Anda di halaman 1dari 15

STUDI KOMPARATIF ANTARA GLOBALISASI KOREA SELATAN

(HALLYU/KOREAN WAVE) DAN INDONESIA (MELALUI PROGRAM


WONDERFUL INDONESIA)

Sulistia Wargi (1810412100)

Yesava Paulihon Martin (1810412122)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT., karena berkat limpahan
rahmat serta karunianya makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang tepat.
Sholawat beriringkan salam tak lupa tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad
SAW. dengan mengharap syafa’at beliau di dunia hingga di akhirat kelak. Karena
dengan tauladannya lah kami dapat mencontoh akhlak yang baik, hingga proses
penyusunan makalah ini kami lakukan dengan langkah – langkah yang baik.
Makalah ini kami beri judul “Studi Komparatif Antara Globalisasi Korea
Selatan (Hallyu/Korean Wave) Dan Indonesia (Melalui Program Wonderful
Indonesia” sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu
Hubungan Internasional, disamping itu dapat juga dijadikan sebagai bahan
pembelajaran Hubungan Internasional untuk pihak – pihak yang memerlukannya.
Makalah ini kami susun secara sistematis agar mudah dibaca dan di pelajari, sehingga
materi dapat tersampaikan dan segala pihak yang terlibat maupun membutuhkan dapat
merasakan manfaat dari makalah yang kami buat ini.
Kami berharap akan saran dan kritik konstruktif, hal itu sangat kami terima bagi
perbaikan selanjutnya. Akhir kata, kami memohon maaf apabila terdapat kekurangan
maupun kesalahan dalam penulisan, dan ucapan terimakasih kami sampaikan kepada
semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan
d. Landasan Teori
Bab II. Pembahasan
a. Konsep globalisasi menurut Lucian W. Pye
b. Perkembangan Korean Wave di Indonesia
c. Perkembangan budaya Indonesia melalui program Wonderful Indonesia
d. Perbandingan antara perkembangan Korean Wave dan Wonderful Indonesia
Bab III. Penutup
Daftar Pustaka
BAB I
Pendahuluan

a. Latar Belakang

Dalam ilmu Hubungan Internasional dikenal adanya istilah globalisasi dan


glokalisasi, dalam kedua istilah ini dipahami bahwa adanya suatu unsur atau nilai yang
mendunia dan mampu mempengaruhi masyarakat dunia itu sendiri. Dalam globalisasi
maupun glokalisasi dikenal konsep power yang merupakan suatu hal penting yang
sangat berperan dalam sistem pertahanan suatu negara. Pada era saat ini, power tidak
hanya diartikan sebagai suatu kekuatan militer semata. Namun, ekonomi, politik, sosial,
budaya, pendidikan dan lain sebagainya juga merupakan suatu komponen power.

Hal inilah yang kemudian memunculkan istilah “Diplomasi Budaya”. Diplomasi


budaya sangat penting dalam hubungan internasional saat ini. Bahkan sekarang hampir
tiap negara memiliki badan khusus yang menangani diplomasi budaya, seperti
@America di Mall Pacific Place Jakarta, inisiatif Cool Japan dari pemerintah Jepang,
dan lainnya. Mereka adalah agen soft power yang berperan menyebarkan budaya
negara mereka di tanah asing, untuk mencoba memikat negara lain dengan budaya
mereka.

Namun sebenarnya, ketika berbicara soal budaya maka akan banyak komponen
lain yang turut serta didalamnya. Pariwisata, hiburan, bahkan media pun menjadi
pembahasan yang relevan ketika kita berbicara soal budaya. Sebagai bukti nyata
adalah hadirnya Korean Wave di Indonesia, yang bukan hanya mengenalkan budaya
nya tapi terlebih kedalam bidang entertainment atau hiburan seperti musik K-Pop dan
serial film dalam K-Drama. Selain itu, Korean Wave yang dibawa oleh negara Korea
Selatan ini juga memperkenalkan makanan khas daerahnya kepada dunia sehingga
mengundang daya tarik khalayak untuk mencicipi nya. Hingga pada akhirnya munculah
restoran ala korea di berbagai daerah di Indonesia.

