Anda di halaman 1dari 11

KEBIASAAN MENONTON SIARAN TELEVISI MEMPENGARUHI

PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

Hamzah Abdurahman Ghozali


1301060068
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Tahun 2015-2016
Abstrak

Permasalah yang diambil yaitu apakah menonton siaran televisi dapat


mempengaruhi prestasi belajar siswa. Tujuan penulisan artikel ini adalah
untuk mengkaji tentang dampak dari menonton siaran televisi. Dampak yang
ditimbulkan berupa dampak positif dan dampak negative. Dampak positif
dapat memberikan wawasan yang luas pada anak dan meningkatkan
kreatifitas siswa. Dampak negatif yang ditimbulkan berupa berkurangnya
minat belajar siswa dan jam belajar siswa dirumah yang menyebabkan
menurunya prestasi belajar siswa.
Kata kunci : Menonton ,Siaran,Televisi , Prestasi Belajar
A. Pendahuluan
Kemajuan teknologi telah menempatkan televisi menjadi sebuah kebutuhan setiap
keluarga. Kemudahan dalam mendapatkan sumber informasi, komunikasi, bisnis,
pendidikan dan sebagainya melalui televisi membuat banyak orang menjadikan televisi
sebagai kebutuhan pokok. Dengan teknologi DBS ( Direct Broadcast Satellite ) adalah
sejenis pesawat luar angkasa yang akan memulai layanan komunikasi baru. Dilengkapi
dengan sistem transmisi yang sangat kuat, satelit akan beroperasi dan akan melalui
outlet media konvensional untuk relay program secara langsung ke pelanggan.
Televisi dapat juga disebut sebagai sebuah keajaiban dalam dunia walaupun hanya
berbentuk sebuah kotak elektronik yang sederhana yang mampu secara efektif berperan
sebagai media massa dalam berbagai informasi dengan gambar hidup, berwarna-warni
dan bergerak. Televisi dapat memikat, membius dan menggiring seluruh perhatian para
pemirsanya, itulah sebabnya, sebagian besar pemirsa menganggap bahwa informasi apa
saja yang ditayangkan televisi adalah benar, apa saja yang disajikan oleh televisi adalah
baik, sehingga mereka memutuskan bahwa televisi merupakan satu-satunya sumber dan

pusat informasi yang benar, baik dan akurat, bahkan televisi dianggap sebagai guru yang
wajib ditiru dan diikuti, alat yang paling efisien dan efektif untuk mengenal mempelajari
dan mendapatkan berbagai hal dalam hidup dan kehidupan ini ketimbang berbagai buku
bacaan yang dianggap menyita waktu.
Skornis (1965:8) mengemukakan bahwa :Dibandingkan dengan media
massa lainnya (Radio, Surat Kabar, Majalah, Buku, dan sebagainya), televisi
tampaknya

mempunyai

sifat

istimewa.

Televisi

merupakan

gabungan

media

dengar dan gambar yang bisa bersifat informasi, hiburan dan pendidikan atau
bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Makin maraknya stasiun televisi swasta
yang menayangkan berbagai macam acara mulai dari informasi sampai hiburan. Hiburan
pun banyak macamnya dari film sampai kartun, tinggal memilih apa yang di inginkan.
Apa lagi dengan adanya TV Kabel (berbayar) lebih banyak memberikan pilihan
tayangan. Kebiasaan menonton televisi tidak dapat dibilang baik, apalagi kebiasaan
menonton televisi tersebut dilakukan oleh siswa atau pelajar yang masih duduk di bangku
SD sampai SMA. Karena pada masa masa tersebut siswa belajar melalui apa yang
mereka liat dan apa yang mereka dengar (Teori Humanistik). Kebiasaan tersebut dapat
mempengarungi jam belajar siswa karena tersita oleh waktu menonton televisi, banyak
anak yang mengeluh apabila disuruh belajar setelah menonton televisi dengan alasan
lelah, ngantuk dan malas. Padahal kebutuhan belajar siswa juga harus dipenuhi agar
prestasi siswa tidak menurun.
Poerwadarminta (1974: 769) mendefinisikan bahwa prestasi merupakan hasil
yang telah dicapai oleh seseorang dalam suatu usaha yang dilakukan atau dikerjakan.
Definisi tersebut sejalan dengan pendapat Winkel (1986: 102) yang menyatakan bahwa
prestasi adalah bukti usaha yang dicapai. Selanjutnya Soejanto (1979: 12) menyatakan
bahwa prestasi belajar dapat pula dipandang sebagai pencerminan dari pembelajaran yang
ditunjukan

oleh

siswa

melalui

perubahan-perubahan

dalam

bidang

pengetahuan/pemahaman, keterampilan, analisis, sintesis, evaluasi serta nilai dan sikap.


