Anda di halaman 1dari 14

IMPLIKASI PERKEMBANGAN BUDAYA KOREA SELATAN (KOREAN WAVE)

TERHADAP KALANGAN REMAJA INDONESIA

PROPOSAL PENELITIAN

UAS METODOLOGI SOSIAL

Di susun oleh :

Amalina Hafilah

(1942500073 – HF)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

UNIVERSITAS BUDI LUHUR

JAKARTA

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................1
BAB I......................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................2
LATAR BELAKANG..............................................................................................................................2
RUMUSAN MASALAH........................................................................................................................4
TUJUAN PENELITIAN..........................................................................................................................4
MANFAAT PENELITIAN.......................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
TINJAUAN TEORI....................................................................................................................................5
Soft power diplomasi publik dan budaya sebagai instrumen Korean wave......................................5
BAB III....................................................................................................................................................8
METODE PENELITIAN.............................................................................................................................8
3.1 Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian.................................................................................8
3.2 Jenis Data dan Skala Data............................................................................................................9
3.3 Penentuan Narasumber...............................................................................................................9
3.4 Metode Penelitian.......................................................................................................................9
Teknik Pengumpulan Data...............................................................................................................10
3.6 Operasional Konsep Pengumpulan Data....................................................................................10
3.7 Validasi dan Reabilitas Data.......................................................................................................10
3.8 Teknik Analisis...........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kebudayaan merupakan bagian integral dari perkembangan manusia dan


terus berkembang mengikuti perkembangan peradaban manusia, dari zaman
prasejarah hingga era globalisasi. Globalisasi menjadi faktor budaya semakin
meluas yang menghadirkan interaksi antar negara di dunia menjadi lebih terbuka
dan bebas tanpa batasan apapun. Hal tersebut disebabkan banyak budaya
asing masuk ke negara dengan cepat dan berkembang bersama dengan cepat.
Menurut (Sara M.Hamilton,2008) menyebutkan bahwa globalisasi diartikan
sebagai integrasi perekonomian, budaya, politik, aspek sosial dan
perkembangan teknologi yang sangat maju memudahkan bagi masyarakat untuk
mengetahui berbagai informasi.
Kebudayaan dalam internasional menjadi salah satu sarana untuk
mewujudkan kepentingan nasional. Budaya sebagai alat diplomasi yang dapat
mempererat hubungan negara dan mempersatukan masyarakat suatu negara
dengan masyarakat suatu negara dengan masyarakat negara – negara lain,
karena budaya dalam suatu bangsa sangat dekat pada semua kalangan
masyarakat dan budaya sangat dekat dengan kehidupan sehari – hari sehingga
budaya menjadi sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat dalam
bernegara. Sehingga kekuatan budaya menjadi alat yang penting yang bisa
digunakan untuk menjembatani konflik yang ada antara negara satu dengan
negara yang lain.

Budaya korea selatan yang berkembang di Indonesia saat ini adalah


budaya pop Korea atau disebut dengan Korean wave. Korean wave atau hallyu
adalah kebudayaan pop Korea Selatan yang meluas secara global diberbagai
negara di dunia, termasuk Indonesia (Shim,2006). Di Indonesia korean wave ini
sangat berpengaruh terutama bagi kalangan anak muda ataupun remaja.
Berbagai budaya atau produk korean wave seperti musik (k-pop), drama (K -
drama ), film (K-film), fashion (K – fashion ), makanan (K – food) dan kecantikan

2
(K – beauty). Semua itu merupakan bentuk industri kebudayaan yang
berdasarkan pada produksi dan penyebaran seni.

