Anda di halaman 1dari 12

Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology)

Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal


of Social and Cultural Anthropology)
Available online https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/antrophos

Fenomena Korean Wave pada Gaya Hidup Generasi Z di


Twitter: Sebuah Tinjauan Netnografi

Korean Wave Phenomena in Z Generation Lifestyle in Twitter:


A Netnographic Review
Bilqist Maisa Putri1, Elizabeth Berliana P. S.1, Nisa Nibras Rabbani1, Regina
Hadiningrum1, Salsabil Firdausy Ramadhina1, Saharuddin2, Rizki Budi Utami2,
Rizki Aditya Putra2
1 2
Ilmu Gizi, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Indonesia Sains
Komunikasi Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor,
Indonesia

Abstrak
Twitter menjadi salah satu media sosial yang paling banyak digemari oleh Generasi Z untuk mendapatkan
informasi maupun menjalin relasi dengan orang lain setiap harinya. Masuknya fenomena Korean Wave
(Kwave) memiliki dampak yang besar terhadap perubahan gaya hidup Generasi Z. Korean wave merupakan
salah satu informasi yang paling cepat menyebar di platform twitter. Hal ini terjadi karena arus penyebaran
musik asal korea yang beragam, yaitu K-pop, K-drama, dan sebagainya. Produk budaya Korea juga telah
berhasil mengemas nilai-nilai Asia yang dipasarkan dengan gaya modern. Oleh karena itu, terdapat bentuk
nilai budaya yang diterapkan oleh generasi Z karena populernya budaya Korean Wave (Kwave). Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran Korean Wave (Kwave) pada media Twitter, mengetahui bentuk
nilai budaya Korean Wave (Kwave) pada pada Generasi Z, dan mengetahui pengaruh Korean Wave (Kwave)
terhadap gaya hidup Generasi Z. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis kualitatif dengan metode
netnografi dan wawancara. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dari
hasil observasi serta wawancara mengenai perilaku individu atau kelompok dan data sekunder berupa
artikel, jurnal, dan sumber informasi lainnya yang mendukung penelitian. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa fenomena Korean Wave (Kwave) berpengaruh terhadap gaya hidup Generasi Z di Twitter, seperti
dalam hal berpakaian, berbahasa, dan alokasi keuangan.

Kata Kunci: Budaya Korea, gaya hidup, generasi Z, korean wave (kwave), twitter

Abstract
Twitter is one of the most popular social media for Generation Z to get information and build relationships
with other people every day. The entry of the Korean Wave (Kwave) phenomenon has had a major impact on
the lifestyle changes of Generation Z. The Korean wave is one of the fastest spreading information on the
Twitter platform. This is because of the diverse flow of music from Korea, namely K-pop, K-drama, and so on.
Korean cultural products have also succeeded in packaging Asian values ​that are marketed in a modern style.
Therefore, there are forms of cultural values ​applied by generation Z because of the popularity of Korean Wave
(Kwave) culture. This study aims to determine the spread of Korean Wave (Kwave) on Twitter media,
determine the form of Korean Wave (Kwave) cultural values ​in Generation Z, and determine the influence of
Korean Wave (Kwave) on the lifestyle of Generation Z. This research was conducted using qualitative analysis
methods with netnography and interview methods. The type of data used in this study is primary data from
observations and interviews regarding individual or group behavior and secondary data in the form of
articels, journals and other sources of information that support research. The results of the study show that
the Korean Wave (Kwave) phenomenon influences the lifestyle of Generation Z on Twitter, such as in terms of
dress, language, and financial allocation.

Keywords: Korean culture, lifestyle, generation Z, korean wave (kwave), twitter

How to Cite: Putri, B. M., Sinaga, E. B. P., Rabbani, N. N., Hadiningrum, R., Ramadhina, S. F., Saharuddin., Utami, R. B. &
Putra, S. A. (2023). Fenomena Korean Wave pada Gaya Hidup Generasi Z di Twitter: Sebuah Tinjauan Netnografi.
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology)

*Corresponding author:
E-mail: reginahadiningrum@apps.ipb.ac.id
PENDAHULUAN (Putri, 2019). Korean Wave (Kwave) adalah

