Anda di halaman 1dari 7

Artikel Ilmiah PKKMB Universitas Negeri Surabaya 2021

❒ 1

Evektivitas Siaran Televisi Lokal Indonesia dalam


Pembentukan Karakter Anak

Vanya Putri Mariana, Astrid Amidiaputri Hasyyati, SH., M.Kn.


S1 Ilmu Hukum, Universitas Negeri Surabaya, 60231, Indonesia
S1 Ilmu Hukum, Universitas Negeri Surabaya, 60231, Indonesia

Article Info ABSTRAK

Article history: Televisi merupakan sumber informasi bagi masyarakat yang


berbentuk media digital. Indonesia memiliki saluran Televisi lokal
Received August 25, 2021
yang didalamnya terdapat program program yang telah di setujui oleh
KPI. KPI adalah Komisi Penyiaran Indonesia, yang mana jika
terdapat film atau program yang dinyatakan telah lulus sensor maka
Kata Kunci: program atau film tersebut bisa tayang diindonesia. yang menjadi
Pendidikan Karakter masalah adalah pengaruh Program TV lokal Indonesia terhadap
Televisi kepribadian anak, yang dimana karakter anak yang meniru sesuatu
KPI yang berada di sekitarnya. Karya tulis ini menggunakan metode
penelitian berdasarkan literature dan jurnal-jurnal, data yang
dikumpulkan akan dianalisis secara kualitatif mak disimpulkan
bahwa memang program TV lokal Indonesia dapat memengaruhi
prmbrntuksn kepribadian anak tetapi faktor lingkungan dan orangtua
lah yang memiliki peran penting dalam pendidikan karakter anak.

Artikel Ilmiah PKKMB Universitas Negeri Surabaya 2021


2

This is an open access article under the CC BY-SA license.

Corresponding Author:

Astrid Amidiaputri Hasyyati, SH., M.Kn.


S1 Ilmu Hukum
Universitas Negeri Surabaya
Email: astridhasyyati@unesa.ac.id

1. PENDAHULUAN
Sejarah media menyatakan bahwa telah terjadi perkembangan sebanyak empat generasi, dimulai
sejak generasi media cetak menuju media audio (radio) dan media audio visual (berupa televisi atau
yang secara tidak formal disebut TV, dan video) hingga komputer dan jaringan internet. Perkembangan
siaran televisi belakangan ini luar biasa pesatnya [1] . Tidak saja dilihat dari kuantitas stasiun
televisinya, tetapi dilihat pengaruh apa yang ditimbulkan akibat perkembangan siaran TV lokal
Indonesia. Karakteristik pengaruh sesungguhnya adalah refleksi paling aktual atas jenis atau siaran apa
yang diproduksi masing-masing stasiun televisi itu. Itu sebabnya semakin banyak institusi penyiaran
baik televisi atau radio mereproduksi siaran yang berdimensi positif, maka harapan akan implikasi
pengaruh positif pada khalayak pemirsa dan pendengarnya juga semakin besar. Sebaliknya semakin
intens informasi negatif dipancarluaskan masing-masing stasiun tersebut dampak negatifnya pasti juga
semakin besar. Siaran televisi lokal Indonesia dapat diakses dari berbagai kalangan dari dewasa hingga
televisi, kita hanya perlu listrik dan televisi tanpa sambungan internet, sehingga anak kecil dapat dengan
mudah melihat seluruh siaran TV ini, dimana anak kecil selalu meniru apa yang di lihat. Rosdiana
Setyaningrum, M.Psi, MHPEd, psikolog anak dan keluarga, mengungkapkan pendapatnya bahwa
Sebenarnya, tak ada yang salah dengan perilaku meniru, karena pada dasarnya meniru adalah proses
pembelajaran alami semua makhluk hidup [2]. Pertanyaannya bagaimana jika anak meniru ketika dia

Artikel Ilmiah PKKMB Universitas Negeri Surabaya 2021


3

Artikel Ilmiah PKKMB Universitas Negeri Surabaya 2021 ❒

melihat televisi. Meskipun hanya sekedar kartun, kita tidak dapat mengetahui jika kartun kadang
mengandung kekerasan. jika seperti demikian tugas orang tualah yang harus tau mana yang boleh
dilihat oleh anaknya, karena pembentukan karakter dimulai sejak dini. Pengertian pendidikan karakter
sendiri dapat dipahami dari tiap-tiap katanya secara terpisah. Pendidikan merupakan proses
pembelajaran kebiasaan, keterampilan, dan pengetahuan manusia yang diteruskan dari generasi
sebelumnya kepada generasi berikutnya . Sementara itu, karakter merupakan akumulasi watak, sifat,
dan kepribadian individu yang mengarah pada keyakinan dan kebiasaannya dalam kehidupan sehari-
hari [3]. dapat dipahami bahwa pendidikan karakter adalah usaha yang terencana untuk membangun
karakter individu agar nantinya menjadi pribadi yang bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun orang
banyak. Bagaimana kefektifan acara televisi Indonesia dengan pembentukan karakter pada anak. Jika
dilihat dari siaran TV local Indonesia memang terdapat channel yang berisi kartun seperti shiva, krisna,
dll tetapi ada juga berisi sinetron kajian islami berita dll. Memang siaran televisi di Indonesia diatur
oleh KPI, tetapi apakah dengan adanya aturan tersebut kita bisa menjamin mutu dalam siaran
pertelevisian di Indonesia. belum tentu siaran yang disetujui atau telah lulus sensor oleh pihak KPI,
menurut masyarakat juga dapat diterima.