Dari pendapat para ahli diatas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar
matematika juga dipengaruhi oleh usaha siswa untuk mencapai prestasi tersebut. Maka
ada beberapa faktor baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar
matematika siswa.

Faktor internal berasal dari dalam diri sendiri yang berupa faktor biologis seperti
faktor kesehatan dan faktor psikologis seperti kecerdasan, bakat, minat, perhatian serta
motivasi, Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang berhubungan dengan lingkungan.
Margono (2003:7) faktor-faktor tersebut adalah siswa, guru, tujuan belajar, materi
pelajaran, sarana belajar, interaksi antara siswa dan materi, interaksi antara guru dengan
siswa, interaksi antara siswa dengan siswa dan lingkungan belajar. Menonton siaran
televisi merupakan faktor eksternal karena dapat mempengaruhi lingkungan belajar
siswa, yang harusnya fokus terhadap belajar malah terganggu dengan menonton siaran
televisi.
Oleh karena itu wajar jika lemahnya budaya membaca di kalangan masyarakat
khususnya anak-anak yang salah satu penyebabnya adalah gencarnya tayangan televisi.
Intensitas menonton juga berpengaruh, karena semakin lama menonton siaran televisi
maka semakin berkurang waktu untuk belajar. Hal ini yang menjadi kekhawatiran orang
tua, dimana siswa lebih suka menonton siaran televisi dari pada belajar. Untuk mencegah
hal tersebut orang tua harus lebih cermat dalam mengatur jam belajar dan jam menonton
siaran televisi. Sehingga terjadi keseimbangan antara belajar dan hiburan. Menonton
siaran televisi diperbolehkan asalkan siaran yang ditonton mengandung edukasi, tidak
hanya hiburan. Hindari menonton siaran televisi yang menjurus pada arah kekerasan dan
pornografi karena sangat buruk pada perkembangan siswa.

B. PEMBAHASAN

1. Prestasi Belajar
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia (1988) prestasi belajar diartikan
sebagai penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai angka yang
diberikan guru atau dosen
Bloom (dalam Winkel,

1996)

mengemukakan

bahwa

prestasi

belajar

adalah hasil perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, ranah afektif
dan ranah psikomotor yang merupakan ukuran keberhasilan siswa. Ranah kognitif
meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa dan evaluasi.
a. Pengetahuan menyangkut tingkah laku siswa yang penekanannya pada kemampuan
mengingat yang telah dipelajari.
b. Pemahaman sebagai kemampuan menyerap makna dari materi yang dipelajari.
Kemampuan pada bidang ini memiliki kualitas lebih tinggi dibanding tingkat
pengetahuan.
c. Penerapan merupakan kemampuan menggunakan apa yang telah dipelajari ke
dalam situasi konkrit baru. Tingkah laku pada tingkat ini meliputi kemampuan
menggunakan konsep, prinsip, teori, metode dan hukum yang terdapat dalam satu
bidang ilmu.
d. Analisis menyangkut pemahaman dan penerapan dalam memilahmilah materi dan
kemudian mengorganisir.
e. Sintesis menjadi kemampuan yang lebih tinggi dari penerapan clan analisis, prinsip
dan teori yang beragam.
f. Evaluasi merupakan kemampuan yang paling tinggi dari ranah kognitif Pada tingkat
ini
siswa dituntut mampu mengevaluasi konsep, prinsip teori yang telah diperoleh
dalam pelajaran.
Ranah

afektif

membentuk

sikap

sosial

melalui

sifat

pengembangan

afeksinya. Ranah psikomotor membentuk ketrampilan melalui latihan psikomotor.


Dari

ketiga

ranah

tersebut,

ternyata

ranah

kognitif

memiliki

peranan

penting dalam usaha mencapai prestasi belajar, karena siswa di sekolah dituntut

untuk mampu mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisa, mensintesa


serta mengevaluasi konsep dan prinsip teori yang diperoleh dalam pelajaran.
Sudjana (1989) mengatakan bahwa pengolahan hasil penilaian melalui nilai rata-rata.
Melalui rapor prestasi belajar siswa selama periode tertentu dapat diketahui
perkembanganya.

Mereka

yang

memiliki

prestasi

belajar

yang

tinggi

nilai

rapornya selalu di atas rata-rata, serta menunjukkan adanya peningkatan prestasi.


