Anda di halaman 1dari 3

Nama: Hansing

NPM: 2351077
Apakah fans kpop termasuk penjajahan atau hobi

Kpop sendiri identik dengan idol asal Korea Selatan yang memiliki girlband maupun
boyband yang bekerja untuk suatu perusahaan atau organisasi. Budaya korea atau kerap di sebut
kpop, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap semua aspek kehidupan sehari-hari, termasuk
preferensi musik, gaya, makanan dan lain-lain.
Kesenangan seseorang terhadap idola mereka kerap kali mereka timbulkan baik
berdampak negative maupun positif. Masyarakat seringkali di hubungkan dengan gagasan bahwa
menyukai idol kpop adalah bentuk fanasitesme yang sangat menghawatirkan dan dapat
mengakibatkan terkikisnya suatu budaya asli suatu negara.
Ada pula Dampak positif yang dapat kita pelajari yaitu, mengenal budaya dan
multikulturalisme adalah salah satu manfaat budaya kpop bagi Masyarakat Indonesia. Kpop
memungkinkan Masyarakat untuk mengeksplorasi budaya yang berbeda melalui musik, budaya,
Bahasa, dan mode berpakaian. Selain minat Indonesia untuk mempelajari budaya korea,
sejumlah Masyarakat Korea Selatan yang belajar tentang budaya Indonesia juga meningkat.
Jamhari(2015) menyatakan bahwa Indonesia semakin popular. Terdapat tiga universitas di Korea
Selatan yang menawarkan khursus Bahasa Indonesia, yaitu Hankuk University of Foreign
Studies (HUFS), Busan University of Foreign Studies (BUFS), dan Woosong University.
Banyaknya Perusahaan Korea yang berinvestasi di luar Korea seperti Indonesia, hal ini
akan memberikan peluang untuk bekerja di Perusahaan Korea di luar Korea Selatan. Selain itu
banyak artis Korea yang di undang ke acara nasional Indonesia dan menjadi brand ambassador di
suatu Perusahaan atau produk produk lokal. Sebagai salah satu negara yang memiliki jumlah
penggemar terbesar di dunia, artis artis Korea memanfaatkan kesempatan untuk menampilkan
konten yang berkaitan dengan budaya Indonesia.
Selain itu, kpop juga membawa manfaat ekonomi bagi Indonesia. Seperti konser dan
pertemuan antara penggemar dan artis yang kerap disebut dengan fansign yang diadakan oleh
group kpop yang menarik ribuan penggemar, mengaktifkan industry pariwisata dan
menghasilkan pendapatan dari penjualan tiket, merchandise, dan barang barang kpop lainnya.
Dunia usaha di Indonesia juga kerap berkolaborasi dengan kpop idol dalam kampanye
periklanan, sehingga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi lokal.
Minat Masyarakat Indonesia yang tinggi terhadap produk korea seperti, makeup, fashion,
dan kuliner, membuka peluang peluang ekonomi bagi Masyarakat dan pengusaha lokal. Banyak
produk korea yang di impor ke Indonesia, seiring dengan itu banyak bisnis lokal yang
memproduksi atau menjual produk yang terinspirasi oleh budaya Korea, seperti dalam hal
kuliner.
Masuknya budaya Korea dan idol kpop ke Indonesia memberikan Dampak positif yang
signifikan terhadap kehidupan Masyarakat, namun tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini juga
menimbulkan Dampak negative. Seperti perubahan nilai dan normal sosial di Indonesia,
banyaknya remaja menjadi terobsesi dengan budaya Korea dan menggangap hal itu sebagai
standart gaya hidup yang harus di ikuti. Hal ini mengakibatkan hilangnya identitas budaya lokal
karena Masyarakat berpadu pada budaya Korea yang di anggap lebih menarik.
Adanya fanatisme berlebihan terhadap kpop idol telah menyebabkan banyak masalah
sosial. Beberapa penggemar terlalu terobsesi dengan idola mereka sehingga melupakan tugas dan
tanggung jawab mereka, seperti melewatkan sekolah atau pekerjaan mereka untuk mengikuti
aktivitas dan konser idola mereka. Fenomena ini dapat menyebabkan rendahnya produktivitas
Masyarakat dan menggangu stabilitas sosial.
Kesenjangan perkembangan seni dan budaya lokal juga menjadi dampak negatif yang
tidak bisa diabaikan begitu saja. Perkembangan industri musik Indonesia melambat akibat terlalu
fokus pada K-pop. Banyak talenta lokal yang terabaikan atau tidak mendapat apresiasi yang
layak karena masyarakat cenderung mendukung idola K-pop. Dunia perfilman dan teater
