salah satu media yang membuat siswa-siswi
malas belajar. Ketika seorang anak sudah disajikan tontonan favorit, justru mereka
43
malah malas belajar. Hal inilah yang mempengaruhi perilaku siswa-siswi. Bahkan
mereka sering telat untuk sekolah ketika malam harinya menonton televisi. Padahal
dunia mereka seharusnya dihabiskan dengan belajar, bukan dengan bermain atau
menonton.
mereka sering terlambat belajar malam di sekolah. Ketika sudah memasuki jam
belajar, mereka malah asyik bersendagurau dengan teman yang lain. Bahkan mereka
belajar di rumah.
semua orang. Menonton televisi bersama keluarga, pastinya akan lebih asyik. Acara
yang ditonton pun bisa didiskusiin maupun dikontrol oleh keluarganya. Tetapi, bagi
siswa-siswi MTS Al-Manar ,justru menilai berbeda. Mereka justru merasa terganggu
atau tayangan yang tidak terkontrol, bahkan mempengaruhi perilaku para siswa-siswi.
Sebagaimana Devi Puspita Sari salah satu siswi, yang pandangannya sebagai
berikut:
44
Saya itu sering berantem sama ibu saya, … gara-gara rebutan acara kesukaan kita,
… masa’ iya aku di suruh nonton acara ibu-ibu, … saya gak maulah, enakan juga
acara anak muda. hehehe (wawancara, Devi Puspita Sari, 06 Mei 2013)
televisi:
Pengaruhnya sehari-harinya sih kalau nonton televisi sering berantem sama kakak
aja, … soalnya kesukaan acara kita kan beda, makanya sering berantem, … bahkan
bisa teriak-teriak, hehehe . Namanya juga lagi nonton acara kesayangan kan gak mau
di ganggu gitu mba’. (Wawancara, Hilmiyah, 7 Mei 2013)
Di sini dapat kita lihat bentuk perilaku akibat media televisi, bahwa beberapa
siswa lebih suka nonton televisi sendiri, dibanding dengan menonton bersama
hanya mengganggu acara favorit mereka. Jadi mereka merasa lebih nyaman, dan
bebas saat menonton televisi sendirian. Banyaknya acara membuat beberapa orang
memilih acara yang mereka suka, inilah yang mengakibatkan mereka sering
ditemukan bahwa anak-anak lebih suka menonton televisi sendiri. Ketika mereka
bermain yang lain, mereka akan sering berebut remot bersama anggota keluarga yang
lain.
45
3. Mengikuti Tren
untuk mengikuti gaya-gaya yang lagi ngterend saat ini. Gaya pakaian yang modis pun
membuat mereka ingin membelinya. bahkan gaya rambut para artis yang menarik pun
membuat mereka ingin mengikutinya. Apalagi bahasa anak muda yang gaul saat ini,
gaya ngomong yang lebay dan alay sering diikutin siswa-siswi ini.
Amrina Rosyada salah satu siswi, yang kan mengatakan pandangannya akibat
terpengarunya media televisi:
Edi Kurniawan salah satu siswa memiliki pendapat yang sama seperti di
bawah ini:
rambut dan gaya ngomong. Hal ini terbukti dari beberapa siswa-siswi yang
mengatakan bahwa mereka sering mengikuti gaya-gaya yang lagi ngtrend di televisi.
Model potongan rambut dan gaya ngomong yang lebay, seperti yang sering kita lihat
46
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di sekolah dan di rumah, di
temukan bahwa mereka memang suka menirukan gaya bicara anak-anak muda yang
di televisi, seperti kalimat; “masalah buat lu, kamsupay,” bahkan masih banyak lagi
Terlihat ketika beberapa stasiun menampilkan anak-anak yang cerdas dan berprestasi.
