Anda di halaman 1dari 8

DIPLOMASI BUDAYA KOREA SELATAN DI INDONESIA

(STUDI KASUS: DRAMA KOREA DAN TANGGAPAN PEMIRSA DI PALEMBANG)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)Dalam
Bidang Ilmu Hubungan Internasional

Disusun oleh:

ANGGUN SEPTIARANI
07041381924171

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PALEMBANG
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Pengaruh budaya menjadi salah satu indikator dari kesuksesan suatu negara,
Ketika semakin maju gaya hidup dan budaya negara menjadi negara trendsetter
bagi negara lain. Korea Selatan menempati posisi pertama negara yang menjadi
trendsetter di kawasan Asia. Posisi tersebut berhasil diraih dari survei yang
diikuti oleh 17 ribu responden seluruh dunia yang di lakukan oleh US News
bekerja sama dengan BAV Group dan Wharton School, University
Pennyslvania. Mereka mendesain peringkat negara diseluruh dunia
menggunakan karakteristik kualitatif. Hasil dari survei tersebut mengatakan
bahwa persepsi suaru negara di nyatakan bahwa salah satunya adalah pengaruh
budaya (Sukoco, 2021) .
Keberhasilan dari pengaruh Budaya Korea Selatan saat ini tidak perlu lagi
dipertanyakan. Tahun ini saja, banyak drama Korea atau sering disebut Kdrama
yang memecahkan rekor penghargaan dan mendapat rating yang tinggi
mengalahkan series-series dari negara lain. Fenomena ini disebut dengan
Hallyu atau Korean Wave, Istilah itu menggambarkan popularitas budaya
Republik Korea, termasuk musik K-pop dan K-drama. Istilah Hallyu pertama
kali digunakan pada awal 90-an setelah Korea Selatan menjalin hubungan
diplomatik dengan China, pada tahun 1992. Diawal tahun 1997, pertama
kalinya program radio bernama Seoul Music room disiarkan dari beijing dan
pada saat itu juga siaran tersebut memperkenalkan genre dan tarian kpop, yang
kemudian menjadi sangat popler di kalangan remaja Tiongkok.
Setelah itu di bulan Februari 2000 boyband asal Korea bernama H.O.T.
menyelenggarakan konser di Beijing tepatnya di Worker’s Gymnasium.
Penampilan dari H.O.T. merupakan sebuah trobosan masuk nya budaya pop
Korea Selatan ke negara China hal itu didukung oleh tempat penyelenggaraan
konser boyband tersebut di salah satu gymnasium bergengsi di China. Semenjak
itu berita Korea Selatan menggunakan istilah Hallyu untuk menggambarkan
kesuksesan dari konser H.O.T. di Beijing. Kemudian masyarakat Korea mulai
menngakui dan menggunakan kata “Hallyu” dan “Korean Wave” untuk
menggambarkn popularitas budaya Korea di seluruh dunia.
Korea Selatan membuktikan keberhasilan mereka baru-baru ini dengan Film
Parasite yang mendapat pujian kritis setelah mengukir Prestasi untuk dunia
perfilman Korea menjadi film berbahasa asing pertama yang memenangkan
hadiah utama di Oscar yang merupakan anugrah penghargaan tertinggi di dunia
untuk perfilman. Saat ini, daripada secara pasif membiarkan drama Korea terus
menarik penonton di seluruh dunia, pemerintah Korea Selatan ingin terlibat
aktif dalam membantu mengubah budaya pop yang kuat di negara itu dan
menjadikannya sebagai Soft Power negaranya. Di berbagai kesempatan, Tidak
sedikit bintang drama Korea yang diundang oleh pejabat Korea Selatan dalam
acara kenegaraan dan acara politik tekenal dengan harapan dapat menarik
penonton dari penggemar global. Selain merangsang pertumbuhan ekonomi,
Fenomena drama Korea memungkinkan pemerintah untuk meningkatkan citra
nasionalnya dan memperoleh soft power untuk daya tarik kebudayaan nya.
Mencermati budaya Indonesia dan Korea Selatan, kedua negara tersebut
merupakan negara yang memiliki banyak perbedaan. Kedua negara ini berada
di dua bagian asia yang berbeda, Korea Selatan berada di bagian Timur dan
Indonesia berada di bagian Tenggara, biasanya tidak berasosiasi satu sama lain.
Korea Selatan menyandang status sebagai negara maju dimana teknologi sangat
maju dan pendidikan berada di tingkat tinggi. Korea juga terkenal dengan
produk kecantikan dan budaya populernya. Di sisi lain, Indonesia dikenal
sebagai negara berkembang yang mana agama Islam merupakan agama
mayoritas di negaranya. Merupakan negara kepulauan yang kaya akan budaya
dan bahasa karena terdapat ribuan suku dan bangsa di dalamnya. Dari deskripsi
singkat tersebut dapat dilihat bahwa Korea Selatan dan Indonesia memiliki latar
belakang yang beberbeda namun Korea dan Indonesia memiliki hubungan yang
baik selama berabad-abad tidak hanya dalam hal budaya tetapi juga ekonomi
dan juga politik. Tanpa melupakan aspek diplomatik dan ekonomi antara
negara-negara ini, ikatan budaya yang dimiliki Indonesia dan Korea Selatan
agak istimewa. Lima hingga sepuluh tahun terakhir, telah terjadi perluasan
kontak budaya yang stabil antara Korea Selatan dan Indonesia dan sebaliknya.
Umumnya, Korea Selatan menjadi pengekspor budaya yang mana mereka
mentransmisikan popularitas musik dan drama ke negara-negara lain yang
menyambut budaya tersebut dengan antusias salah satunya Indonesia
(Rahmawati, 2020) .
Melihat fenomena yang terjadi saat ini, banyak publik yang membicarakan
budaya Pop Korea Selatan khusunya drama Korea bahkan hal ini sudah menjadi
topik sehari-hari untuk di perbincangkan, serta mempertimbangkan banyaknya
masyarakat Palembang yang juga antusias saat membahas isu ini, penulis
memilih untuk membuat penelitian berjudul “Diplomasi Budaya Korea Selatan
Di Indonesia (Studi Kasus: Drama Korea Dan Tanggapan Pemirsa Di
Palembang)”.

