Anda di halaman 1dari 18

Kelompok 3

Perubahan Sosial Budaya


Pada Remaja Karena
Masuknya Fenomena Hallyu
Wave di Indonesia
Kelompok 3

1. Amanda Putri (2010914320001)


2. Hana Angelina He (2010914320025)
3. Hasnita Safitri (1810914320026)
4. Levia Nanda Istiqamah (1810914320049)
5. Muhammad Defaq Nur Rayan. Dr (2010914110027)
6. Norlaila (2010914120002)
7. Reza Agusta Wirakesuma (2010914310024)
8. Syifa Amelia Safitri (2010914220001)
9. Tarisha Afifah Aftia Rahman (2010914220042)
01
Definisi
Perubahan
Sosial Budaya
Perubahan merupakan suatu hal yang pasti akan terjadi pada
masyarakat, dimana terdapat suatu keadaan yang berbeda dari sebelumnya dengan
keadaan selanjutnya. Seiring perkembangan zaman dan teknologi akan terjadi
perubahan pada masyarakat baik dari bidang perilaku, sosial, maupun budaya.
Perubahan sosial budaya merupakan perubahan yang terjadi karena
beberapa aspek seperti kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, serta aturan- aturan
baru seiring perkembangan zaman. Teknologi menjadi salah satu faktor yang sangat
berpengaruh dalam perubahan sosial dan budaya.

Perubahan ini terbagi menjadi tiga dimensi, yaitu ;


1. Dimensi Kultural
2. Dimensi Struktural
3. Dimensi Interaksional
02
Definisi dan
Perkembangan
Hallyu Wave di
Indonesia
Fenomena hallyu wave adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu
fenomena menyebarnya budaya populer asal Korea Selatan di berbagai penjuru dunia.

Di Indonesia khususnya, hallyu wave mulai berkembang dari sebuah drama dengan judul
“Endless Love” yang terkenal pada tahun 2000an. Kemudian drama-drama lainnya pun semakin
menghiasi layar kaca Indonesia. Seiring berjalannya waktu, kisaran tahun 2010an tidak hanya dramanya
saja yang terkenal tetapi juga gilgroup serta boygroup seperti Super Junior dan Girls Generation sangat
digandrungi di Indonesia, bahkan bermunculan girlgroup dan boygroup dari Indonesia karena pengaruh
dari Hallyu Wave ini. Kisaran tahun 2015 hingga saat ini, drama serta boygroup dan girlgroup Korea
Selatan semakin berkembang dan meluas serta dengan jumlah penggemar yang juga semakin meningkat,
tidak terkecuali di Indonesia. Nama-nama seperti Lee Min Ho, BTS, EXO, dan Blackpink terdengar tidak
asing bagi sebagian besar orang. Tidak hanya sampai disitu, makanan dan produk kecantikan dari Korea
Selatan juga turut popular di Indonesia. Hingga saat ini, aktor, aktris, dan idol dari Korea Selatan telah
menjadi idola banyak orang di Indonesia terutama kalangan remaja.
03
Definisi dan
Karakteristik
Remaja
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata
latin (adolescare) yang berarti “tumbuh” atau ”tumbuh
menjadi dewasa”. Istilah adolensence mempunyai arti yang
lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental,
emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1980). Hurlock
(1980) menyatakan “Masa remaja disebut juga sebagai
periode perubahan, tingkat perubahan dalam sikap dan
perilaku selama masa remaja sejajar dengan perubahan
fisik”. remaja adalah masa transisi antara masa kanak-
kanak dan dewasa, dimana terjadi pertumbuhan, timbul
ciri- ciri seks sekunder, tercapainya fertilitas dan terjadi
perubahan- perubahan psikologi serta kognitif.
Remaja mempunyai karakteristik atau ciri-ciri tertentu yang
membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri tersebut
secara singkat dikemukakan oleh Hurlock (1997) sebagai berikut :

1. Masa Remaja sebagai Masa Peralihan

Dalam setiap periode peralihan, status individu tidak jelas dan terdapat
keraguan akan peran yang harus dilakukan. Pada masa ini, remaja bukan lagi
seorang anak dan juga bukan orang dewasa. Dalam situasi seperti pada masa
ini akan menberi keuntungan bagi remaja, karena status memberi waktu
padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola
perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya.
2. Masa Remaja sebagai Usia Bermasalah

Terdapat dua alasan mengenai poin ini. Pertama, sepanjang masa kanak-kanak, masalah
mereka sebagian besar diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga kebanyakan remaja
tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua, karena para remaja merasa diri mandiri,
sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua dan guru-guru.

3. Masa Remaja sebagai Usia yang Menimbulkan Ketakutan

Anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapih, yang tidak
dapat di percaya cenderung merusak dan berpilaku merusak, menyebabkan orang dewasa yang
harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja muda takut bertanggung jawab dan bersikap
tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal.
4. Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistis

Remaja cenderung memandang kehidupan sesuai dengan keinginannya.


Remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan
bukan sebagaimana adanya, terutama dalam hal cita-cita.

5. Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa

Dengan semakin mendekatnya usia kematangan, remaja menjadi gelisah


untuk meninggalkan stereotip belasan tahun, untuk memberikan kesan bahwa
mereka sudah hampir dewasa.
04
Perubahan yang
Terjadi Pada Remaja
Karena Semakin
Berkembangnya Hallyu
Wafe di Indonesia
Secara psikologis, kematangan remaja juga ditandai dengan timbulnya
perasaan-perasaan mencari pedoman hidup meskipun terkadang mereka masih belum
memahami hakikat dari sesuatu yang dicarinya. Oleh karena inilah, remaja sering
berubah-ubah dalam banyak hal serta mudah terpengaruh. Dalam hal ini, topik yang
diangkat oleh penulis adalah mengenai Hallyu Wave, salah satu hal yang banyak
memengaruhi remaja sehingga mampu memunculkan adanya perubahan-perubahan
terutama dalam aspek sosial budaya. ‘Korean Wave’ atau ‘Hallyu’ yang sekarang sangat
berpengaruh di Indonesia terutama pada kalangan remaja (Wijayanti, 2012). Di
Indonesia, khususnya kalangan remaja perubahan yang dapat kita lihat dari terjadinya
fenomena Hallyu ini adalah remaja sangat menyukai serial drama korea, musik K-Pop,
dan juga fashion yang digunakan oleh mereka yang menggunakan unsur Korean style.
Berikut Penjelasan lebih detail mengenai perubahan yang terjadi pada remaja karena
berkembangnya hallyu wave:
Perubahan Positif
1. Inspirasi Model Pakaian 2. Membentuk Citra Diri

Perubahan pertama, dapat dilihat dari Perubahan kedua, dapat dilihat dari
model pakaian remaja yang cenderung bagaimana remaja mulai mengembangkan dan
mengikuti model pakaian idolanya. Remaja mengubah citra dirinya. Tak jarang budaya
yang sebelumnya mungkin tidak terlalu hallyu menjadi sarana remaja untuk menemukan
mengerti model pakaian yang menarik bisa citra diri mereka. Citra diri merupakan gambaran
berubah menjadi sangat fashionable karena individu mengenai dirinya sendiri sebagai
turut mengikuti perkembangan model ciptaan berkaitan dengan karakteristik fisik atau
pakaian yang sering digunakan idolanya. bagaimana individu berusaha menilai dirinya
Meskipun ini tidak selamanya bisa dikatakan sendiri (Wibowo dalam Putri, 2020). Selama
perubahan positif, karena terkadang ada pula citra diri yang dihasilkan positif, maka akan
model pakaian yang kurang sesuai dengan mudah dalam menumbuhkan rasa percaya diri.
norma di Indonesia.
Perubahan Positif

3. Sumber Motivasi dan Semangat serta Pereda Stress

Perubahan ketiga, nampak dari bagaimana sumber motivasi


dan semangat remaja berubah. Dengan kecintaan remaja terhadap
budaya Korea Selatan, maka akan memotivasi mereka untuk belajar
lebih dalam lagi, baik bahasa maupun budaya Korea Selatan
lainnya. Selain itu juga dapat memberi semangat bagi remaja dalam
melewati kehidupan sehari-hari serta dapat menjadi pereda stress
dari beban yang dialami.
Perubahan Negatif
1. Fanatisme 2. Perilaku Konsumtif

Kecintaan remaja pada idolanya dapat Remaja dengan rasa cintanya akan
mengubah mereka menjadi seorang fans melakukan pengorbanan tanpa adanya beban
fanatik. Remaja yang sudah terjebak dalam demi untuk membeli produk ataupun barang yang
fanatisme pada idolanya ini akan sangat berkaitan dengan budaya K-Pop. Ini kemudian
mengagung-agungkan idolanya yang kemudian akan memberikan perubahan dan membuat
dapat mengubah remaja menjadi lebih remaja terjebak dalam gaya hidup konsumtif.
mencintai budaya dan segala hal yang Apalagi dengan semakin berkembangnya
berhubungan dengan idolanya. teknologi membuat remaja semakin mudah untuk
membeli produk atau segala sesuatu yang
berhubungan dengan idolanya meskipun itu
berasal dari luar negeri.
Referensi
Ali, M, dkk. (2009). Psikologi Remaja : Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta : Bumi aksara.

Angelicha, T. (2020). Dampak Kegemaran Menonton Tayangan


Drama Korea Terhadap Perilaku
Remaja. EduPsyCouns: Journal of Education,
Psychology and Counseling, 2(1), 154-159.

Fatmawaty, R. (2017). Memahami Psikologi Remaja. Jurnal


Reforma, 6(2).

Fhadila, K. D. (2017). Menyikapi Perubahan Perilaku Remaja.


JPGI (Jurnal Penelitian Guru Indonesia), 2(2), 16-23.

Jannah, M. (2016). Remaja Dan Tugas-Tugas


Perkembangannya Dalam Islam. Jurnal Psikoislamedia,
1(1), 243-256.
Larasati, D. (2018). Globalization on Culture and Identity: Pengaruh dan
Eksistensi Hallyu (Korean-Wave) Versus Westernisasi di
Indonesia. Jurnal Hubungan Internasional, 11(1), 109-120.

Mukhlisoh, M. (2020). Penerapan Konseling Religius Terhadap Remaja


Fanatik Idol K-Pop. (Studi Kasus di Kecamatan Walantaka Kota
Serang) (Doctoral dissertation, UIN SMH BANTEN).

Ngafifi, M. (2014). Kemajuan Teknologi dan Pola Hidup Manusia


dalam Perspektif Sosial Budaya. Jurnal Pembangunan
Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, 2(1).

Nugraini, E. D. (2016). Fanatisme Remaja Terhadap Musik Populer


Korea dalam Perspektif Psikologi Sufistik. (studi kasus terhadap
EXO-L) (Doctoral dissertation, UIN Walisongo).

Putri, L. A. (2020). Dampak Korea Wave Terhadap Prilaku Remaja Di


Era Globalisasi. Al-Ittizaan: Jurnal Bimbingan Konseling Islam,
3(1), 42-48.

Anda mungkin juga menyukai