Ketika anak-anak melihat acara yang menampilkan anak yang cerdas, membuat para
siswa-siswi ini semakin giat belajar, karena mereka berharap suatu saat nanti bisa
Pengaruh televisi dalam kehidupan sehari-hari sich sebenarnya gak ada mba’, …
paling kalau aku lagi nonton acara yang seru aja sich mba’, jadi seneng aja. … Kalau
yang ditampilkan orang-orang yang pintar dan mempunyai wawasan luas, kan saya
jadi pingin kaya mereka. (Wawancara, Shinta Millenia Hilmiyah, 06 Mei 2013)
Pengaruhnya dalam sehari-hari sich paling berharap jadi orang-orang hebat, … kaya’
dokter, profesor, dan lain sebagainya. Televisi itu mampu membuat saya terinspirasi
mba’, … menjadi orang yang beguna bagi masyarakat sekitar. Kan kalau ilmu saya
berguna buat masyarakat saya gak sia-sia dalam belajar. (Wawancara, Nasrudin
Latip, 06 Mei 2013)
Di sini dapat kita lihat bahwa tidak semua televisi berdampak negatif, tetapi
juga ada dampak positifnya. Dampak positif ini juga mempengaruhi tingkah laku
mereka dalam kehidupan sehari-hari. Acara yang positif pastinya akan membuat para
47
penontonnya untuk merespon positif. Tentu, semua tergantung pada bagaimana anak
Dari observasi yang dilakukan baik dari sekolah dan lingkungan keluarga,
luar kelas. Hal ini terbukti karena mereka ingin menjadi orang yang cerdas dan pintar.
Selain itu, juga terlihat mereka aktif di ekstrakulikuler sekolah, seperti menjadi kader
mempunyai pengaruh yang sangat bermakna dalam melakukan sikap atau tindakan.
Suatu sikap anak sangatlah menentukan bagaimana mereka bereaksi terhadap situasi
dalam kehidupannya. Karena sikap atau tindakan merupakan penentu dari bentuk
periaku sosial. Seseorang selalu mempunyai bentuk perilaku yang berubah-ubah, hal
itu disebabkan oleh apa yang mereka lihat dan apa yang mereka dengar.
Norma adalah aturan bersama tentang perilaku sosial yang boleh dan tidak
tindakan yang bisa diterima dan patut dilakukan dalam situasi tertentu (Nurdin dan
Abrori, 2006: 64). Dari pengertian norma tersebut, dapat dikatakan bahwa bentuk
perilaku yang dilakukan oleh siswa-siswi, ada yang harus ditiru dan ada yang tidak
boleh ditiru.
48
Bentuk pengaruh televisi sendiri bermacam-macam, ada yang negatif dan ada
juga yang positif, tergantung bagaimana mereka mencerna dari yang mereka lihat di
dalam televisi. Dari yang mereka lihat, kemudian mereka merespon dan menentukan
sikap atau tindakan. Pengaruh perilaku siswa-siswi juga di pengaruhi oleh agen
akan menimbulkan perilaku agresif seperti mengikuti tren. Sedangkan tayangan yang
menampilkan ilmu pengetahuan akan menimbulkan pola pikir yang lebih baik seperti
49
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahwa:
adalah salah satu media elektronik yang menggunakan gambar dan suara.
Selain itu televisi juga salah satu media yang lebih update, sehingga tidak
hiburan.
yang disajikan oleh stasiun televisi, seperti acara sinetron, olahraga, dan
dengan apa yang mereka lihat, kemudian mereka meniruh apa yang
50
negatifnya adalah para siswa-siswi ini jadi malas belajar dan sering
B. Saran
oleh teknologi yang canggih menimbulkan berbagai macam cara pandang. Cara
yang dapat diberikan kepada pihak yang berwenang dalam pembentukan perilku
siswa adalah:
1. Siswa harus mempunyai cara pandang yang baik dan benar untuk
harus mampu memilih mana yang baik dan mana yang buruk, seperti
usiannya sehingga tidak terlalu mudah mengikuti suatu hal yang baru
yang ada di luar buku seperti dampak dari televisi dan lain sebagainya.
51
yang tidak sesuai dengan umur mereka. sehingga mereka tidak muda
52
DAFTAR PUSTAKA
Lynn H.Turner dan Richard West. Pengantar Teori komunikasi Analisis dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Humanika, 2009.