1.2 . Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang diangkat oleh peneliti berdasarkan paparan
diatas ialah Bagaimana proses Diplomasi Budaya yang dilakukan Korea
Selatan di Indonesia dan tanggapan apa yang diberikan oleh Masyarakat
Palembang terhadap fenomena tersebut?

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan Penulis dalam melakukan penelitian ini, yaitu:
1. Pada dasarnya, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui Proses
berjalannya Diplomasi Budaya yang dilakukan Korea Selatan di
Indonesia.
2. Untuk mengetahui dampak apa yang diberikan dari Diplomasi Budaya
tersebut dan tanggapan dari masyarakat Palembang terkait fenomena
tersebut.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun hasil dari Penelitian ini nantinya di harapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :
1. Dapat memberikan suatu penjelasan serta pemahaman secara lebih
mendalam mengenai Diplomasi Budaya yang dilakukan Korea Selatan
di Indonesia.
2. Dalam skala yang lebih luas penelitian ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan baik untuk data dan informasi yang jelas bagi
para Akademisi ProgramStudi Ilmu Hubungan Internasional.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kepentingan Nasional

Sebagai pedoman bagi penulis dalam mencari jawaban atas pertanyaan

penelitian yang telah diuraikan, maka diperlukan suatu konsep/teori yang akan

menjadi dasar pemikiran selanjutnya dalam pengumpulan dan analisis data.