Indonesia pun turut terkena dampak tren ini, dengan semakin banyaknya penonton yang beralih
ke drama Korea.
Budaya penyimpangan juga semakin berkembang melalui jalur online, seperti cyber
bullying, pelanggaran privacy, ataupun hate speech. Hal ini adalah konsekuensi negative dari
hubungan antara penggemar dan idol kpop. Beberapa penggemar menjadi terlalu terobsesi
dengan idolnya sehingga memantau kehidupan pribadinya, dan terlibat dalam perilaku agresif.
Hal ini dapat menyebabkan pelanggaran hukum Undang-Undang No. 19 Tahun 2016 tentang
Hak Asasi Manusia (UU HAM) UU HAM melindungi hak asasi manusia termasuk hak privasi
individu. Pelanggaran privasi yang dilakukan oleh fans terhadap K-pop idol dapat dianggap
sebagai pelanggaran hak privasi individu yang dilindungi oleh UU ini.
Selain itu, masuknya budaya Korea dan idol kpop juga dapat menyebabkan perpecahan
antar generasi muda dan orang tua mereka. Kesibukan mengikuti aktivitas atau berita pada idol
kpop membuat Sebagian generasi anak muda menjadi terlalu tenggelam pada dunianya sendiri
dan menjauhkan diri dari orang sekitar. Hal ini dapat menghambat komunikasi antara generasi
muda dan orang tua serta berpotensi mengaburkan nilai nilai tradisional, kebersamaan keluarga,
ataupun solidaritas dalam keluarga tersebut.
Meskipun masuknya budaya Korea dan idol kpop ke Indonesia membawa Dampak
positif di beberapa bidang, namun juga ada efek negative yang harus di perhatikan. Beberapa
efek negative yang harus kita waspadai adalah perubahan nilai dan norma Masyarakat, sikap
berlebihan yang dapat melanggar undang undang, hingga pemisah antar generasi muda dan
orang tuanya. Oleh karena itu, sangat penting bagi Masyarakat Indonesia untuk mempertahankan
keseimbangan dan tetap mempertahankan identitas budaya lokal Ketika mengapresiasi budaya
asing seperti Korea dan idol kpop.
Hadirnya industry dan budaya kpop telah menciptakan fenomena global yang tak bisa
dipungkiri. Para penggemar musik Pop Korea, yang umumnya dikenal sebagai kpopers, telah
berkembang menjadi komunitas yang besar dan berpengaruh di seluruh dunia. Namun
pertanyaan yang kerap muncul adalah, apakah menjadi penggemar idola kpop hanya sekedar
hobi atau hal ini menyebabkan penjajahan?
Tidak bisa disimpulkan bahwa menjadi penggemar idol kpop merupakan suatu
penjajahan. Hal ini dapat dibedakan berdasarkan perbedaan karakteristik antara keduanya.
Penjajahan aadalah tindakan suatu negara atau kaum untuk menguasai suatu wilayah dengan
menggunakan politik, kekuatan militer, ekonomi, dan sosial, sedangkan hobi adalah kegiatan
yang dilakukan secara sukarela dan tidak terikat oleh tuntutan. Hobi tidak memiliki tujuan
komersial dan merupakan upaya individu untuk mengejar minat atau kesenangan tertentu.
Menurut pendapat pribadi saya, menjadi penggemar idol kpop bukanlah sebuah
penjajahan melainkah sebuah hobi, hobi yang secara sukarela mendukung dan menyenangi diri
sendiri. Landasan hukum terkait topik ini adalah Deklarasi Hak Asasi Manusia (DHAM) pasal 27
”menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk turut serta dengan bebas dalam kehidupan
kebudayaan masyarakat, untuk mengecap kenikmatan, kesenian, dan berbagi dalam kemajuan
ilmu pengetahuan dan manfaatnya”
Hobi dilakukan untuk kepuasan pribadi dan memenuhi minat pribadi, sementara
penjajahan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dan kerangka kekuasaan yang lebih besar.
Namun dalam hobi, orang cenderung mempeertahankan identitas dan budaya mereka sendiri
dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan.
Perbedaan antara penjajahan dan hobi sangat jelas. Penjajahan melibatkan dominasi,
penindasan, dan pembatasan kebebasan suatu kelompok terhadap kelompok lain dengan tujuan
memperoleh kekuasaan dan keuntungan. Hobi, sebaliknya, adalah kegiatan pribadi yang
dilakukan secara sukarela berdasarkan kepentingan pribadi untuk memperoleh kepuasan dan
memenuhi kebutuhan pribadi. Penting untuk memahami perbedaan-perbedaan ini guna
menghormati kebebasan dan hak individu serta menghindari manipulasi dan penindasan terhadap
kelompok lain dalam konteks penjajahan.

Anda mungkin juga menyukai