Penyebaran budaya pop Korea di Indonesia dimulai sejak tahun 2002


setelah Piala Dunia Korea Selatan dan Jepang yang diadakan distasion Televisi
Indonesia, kemudian digunakan untuk memperkenalkan serial drama Korea
Selatan atau K-Drama. Trans TV menjadi stasiun televisi Indonesia yang pertama
menayangkan K-Drama berjudul Mother’s sea pada 26 maret 2002. Sejak itu K-
Drama mulai meluas dan mulai terkenal di Indonesia dan banyak di sukai oleh
masyarakat Indonesia terutama dikalangan remaja. Selain K-Drama ada
beberapa faktor lain seperti musik kpop yang merajalela sampai saat ini. Faktor
lainnya yang membuat remaja menyukai kpop dari fashion yang seperti baju,
komestik, dan apa yang dipakai oleh idol mereka (Nasiti,2010).
Tidak hanya K-Drama dan musik Kpop saja yang banyak remaja Indonesia
gemari, banyak remaja Indonesia yang gemar meniru gaya berpakaian artis –
artis Korea sekaligus juga menjadi tren yang sedang terjadi di Indonesia. Tidak
sedikit masyarakat Indonesia menyukai makanan khas Korea dan juga
belakangan ini banyak diperjual – belikan di Indonesia. Masuknya kebudayaan
Korea ini dapat memberikan pengaruh yang kuat dari sisi negatif maupun positif
bagi Indonesia terutama pada remaja Indonesia, namun beberapa remaja terlalu
berlebihan dan fanatik dalam menyukai budaya K-POP dan hal tersebut dapat
memicu adanya dampak positif dan negatif. Kepopuleran Korean wave
diIndonesia dapat memberikan kekerasan simbolik , kekerasan dengan wujud
halus, kekerasan yang disasarkan pada agen –agen sosial tanpa mengundang
resistensi. Hal tersebut menyebabkan remaja atau generasi muda lebih tertarik
pada kpop dibandingkan Negara sendiri.

3
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana peran dan pengaruh Korean Wave terhadap Remaja
Indonesia saat ini?
2. Apa saja implikasi atau dampak dari Korean Wave pada Remaja
Indonesia saat ini?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1. untuk dapat mengetahui apa saja pengaruh yang ditimbulkan dari
perkembangan budaya Korea (Korean Wave) terhadap Remaja Indonesia
2. Memberikan gambaran dan penjelasan peran dan dampak positif maupun
negatif budaya Korea (Korean Wave) pada remaja Indonesia.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
tentang pengaruh apa saja Korean wave terhadap Remaja Indonesia.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman fenomena
perkembangan budaya Korea (Korean Wave) serta cara menghadapi
melalui pemahaman – pemahaman.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Soft power diplomasi publik dan budaya sebagai instrumen Korean wave