Disisi lain, Indonesia pun giat untuk memperkenalkan kebudayaan nya kepada
dunia. Oleh sebab itu pemerinah Indonesia membentuk suatu program yang bernama
Wonderful Indonesia. Sedikit berbeda dengan Korea Selatan, jika Diplomasi Budaya
yang dilakukan Korea Selatan lebih berfokus pada bidang hiburan, maka Indonesia
lebih berfokus pada bidang pariwisata, mengingat potensi alam Indonesia yang sangat
melimpah dan beragam. Disamping itu, Indonesia juga tetap mengenalkan
kebudayaannya yang sangat unik. Karena dalam program Wonderful Indonesia inipun
sebetulnya Indonesia memiliki tiga fokus utama yaitu, pariwisata, budaya, dan
kerajinan tangan.

Perbedaan globalisasi yang dilakukan oleh kedua negara ini menarik untuk dikaji
karena ternyata melalui bidang kebudayaan, pendapatan suatu negara dapat
bertambah. Hal ini membuktikan bahwa globalisasi merupakan suatu hal yang sangat
berpengaruh dalam kehidupan manusia di era saat ini. Kita tidak dapat sepenuhnya
menolak globalisasi, karena negara tidak dapat mengisolasi secara total negara nya
sendiri dari pengaruh luar. Globalisasi akan terus berjalan dan memberikan dampak.
Pada akhirnya hanya tinggal bagaimana suatu negara menanggapi arus globalisasi ini
sehingga dapat mengolahnya menjadi suatu hal yang menguntungkan bagi negaranya.

b. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep globalisasi menurut Lucian W. Pye?

2. Bagaimana perkembangan Korean Wave di Indonesia?

3. Bagaimana perkembangan budaya Indonesia melalui program Wonderful


Indonesia?

4. Bagaimana perbandingan antara perkembangan Korean Wave dan Wonderful


Indonesia?

c. Tujuan Pelitian

1. Untuk mengetahui konsep globalisasi menurut Lucian W. Pye

2. Untuk mengetahui perkembangan Korean Wave di Indonesia


3. Untuk mengetahui budaya Indonesia melalui program Wonderful Indonesia

4. Untuk mengetahui perbandingan antara perkembangan Korean Wave dan


Wonderful Indonesia

d. Landasan Teori

Seorang ilmuwan politik dan pakar bahasa dan kebudayaan Cina yang bernama
Lucian W. Pye mengemukakan pendapatnya tentang globalisasi. Menurutnya,
globalisasi merupakan sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu ke
seluruh dunia sehingga menjadi budaya dunia atau world culture. Menurutnya, cikal
bakal dari perseberan budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah
Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep globalisasi menurut Lucian W. Pye

Istilah globalisasi berasal dari bahasa Inggris “globe” yang berarti bola dunia.
Dengan demikian globalisasi dapat diartikan sebagai proses mendunia, dimana semua
peristiwa baik ekonomi, politik maupun budaya yang terjadi disatu belahan dunia dapat
mempengaruhi kehidupan masyarakat di seluruh dunia.

Keadaan tersebut disebabkan oleh dua jenis faktor, yaitu faktor intern dan faktor
ekstern. Dalam faktor intern, globalisasi disebabkan oleh berkembangnya cara berpikir
dan semakin majunya pendidikan masyarakat, kebebasan pers, ketergantungan
sebuah negara kepada negara-negara lain di seluruh dunia, munculnya berbagai
lembaga swadaya masyarakat serta lembaga politik, serta berkembangnya transparansi
dan demokrasi pemerintahan. Sedangkan dalam faktor ekstern, globalisasi disebabkan
oleh meningkatnya peran dan fungsi lembaga-lembaga internasional, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), modersisasi atau pembaruan di berbagai
bidang yang dilakukan negara-negara di dunia sehingga mempengaruhi negara lain
untuk mengadopsi atau meniru hal yang sama, adanya kesepakatan internasional
tentang pasar bebas, dan penemuan sarana komunikasi yang semakin canggih.

Dalam perkembangannya, globalisasi memberikan dampak ke berbagai aspek


kehidupan. Dalam aspek informasi dan telekomunikasi, globalisasi dapat
mempermudah serta mempercepat komunikasi dan mengakses informasi di seluruh
dunia, tetapi juga ditemui semakin marak tersebarnya berita hoax. Dalam aspek
budaya, kebudayaan suatu negara dapat menjadi budaya dunia. Namun, budaya
negara asli yang terkena globalisasi budaya lain biasanya akan semakin luntur.
Disamping itu, transportasi yang tercipta pada era globalisasi akan mempersingkat
waktu untuk mencapai tujuan. Namun, polusi dan pencemaran udara meningkat. Politik
dalam era globalisasi dapat meningkatkan hubungan diplomasi antarnegara. Namun,
dapat menciptakan disintegrasi di suatu negara. Dengan adanya globalisasi, ekonomi
suatu negara dapat berkembang pesat karena kemudahan akses ekspor. Namun impor
juga akan semakin sering terjadi yang menciptakan budaya konsumtif. Pendidikan
dalam era ini sekarang tidak harus bertatap muka karena sudah tersedia teknologi
komunikasi tatap muka jarak jauh dan referensi bacaan semakin banyak dan semakin
mudah ditemukan di internet. Namun keadaan tersebut menciptakan tradisi serba
instan bagi masyarakat.