Twitter merupakan media sosial yang istilah untuk tersebarnya budaya pop Korea

memberikan akses kepada penggunanya secara global di berbagai negara di dunia,

untuk mengirimkan sebuah pesan singkat yang mengacu pada penyebaran budaya

yang terdiri dari maksimal 280 karakter, dan Korea Selatan di seluruh dunia atau

dapat disertai dengan mengunggah gambar, kecintaan terhadap ekspor budaya korea

video, maupun tautan. Twitter juga memiliki selatan, sehingga terjadi peningkatan secara

fitur lain seperti utas atau thread, trending signifikan popularitas budaya Korea Selatan

topics, reply, retweet, topics, bookmarks, dan di seluruh dunia sejak abad 21, terutama di

spaces (Pramesti, 2020). Generasi Z kalangan anak muda dan remaja (Putri,

(1996-2009) merupakan mereka yang lahir 2019). Pesatnya kemajuan teknologi

dan besar pada era digital dimana beragam menjadi salah satu unsur suksesnya budaya

teknologi berkembang dan semakin canggih. Korea dalam penyebaran budaya populer

Lahir dan dibesarkan dengan Korean Wave (Kwave). Korean Wave (Kwave)

kemajuan-kemajuan dalam dunia saat ini, tidak hanya tentang serial televisi Korea atau

membuat generasi Z berbeda dengan K-Drama saja, tetapi di dalamnya terdapat

generasi sebelumnya. Generasi Z lebih beberapa unsur seperti musik atau yang

memahami penggunaan akses internet dan biasa disebut K-Pop, K-fashion, K-Beauty,

penggunaan media sosial. Generasi Z juga makanan-makan Korea, dan lain sebagainya

diketahui senang untuk menemukan hal (Adi, 2019). Penggemar Korean Wave

baru di internet dan dapat dengan mudah (Kwave) mayoritas adalah remaja hingga

terpengaruh dengan informasi yang dewasa muda yang termasuk dalam

didapatkannya (Fadillah, 2022). Twitter kalangan Generasi Z (Putri, 2019). Hal yang

menjadi salah satu media sosial yang paling membuat Generasi Z tertarik yaitu karena

banyak digemari oleh Generasi Z untuk Korean Wave (Kwave) memiliki keunikan

mendapatkan informasi maupun menjalin tersendiri sehingga berhasil menarik tempat

relasi dengan orang lain setiap harinya di pasar Asia dengan cepat.