Diplomasi Publik merupakan sebuah instrumen yang populer digunakan untuk


mencapai kepentingan negara dengan cara menjangkau publik asing; seiring
berkembangnya pemikiran bahwa memenangkan hati dan pikiran publik asing akan
dapat memudahkan negara untuk mencapai kepentingannya (Nye 2009). Nye
(2009) berpendapat bahwa daya tarik dapat digunakan untuk mempengaruhi publik
asing, yang lebih lanjut dapat menghasilkan soft power bagi negara tersebut.
Implementasi diplomasi publik yang dilakukan oleh suatu bangsa jelas unik. Bagi
negara-negara di Asia, upaya untuk mengeksekusi strategi publik dilakukan
dengan instrumen sosial agar menonjol dan secara tidak langsung menyebarkan
dampak sosial bangsa untuk diikuti oleh individu-individu di negara yang berbeda,
terutama masyarakat arus utama yang berkreasi di sekitar sana. Salah satu negara
Asia yang dinamis dalam menjalankan Diplomasi Publik adalah Korea Selatan atau
yang biasa disebut dengan nama otoritas Republik Korea, yang merasa
gambarannya tidak sebanding dengan penyajian peristiwa pergantian moneternya.
Diplomasi Publik pertama kali diterapkan pada proses “international
information and cultural relations” pada tahun 1965, yang diselenggarakan oleh
Edmund Gullion, mantan diplomat Amerika Serikat yang kemudian menjadi dekan
di Fletcher School of Diplomacy, Universitas Tufts yang berlokasi tidak jauh dari
Boston (Cull 2009). Penggunaan istilah diplomasi publik kemudian berkembang
dan negara-negara Eropa seperti Perancis, Italia, Jerman dan Inggris mulai
mengikuti jejak Amerika Serikat dan melaksanakan diplomasi publik (Cull 2009).
Perkembangan diplomasi di era globalisasi menjadikan Diplomasi Publik itu sendiri
semakin beragam. Kecondongan pelaksanaan Diplomasi Publik dengan
menggunakan aplikasi Soft Diplomacy dianggap efektif dan efisien karena mudah
untuk dilakukan tanpa menelan korban dan menghabiskan dana besar.
Diplomasi sebagai alat utama untuk mencapai kepentingan nasional yang
berhubungan dengan negara lain atau organisasi internasional. Budaya juga
sebagai alat diplomasi yang dapat mempersatukan masyarakat suatu negara
dengan masyarakat negara- negara lain, karena budaya dalam suatu bangsa
sangat melekat pada semua kalangan masyarakat, dan budaya sangat melekat
5
dengan kehidupan sehari – hari sehingga budaya menjadi sangat pengaruh dalam
kehidupan masyarakat dalam bernegara. Diplomasi budaya termasuk dalam soft
power sebagai suatu kekuatan politik dipengaruhi budaya, nilai, ide sebagai sisi
lain dari hard power yang menggunakan kekuatan militer. Diplomasi budaya
menjadi nilai penting dalam teori hubungan internasional karena dapat mengurangi
intesitas kekuatan militer setelah perang dingin , budaya dipandang sebagai
sebuah jenis power baru dalam hubungan internasional, kedua setiap negara
bangsa juga harus membangun dasar dan batas , dan juga diplomasi budaya juga
dapat menjadi alasan kuat dalam hal membentuk sebuah sistem internasional
baru, baik berupa organisasi regional maupun global.
Diplomasi menjadi salah satu alat yang digunakan oleh pemerintah dalam
merealisasikan kebijakan luar negerinya. Diplomasi merupakan perpaduan ilmu
dan seni bernegosiasi, atau cara mengkomunikasikan informasi melalui negosiasi,
oleh karena itu tujuan kepentingan nasional berkaitan dengan perdagangan,
ekonomi, politik, budaya, sosial militer, pertahanan dan kepentingan – kepentingan
lainnya di ranah internasional dapat dicapai. Diplomasi adalah gabungan antara
ilmu dan seni perundingan atau cara yang dilakukan dalam menyampaikan pesan
melalui jalan perundingan agar tujuan kepentingan negara berhubungan dengan
bidang perdagangan, ekonomi, politik, budaya, social militer, pertahanan, dan
kepentingan-kepentingan lainnya di ranah internasional dapat dicapai.
Seiring perkembangan zaman yang membuat diplomasi ikut berkembang
menjadi lebih modern salah satu nya diplomasi budaya yang sebagai salah satu
komponen soft diplomacy. Kebudayaan menjadi sebagai sebuah perjalanan ke
negara lain yang lebih bermanfaat dan menguntungkan dibandingkan sasaran
dengan unsur militer, imprealisme kebudayaan juga dianggap sebagai usaha untuk
menaklukan dan menguasai jiwa manusia serta sebagai sebuah instrumen untuk
mengubah hubungan power antara kedua negara yang menjadi jauh lebih
bersahabat. Diplomasi kebuadaayan merupakan diplomasi yang menggunakan
aspek dari kebudayaan untuk mencapai kepentingan nasionalnya di lingkungan
internasional. Selain itu, diplomasi kebudayaan juga dapat digunakan sebagai alat
untuk memperlihatkan tingkatan peradaban dari suatu bangsa. Sedangkan
pengertian lain diplomasi kebudayaan adalah suatu cara yang memanfaatkan
dimensi kekayaan yang dimiliki dalam hubungan antar bangsa.