Berdasarkan pengaruh globalisasi diatas, secara khusus kita dapat


memfokuskan pada dampak di bidang kebudayaan. Konsep globalisasi yang berkaitan
dengan unsur kebudayaan ini sejalan dengan konsep globalisasi menurut Lucian W.
Pye yang menyatakan bahwa globalisasi adalah sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai
dan budaya tertentu ke seluruh dunia sehingga menjadi budaya dunia atau world
culture.

B. Perkembangan Korean Wave di Indonesia

Korean Wave atau yang sering disebut dengan Hallyu merupakan suatu proses
penyebaran kebudayaan Korea Selatan secara global sejak tahun 1990-an. Korean
Wave meliputi kesadaran global akan berbagai aspek kebudyaan Korea Selatan
termasuk di dunia hiburan, seperti drama Korea (K-Drama) dan musik pop korea (K-
Pop). Dengan adanya Korean Wave, wisata di Korea Selatan juga banyak menjadi
tujuan pariwisata yang paling diinginkan untuk sebagian banyak orang saat ini.

Berkembangnya Korean Wave di Indonesia merupakan perwujudan globalisasi


dalam dimensi komunikasi dan budaya. Drama Korea atau K-Drama menjadi pencetus
utama Korean wave masuk di Indonesia. Drama Korea (drakor) ini diterima dengan baik
oleh masyarakat Indonesia hingga saat ini. Boys Before Flower, Dream High, The
Heirs, Naughty Kiss, dan Meteor Garden merupakan beberapa judul drama Korea yang
sangat populer pada awal tahun 2000-an yang mengawali masuknya Korean Wave di
Indonesia. Sebelum internet berkembang pesat seperti saat ini, drama Korea awalnya
tayang di televisi swasta nasional dan merambah ke DVD bajakan. Namun dengan
keadaan internet yang sudah maju seperti sekarang, drama korea sudah dapat ditonton
dengan cara streaming di situs menonton online.
Munculnya drama Korea dengan ditandai sebagai masuknya Korean Wave di
Indonesia membawa serta kebudayaan Korea Selatan lainnya di Indonesia. Seperti
contohnya dalam hal makanan dan pakaian. Dalam drama korea, sering kali
ditampilkan adegan ketika sedang makan. Beberapa makanan yang cukup sering
ditampilkan antara lain kimchi, ramyun, dan tteokbokki. Karena banyaknya minat akan
makanan khas Korea Selatan, mengakibatkan banyaknya restoran khas Korea Selatan
di Indonesia seperti Ojju dan Mujigae. Pakaian khas Korea Selatan juga mendapatkan
percikan akan kepopuleran kebudayaan Korea Selatan di Indonesia. Tidak hanya
pakaian khas, pakaian sehari-hari juga banyak diminati di Indonesia sampai saat ini.

Selain memperkenalkan kebudayaan, drama Korea juga memperkenalkan musik


Korea, atau yang sering dikenal dengan K-Pop, dalam arus globalisasi Korea Selatan di
Indonesia. Musik-musik asal Korea Selatan tersebut populer karena sebagian dijadikan
soundtrack di drama-drama Korea terkenal. Sehingga, banyak penggemar drama Korea
yang pada akhirnya menjadi penggemar musik Korea.

Selain melalui drama Korea, K-Pop juga dikenal serta berkembang pesat di
Indonesia karena adanya internet. Internet menyediakan akses informasi dan
komunikasi secara instan bagi pemakainya. Dengan adanya berbagai media sosial
seperti twitter, youtube, dan sebagainya, masyarakat jadi mengenal berbagai macam
jenis musik dari berbagai belahan dunia, salah satunya adalah K-Pop. Pengamat musik
mengatakan bahwa musik K-Pop yang berkembang di Indonesia saat ini mulai masuk
ke pasar Indonesia sekitar tahun 2009 dan kemudian berhasil popular berkat jaringan
informasi dan teknologi internet, dimana masyarakat semakin mudah untuk mengakses
dan melihat video clip dari lagu yang telah dipopulerkan.