Maryani, Eni. Media dan Perubahan Sosial. Bandung: PT Remaja Rosdayakarya,
2011.
Moleong J Lexy. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010.
53
Mulyana Dedy. Contoh-Contoh Penelitian Kualitatif dengan Pendekatan Praktis.
Bandung: Rosdakarya, 2008.
Rivers, William. Media Massa dan Masyarakat Modern. Jakarta: Prenada Media
Group, 2008.
Tebba, Sudirman. Etika Media Pers Indonesia. Jakarta: PT Pustaka Irvan, 2008.
54
Jurnal
Tesis
Alravy Z Agha. Peranan Media Massa Pada Masa Kampanye Pemilu Presiden
Tahun 2004. Depok: Universitas Indonesia, 2005.
Amanda T Ni Made Ras. Studi Ekonomi Media; Membaca Selera Pemirsa
Masyarakat Televisi Denpasar. Depok: Universitas Indonesia, 2005.
Barliantari Luciana. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Penggunaan
Kondom dikalangan Pasangan Tetap wanita Penjajah Seks (Gendak) Studi
Kelurahan Damsingan Yayasan Perkumpulan Bandung Wangi dan
Perempuan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DKI Jakarta, Kota
Madya, Jakarta Timur. Depok: Universitas Indonesia, 2007.
Luntungan Steven Y Audy. Televisi Proximity Sebagai Strategi Bersaing Televisi
Lokal Dengan Televisi Nasional (Studi Kasus Acara Gubernur Kita di
JAKTV). Depok: Universitas Indonesia, 2007.
Sadariskar Ahmad. Penggunaan Media Di Kalangan Remaja. Depok: Universitas
Indonesia, 2006.
Siahaan Chontina. Media Massa Sebagai Agen Perubahan Dalam Era Reformasi
Suatu Tinjauan Kebebasan Media Televisi Di Indonesia. Depok: Universitas
Indonesia, 1999.
Skripsi
Aquino Thomas, Sosialisasi Anak dan Media (Studi Kasus pada Komik-komik
terjemahan). Depok: Universitas Indonesia, 2002.
55
Internet
Mukhlas Dedi, Perbedaan Gaya Hidup, artikel ini diakses pada tanggal 17 April
2013 dari http://edukasi.kompasiana.com/2012/04/01/perbedaan-gaya-hidup-
anak-smp-41555.html;
Wawancara
Hasil wawancara dengan Siti Jariyah Nur Dafiqka, Demak, 07 Mei 2013
56
Hasil wawancara dengan Amrina Rosyada, Demak, 06 Mei 2013
57
Dokumentasi Siswa-Siswi MTS Muhammadiyah Al-Manar
Ranking : 11(Sebelas)
Ranking :1
Ranking : 33
Ranking : 14
Ranking :3
Ranking :3
Ranking : 32
Ranking :2
Ranking : 15
Ranking : 21
Kelas : IX (Sembilan)
Ranking : 20
Kelas : IX (Sembilan)
Ranking : 16
Kelas : XI (Sembilan)
Ranking : 17
Kelas : XI (Sembilan)
Ranking : 14
Nama : Hilmiyah
Kelas : IX (Sembilan)
Ranking :9
Kelas : IX (Sembilan)
Ranking : 12
Jenis
Tempat Lengkap/
NIS Lokal NIS Nasional Nama Lengkap Tanggal Lahir Kelamin
Lahir Yatim/ Piatu
(L/P)
1 2 3 4 5 6 7
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
1 1 931 9990848719 Abdul Ghoni Demak 28 Oktober 2000 L Lengkap
Informasi Pribadi Siswa
Jenis
Tempat Lengkap/
NIS Lokal NIS Nasional Nama Lengkap Tanggal Lahir Kelamin
Lahir Yatim/ Piatu
(L/P)
10 11 22 23 24 25 26 27
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
9 A Mustari SD petani Suharni SD tidak tetap
Informasi Orangtua Siswa
28
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
kurang dari Rp 500.000
Informasi Orangtua Siswa