Berdasarkan

pendapat

dari

beberapa

ahli

tersebut

bahwa prestasi belajar adalah suatu indeks

maka,

kemampuan

dapat

disimpulkan

seseorang tcrutama

kognitifnya dalam menyerap suatu ilmu yang kemudian dapat menunjukkan suatu
kemajuan atau kelambatan dalam menerima, memahami dan menguasai materi
yang dikuasai dan dinyatakan dalam nilai-nilai rapor.
2. Televisi
Menurut Kamus Besar Bahasa indonesia, televisi adalah sistem penyiaran gambar
yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan
menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi
gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat
dan bunyi yang dapat didengar disebut juga sebagai pesawat penerima gambar siaran
televisi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2012).
Dalam perkembangan yang cukup pesat beberapa tahun belakangan ini. Awalnya,
kita hanya punya satu stasiun televisi, itu pun dimiliki oleh pemerintah, namanya Televisi
Republik Indonesia (TVRI). Pada tahun 1989, lahirnya stasiun televisi Rajawali Citra
Televisi Indonesia (RCTI). Stasiun tersebut menjadi televisi swasta pertama di Indonesia.
Stasiun televisi swasta yang kemudian berturut-turut lahir adalah Surya Citra Televisi
(SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Indosiar, dan Andalas Televisi (Antv).
Sejak era reformasi bergulir, televisi swasta pun semakin ramai bermunculan. Ada Metro
TV, Transformasi Televisi (Trans TV), TV 7 yang kini menjadi Trans 7, Lativi yang
belakangan memjadi TV One, serta Global TV . Secara umum televisi dibagi menjadi dua
jenis yaitu televisi yang generalis (umum) dan televisi spesialis (khusus). Televisi
generalis menyajikan acara yang beragam dari acara musik, film, kartun, sampai berita,
Sedangkan televisi spesialis (khusus) menitik beratkan pada suatu program tertentu.
Tetapi skarang TV Generalis maupun TV Spesialis sama-sama menyiarkan program

berita. Beberapa Stasiun televisi untuk memikat hati konsumen dengan cara menwarkan
acara yang berbeda dari yang lain. Seperti sinetron Anak Jalanan di chanel RCTI yang
memikat para konsumen terutama para remaja dan anak-anak, durasi penyangan sinetron
berseri tersebut adalah 120 menit atau 2 jam yang dimulai pada Pukul 18.30 sampai 20.30
WIB. Intensitas menonton televisi yang terlalu lama dapat mengganggu jam belajar anak.
Seharusnya menonton siaran televisi tidak mengganggu jam belajar anak.
3. Dampak Menonton Televisi
Dalam perkembangan ilmu pengetahun pada masa sekarang media televisi juga
dipergunakan sebagai edukasi untuk menunjang kebutuhan siswa dalam belajar. Televisi
merupakan media massa yang mengalami perkembangan paling pesat di dunia. Meski
lahir paling belakangan dibanding media massa cetak, dan radio namun pada akhirnya
media televisilah yang paling banyak diakses oleh masyarakat di mana pun di dunia ini.
Dampak televisi sebagai media bersifat visual memiliki dampak positif dan negatif.
Dampak positif seperti :
1. Kita akan mendapatkan semua berita dari dalam negeri sampai luar negeri.
2. Kita dapat mengetahui berita up to date
3. Masyarakat akan menyegarkan otaknya dengan program yang ditonton seperti acara
komedi.
4. Membantu anak-anak belajar karena gerak tersebut menarik perhatian mereka ke layar
televisi sehingga anak mudah menyimak pesan yang disampaikan dari televisi.
5. Beberapa penelitian mengatakan, bahwa seorang anak yg sering menonton televisi
memiliki wawasan yg lebih luas di banding anak-anak yg tidak menonton tv. Teori itu
sangat lah masuk akal, karena banyak sekali stasiun televisi menggarap tema edukatif
seperti menyiarkan film documenter sejarah, flora fauna, sain dan lain sebagainya.
6. Acara yang kreatif bisa mengajak anak-anak untuk ikut kreatif.
7. Dapat menjadi hiburan daat kita jenuh atau bosan beraktifitas.
Adapun dampak negatif yang timbul bagi anak-anak akibat menonton televisi bisa dilihat
dari:
1. Perilaku Peniruan perbuatan kekerasan, kekhawatiran para psikologis, pemimpin
agama, bila anak-anak secara rutinitas melahap aneka ragam acara dalam berbagai
bentuk format, terutama film kekerasan, maka punya kemungkinan besar akan meniru
dalam keseharian mereka.