Teori/konsep yang dimaksud yaitu teori kepentingan nasional. Hal paling utama

dalam mengimplementasikan sebuah Hubungan Internasional adalah adanya

suatu Interaksi antar negara. Pada interaksi tersebut pastinya ada hal penting

yang melatar belakangi terjadinya suatu interaksi. Aktor utama dari Hubungan

Internasional adalah Negara. Mereka mempunyai kepentingan yang memberi

alasan agar terlaksananya Hubungan Internasional dengan negara lain.

Beberapa alasan terjadinya kepentingan melaksanakan Hubungan Internasional

dengan negara lain ialah, Kepentingan Nasional (National Interest) dan

Kekuatan Nasional (National Power).

Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan

dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan

kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,

ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar dan dalam yang

secara langsung dan tidak langsung membahayakan integritas, identitas,

kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar Tujuan

Nasionalnya. Keadaan atau kondisi selalu berkembang dan keadaan berubah-

ubah, oleh karena itu ketahanan nasional harus dikembangkan dan dibina agar
memandai sesuai dengan perkembangan jaman (Kusrahmadi, 2005)

Menurut Nuechterlein, ada empat kepentingan dasar yang memotivasi suatu

negara untuk menjalankan kepentingan nasional, yang pertama adalah

kepentingan pertahanan untuk melindungi bangsa-negara dan penduduk dari

ancaman kekerasan fisik oleh negara lain. Yang kedua yaitu, kepentingan

ekonomi yaitu kepentingan untuk meningkatkan ekonomi negaranya dengan

menumbuhkan relasi atau kerjasama dengan negara lain. Yang ketig aadalah

kepentingan tatanan dunia adalah kepentingan yang bertujuan untuk

mempertahankan politik internasional dan sistem ekonomi dimana suatu bangsa

-negara merasa aman dan dimana penduduk bisa beroperasi secara damai di luar

negaranya. Dan yang keempat yaitu kepentingan ideologi kepentingan negara

untuk melindungi nilai-nilai ideologi negaranya dari ancaman ideologi negara

lain (Kurniawati). Karena kebutuhan-kebutuhan itulah yang memaksa negara

untuk menjalankan kepentingan nasional mereka, karena jika mereka tidak bisa

memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka negara tersebut tidak akan

bisa bertahan dalam ranah politik dunia internasional (Kurniawati).

Pada poin ke-3 dari kepentingan dasar dari Ketahanan Nasional menurut

Nuechterlein disebutkan bahwa “kepentingan tatanan dunia adalah kepentingan

yang bertujuan untuk mempertahankan politik internasional dan sistem

ekonomi dimana suatu bangsa-negara merasa aman dan dimana penduduk bisa

beroperasi secara damai di luar negaranya”. Kepentingan tatanan dunia dalam

konsep kepentingan nasional adalah mempertahankan keamanan bangsa dan

negara jika beroperasi diluar sana. Seperti halnya yang dilakukan Oleh Korea

Selatan di Indonesia dengan cara Diplomasi Budaya nya melalui Drama Korea

demi mempertahankan Eksistensi negaranya. Lalu dari Diplomasi Budaya


tersebut Korea Selatan mendapat citra yang baik dari Masyarakat Indonesia atas

kebudayaan nya. Hal itu disebut sebagai Soft Power yang dimiliki Oleh korea

Selatan untuk Ketahanan Nasional nya.


Daftar Pustaka
Kurniawati, S. L. (n.d.). Kepentingan Nasional dalam Hubungan Internasional.
Academia.edu, 2.

Kusrahmadi, S. D. (2005). KETAHANAN NASIONAL. http://staffnew.uny.ac.id/, 1.

Rahmawati, C. T. (2020). The Massive Korean Wave in Indonesia and Its Effects in the Term
of Culture. researchgate.net, 3-4.

Sukoco, B. M. (2021). Pengaruh Budaya dan Negara Maju. REPUBLIKA , 4.

Anda mungkin juga menyukai