(Pramesti, 2020) Keunikan-keunikan tersebut antara lain

Budaya populer asal Korea Selatan, adalah ciri khas budaya yang kuat dan

Korean Wave (Kwave) menjadi budaya sarana hiburan yang memiliki konsep yang

populer yang tidak asing di telinga jelas dan pesan yang mendalam sehingga

masyarakat, yang dihasilkan dari globalisasi menyajikan suatu hal yang berbeda dengan
budaya lainnya dan menimbulkan perubahan kebiasaan-kebiasaan atau gaya
keingintahuan untuk lebih mengenal budaya hidup generasi muda.
Korea (Sari, 2018). Artikel ini dibuat untuk mengetahui
Masuknya fenomena Korean Wave penyebaran korean wave pada media
(Kwave) memiliki dampak yang besar Twitter, mengetahui bentuk nilai budaya
terhadap perubahan gaya hidup Generasi Z. korean wave pada Generasi gen Z, dan
Salah satu platform yang banyak mengetahui pengaruh Korean Wave (Kwave)
menyebarkan informasi dan memiliki terhadap gaya hidup Generasi Z.
pengaruh besar terhadap penyebaran
Korean Wave (Kwave) adalah Twitter. Bentuk METODE PENELITIAN
informasi yang disebarkan berupa film, Penelitian dilakukan menggunakan
fashion, musik, bahasa, tarian, dan lain-lain analisis kualitatif dengan metode netnografi
(Wahyuni, 2022). Fenomena Korean Wave dan wawancara. Netnografi merupakan
(Kwave) di Twitter cenderung kepada kajian yang berfokus untuk memahami
informasi musik korea (k-pop) dan drama dunia maya yang mana terdapat
korea (k-drama). Perkembangan Korean orang-orang saling berinteraksi satu sama
Wave (Kwave) melalui teknologi informasi lain sehingga membentuk budaya dan sistem
Twitter dapat memperluas wawasan yang tersendiri (Steeve, 2021). Waktu penelitian
dimiliki seseorang tentang negara Korea dilakukan dari tanggal 17 April - 30 April
Selatan (Ambronsius, 2022). Beberapa 2023. Jenis data yang digunakan dalam
dampak yang ditimbulkan terbukti dari penelitian ini merupakan data primer dan
maraknya masyarakat yang bergaya pakaian data sekunder. Data primer merupakan hasil
ala Korea, pemakaian kosmetik merk Korea, observasi serta wawancara mengenai
konsumsi makanan khas Korea, hingga perilaku individu atau kelompok mengenai
penggunaan bahasa-bahasa Korea yang Korean wave (Kwave) di platform media
biasa diselipkan dalam bahasa sehari-hari sosial Twitter. Data sekunder berupa artikel,
(Putri, 2019). Di samping itu, perilaku jurnal, dan sumber informasi lainnya yang
konsumtif biasanya juga timbul bagi mendukung penelitian. Triangulasi
anak-anak muda yang tidak ingin dilakukan secara online melalui twitter
melewatkan kesempatan untuk membeli dengan informan yang berbeda untuk
barang atau makanan yang mencirikan memverifikasi hasil analisis. Pemilihan
budaya Korea. Oleh karena itu, terdapat informan dilakukan dengan purposive
dampak yang muncul dari penyebaran sampling. Purposive sampling adalah metode
Korean Wave (Kwave) di Twitter terhadap penarikan sampel dalam penelitian yang
melibatkan pemilihan informan berdasarkan
kriteria tertentu yang relevan dengan tujuan (Kwave). Informasi-informasi mengenai
penelitian. Informan dipilih berdasarkan musik dan drama sangat cepat ter-update.
beberapa kriteria, yaitu mempunyai akun Sebagai contoh, informasi rilis single, album,
twitter, memiliki ketertarikan terhadap dan drama sangat mudah didapatkan dari
Korean Wave (Kwave), dan merupakan twitter.
Generasi Z yang berusia 18-25 tahun. Teknik
Saat ini, banyak akun penggemar
pengolahan data dilakukan melalui
bermunculan yang sengaja dibuat oleh
beberapa tahap, yaitu reduksi data,
masyarakat luas untuk mengikuti grup
penyajian data, dan verifikasi data.
musik atau artis asal Korea kesayangan
mereka. Namun, algoritma Twitter sendiri
HASIL DAN PEMBAHASAN akan menyajikan informasi yang lebih luas
Penyebaran Korean Wave (Kwave) pada mengenai Korea Selatan. Hal ini dapat
Media Twitter berupa berita atau informasi mengenai
insiden yang terjadi di Korea, rekomendasi
Platform Twitter merupakan
makanan khas Korea, rating film atau drama
platform yang paling banyak digunakan oleh
yang disajikan, bahasa slang yang digunakan,
penggemar Korean Wave (Kwave) hingga
dan sebagainya.
saat ini. Twitter adalah layanan jejaring
sosial dan mikroblog daring yang Informasi yang kian banyak ini
memungkinkan penggunanya untuk kemudian membuat adanya interaksi antar
mengirim dan membaca pesan berbasis teks penggemar korean wave di twitter. Salah
hingga 280 karakter. Twitter juga sebagai satu interaksi yang sering terjadi adalah
platform dalam penyebaran informasi yang informasi yang disampaikan melalui akun
sangat cepat dibanding dengan base. Akun base merupakan akun pengguna
platform-platform lainnya (Ambronsius, twitter yang dikhususkan untuk
2022). Korean Wave (Kwave) merupakan menyebarkan informasi mengenai hal-hal
salah satu informasi yang paling cepat yang diminati para penggemar yang salah
menyebar di platform twitter. Hal ini terjadi satunya berkaitan dengan K-wave. Dengan
karena arus penyebaran musik asal korea adanya akun base ini, para penggemar
yang beragam, yaitu K-pop. Selain itu, drama Korean Wave (Kwave) dapat saling
korea juga turut andil dalam penyebaran berinteraksi di lapak yang sama. Hal ini
Korean Wave (Kwave). sejalan dengan apa yang disampaikan oleh
informan sebagai berikut.
Berdasarkan hasil wawancara
beberapa informan, Twitter berperan “Bisa nemuin orang dengan kesukaan yang
penting dalam penyebaran Korean Wave sama, bisa hype drama bareng juga kalo lagi
on going, sama bisa dapet info drama lain yang unik, yaitu para penggunanya dapat
yang bahkan aku ga tonton, jadi mengetahui suatu hal/kejadian yang sedang
nambah-nambahin informasi yang bisa aku trending dengan simbol hashtag. Hal ini juga
tau.” berlaku untuk informasi atau berita terkait
Korean Wave (Kwave) sehingga proses
penyebaran sangat terbuka dan cepat.
Berdasarkan hasil wawancara, fenomena
Korean Wave (Kwave) dapat membuka
pandangan akan adanya perbedaan antara
budaya yang dianut dengan budaya Korea
Selatan. Jika dilihat dari sisi positifnya, hal ini
dapat memberikan kita kesempatan untuk
mengambil budaya-budaya positif yang ada
di Korea Selatan.