6
Didalam dunia internasional power adalah hal terpenting, dengan mempunyai
power sebuah negara akan mencapai tujuan atau kepentingan yang di inginkan.
Joseph Nye (2004) menjelaskan power sebagai “the ability to influence the
behaviour of others to get the outcomes one wants”. Lebih lanjut, Nye menjelaskan
bahwa power tidak hanya berupa perintah dan paksaan. Power lebih dapat
dirasakan ketika kita dapat membuat pihak lain melakukan hal yang tidak
diinginkannya jika tidak mendapat pengaruh dari kita. Power lebih dikenal dengan
adanya perintah dan paksaan dari suatu pihak ke pihak lain, agar pihak pertama
mendapatkan hasil yang diinginkannya. Soft power menurut Nye (2008)
diantaranya terdiri dari unsur – unsur budaya, sistem nilai dan kebijakan. Soft
diplomacy dalam menggunakan aplikasi soft power cenderung efektif dan efesien.
Soft diplomacy sebagai contoh penerapan instrumen selain dari tekanan politik,
ekonomi, militer yaitu dengan dilakukan oleh Korea Selatan melalui korean wave
atau budaya hallyu. Penyebaran yang semakin pesat budaya populer korea
melalui produk – produk hiburan yaitu drama tv, musik, dan film yang dialami oleh
industri budaya korea dapat menciptakan citra positif terhadap korea serta
memsupport meningkatkan posisi Korea di kancah internasional, menjadikan
Korean wave sebagai fenomena yang sangat menarik dalam pelaksanaan soft
diplomacy Korea.

7
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian


Penulis dalam penelitian proposal ini menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat dekriptif dan
lebih cenderung menggunakan analisis. Penelitian kualitatif lebih menonjolkan
proses dan makna. Menurut Moelong (2005:4) pendekatan deskriptif kualitatif
merupakan pendekatan dimana data – data yang dikumpulkan berupa kata – kata,
gambar – gambar dan buan angka. Menurut Moleong (2011:6) penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan
dan lain – lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata – kata
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
metode alamiah. Kemudian definisi pendekatan kualitatif menurut Sugyono (2011:9)
yaitumetode postpositivisme, yang dimana peneliti merupakan sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara ytiangulasi gabungan.
Pendekatan kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan penulis untuk
meneliti kondisi obyek yang alamiah.

Pada penelitian ini akan menggambarkan dan memahami adanya peristiwa


mengenai implikasi budaya Korea atau dikenal dengan Korean Wave yang dialami
pada kalangan remaja di Indonesia dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian
ini penulis berupaya untuk menguraikan dan menjelaskan hasil yang ditemukan
dengan menggunakan kata – kata atau kalimat yang dalam struktur yang logis, serta
menjelaskan konsep – konsep dalam hubungan yang satu dengan yang lain.
Penelitian ini meneliti mengenai kebudayaan Korea Selatan yang dikenal dengan
Korean Wave yang mendunia yang mencangkup pada bahasa, pola perilaku, sastra,
dan kebiasaan yang tertuang dalam serial drama serta implikasinya bagi pola pikir
remaja khususnya remaja Indonesia. Kemudian penulis juga ingin mengetahui
seberapa dalam budaya korea selatan mempengaruhi terhadap kalangan remaja di
Indonesia.

8
3.2 Jenis Data dan Skala Data
Dalam penelitian ini penulis berupaya untuk menyajikan sumber data yang
akurat dengan melakukan penelitian secara kritis dan mendalam menggunakan
metode penelitian kualitatif deskriptif yang menjadi pendukung dalam penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dan data primer sebagai sumber
penelitian. Data sekunder diperoleh melalui internet (Jurnal, artikel), dan sumber
kepustakaan seperti buku, majalah, jurnal, hasil penelitian (tesis, disertasi dan
sumber – sumber lainnya yang sesuai). Kemudian data primer diperoleh melalui dari
hasil wawancara dan pengamatan secara mendalam terhadap para informannya
langsung yaitu pada kalangan remaja di Indonesia yang telah terpengaruh terhadap
budaya Korea Selatan (Korean Wave).