Musik popular Korea tidak hanya mempopulerkan sebatas lagu-lagu dari girlband
atau boyband saja, namun kebudayaan Korea pun diangkat olehnya, seperti gaya
rambut, cara berpakaian orang Korea, kuliner Korea, bahasa dan masih banyak lagi.
Tak jarang penggemar musik Korea yang meniru penampilan artis korea tersebut dari
segi busana, tatanan rambut, aksesoris, gaya berdandan, dan sebagainya. Banyak juga
penggemar yang mempelajari koreografi tarian dari girlband atau boyband yang mereka
gemari.
K-Pop sangat mengguncang pasar dunia. Dengan kualitas bagus dan harga
produksi yang tidak membutuhkan biaya produksi yang terlalu tinggi. Boyband dan
girlband asal Korea tersebut banyak digandrungi, yaitu seperti Big Bang, Super Junior,
SNSD, BTS, EXO, Blackpink dan masih banyak lagi, menjadi sosok idola yang banyak
digemari oleh masyarakat dunia, tidak hanya Indonesia saja. Perekonomian Negara
Korea yang didapat dari industri hiburan, disebut sebagai salah satu Negara dengan
berpenghasilan tinggi terbesar di seluruh Asia.

Dari perkembangan musik popular Korea yang semakin digandrungi membuat


artis dalam negeri ingin meniru kepopuleran tersebut.Tak heran jika banyak artis di
Indonesia yang rata-rata gaya yang ditampilkan tak jauh berbeda dari boyband atau
girlband asal Korea, bahkan ada yang sampai irama lagu yang dilantunkan sama persis
dengan musik yang dimiliki Korea. Hal ini perlu dikaji lebih dalam lagi, mengingat
masalah kreativitas yang dilakukan oleh industri hiburan Indonesia sehingga kerap
memunculkan pandangan negatif dari berbagai pihak bahwa pemusik Indonesia hanya
bisa meniru musik populer yang sedang digandrungi anak muda serta tidak dapat
menghasilkan karya yang orisinil.

C. Perkembangan budaya Indonesia melalui program Wonderful Indonesia

Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri


dari 17.508 pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Secara geografis,
Indonesia terletak di garis khatulistiwa, berada di antara benua Asia dan Australia serta
di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Hal ini menjadikan Indonesia kaya
akan sumber daya dan pesona alamnya. Disamping itu, pesona alam Indonesia juga
didukung oleh kebudayaan masyarakat yang ada didalamnya. Sehingga terciptalah
harmoni yang indah di tanah air Indonesia.

Menyadari hal itu, pada pergantian tahun ke 2011, Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata Indonesia, Jero Wacik mengumumkan pergantian brand pariwisata Indonesia dari
“Visit Indonesia” menjadi “Wonderful Indonesia”. Pergantian brand ini dilakukan dengan alasan
untuk menguatkan citra pariwisata Indonesia, di mana wisatawan mancanegara bukan hanya
diajak untuk berkunjung ke Indonesia (visit to Indonesia), tetapi juga disuguhi oleh potensi
pariwisata Indonesia yang mengagumkan (wonderful). Brand Wonderful Indonesia dinilai lebih
atraktif menggambarkan Indonesia. Wonderful Indonesia diluncurkan secara resmi pertama kali
oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia dalam Tourism Ministry set to launch
Wonderful Indonesia campaign Branding. Pariwisata Wonderful Indonesia dan Pesona
Indonesia mengacu pada tiga pesan utama, yaitu:

1. Budaya (culture)

Bahwa Indonesia juga secara jelas memiliki kekayaan budaya (culture) yang
terbesar dan heterogen, berupa suku, bahasa, tradisi dan adat istiadat.

2. Alam (nature)

Bahwa alam (nature) Indonesia memiliki suatu keindahan yang alamiah di dunia.
Baik itu keindahan bawah laut, pantai, gunung, hutan, serta beranekaragam hayati dari
Sabang hingga Merauke.

3. Karya Kreatif (creative-man made)

Karya kreatif (creative-man made) mempresentasikan daya kreasi manusia


Indonesia yang mampu menciptakan ragam karya, daya tarik, dan atraksi yang memikat
warga dunia. Salah satu karya masyarakat Indonesia adalah Batik dan Kain Songket.