Gambar 1. Tweet akun base penggemar


drama korea

Gambar 3. Penyebaran arus korean wave


(kwave) melalui simbol hashtag

Namun, proses penyebaran Korean


Wave (Kwave) juga dapat menimbulkan
Gambar 2. Interaksi quote tweet dari
berbagai pertengkaran antar penggemarnya
pengguna
karena adanya perbedaan kesukaan dan
Twitter memiliki kolom pencarian
opini. Hal ini sering terjadi ketika adanya (Kwave) ke dalam kehidupan masyarakat
perbedaan kaum fans dari boyband/girl terjadi karena memiliki keunikan-keunikan
group dimana masing-masing fans tersebut tersendiri seperti pada k-drama, yang
berdebat grup mana yang lebih baik sehingga memiliki tema yang kuat, pesan yang
berakibat pada perpecahan seperti yang disampaikannya pun juga sangat jelas,
diungkapkan oleh informan berikut: sehingga para penonton dibuat penasaran
dan mengenal budaya Korea. Produk budaya
“Namun, di samping itu, fenomena ini dapat
Korea juga telah berhasil mengemas
menimbulkan perpecahan karena adanya
nilai-nilai Asia yang dipasarkan dengan gaya
perbedaan sudut pandang dan pemikiran,
modern (Sari, 2018). Oleh karena itu,
serta menurunkan rasa cinta terhadap
terdapat bentuk nilai budaya yang
budaya tanah air.”
diterapkan oleh generasi Z karena
populernya budaya Korean Wave (Kwave).

Di beberapa negara di Asia Tenggara,


sumpit merupakan alat makan utama
layaknya sendok dan garpu di Indonesia.
Sumpit juga mengandung nilai budaya,
karena menjadi lambang dari nilai kesatuan,
keharmonisan, dan kesetaraan. Ketiga hal itu
dapat dibuktikan pada saat sumpit
digunakan. Sumpit terdiri dari dua bilah
yang setara dan tingginya sama, dimana

Gambar 4. Pertengkaran antar penggemar keduanya harus digunakan secara

K-pop bersamaan. Gerakan dari sumpit juga harus


harmonis dan digerakkan secara bersamaan
Bentuk Nilai Budaya Korean Wave
ke satu arah yang sama (Selvia, 2021).
(Kwave) pada Generasi Z
Penggunaan sumpit itu merupakan bentuk
Popularitas Korean Wave (Kwave) nilai budaya yang terbentuk karena Korean
menjadi kian terkenal di kalangan Generasi Wave (Kwave) seperti pada k-drama, dimana
Z. Terlebih, penggunaan media sosial penggunaan sumpit saat makan menjadi tren
khususnya Twitter menjadi sarana dalam budaya di kalangan generasi Z yang sudah
penyebaran Korean Wave (Kwave). Hal banyak dilakukan sebagai pengganti
tersebut dapat melahirkan nilai-nilai budaya peralatan makan sendok dan garpu. Hal ini
baru yang sebelumnya tidak ditemui oleh sesuai dengan pendapat informan, sebagai
masyarakat. Masuknya budaya Korean Wave berikut.
"Bagi saya, Korean Wave (Kwave) sangat garpu mengingatkan mereka dengan idol nya.
memengaruhi selera musik saya. Fenomena Hal ini akan mempengaruhi perubahan
yang terjadi juga mendorong saya untuk penggunaan alat makan yang digunakan
mempelajari bahasa dan budaya Korea sebelumnya.
(contoh: saya menjadi lebih suka membaca
Bentuk nilai budaya lainnya dari
cuitan dalam bahasa Korea dan menggunakan
Korean Wave (Kwave) adalah kesopanan,
sumpit saat makan."
yaitu penggunaan bahasa dalam panggilan
terhadap orang lain. Generasi Z saat ini
banyak menggunakan kata-kata seperti
hyeong, oppa, eonnie, noona untuk
memanggil mereka yang berusia lebih tua.
Kata-kata tersebut merupakan kata yang
berasal dari Korea Selatan yang biasanya
digunakan untuk memanggil kakak laki-laki
atau perempuan (Khairunnisa, 2022).
Penggunaan kata tersebut sering ditemukan
dalam media sosial Twitter. Berikut adalah
contoh cuitan yang ditemukan dalam Twitter.

