pusat informasi yang benar, baik dan akurat, bahkan televisi dianggap sebagai guru yang
wajib ditiru dan diikuti, alat yang paling efisien dan efektif untuk mengenal mempelajari
dan mendapatkan berbagai hal dalam hidup dan kehidupan ini ketimbang berbagai buku
bacaan yang dianggap menyita waktu.
Skornis (1965:8) mengemukakan bahwa :Dibandingkan dengan media
massa lainnya (Radio, Surat Kabar, Majalah, Buku, dan sebagainya), televisi
tampaknya
mempunyai
sifat
istimewa.
Televisi
merupakan
gabungan
media
dengar dan gambar yang bisa bersifat informasi, hiburan dan pendidikan atau
bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Makin maraknya stasiun televisi swasta
yang menayangkan berbagai macam acara mulai dari informasi sampai hiburan. Hiburan
pun banyak macamnya dari film sampai kartun, tinggal memilih apa yang di inginkan.
Apa lagi dengan adanya TV Kabel (berbayar) lebih banyak memberikan pilihan
tayangan. Kebiasaan menonton televisi tidak dapat dibilang baik, apalagi kebiasaan
menonton televisi tersebut dilakukan oleh siswa atau pelajar yang masih duduk di bangku
SD sampai SMA. Karena pada masa masa tersebut siswa belajar melalui apa yang
mereka liat dan apa yang mereka dengar (Teori Humanistik). Kebiasaan tersebut dapat
mempengarungi jam belajar siswa karena tersita oleh waktu menonton televisi, banyak
anak yang mengeluh apabila disuruh belajar setelah menonton televisi dengan alasan
lelah, ngantuk dan malas. Padahal kebutuhan belajar siswa juga harus dipenuhi agar
prestasi siswa tidak menurun.
Poerwadarminta (1974: 769) mendefinisikan bahwa prestasi merupakan hasil
yang telah dicapai oleh seseorang dalam suatu usaha yang dilakukan atau dikerjakan.
Definisi tersebut sejalan dengan pendapat Winkel (1986: 102) yang menyatakan bahwa
prestasi adalah bukti usaha yang dicapai. Selanjutnya Soejanto (1979: 12) menyatakan
bahwa prestasi belajar dapat pula dipandang sebagai pencerminan dari pembelajaran yang
ditunjukan
oleh
siswa
melalui
perubahan-perubahan
dalam
bidang
Faktor internal berasal dari dalam diri sendiri yang berupa faktor biologis seperti
faktor kesehatan dan faktor psikologis seperti kecerdasan, bakat, minat, perhatian serta
motivasi, Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang berhubungan dengan lingkungan.
Margono (2003:7) faktor-faktor tersebut adalah siswa, guru, tujuan belajar, materi
pelajaran, sarana belajar, interaksi antara siswa dan materi, interaksi antara guru dengan
siswa, interaksi antara siswa dengan siswa dan lingkungan belajar. Menonton siaran
televisi merupakan faktor eksternal karena dapat mempengaruhi lingkungan belajar
siswa, yang harusnya fokus terhadap belajar malah terganggu dengan menonton siaran
televisi.
Oleh karena itu wajar jika lemahnya budaya membaca di kalangan masyarakat
khususnya anak-anak yang salah satu penyebabnya adalah gencarnya tayangan televisi.
Intensitas menonton juga berpengaruh, karena semakin lama menonton siaran televisi
maka semakin berkurang waktu untuk belajar. Hal ini yang menjadi kekhawatiran orang
tua, dimana siswa lebih suka menonton siaran televisi dari pada belajar. Untuk mencegah
hal tersebut orang tua harus lebih cermat dalam mengatur jam belajar dan jam menonton
siaran televisi. Sehingga terjadi keseimbangan antara belajar dan hiburan. Menonton
siaran televisi diperbolehkan asalkan siaran yang ditonton mengandung edukasi, tidak
hanya hiburan. Hindari menonton siaran televisi yang menjurus pada arah kekerasan dan
pornografi karena sangat buruk pada perkembangan siswa.
B. PEMBAHASAN
1. Prestasi Belajar
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia (1988) prestasi belajar diartikan
sebagai penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai angka yang
diberikan guru atau dosen
Bloom (dalam Winkel,
1996)
mengemukakan
bahwa
prestasi
belajar
adalah hasil perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, ranah afektif
dan ranah psikomotor yang merupakan ukuran keberhasilan siswa. Ranah kognitif
meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa dan evaluasi.
a. Pengetahuan menyangkut tingkah laku siswa yang penekanannya pada kemampuan
mengingat yang telah dipelajari.
b. Pemahaman sebagai kemampuan menyerap makna dari materi yang dipelajari.