Dari program Wonderful Indonesia ini, nampaknya telah mampu menyumbangkan


pertambahan pendapatan negara yang diperoleh dari sejumlah turis asing yang datang ke
Indonesia. Berikut data yang kami akses dari situs resmi Badan Pusat Statistik :

Kunjungan Wisatawan Asing di Indonesia, 2013-2016:

Tourist Arrivals Tourist Arrivals Tourist Arrivals Tourist Arrivals


Bulan
2013 2014 2015 2016

Januari 614,328 753,079 723,039 814,303

Februari 678,415 702,666 786,653 888,309

Maret 725,316 765,607 789,596 915,019

April 646,117 726,332 749,882 901,095

Mei 700,708 752,363 793,499 915,206


Juni 789,594 851,475 815,148 857,651

Juli 717,784 777,210 814,233 1,032,741

Augustus 771,009 826,821 850,542 1,031,986

September 770,878 791,296 869,179 1,006,653

Oktober 719,900 808,767 825,818 1,040,651

November 807,422 764,461 777,976

Desember 766,966 915,334 913,828

Total 8,802,129 9,435,411 9,729,350

Sumber: BPS

Saat ini, sektor pariwisata Indonesia berkontribusi untuk kira-kira 4% dari total
perekonomian. Pada tahun 2019, Pemerintah Indonesia ingin meningkatkan angka ini dua kali
lipat menjadi 8% dari PDB, sebuah target yang ambisius (mungkin terlalu ambisius) yang
mengimplikasikan bahwa dalam waktu 4 tahun mendatang, jumlah pengunjung perlu
ditingkatkan dua kali lipat menjadi kira-kira 20 juta. Dalam rangka mencapai target ini,
Pemerintah akan berfokus pada memperbaiki infrastruktur Indonesia (termasuk infrastruktur
teknologi informasi dan komunikasi), akses, kesehatan & kebersihan dan juga meningkatkan
kampanye promosi online (marketing) di luar negeri.

Pemerintah terus berupaya dengan berbagai cara, salah satunya adalah pada tahun
2015, Pemerintah Indonesia memberikan tambahan akses bebas visa ke Indonesia kepada
warga dari 45 negara (Peraturan Presiden No. 69/2015 tentang Bebas Visa Kunjungan) dalam
rangka mendongkrak industri pariwisata. Sebelumnya, warga dari negara-negara ini harus
memiliki visa sebelum memasuki Indonesia. Ini berarti bahwa saat ini ada total 90 negara yang
warganya tidak memerlukan visa untuk datang dan tinggal di Indonesia (untuk periode
maksimum 30 hari). Perubahan-perubahan kebijakan ini dilakukan untuk menarik lebih banyak
pengunjung asing. Meskipun membuka lebih banyak akses bebas visa ke Indonesia
menyebabkan negara ini kehilangan kira-kira 11,3 juta dollar AS per tahun (karena saat ini
biaya 35 dollar AS ditetapkan untuk ‘visa kedatangan’), tindakan ini diperkirakan akan menarik
tambahan 450.000 turis asing per tahun. Mengingat bahwa tiap turis menghabiskan rata-rata
antara 1.100 dollar AS sampai 1.200 dollar AS per orang setiap kali mereka berkunjung ke
Indonesia, negara ini akan mendapatkan kira-kira 500 juta dollar AS sebagai tambahan
pemasukan devisa setiap tahunnya (turis domestik menghabiskan kira-kira Rp 711.000 per
perjalanan).

Berdasarkan hal ini, maka kita dapat melihat bahwa seiring dengan majunya pariwisata
Indonesia di kancah dunia maka pendapatan Indonesia terus bertambah. Perlu kita sadari pula
bahwa semakin banyak turis asing yang datang ke Indonesia, maka hal ini mengindikasikan
bahwa Indonesia telah dikenal dunia atas pariwisatanya. Dunia mendapat pengaruh dari
adanya program Wonderful Indonesia yang dicanangkan Pemerintah Indonesia, pengaruh
tersebut adalah tumbuhnya minat untuk berkunjung ke Indonesia dan merasakan langsung
kebudayaan serta pariwisata yang disuguhkan negara dengan julukan jamrud khatulistiwa ini.