2. MATERI DAN METODE


Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan. Kajian literatur dijadikan sebagai dasar
dalam membangun konsep atau teori baru. Data yang digunakan berasal dari data sekunder seperti
artikel ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal nasional. Selain itu, Sebagian data sekunder juga berasal
dari buku baik berbahasa Indonesia atau asing dan sumber lain yang relevan dengan topik penelitian.
Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis secara kualitatif. Analisis data melalui empat tahap
meliputi pengumpulan data, reduksi data, verifikasi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam kajian media massa, masyarakat bisa mempengaruhi isi media massa. Teori Uses and
Gratifications lebih menekankan pada apa yang diperbuat khalayak terhadap media massa. Artinya
khalayak aktif, selektif dalam menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingannya.

Judul naskah singkat dan jelas, menyiratkan hasil penelitian (Penulis Pertama)
4

Dengan kata lain khalayak atau masyarakat memiliki kekuasaan untuk memilih media massa yang
sesuai dengan dirinya. Dalam perspektif ini apa yang dilakukan khalayak berpengaruh terhadap media,
karena khalayak aktif. Media massa yang berkembang adalah media massa yang mengikuti selera
masyarakat. Sebaliknya media massa yang tidak bisa mengikuti kebutuhan masyarakat secara otomatis
akan ditinggalkanya. Di Indonesia siaran televisi yang memiliki muatan pendidikan khususnya
pendidikan karakter bangsa sebenarnya sudah ada. Salah satunya siaran TVRI dan beberapa acara di
televisi swasta sudah ada yang relevan dengan penanaman pendidikan karakter. Namun, karena
banyaknya stasiun televisi khususnya televisi swasta, perbandingan siaran bernuansa pendidikan
karakter ini masih sangat kurang. Oleh karena itu seiring perkembangan waktu siaran televise selalu di
upgrade karena mengkuti alur masyarakat. Masyarakat juga membutuhkan televisi sebagai media massa
yang menyiarkan berita- berita aktual. tetapi bagaimana jika anak anak yang menonton siaran televisi
lokal Indonesia. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 berisi tentang
penyiaran didalamnya terdapat pasal pasal tentang penyiaran media massa [4]. Siaran televisi lokal juga
sudah diatur oleh KPI sehingga terdapat keterangan batasan usia di setiap acaranya. Disini peran orang
tua lah yang seharusnya ada untuk menjaga dan mengawasi anak ketika menonton televisi, karena anak
anak belajar dari meniru apa yang ada di sekitarnya. Mengutip dari Kids Health, dua tahun pertama usia
bayi adalah waktu di saat otak bayi sedang berkembang sangat pesat. Maka, sangat penting bagi si kecil
untuk mengenal dan mengasah panca inderanya dengan melihat, mendengar, dan merasakan. Namun,
mengasah panca indera si kecil sebaiknya tidak dilakukan dengan menonton TV. Dr. Vic Strassburger
sebagai perwakilan dari AAP menyatakan bahwa durasi menonton TV yang ideal untuk anak usia 2
tahun ke bawah harus kurang dari 1 jam setiap hari. Aturan menonton TV untuk anak-anak dari
American Academy of Child and Adolescent Psychiatry (AACAP) [5]:
 Batas screentime bayi usia di bawah 18 bulan adalah hanya untuk video call keluarga.
 Anak usia 18-24 bulan harus menonton tayangan edukasi dengan pendamping.
 Anak usia 2-5 tahun nonton tayangan TV non edukasi hanya maksimal 1 jam per hari.
 Saat akhir pekan, maksimal durasi menonton 3 jam.
 Matikan TV selama makan dan acara keluarga.
 Hindari memberi tayangan 30-60 menit sebelum tidur.
Tidak menutup kemungkinan bahwa tayangan TV memiliki manfaat untuk anak. Sebagai contoh,
mengenalkan nama binatang, warna, dan belajar bercerita. Namun yang orangtua perlu sadari, ada efek
samping yang berbahaya bila anak terlalu lama nonton TV, seperti terlambatnya bicara dan