Gambar 5. Cuitan penggemar korean wave


(kwave) terkait penggunaan sumpit

Penggunaan sumpit di kalangan


generasi Z dipengaruhi oleh bentuk nilai
Gambar 6. Contoh cuitan penggunaan
budaya dari Korean Wave (Kwave), dimana
panggilan
semua masyarakat Korea Selatan
menggunakan sumpit untuk makan, seperti Pengaruh Korean Wave (Kwave) pada
banyak yang mulai mengikuti tren memakan Gaya Hidup Generasi Z
kue menggunakan sumpit yang dilakukan
Informan dalam penelitian ini
oleh idol k-pop yang mereka sukai dan desain
merupakan Generasi Z yang memiliki
atau model dari sumpit yang digunakan
kisaran umur 20-22 tahun. Masa tersebut
sebagai alat makan pengganti sendok atau
merupakan masa pencarian jati diri karena
proses menuju kedewasaan yang seutuhnya. lingkungannya (Kotler, 2012). Oleh karena
Mayoritas informan sudah mengikuti korean itu, dapat diartikan informan memilih untuk
wave sejak lama. Secara tidak langsung, mengikuti budaya populer Korea untuk
dalam kesehariannya, Korean Wave (Kwave) menghabiskan waktu mereka sebagai hal
menjadi salah satu pengaruh untuk yang mereka anggap penting dalam
membentuk gaya hidup mereka kedepannya. lingkungannya.
Terlebih lagi penggunaan aplikasi Twitter
Budaya korea yang dipilih informan
dan fitur-fitur yang muncul seiring dengan
untuk dinikmati adalah drama korea, musik
perkembangan teknologi sangat
korea, boy atau girl group korea, korean
memudahkan informan dalam mengakses
beauty, dan lain-lain. Salah satu informan
penyebaran Korean Wave (Kwave). Pengaruh
yang memilih korean beauty yang paling
Twitter dapat dirasakan seiring dengan
mempengaruhi perubahannya mengaku
meningkatnya intensitas bermain Twitter,
tertarik akibat banyaknya review lewat base
informan mengatakan bahwa mereka
Twitter dan berawal dari coba-coba
bermain Twitter dengan intensitas sering,
kemudian cocok, lalu menjadi pengguna
salah satunya ada yang bermain selama
tetap dan menyisihkan uangnya untuk
30-50 menit dalam sehari. Salah satu
membeli skincare merk korea. Hal ini sesuai
pengaruh bisa terlihat fenomenanya oleh
dengan pendapat informan sebagai berikut.
kita adalah rasa antusiasme dan respon dari
“Paling demen make skincarenya aja kak,
para penggemar dalam menanggapi hal-hal
gara-gara ekspansi korean beauty bertebaran
yang berbau korea mulai dari korean drama,
reviewnya lewat base seperti womanfeeds
k-pop, dan lain-lain. Biasanya mereka
dan ohmybeautybank jadi ikut-ikutan make
membuat akun Twitter khusus untuk
dan nyoba eh taunya cocok. Jadi lebih kesini
fangirling, seperti mengupload lagu korea,
aja konsumsi produk mereka yaitu cos**
drama korea, dan lainnya.
sampai sekarang dari 2018 juga
Menurut (Retno, 2008), ruang
konsumsinya”
lingkup pada gaya hidup seseorang
Selain itu, Korean Wave (Kwave) juga
diantaranya, tubuh, busana, gaya bicara,
berpengaruh ke alokasi keuangan
hiburan saat waktu luang, pilihan makanan
sehari-hari sehingga mereka menyisihkan
dan minuman, rumah, kendaraan, pilihan
uang mereka untuk membeli keinginan
hiburan, dan lain-lain. Gaya hidup
mereka terhadap budaya populer korea,
merupakan selera seseorang yang
seperti untuk berlangganan platform untuk
diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan
menonton drama, reality dan variety show,
opininya untuk menunjukkan keseluruhan
dan music video dari boy atau girl group
diri seseorang dalam berinteraksi dengan
korea. Hal ini sesuai juga dengan pernyataan berpakaian korean look.
informan dan cuitan Twitter sebagai berikut.
“Sekalinya ada yang klik sama satu aktor jadi
diulik terus dan ngikutin terus
project-projectnya dia, sampe-sampe aku ga
pernah kelewat nonton variety show yang dia
bintangin setiap minggunya, bahkan bela2in
streaming walaupun ga ngerti mereka
ngomong apa, dimana aku samsek ga pernah
nonton variety show apapun sebelumnya.
Gambar 8. Contoh cuitan penggemar yang
Sekalinya udah “nyantol” bakal terus dive
berpakaian korean look
deeper and deeper sih wkwkwk”
Selain itu, seiring dengan maraknya
budaya populer Korea, Bahasa Korea juga
menjadi salah satu yang menjadi kegemaran
mereka untuk dipelajari. Cuitan-cuitan dari
beberapa kosa kata Korea biasanya terbiasa
terucap karena pengaruh tontonan yang
mereka biasa lihat dan pelajari. Selain itu,
bentuk manifestasinya dapat dilihat pada
username, bio, maupun status pada profil
Twitter yang bertuliskan Hangul atau bahasa
Korea.
Gambar 7. Cuitan penggemar salah satu grup
K-Pop mengenai mass mv streaming

