Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/355467049

KOREAN WAVE: GELOMBANG BUDAYA KOREA

Article · October 2021

CITATION READS
1 2,196

1 author:

Novieka Rachma
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
3 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Novieka Rachma on 21 October 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


KOREAN WAVE: GELOMBANG BUDAYA KOREA

DAN PENGARUHNYA

Novieka Rachma

Hubungan Internasional, Kelas I, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta

Abstrak

Diplomasi diartikan sebagai urusan atau penyelenggaraan hubungan resmi antara satu negara
dengan negara lain. Perkembangan teknologi dewasa ini mempermudah kita dalam mengakses
berbagai informasi dari segala penjuru dunia. Korean Wave merupakan salah satu alat diplomasi
Korea Selatan dalam menaikkan citra mereka di mata negara lain. Korean wave telah menjadi
instrumen soft power Korea Selatan dengan sumber berupa budaya, yaitu budaya populer (pop
culture), yang diproduksi massal untuk konsumsi publik oleh negara lain. Korean Wave tentunya
membawa keuntungan bagi Korea, di samping itu terdapat pula beberapa kerugianyang di rasakan
Indonesia dengan masuknya budaya Korea ke Indonesia.

Kata kunci : Diplomasi, Soft Power, Korean Wave, dampak, remaja Indonesia

Abstract

Diplomacy is defined as the affairs or administration of official relations between one country and
another. The development of technology today makes it easier for us to access various information
from all over the world. The Korean Wave is one of South Korea's diplomatic tools in raising its
image in the eyes of other countries. The Korean wave has become an instrument of South Korean
soft power with a source in the form of culture, namely popular culture (pop culture), which is
mass-produced for public consumption by other countries. The Korean Wave certainly brings
benefits to Korea, in addition, there are also some disadvantages that are felt by Indonesia with
the entry of Korean culture into Indonesia.

Key word: Diplomacy, Soft power, Korean Wave, Impact, Indonesian teenager.
Pendahuluan

Perkembangan teknologi saat ini membuat semua orang dapat mengakses apapun
dimanapun dan kapanpun mereka mau. Hal ini membuat kita dapat dengan mudahnya mengetahui
apa yang sedang menjadi trend di dunia saat ini. Trend kebudayan Korea saat ini sedang menjadi
salah satu kiblat perhatian dunia. Mulai dari musik, drama, film, variety show atau acara Tv,
makanan, gaya busana, bahkan Bahasa Korea mulai dinikmati dan tersebar luar di penjuru sunia
saat ini. Fenomena ini dikenal juga sebagai Korean Wave, yang mana kebudayaan Korea mulai
meroket dan menjadi Trend center di dunia. Hal ini tidak terlepas dari peranan pemerintah Korea
yang turut mendukung dan memanfaatkan fenomena ini sebagai alat diplomasi mereka.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Diplomasi diartikan sebagai urusan atau
penyelenggaraan hubungan resmi antara satu negara dengan negara lain. Diplomasi juga dapat
diartikan sebagai kegiatan negosiasi antar suatu negara dengan negara yang lain dengan tujuan
mencapai kesepakatan bersama baik dalam bidang ekonomi, politik atau sosial yang berskala
internasional. Diplomatik tidak hanya diartikan sebagai negosiasi, melainkan juga cara atau
strategi dalam mengelola hubungan antar bangsa.

Terdapat beberapa kategori dalam diplomasi. Diantarnya yaitu diplomasi publik dan
diplomasi kebudayaan. Diplomasi publik diartikan sebagai proses komunikasi pemerintah
terhadap masyarakat internasional dengan tujuan memberikan pemahaman atas sikap, institusi,
budaya, negara, kebijakan yang diambil oelh negaranya serta kepentingan nasionalnya. Diplomasi
publik juga diartikan sebagai usaha untuk mempengaruhi orang atau odganisasi lain di luar
negaranya dengan cara yang positif sehingga mampuh mempengaruci perubahan cara pandang
orang tersebut terhadap negara lain. Dapat dikatakan bahwa diplomasi publik bertujuan untuk
memperkenalkan kepentingan nasional melalui pemahaman dan informasi. Diplomasi publik
bersifat lebih transparan dan berjangkauan luas. (Hennida, n.d.)