3.3 Penentuan Narasumber


Narasumber dalam penelitian ini penulis menggunakan untuk data primer
melalui wawancara dengan beberapa narasumber atau responden yang terkait
dengan penelitian ini. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan jumlah 10 orang dalam kriteria remaja Indonesia yang berusia 12 – 17
tahun, menyukai budaya atau tertarik terhadap budaya korea selatan, Jenis kelamin
perempuan dan laki – laki, remaja yang gemar berkumpul dengan sesama
penggemar Korean Wave. Kemudian data sekunder yang didapatkan melalui
Internet (jurnal, artikel) dan studi kepustakaan seperti buku, jurnal, majalah serta
penelitian – penelitian terdahulu. Data sekunder ini sebagai data pendukung dari
data primer.

3.4 Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang merupakan
penelitian bermaksud untuk memahami fenomena terkait apa yang dialami oleh
subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lainnya secara
holistic, dan dengan cara menjelaskan dalam bentuk kata – kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusu yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah (Moleong 2005:6). Menurut Bodgan dan Taylor dalam buku Basrowi dan
Suwandi (2008:1) Penelitian kualitatif merupakan salah satu tahapan penelitian yang
menghasilkan data deskriptif meliputi ucapan atau tulisan dan perilaku yang diamati.
Metode penelitian dibutuhkan untuk kegiatan penelitian dengan mendapatkan

9
penyelesaian atau pemecahan maslaah yang sedang diteliti untuk mencapai tujuan
yang diharapkan.

Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini diperlukan adanya teknik pengumpulan data yang
membantu atau cara untuk memperoleh informasi data. Beberapa teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui wawancara
atau interview merupakan salah satu teknik penelitian yang dilakukan secara
langsung dengan dialog maupun menggunakan alat media lainnya. Wawancara
dalam penelitian ini dilakukan selama 10 – 25 menit. Kemudian peneliti dan
narasumber akan membuat perjanjian atau kesepakatan terkait waktu dan tempat
dalam melakukan wawancara. Kemudian menggunakan pengumpulan data atau
studi kepustakaan , studi kepustakaan merupakan teknil pengumpulan data dengan
menggunakan studi penelahaan pada buku – buku literature, laporan yang terkait
dengan hubungannya. Sumber – sumber kepustakaan berupa buku, majalah, jurnal
dan Internet.

3.6 Operasional Konsep Pengumpulan Data


Menurut Sugiyono (2012:31) definisi operasional merupakan penentuan
konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat di
ukur. Defini operasional dideskripsikan sebagai cara tertentu yang digunakan untuk
meneliti dan mengoperasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang
lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau
mengkembangkan cara pengukuran konstrak yang lebih baik. Kemudian menurut
Nani Darmayanti dapat didefinisikan sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri
– ciri suatu konsep yang menjadi pokok pembahasan dan penelitian karya ilmiah.
Demikian dapat disimpulkan bahwa operasional merupakan definisi yang
berlandaskan atas sifat – sifat variabel yang diamati.

3.7 Validasi dan Reabilitas Data


Validiasi merupakan ukuran ketepatan data dengan obyek penelitian dengan
daya yang dapat dilaporkan oleh Peneliti. Validasi dan reabilitas data dalam
penelitian merupakan suatu syarat yang harus dilakukan untuk menilai kualitas suatu

10
hasil penelitian. Teknik validiasi dan reabilitas data pada penelitian ini yaitu sebagai
berikut:

1. Triangulasi
Triangulasi digunakan dengan cara triangulasi teknik dan sumber data.
Triangulasi teknik yaitu menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara
mengecek data pada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda seperti
dengan wawancara, observasi, pengamatan. Triangulasi sumber dengan
data yang didapatkan dari beberapa sumber tersebut kemudian
dideskripsikan, dikelompokkan.
2. Menggunakan bahan referensi
Bahan referensi merupakan bentuk sebagai pendukung untuk
membuktikan data yang diperoleh oleh penulis seperti alat bantu perekam
data dalam penelitian kualitatif yang berguna untuk mendukung kredibilitas
data yang diperoleh peneliti.
3. Meningkatkan ketekunan