Selain itu, cara berpakaian dan


berbahasa juga mempengaruhi mereka.
Keunikan dari cara berpakaian orang Korea
pada umumnya adalah warna-warna
pakaian yang digunakan cenderung lebih
cerah dan sangat mudah untuk disesuaikan
dengan mode pakaian lain. Mode berpakaian
seperti itu sangat cocok untuk orang
Indonesia yang memiliki iklim tropis dan Gambar 9. Contoh username dan bio akun
membuat kesan seseorang menjadi lebih Twitter salah satu penggemar
fresh dan rapi. Berikut contoh cuitan Twitter Korean Wave (Kwave) juga menjadi
wadah penyebaran musik korea atau biasa Istilah-istilah baru muncul seperti WTS “Want
disebut sebagai musik K-pop (Korean Pop). To Sale”, WTB “Want To Buy”, dan WTT
Antusias masyarakat Indonesia terhadap “Want To Trade”. Pengguna Twitter hanya
musik K-Pop semakin meningkat setiap dengan mengetik kata kunci tersebut bersama
tahunnya. Hal ini didasari karena dengan hal yang ingin dicari di kolom
perkembangan sosial media sehingga pencarian dapat dengan mudah menemukan
informasi semakin mudah didapat. Tidak yang diinginkan. Hal tersebut dapat dilihat
hanya fans K-Pop, tetapi seluruh masyarakat pada gambar di bawah.
yang menggunakan platform twitter bisa
mendapatkan informasi tersebut. Lagu K-Pop
seringkali terdengar di media sosial terutama
Twitter, hal ini dapat memengaruhi mereka
yang sebelumnya tidak tertarik dengan K-Pop
menjadi tertarik dengan lagu tersebut dan
menyukai K-Pop. Grup musik K-Pop sering
kali mengeluarkan merchandise berupa baju,
jaket, topi, gelang, kalung, lightstick, dan
lainnya. Hal ini juga mempengaruhi gaya
berpakaian penggemarnya sehingga membeli
dan menggunakan merchandise milik grup
tersebut.