Kemampuan pada bidang ini memiliki kualitas lebih tinggi dibanding tingkat
pengetahuan.
c. Penerapan merupakan kemampuan menggunakan apa yang telah dipelajari ke
dalam situasi konkrit baru. Tingkah laku pada tingkat ini meliputi kemampuan
menggunakan konsep, prinsip, teori, metode dan hukum yang terdapat dalam satu
bidang ilmu.
d. Analisis menyangkut pemahaman dan penerapan dalam memilahmilah materi dan
kemudian mengorganisir.
e. Sintesis menjadi kemampuan yang lebih tinggi dari penerapan clan analisis, prinsip
dan teori yang beragam.
f. Evaluasi merupakan kemampuan yang paling tinggi dari ranah kognitif Pada tingkat
ini
siswa dituntut mampu mengevaluasi konsep, prinsip teori yang telah diperoleh
dalam pelajaran.
Ranah
afektif
membentuk
sikap
sosial
melalui
sifat
pengembangan
ketiga
ranah
tersebut,
ternyata
ranah
kognitif
memiliki
peranan
penting dalam usaha mencapai prestasi belajar, karena siswa di sekolah dituntut
Mereka
yang
memiliki
prestasi
belajar
yang
tinggi
nilai
pendapat
dari
beberapa
ahli
tersebut
maka,
kemampuan
dapat
disimpulkan
seseorang tcrutama
kognitifnya dalam menyerap suatu ilmu yang kemudian dapat menunjukkan suatu
kemajuan atau kelambatan dalam menerima, memahami dan menguasai materi
yang dikuasai dan dinyatakan dalam nilai-nilai rapor.
2. Televisi
Menurut Kamus Besar Bahasa indonesia, televisi adalah sistem penyiaran gambar
yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan
menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi
gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat
dan bunyi yang dapat didengar disebut juga sebagai pesawat penerima gambar siaran
televisi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2012).
Dalam perkembangan yang cukup pesat beberapa tahun belakangan ini. Awalnya,
kita hanya punya satu stasiun televisi, itu pun dimiliki oleh pemerintah, namanya Televisi
Republik Indonesia (TVRI). Pada tahun 1989, lahirnya stasiun televisi Rajawali Citra
Televisi Indonesia (RCTI). Stasiun tersebut menjadi televisi swasta pertama di Indonesia.
Stasiun televisi swasta yang kemudian berturut-turut lahir adalah Surya Citra Televisi
(SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Indosiar, dan Andalas Televisi (Antv).
Sejak era reformasi bergulir, televisi swasta pun semakin ramai bermunculan. Ada Metro
TV, Transformasi Televisi (Trans TV), TV 7 yang kini menjadi Trans 7, Lativi yang
belakangan memjadi TV One, serta Global TV . Secara umum televisi dibagi menjadi dua
jenis yaitu televisi yang generalis (umum) dan televisi spesialis (khusus). Televisi
generalis menyajikan acara yang beragam dari acara musik, film, kartun, sampai berita,
Sedangkan televisi spesialis (khusus) menitik beratkan pada suatu program tertentu.
Tetapi skarang TV Generalis maupun TV Spesialis sama-sama menyiarkan program
berita. Beberapa Stasiun televisi untuk memikat hati konsumen dengan cara menwarkan
acara yang berbeda dari yang lain. Seperti sinetron Anak Jalanan di chanel RCTI yang
memikat para konsumen terutama para remaja dan anak-anak, durasi penyangan sinetron
berseri tersebut adalah 120 menit atau 2 jam yang dimulai pada Pukul 18.30 sampai 20.30
WIB. Intensitas menonton televisi yang terlalu lama dapat mengganggu jam belajar anak.
Seharusnya menonton siaran televisi tidak mengganggu jam belajar anak.
3. Dampak Menonton Televisi
Dalam perkembangan ilmu pengetahun pada masa sekarang media televisi juga
dipergunakan sebagai edukasi untuk menunjang kebutuhan siswa dalam belajar. Televisi
merupakan media massa yang mengalami perkembangan paling pesat di dunia. Meski
lahir paling belakangan dibanding media massa cetak, dan radio namun pada akhirnya
media televisilah yang paling banyak diakses oleh masyarakat di mana pun di dunia ini.
Dampak televisi sebagai media bersifat visual memiliki dampak positif dan negatif.
Dampak positif seperti :
1. Kita akan mendapatkan semua berita dari dalam negeri sampai luar negeri.
2. Kita dapat mengetahui berita up to date
3. Masyarakat akan menyegarkan otaknya dengan program yang ditonton seperti acara
komedi.
4. Membantu anak-anak belajar karena gerak tersebut menarik perhatian mereka ke layar
televisi sehingga anak mudah menyimak pesan yang disampaikan dari televisi.
5. Beberapa penelitian mengatakan, bahwa seorang anak yg sering menonton televisi
memiliki wawasan yg lebih luas di banding anak-anak yg tidak menonton tv. Teori itu
sangat lah masuk akal, karena banyak sekali stasiun televisi menggarap tema edukatif
seperti menyiarkan film documenter sejarah, flora fauna, sain dan lain sebagainya.