Penelitian dengan pengamatan yang lebih cermat dan


berkesinambungan agar dapat memastikan data dan urutan fenomena atau
peristiwa akan dapat di rekam secara pasti dan sistematis. Meningkatkan
ketekunan dapat diartikan dengan mengecek kembali proposal penelitian
agar data dipastikan kebenarannya dan peneliti dapat memastikan data yang
diperoleh salah atau tidak

3.8 Teknik Analisis


Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara detail dan
sistematis yang didapatkan dari hasil wawancara, catatan lapangan,dan sumber
data lainnya dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kelompok,
menjabarkan kedalam unit – unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilah mana yang penting dan yang akan di pelajari dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dimengerti oleh diri sendiri maupun orang lain. Dalam penelitian ini
proses data yaitu sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

11
Pengumpulan data yaitu dengan mencari, mencatat, dan mengumpulkan
semua secara objektif dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi dan
wawancara di lapangan dengan mencatat data hasil responden dan wawancara.
Kemudian pengumpulan data melalui studi kepustakaan yang mengumpulkan
informasi dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber – sumber kepustakaan
didapatkan dengan dari buku, jurnal, majalah maupun hasil penelitian terdahulu dan
sumber – sumber lain seperti internet.
2. Reduksi Data
Menurut Sugiyono (2010:338) mereduksi data dengan merangkum, memilih
hal – hal yang penting atau pokok, memfokuskan terhadap sesuatu yang penting,
mencari pola atau konsep tema kemudian membuang hal yang tidak diperlukan.
Maka data yang telah direduksi memberikan gambaran yang lebih detail dan
mempermudah penelitian untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Beatrix E.D. Sendow, M. M. (2018). KOREAN WAVE SEBAGAI INSTRUMEN SOFT POWER DIPLOMASI
KEBUDAYAAN KOREAN SELATAN DI INDONESIA. Jurnal Politico,
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/politico/article/view/30494.

Haekal, D. M. (2017). Diplomasi merupakan perpaduan ilmu dan seni bernegosiasi, atau cara
mengkomunikasikan informasi melalui negosiasi, oleh karena itu tujuan Pengaruh
perkembangan budaya anime Jepang terhadap peribahan perilaku kaum remaja di kota
Bandung. Diplomasi merupakan perpaduan ilmu dan seni bernegosiasi, atau cara
mengkomunikasikan informasi melalui negosiasi, oleh karena itu tujuan Coursehero,
https;/www.coursehero.com/file/84262877/JURNALdocx/.

Leonardo, L. (2019). DIPLOMASI BUDAYA KOREA SELATAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP


HUBUNGAN BILATERAL KOREA SELATAN - INDONESIA. Global Political Studies Journal,
https://ojs.unikom.ac.id/index.php/gps/article/view/1997.

Sofia Trisni, R. I. (2018). Pencapaian Kepentingan Korea Selatan melalui Diplomasi Publik Korean
Wave. Journal unair, https://e-journal.unair.ac.id/JGS/article/view/8269.

Suryani, N. P. (2014). Korean Wave sebagai Instrumen Soft Power untuk Memperoleh Keuntungan
Ekonomi Korea Selatan. Global Jurnal politik internasional,
http://global.ir.fisip.ui.ac.id/index.php/global/article/view/8.

Khairunnisa, D. (2019). Budaya KPOP dan Kehidupan sosial remaja. repositoryuinjkt, 35 - 43.

Kiki zakiah, D. w. (2019). Menjadi Korean Di Indonesia : Mekanisme perubahan budaya Indonesia -
Korea Vol12. ejournal unisba, 92.

Afiyanti, Y. (2008). Validitas dan Realiabilitas dalam penelitian kualitatif Volume 12. Jurnal
keperawatan Indonesia , 140.

Ida Riaeni, M. S. (2019). Pengaruh Budaya Korea (KPOP) terhadap Remaja di kota Cirebon. Journal
unj, 12 - 14.

13

Anda mungkin juga menyukai