2. Sikap Tidak dapat membedakan mana kenyataan dan khayalan. Dapat dimaklumi
anak-anak berpandangan mereka yang tampil di layar televisi merupakan hal yang
nyata. Hal ini disebabkan berpikirnya anak masih sederhana.
3. Menghabiskan waktu, Banyak waktu yang dihabiskan anak hanya untuk menonton televisi,
sehingga mengurangi aktivitas yang lain seperti bermain dengan sesamanya, membantu kedua

4. Mengurangi minat belajar


Munculnya dampak negatif bisa disebabkan oleh beberapa faktor berikut antara lain:

a. Kurangnya pengawasan orang tua


Orang tua merupakan contoh dan panutan bagi anak/siswa, dengan adanya
pengawasan dari orang tua selama siswa menonton siaran televisi untuk membatasi
anak dalam mengakses saluran televisi akan berdampak baik karena dapat mencegah
siswa menonton siaran yang berupa kekerasan, kriminal dan pornografi.
Sedangkan menurut Sulastowo (2008), kalaupun tidak sempat mendampingi anak,
orangtua sebaiknya menyeleksi program televisi mana yang benar-benar cocok untuk
anak. Sebelum anak diizinkan untuk menonton program televisi tertentu, orangtua
sudah mengetahui program tersebut cocok atau tidak untuk anak, jadi orang tua sudah
terlebih dahulu menonton program tersebut dan melakukan evaluasi (Sulastowo,2006).
a. Kemudahan anak dalam mengakses televisi
Anak-anak mempunyai televisi di kamar mereka karena media dan teknologi
sebenarnya dapat menjadi media bermain bagi anak, Namun dengan adanya televisi di
kamar anak mempermudah anak mengakses siaran televisi dan dapat memperbesar
frekuensi anak menonton televisi, banyak anak remaja yang di kamarnya ada televisi
lebih banyak menghabiskan waktu untuk menonton televisi.
Adanya televisi di kamar anak juga membuat anak mempunyai sikap bermalasmalasan dan cenderung makan saat menonton televisi sehingga meningkatkan risiko
overweight. Hal ini menyebabkan perlu dilakukan edukasi pada orang tua untuk
membatasi lamanya menonton televisi dan tidak menempatkan televisi di kamar anak.
Memindahkan televisi dikamar anak merupakan langkah awal mengurangi waktu
menonton televisi bagi anak dan mencegah perilaku buruk yang muncul akibat
menonton televisi.
b. Intensitas menonton televisi
Intensitas menonton televisi dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu intensitas
berat dan intensitas ringan. Intensitas ringan ialah ialah responden yang menonton TV
selama kurang dari 2 jam sedangkan menonton televisi berat ialah responden yang

menonton TV selama lebih dari 4 jam. Pembagian grup tersebut didasari oleh teori
(Gerbner 1980 dalam Marissa, 2007).
Intensitas berat yaitu menonton televisi lebih dari 4 jam akan berpengaruh dengan
kegiatan siswa, siswa akan menghabiskan waktu berjam-jam menonton siaran televisi
dan tidak melakukan apapun akan berdampak pada waktu untuk istirahat, belajar,
berkumpul dengan keluarga dan lain sebagainya. Sehingga harusnya orang tua
mengatur jam menonton televisi agar tidak mengganggu kegiatan lainnya baik itu
berkumpul dengan keluarga ataupun kegiatan belajar siswa.
4. Pengaruh Terhadap Prestasi Belajar
Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daya yang ada
dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau
perbuataan seseorang. Pengaruh dapat dikatakan suatu keadaan dimana ada hubungan
timbal balik, atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang
di pengaruhi. Dua hal ini adalah yang akan dihubungkan dan dicari apa ada hal yang
menghubungkannya. Di sisi lain pengaruh adalah berupa daya yang bisa memicu sesuatu,
menjadikan sesuatu berubah, maka jika salah satu yang disebut pengaruh tersebut berubah,
maka akan ada akibat yang ditimbulkannya.
Survei Journal of Medical Association (1994) menunjukkan bahwa rata-rata anakanak menonton TV 47 jam seminggu, jadi rata-rata 6-7 jam perhari . Uraian di atas sudah
menjelaskan menonton televisi dengan intensitas berat yaitu lebih dari 4 jam dalam sehari
yang dapat menimbulkan dampak negatif yaitu malas belajar karena merasa lelah setelah
menonton televisi. Sehingga waktu belajar yang harusnya bisa dimanfaatkan untuk
mengerjakan tugas dan lebih memahami materi pelajaran malah terganggu oleh kondisi
lelah setelah menonton televisi. Apabila hal ini berlangsung lama atau rutin akan
menyebabkan penurunan prestasi belajar yang disebabkan oleh faktor menonton televisi
dengan intensitas berat.
C. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat dismpulkan bahwa televisi merupakan media
yang paling berpengaruh dalam masyarakat. Kemudahan mengakses media televisi
menyebabkan adanya dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif antara lain