Disisi lain diplomasi kebudayaan merujuk pada potensial dari budaya melalui pertukaran
ide serta informasi antar masyarakat demi meningkatkan pemahaman mutual. Pendapat lain
mengartikan diplomasi budaya sebagai kontak langsung dan berkelanjutan antar masyarakat dari
negara yang berbeda yang membantu membentuk kepercayaan serta pemahaman internasional
yang lebih baik dimana relasi antara pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain dapat
terlaksana. Di sisi lain diplomasi budaya didefinisikan sebagai kebijakan propaganda, diplomasi
budaya erat dengan konotasi negative sebagai trik manipulasi atas budaya. Diplomasi budaya
menggunakan unsur kebudayaan sebagai perwujudan utamanya, seperti melalui promosi
kebudayaan melalui literatur, musik dan film. (Hermawan, 2014)

Dalam sebuah negara, power merupakan hal utama yang mendukung jalannya fungsi
negara dengan baik. Dalam konsep hubungan internasional terdapat dua jenis power, yaitu Hard
Power dan Soft power. Hard power berkaitan dengan sumber daya alam, faktor geografis, dan
kekuatan militer. Sementara Soft power berkaitan dengan budaya, teknologi, Pendidikan dan
lainnya. Dengan kata lain hard power cenderung bersifat memaksa sedangkan soft power bersikap
membujuk. (Budaya et al., n.d.)

Pembahasan

Perkembangan teknologi dewasa ini mempermudah kita dalam mengakses berbagai


informasi dari segala penjuru dunia. Dengan kemajuan teknologi seperti sekarang akses menikmati
film atau music dari negara lain bukan lagi hal yang mustahil. Dengan internet sekarang kita dapat
mengakses dan menikmati tayangan-tayangan atau hiburang dari belahan dunia lain. Hal ini
membuat persebaran kebudayaan menjadi lebih mudah, terutama dalam persebaran kebudayaan
Korea. Baik musik, drama, Film bahkan brand dari Korea mulai menyita perhatian dunia saat ini.
Bisa dikatan bahwa kebudayaan Korea mulai menjamur di negara-negara lain di dunia. Hal ini
dapat kita lihat melalui tingginya angka penikmat atau penggemar grup music asal Korea. Bukan
hanya grup music, brand makanan, pakaian, serta kosmetik dari Korea mulai merajai pasaran di
beberapa negara di dunia.

Korean Wave merupakan salah satu alat diplomasi Korea Selatan dalam menaikkan citra
mereka di mata negara lain. Fenomena Korean Wave mulai menunjukan dampak pada perilaku
remaja. Terutama remaja di Indonesia yang menunjukan minat yang besar pada kebudayaan
Korea. Hal ini dapat kita lihat melalui kecenderungan remaja Indonesia dalam menikmati konten
hiburan berbau Korea, seperti menonton penampilan grup music, drama serta film dari Korea. Hal
ini membuktikan keberhasilan Korea dalam memanfaatkan Korean Wave sebagai salah satu alat
diplomasi soft power mereka.

Kecenderungan remaja Indonesia dalam menikmati konten Hiburan serta brand Korea
memberikan beberapa dampak. Diantaranya, melejitnya penjualan brand-brand Korea di
Indonesia. Beberapa Brand tersebut diantaranya, Nature Republic, Nacific, LANEIGE, Samwon
Tteokbokki, Lotte dan masik banyak lagi. Brand-brand tersebut memiliki popularitas dan tingkat
penjualan yang tinggi di Indonesia.

Fenomena lain dari Korean Wave yaitu meroketnya penjualan brand Mc-Donals setelah
meluncurkan produk kolaborasi dengan salah satu Boy Grup asal Korea, BTS. Produk kolaborasi
tersebebut atau lebih di kenal dengan BTS-Meal laku keras di kalangan remaja Indonesia. Tak
tanggung-tanggung mereka rela mengantri dan menghabiskan uang yang cukup besar untuk
membeli atau menikmati produk tersebut.

Disisi lain popularitas Boy/Girl Grup Korea (Idol Korea) di Indonesia membuat Indonesia
menempati peringkat kedua sebagai negara dengan jumlah penggemar K-Pop terbanyak. Hal ini
cukup memberikan dampak terhadap perilaku remaja di Indonesia. K-popers asal Indonesia tidak
ragu membanjiri media sosial demi membela idola mereka. Mengutip dari tempo.com Indonesia
menduduki peringkat pertama dalam cuitan mengenai K-pop di media sosial Twiter dalam periode
2020-202.