D. Perbandingan antara perkembangan Korean Wave dan Wonderful Indonesia

Popularitas Korean Wave (K-Wave) yang terdiri dari Korean Pop (K-Pop), film,
serial TV hingga budaya Korea Selatan kini telah menjamah hampir seluruh pelosok
dunia. Sebagai gambaran, pada tahun 2003 serial TV Korea berjudul Dae Jang-geum
(Jewel in the Palace) dengan setting pada masa dinasti Joseon berhasil menyihir
penonton global hingga akhirnya diekspor ke 91 negara termasuk Indonesia. Tak pelak
lagi, serial ini sering didapuk sebagai pendorong mewabahnya budaya Korea di
berbagai negara.

Dalam hal bermusik, K-Pop juga mampu menggaet penggemar dari berbagai
belahan dunia, tidak ketinggalan Amerika Serikat (AS) yang sering dijuluki sebagai
kiblatnya kebudayaan pop dunia. Musik Korea pertama kali mengguncang dunia ketika
penyanyi PSY dengan lagunya berjudul “Gangnam Sytle” pada tahun 2012 berhasil
bertengger di British Official Singles Chart, peringkat ke-2 di Billboard’s Hot 100 di AS,
dan merajai anak tangga musik di lebih dari 30 negara. Hingga saat ini, video klip lagu
tersebut merupakan video yang paling banyak ditonton dengan lebih dari 3 miliar juta
penonton di Youtube. Saat ini salah satu boyband Korea dengan nama Bangtan
Sonyeodan atau yang populer dengan sebutan BTS (Beyond The Scene) menjadi buah
bibir dunia. Dengan dukungan puluhan juta penggemarnya yang menamakan diri
sebagai A.R.M.Y (Adorable Representative MC for Youth), grup yang memulai
debutnya tahun 2013 ini berhasil menembus tangga lagu AS di tahun 2017 dengan lagu
berjudul “DNA”. Mereka pun menyabet Top Social Artist Award pada Billboard Music
Awards itu, BTS juga menjadi satu-satunya boyband K-Pop yang diundang tampil di
perhelatan musik terkemuka, American Music Awards tahun 2017.
Semua kesuksesan K-Wave tersebut sekaligus mencerminkan keunikannya.
Meskipun semua K-Pop, film dan serial TV tersebut memakai bahasa Korea, namun
nyatanya tidak menghalangi para penggemar yang berasal dari berbagai negara untuk
menggandrunginya. Bahasa asing tidak lagi menjadi penghalang utama untuk menarik
perhatian publik dunia. Hal ini dapat dibuktikan dengan popularitas K-Wave di internet.
Data google trends menunjukkan lima negara dengan penyebaran K-Wave paling
intensif yakni Taiwan, Vietnam, Jepang, China, Hongkong dan Indonesia. Sementara
itu, pengaruh K-Wave juga terlihat semakin meningkat di AS, Turki, Uni Emirat Arab,
Kazakhstan dan India. Bahkan pengaruh K-Wave juga mulai dikenal di negara-negara
seperti Perancis, Inggris, Rusia, Uzbekistan dan Brasil.

Secara umum kolaborasi dukungan pemerintah Korea Selatan dan inovasi serta
inisiatif sektor swasta merupakan faktor utama, jelas Duta Besar Korea Selatan untuk
Indonesia, Y.M. Chang-beong Kim. Hal ini diutarakan Dubes Kim saat berdiskusi
dengan 36 diplomat muda peserta Sekolah Dinas Luar Negeri (Sesdilu) Angkatan ke-60
di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Luar Negeri Indonesia beberapa waktu
lalu. Pada kesempatan langka tersebut, Dubes Kim tidak hanya menjelaskan mengenai
K-Wave dari sudut pandang pemerintah Korea Selatan. Untuk memberikan perspektif
dari sektor swasta, CEO SM Entertainment Indonesia, Kyung Jin Han, turut dihadirkan.
SM Entertainment merupakan salah satu perusahaan manajemen artis terbesar di
Korea Selatan. Kredibilitas perusahaan yang berdiri sejak tahun 1957 ini sudah tidak
diragukan karena reputasinya sebagai pencetak artis dan pemusik papan atas Korea.

BAB III
Penutup

Daftar Pustaka

https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/industri-
sektor/pariwisata/item6051?

https://www.bps.go.id/

Menyingkap Sejarah dan Rahasia Sukses Korean-Wave,


https://kumparan.com/noviyanti-nurmala1519197736585/menyingkap-sejarah-dan-
rahasia-sukses-korean-wave ditulis oleh Noviyanti Nurmala pada tanggal 10 Maret
2018 pukul 23.07, diakses pada tanggal 11 November 2018 pada pukul 7.43

Anda mungkin juga menyukai