yaitu kemudahan mendapatkan informasi terbaru, umtuk edukasi, memudahkan anakanak dalam belajar karena menggunakan audio visual yang menarik akan lebih mudah
ditangkap oleh anak, memberikan banyak pengetahuan yang bersifat positif. Dampak
positif akan dirasakan apabila penggunaan media televisi secara benar, untuk anakanak menonton siaran televisi harus berada dibawah pengawasan orangtua, tidak
berlebihan tidak menjadi konsumen dengan intensitas berat.
Sebaliknya dampak negatif yaitu perilaku kekerasan, tidak bisa membedakan
yang realita dan ekspektasi, menurunkan motivasi belajar. Dampak negatif akan
muncul karena disebabkan beberapa faktor yaitu kurangnya pengawasan orangtua,
kemudahan mengakses televisi tanpa batas, intensitas berat menonton televisi.
Pengaruh menonton siaran televisi dengan intensitas berat mempengaruhi prestasi
belajar yang diebabkan penurunan motivasi belajar karena kelelahan setelah menonton
televisi yang berimbas pada siswa malas belajar sehingga prestasi belajar menurun.

2. Saran
Ada beberapa hal yang disarankan sehubungan pengaruh Televisi terhadap prestasi
belajar:
a. Peran serta orang tua dalam memberikan motivasi untuk peningkatan prestasi
belajar siswa sebagai orang yang paling dekat terhadap kondisi anak serta
menemani anak menyeleksi tontonan siaran televisi yang layak untuk ditonton anak
b. Tanggung jawab guru dalam memberikan pemahaman kepada anak saat dikelas
bahwa menonton siaran televisi bukan hanya sebagai hiburan tetapi juga sebagai
ajang edukasi
c. Untuk seluruh siswa agar dapat menjadikan televisi sebagai sarana pendidikan,
informasi yang dapat mendukung pembelajaran di sekolah dan tidak menjadikan
televisi hanya sebagai hiburan

Daftar Pustaka

Desti,Sri, Maret (2005) , Dampak Tayangan Film Di Televisi Terhadap Perilaku


Anak,Jurnal
Komunikologi, Vol 2, No 1 , http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEUJournal-4614-Sri%20Desti.pdf, 3 Maret 2016
Jusoff, Kamaruzaman,August (2009), Television And Media Literacy In Young
Children:
Issues And Effects In Early Childhood, International Education
Study,Vol 2, No 3, http//www.ccsenet.org/journal.html, 3 Maret 2016
Jayarni.,Imra.,Septiwiharti,Dwi, Dampak Menonton Siaran Televisi Terhadap Prestasi
Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SD Negeri 1 Posona Kecamatan Kasimbar
Jurnal Kreatif Tadulako Online,Vol 2, No.4,

http://jurmal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JKTO/article/viewFile/3981/2935, 5 maret 2016


Syarief,Lukman.,Saparwati,Mona.,Mawardika,Tina.,November (2013),Hubungan Kebiasaan Menonton
Tayangan Televisi dengan Prilaku Agresif Pada Anak Pra Sekolah di TK Islam Terpadu Al
Akhyar Kabupaten Kudus,Jurnal Keperawatan,Vol 1, No.2.

Hasnawati.(2003). Dampak Menonton Tayangan Sinetron Putih Abu-Abu Terhadap Perilaku


Anak di Kelurahan Sidodamai Samarinda. eJournal Ilmu Komunikasi. 1 (2): 126-137.
ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id
Diahloka,Carmia.Juni (2012), Pengaruh Sinetron Televisi Dan Film Terhadap Perekmbangan
Moral Remaja, Jurnal Reformasi, Vol 2, No. 1.
Alfandi, (2010:1). Televisi dan Pendidikan Anak Dalam Keluarga. [online].
Tersedia;http;//fandyian.blogspot.com/2010/05/pendidikan-anak-dantelevisi.html, 12 maret 2016

Winkel, (1996). Psikologi Pengajaran, Jakarta, Grasindo


Skornis (1965:1).Sistem Informasi.LP3S Jakarta.
Alfandi, (2010:1). Televisi dan Pendidikan Anak Dalam Keluarga. [online].
Tersedia;http;//fandyian.blogspot.com/2010/05/pendidikan-anak-dantelevisi.html
Chen,M.(1996).Anank-anak dan Televisi (Hidayat,Penerjemah).Jakarta:Gramedia Pustaka.
Leman,M.(2000).Televisi dan Anak-Anak.Retrive 2010

Anda mungkin juga menyukai