Korean Style menjadi sangat popular di kalangan remaja Indonesia, gaya busana serta
make-up looks Korea menjadi tend center dikalangan remaja Indonesia saat ini. Gaya busana korea
yang beragam tetapi terkesan modis dan menarik menjadi salah satu alasan populernya Korean
Style di Indonesia. hal ini cenderung membawa dampak negatif bagi kebudayaan islam di
Indonesia. kebudayaan Islam di Indonesia mencerminkan kesan santun dan tertutup, hal ini
berbanding terbalik dengan Korean Slyle yang cenderung menggunakan pakaian pendek, ketat dan
minimalis. Dapat dilihat bahwa gaya busana korea yang digemari remaja Indonesia mulai
menggeser gaya berpakain muslim di Indonesia.

Drama dan Film Korea juga menunjukan tinggat popularitas yang tinggi di kalangan
remaja Indonesia. kegemaran remaja Indonesia dalam menonton drama dan film korea membawa
beberapa dampak buruk yang diantaranya remaja Indonesia rela menghabiskan banyak waktu
mereka demi menonton drama atau film korea. Remaja Indonesia juga mulai
mengimplementasikan apa yang mereka lihat di K-Drama pada kehidupan sehari-hari mereka.
Seperti kebiasaan makan, berpakaian, cara bicara dan lainnya. Popularitas drama Korea di
Indonesia juga di tandai dengan banyaknya stasiun Tv dalam negeri yang mulai menayangkan
drama atau film asal Korea. Sedikit dampak buruk dari drama atau film Korea bagi remaja
Indonesia di tandai dengan banyaknya remaja Indonesia yang berkeinginan untuk meniru hal yang
mereka tonton dari drama atau film tersebut. Hal negative yang dapat mereka tiru dari drama korea
seperti pembullian, kekerasan, dan adegan-adegan kurang pantas lainnya.

Kolaborasi dukungan pemerintah Korea Selatan dan inovasi serta inisiatif sektor swasta
merupakan faktor utama yang mendukung kesuksesan penyebaran Korean Wave di dunia. Korean
Wave sendiri sejatinya sudah terjadi pada awal tahun 1990 hingga awal 2000-an ketika popularitas
drama dan film Korea meningkat di Jepang dan China. Kemudian pada pertengahan 200-an, film,
drama dan musik Korea semaikin popular di Kawasan Asia Selatan dan Asia tenggara. Hingga
pada 2010, Korean Wave mulai popular di Eropa, Australia, Amerika hingga Afrika. Dari segi
demografi, menurut hasil survei Korean Tourism Organization, KPop merupakan bagian dari K-
Wave yang paling banyak menarik perhatian orang asing. Sementara di posisi kedua diduduki
drama Korea, disusul film. Menariknya, survei ini juga menunjukkan bahwa mayoritas penggemar
K-Wave (sekitar 67%) adalah anak muda berusia antara 20 dan 30 tahun.

Korean Wave tentunya membawakan keuntungan yang besar bagi Korea. Mengutip dari
pramborsfm.com lagu Dynamite milik grup BTS memberikan keuntungan mencapai 1,7 triliun
won atau 21 triliun rupiah. Berkat popularitas grup musik dan filmnya, korea berhasil masuk ke
jajaran Top 10 of The Global Innovation Index untuk pertama kalinya sejak 2007.