Gambar 11. Cuitan penggemar menggunakan


Gambar 10. Cuitan penggemar menunjukkan istilah WTS, WTB, dan WTT
merchandise yang dibelinya
SIMPULAN
Selain itu, tradisi transaksi jual-beli
Platform Twitter merupakan
atau saling tukar merchandise adalah hal
platform yang paling banyak digunakan oleh
umum yang biasa dilihat pada Twitter.
penggemar korea hingga saat ini.
Merchandise yang biasa diperjualbelikan atau
Berdasarkan pengamatan secara netnografi
ditukarkan adalah photocard idol k-pop.
pada platform Twitter, K-wave memberikan Penyebaran Informasi. Journal of Art, Humanity,
and Social Studies. 2(6):234-240.
dampak bagi generasi z dalam hal gaya Fadillah, M., Nurbalqis, A., & Agustina, L. (2022).
Pengaruh Konten Digital Terhadap Generasi Z
bicara, busana, pilihan makanan dan Dalam Pemanfaatan Media Sosial Dan Digital
Native Di Kota Tanjungpinang. Ilmu Sosial,
minuman, aktivitas, minat, dan alokasi Humaniora, dan Pendidikan. 4(2): 1-11.
keuangan. K-wave memberikan dampak Khairunnisa. (2022). Pembentukan Kata Pada
Komunitas Penggemar Budaya Korea Melalui
positif yaitu memberikan kesempatan untuk Media Sosial Twitter [skripsi]. Jakarta(ID): UIN
Syarif Hidayatullah.
mengetahui budaya korea seperti Kotler, P., & Amstrong, G. (2012). Prinsip-prinsip
Pemasaran. Jakarta (ID): Erlangga.
mempelajari bahasanya, memahami cara Pramesti, C. S. L., & Dewi, D. K. (2020). Pengaruh
Anonimitas Terhadap Self Disclosure Pada Generasi
berpakaian yang menarik, dan cara merawat Z Di Twitter. Jurnal Penelitian Psikologi. 9(5):
kulit melalui skincare. Proses penyebaran 51-64.
Putri, I. P., Liany, F. D. P., & Nuraeni, R. (2019). K-Drama
k-wave juga dapat menimbulkan berbagai Dan Penyebaran Korean Wave Di Indonesia.
ProTVF. 3(1):68-80.
pertengkaran antar penggemarnya karena Putri, K. A., Amirudin, & Purnomo, M. H. (2019).
Korean Wave Dalam Fanatisme Dan Konstruksi
adanya perbedaan kesukaan dan opini. Gaya Hidup Generasi Z. NUSA. 14(1):125-135.
Retno, H., & Susilo, M. E. (2008). Fashion Dan Gaya
Selain itu, juga terdapat dampak negatif Hidup: Identitas Dan Komunikasi. Jurnal Ilmu
lainnya seperti penggunaan platform Twitter Komunikasi. 6(2):25-32.
Sari, D. R. M. (2018). Pengaruh Budaya K-Wave
yang terlalu lama dan pengeluaran keuangan (Korean Wave) Terhadap Perubahan Perilaku
Remaja Penyuka Budaya Korean Di Bandar
untuk berbagai hal yang berhubungan Lampung [skripsi]. Bandar Lampung: Universitas
Lampung.
dengan K-wave terlalu berlebihan. Selvia. (2021). Ragam Budaya Ragam Budaya
Penggunaan Piranti Sumpit Masyarakat Bandung.
Paradigma Jurnal Kajian Budaya. 11(3):355-375.
Steeve, A. J., Tangkudung, J. P., & Lotulung, L. J. (2021).
DAFTAR PUSTAKA Studi Netnografi Pada Media Sosial Instagram. Acta
Adi, G. K. H. (2019). Korean Wave (Studi Tentang Diurna. 3(4): 1-8).
Pengaruh Budaya Korea Pada Penggemar K-Pop) Wahyunu, I. S., Rasyid, A., & Ritonga, S. (2022).
[skripsi]. Semarang: Universitas Diponegoro. Dampak Korean Wave Terhadap Gaya Hidup
Ambronsius, L. I., & Rahman, A. (2022). Menganalisis Remaja (Budaya Remaja Di Kota Medan). Jurnal
Pengaruh Platform Twitter Sebagai Alat Pendidikan, Sosial, dan Sains. 2(2):107-111.
Komunikasi Kpopers Dalam Berspesialisasi

Anda mungkin juga menyukai