6. Acara yang kreatif bisa mengajak anak-anak untuk ikut kreatif.
7. Dapat menjadi hiburan daat kita jenuh atau bosan beraktifitas.
Adapun dampak negatif yang timbul bagi anak-anak akibat menonton televisi bisa dilihat
dari:
1. Perilaku Peniruan perbuatan kekerasan, kekhawatiran para psikologis, pemimpin
agama, bila anak-anak secara rutinitas melahap aneka ragam acara dalam berbagai
bentuk format, terutama film kekerasan, maka punya kemungkinan besar akan meniru
dalam keseharian mereka.
2. Sikap Tidak dapat membedakan mana kenyataan dan khayalan. Dapat dimaklumi
anak-anak berpandangan mereka yang tampil di layar televisi merupakan hal yang
nyata. Hal ini disebabkan berpikirnya anak masih sederhana.
3. Menghabiskan waktu, Banyak waktu yang dihabiskan anak hanya untuk menonton televisi,
sehingga mengurangi aktivitas yang lain seperti bermain dengan sesamanya, membantu kedua
menonton TV selama lebih dari 4 jam. Pembagian grup tersebut didasari oleh teori
(Gerbner 1980 dalam Marissa, 2007).
Intensitas berat yaitu menonton televisi lebih dari 4 jam akan berpengaruh dengan
kegiatan siswa, siswa akan menghabiskan waktu berjam-jam menonton siaran televisi
dan tidak melakukan apapun akan berdampak pada waktu untuk istirahat, belajar,
berkumpul dengan keluarga dan lain sebagainya. Sehingga harusnya orang tua
mengatur jam menonton televisi agar tidak mengganggu kegiatan lainnya baik itu
berkumpul dengan keluarga ataupun kegiatan belajar siswa.
4. Pengaruh Terhadap Prestasi Belajar
Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daya yang ada
dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau
perbuataan seseorang. Pengaruh dapat dikatakan suatu keadaan dimana ada hubungan
timbal balik, atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang
di pengaruhi. Dua hal ini adalah yang akan dihubungkan dan dicari apa ada hal yang
menghubungkannya. Di sisi lain pengaruh adalah berupa daya yang bisa memicu sesuatu,
menjadikan sesuatu berubah, maka jika salah satu yang disebut pengaruh tersebut berubah,
maka akan ada akibat yang ditimbulkannya.
Survei Journal of Medical Association (1994) menunjukkan bahwa rata-rata anakanak menonton TV 47 jam seminggu, jadi rata-rata 6-7 jam perhari . Uraian di atas sudah
menjelaskan menonton televisi dengan intensitas berat yaitu lebih dari 4 jam dalam sehari
yang dapat menimbulkan dampak negatif yaitu malas belajar karena merasa lelah setelah
menonton televisi. Sehingga waktu belajar yang harusnya bisa dimanfaatkan untuk
mengerjakan tugas dan lebih memahami materi pelajaran malah terganggu oleh kondisi
lelah setelah menonton televisi. Apabila hal ini berlangsung lama atau rutin akan
menyebabkan penurunan prestasi belajar yang disebabkan oleh faktor menonton televisi
dengan intensitas berat.
C. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat dismpulkan bahwa televisi merupakan media
yang paling berpengaruh dalam masyarakat. Kemudahan mengakses media televisi
menyebabkan adanya dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif antara lain
yaitu kemudahan mendapatkan informasi terbaru, umtuk edukasi, memudahkan anakanak dalam belajar karena menggunakan audio visual yang menarik akan lebih mudah
ditangkap oleh anak, memberikan banyak pengetahuan yang bersifat positif. Dampak
positif akan dirasakan apabila penggunaan media televisi secara benar, untuk anakanak menonton siaran televisi harus berada dibawah pengawasan orangtua, tidak
berlebihan tidak menjadi konsumen dengan intensitas berat.
Sebaliknya dampak negatif yaitu perilaku kekerasan, tidak bisa membedakan
yang realita dan ekspektasi, menurunkan motivasi belajar. Dampak negatif akan
muncul karena disebabkan beberapa faktor yaitu kurangnya pengawasan orangtua,
kemudahan mengakses televisi tanpa batas, intensitas berat menonton televisi.
Pengaruh menonton siaran televisi dengan intensitas berat mempengaruhi prestasi
belajar yang diebabkan penurunan motivasi belajar karena kelelahan setelah menonton
televisi yang berimbas pada siswa malas belajar sehingga prestasi belajar menurun.
2. Saran
Ada beberapa hal yang disarankan sehubungan pengaruh Televisi terhadap prestasi
belajar:
a. Peran serta orang tua dalam memberikan motivasi untuk peningkatan prestasi
belajar siswa sebagai orang yang paling dekat terhadap kondisi anak serta
menemani anak menyeleksi tontonan siaran televisi yang layak untuk ditonton anak
b. Tanggung jawab guru dalam memberikan pemahaman kepada anak saat dikelas
bahwa menonton siaran televisi bukan hanya sebagai hiburan tetapi juga sebagai
ajang edukasi
c. Untuk seluruh siswa agar dapat menjadikan televisi sebagai sarana pendidikan,
informasi yang dapat mendukung pembelajaran di sekolah dan tidak menjadikan
televisi hanya sebagai hiburan
Daftar Pustaka