Artikel Ilmiah PKKMB Universitas Negeri Surabaya 2021


5

Artikel Ilmiah PKKMB Universitas Negeri Surabaya 2021 ❒

mengganggu perkembangan bahasa anak, hal ini disebabkan karena anak hanya berkomunikasi satu
arah, berbagai pengetahuan yang si kecil lihat di dalam video hanya ia terima tanpa ada interaksi.
selanjutnya membuat anak malas untuk belajar. 60% anak menjadi malas belajar apabila sudah di depan
TV. Rata-rata anak menonton TV tidak lebih dari 2 jam/hari selama di rumah sehingga dampak
negative yang muncul sebatas pada prestasi belajar yang menurun. Lantas bagaimana pengaruh siaran
televisi lokal Indonesia dengan pembentukan karakter sejak usia dini pada anak [6]. Kaimuddin dalam
jurnal bertajuk Implementasi Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013 (2014), pendidikan karakter
merupakan usaha sadar yang terencana dan terarah melalui lingkungan pembelajaran untuk tumbuh
kembangnya seluruh potensi manusia yang memiliki watak berkepribadian baik, bermoral-berakhlak,
dan berefek positif konstruktif pada alam dan masyarakat. Perlu diingat bahwa masa usia dini
merupakan masa keemasan (golden age). Masa keemasan (golden age) menurut Miftahul Achyar
Kertamuda (2015: 2) ialah masa anak usia dini untuk mengeksplorasi hal-hal yang ingin mereka
lakukan, masa golden age merupakan masa penting untuk membentuk karakter anak [6]. Dapat
dikatakan lingkungan memiliki peluang besar dalam membentuk pendidikan karakter bagi anak karena
anak lebih sering menghabiskan waktunya bersama orangtua. jika dibandingkan dengan mrnonton TV
yang hanya 2 sampai 3 jam per harinya.

3. KESIMPULAN
Kesimpulannya siaran televisi memang dibutuhkan oleh masyarakat untuk memperoleh informasi
actual, tetapi untuk anak anak masih kurang efektif. Memang didalamnya terdapat program program
TV seperti kartun untuk anak- anak seperti Shiva, Krisna dll. tetapi didalam kartun tersebut masih
terdapat unsur pertengkaran yang memungkinkan anak anak dapat dengan mudah meniru hal tersebut.
Jika di sangkut pautkan dengan perkembangan atau pembentukan karakter anak, televisi masih kurang
efektif karena sudah di jelaskan diatas bahwa ada batas waktu yang dianjurkan untuk anak dalam
menonton TV tidak lebih dari 3 jam, memang dengan waktu tersebut dan lewat program TV lokal
Indonesia anak dapat meniru sebagian tetapi sisa waktu dari menonton TV adalah waktu waktu
bersama dengan orang tua maupun lingkungan sekitar sehingga dapat disimpulkan pendidikan karakter
dapat dibentuk bukan hanya lewat TV saja tetapi lingkungan sekitar pun ikut berperan.

Judul naskah singkat dan jelas, menyiratkan hasil penelitian (Penulis Pertama)
6

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang memberikan tugas Karya tulis ilmiah dan
penulis juga mengucapkan terimakasih pada sumber literature seperti jurnal- jurnal mengenai pendidikan
karakter pada anak yang dapat menambah wawasan penulis dalam membuat krya tulis ilmiah ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1] N. H. Hamzah, E. F. F. Khomaeny, and M. Ulfa, “Tontonan anak di Televisi: Paradoks dan
Kontestasi Nilai Tontonan Anak di Media Televisi Nasional,” J. Obs. J. Pendidik. Anak Usia Dini,
vol. 5, no. 2, pp. 1883–1893, 2021, doi: 10.31004/obsesi.v5i2.713.
[2] “Anak Belajar Lewat Meniru.” https://www.parenting.co.id/balita/anak+belajar+lewat+meniru
(accessed Sep. 24, 2021).
[3] “Pendidikan Karakter: Pengertian, Nilai, dan Implementasinya - Aku Pintar.”
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/pendidikan-karakter-pengertian-nilai-dan-implementasinya
(accessed Sep. 23, 2021).
[4] Y. C.-Y, “UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG
PENYIARAN,” Acad. Manag. J., vol. 5, no. 3, 2002.
[5] “Berapa Lama Sebaiknya Anak Nonton TV dalam Sehari?”
https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/batas-waktu-anak-menonton-tv/ (accessed Sep. 23,
2021).
[6] G. A. Rohani, “Pengaruh Televisi (Tv) Terhadap Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia 3-4
Tahun,” J. Pendidik. Anak, vol. 4, no. 2, 2015, doi: 10.21831/jpa.v4i2.12355.

Artikel Ilmiah PKKMB Universitas Negeri Surabaya 2021


Artikel Ilmiah PKKMB Universitas Negeri Surabaya 2021

❒ 1

Artikel Ilmiah PKKMB Universitas Negeri Surabaya 2021

Anda mungkin juga menyukai