Korean wave telah menjadi instrumen soft power Korea Selatan dengan sumber berupa
budaya, yaitu budaya populer (pop culture), yang diproduksi massal untuk konsumsi publik oleh
negara lain. Gelombang Korea digunakan oleh untuk mencapai tujuan memperoleh manfaat
ekonomi bagi Korea Selatan. Keuntungan ekonomi ke Korea Selatan dicapai tidak hanya dengan
membuat keuntungan dari ekspor produk budaya, tetapi juga di dengan menggunakan popularitas
gelombang Korea di negara lain sebagai sarana daya tarik dan promosi dalam pemasaran lainnya
produk bernilai ekonomi seperti pariwisata dan produk komersial. Strategi ini merupakan salah
satu dari 4.444 alternatif terkait optimalisasi peran budaya bagi perekonomian negara.
Keberhasilan Korea Selatan dalam mempromosikan budayanya memberikan dampak positif tidak
hanya pada identitas budaya negara tersebut, tetapi juga pada perekonomiannya. Budaya,
khususnya budaya populer, jarang dilibatkan dalam pembahasan ekonomi negara. Namun, Korean
wave memberikan bukti bahwa budaya merupakan sektor potensial bagi perekonomian suatu
negara. Meski hanya dianggap sebagai fenomena di dunia hiburan, namun Korean wave nyatanya
telah menjadi alat penting yang tidak hanya meningkatkan popularitas Korea Selatan untuk dikenal
di hampir seluruh wilayah dunia, tetapi juga telah dampak positif bagi perkembangan ekonomi
negara. (8. BAB IV, n.d.)
Masuknya budaya Korea ke Indonesia memberikan beberapa dampak. Diantaranya
pergeseran budaya yang kian terlihat. Kebanyakan anak muda Indonesia kini menjadikan
kebudayaan korea sebagai kiblat mereka. Mereka cenderung mulai mengikuti gaya busana, selera
makanan, selera musik bahkan cenderung memilih untuk membeli atau menggunakan brand
Korea. Hal ini cukup merugikan Indonesia dimana budaya asli Indonesia mulai luntur di kalangan
anak muda dan tergantikan dengan kebudayaan Korea.
Dampak baik dari Korean Wave bagi Indonesia yaitu banyaknya anak muda yang mulai
tertarik untuk melanjutkan Pendidikan mereka di negeri gingseng tersebut. Hal ini menguntungkan
bagi Indonesia karena generasi muda mulai tertarik belajar di negara maju, dandi harapkan
pelajaran jang mereka ampuh dapat membantu perkembangan dan kemajuan bangsa. Hubungan
diplomatic Indonesia dan korea juga menjadi lebih terjalin secara langsung maupun tidak
langsung.
Larisnya brand Korea di pasar Indonesia menunjukan peluang kerja sama bisnis yang
menguntungkan. Kedepannya akan semakin banyak brand Korea yang masuk ke Indonesia dan
juga sebaliknya. Hal ini menandakan kerjasama Indonesia dengan Korea dalam aspek ekonomi
dan bisnis telah terjalin dengan baik.
Kesimpulan
Korean Wave sebagai alat diplomasi soft power Korea menunjukan
keberhasilannya dengan meroketnya popularitas film, drama, music hingga brand asal Korea di
dunia. hal ini tentunya memberikan keuntungan yang signifikan bagi Korea, diantaranya
keberhasilan lagu Dynamite milik grup BTS memberikan keuntungan mencapai 1,7 triliun won
atau 21 triliun rupiah. Berkat popularitas grup musik dan filmnya, Korea juga berhasil masuk ke
jajaran Top 10 of The Global Innovation Index untuk pertama kalinya sejak 2007.

Masuknya budaka korea ke Indonesia juga memberikan beberapa dampak, diantaranya


mulai terkikisnya kebudayaan asli Indonesia di kalangan remaja yang cenderung lebih memilih
untuk mengikuti kebudayaan korea. Disisi lain, kebudayaan korea memicu semangat anak muda
Indonesia untuk mempelajari Bahasa dan kebudayaan baik serta memicu keinginan kaum muda
untuk mengampuh Pendidikan di negeri gingseng tersebut yang dapat memberikan dampak positif
bila di implementasikan dengan benar.

Kerjasama di bidang ekonomi antara Indonesia dan Korea juga terjalin dengan baik. Hal
ini dapat dilihat dengan semakin beragamnya bran Korea di pasar Indonesia juga sebaliknya. Hal
ini membawakan keuntungan bagi kedua belah pihak dan menjadi tanta bahwa kerjasa di bidang
ekonomi terjalin dengan baik.

Referensi

8. BAB IV. (n.d.).

Budaya, D., Selatan, K., & Melalui, I. (n.d.). Universitas Katolik Parahyangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Program Studi Ilmu Hubungan Internasional.

Hennida, C. (n.d.). Diplomasi Publik dalam Politik Luar Negeri.

Hermawan, Y. P. (2014). 1246-Article Text-2598-1-10-20141126. Lembaga Penelitian Dan Pengabdian


Kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai