Anda di halaman 1dari 6

Fadillah, Reyzal, Saraswati, Latif

Pengaruh Korean Wave Dan Japan Culture Di Kalangan Mahasiswa Fpips Upi
Available online at HISTORIA; Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah
Journal homepage: https://ejournal.upi.edu/index.php/historia

RESEARCH ARTICLE

PENGARUH KOREAN WAVE DAN JAPAN CULTURE DI KALANGAN


MAHASISWA FPIPS UPI
Alif Fikri Fajar Fadillah1, Akmal Reyzal2, Nuni Saraswati3 ,Ninit Setyanti Latif4
Pendidikan Sejarah, FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia
Correspondence Author E-Mail address (11 pt, Italic)

To cite this article: Yulianti, I., Sumantri, Y. K., & Winarko, A. (2022). Enrichment materi pembelajaran sejarah
tentang peranan peranakan arab pada masa pergerakan kemerdekaan. HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti
Sejarah, 5(1), 1-8. DOIxxxxxxxxxxxxx

Naskah diterima : 7 Desember 2020, Naskah direvisi : 7 Juni 2021, Naskah disetujui : 30 Desember 2021

Abstract (minion pro, 11pt, bold)


Abstract contains an overview of the contents of the article which includes the background of the study, research
objectives, research methods, findings and conclusions. Indonesian articles require both Bahasa Indonesia and
English version abstract with no more than 300 words. If the article is in English, there is no need to use a Bahasa
Indonesia version. (10pt,minion pro)

Keywords : key word one, key word two, key word three (3-5 keywords)

Abstrak (minion pro, 11pt, bold)


Abstrak berisi gambaran umum isi artikel yang meliputi latar belakang, tujuan, metode penelitian, hasil temuan dan
kesimpulan. Artikel barbahasa Indonesia memerlukan abstrak bahasa Indonesia dan Inggris tidak lebih dari 300 kata.
Apabila artikel dalam bahasa Ingrris, tidak perlu menggunakan abstrak berbahasa Indonesia. (minion pro, 10pt)

Kata kunci: kata kunci satu, kata kunci dua, kata kunci tiga (3-5 kata kunci)

PENDAHULUAN Fenomena budaya kpop dari Korea Selatan


Menurut Peter Drucker, globalisasi adalah dan Anime dari Jepang telah menyebar pesat
istilah menyeluruh untuk menggambarkan proses hampir ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Hal
yang ada di jantung ekonomi global. Artinya, ini bisa terjadi karena berbarengan dengan
istilah globalisasi digunakan untuk pesatnya perkembangan teknologi yang seakan-
menggambarkan proses penyebaran komunikasi akan menghapus sekat antara satu negara dengan
global secara instan, pertumbuhan perdagangan negara lainnya. gelombang korea dan Jepang
internasional, dan pasar uang global. Salah satu sangat berpengaruh terutama bagi anak muda atau
aspek yang paling besar pengaruhnya adalah aspek remaja. Faktor yang membuat para generasi
budaya. (Drucker, P.F., 1998). muda tertarik adalah visual para artis mereka dan
Seiring dengan berkembangnya teknologi di grafik animasi yang khas. Selain itu, ketertarikan
era globalisasi, kebebasan segala informasi mereka juga merambat ke bahasa, fashion,
memudahkan budaya dari berbagai negara untuk makanan dan segala sesuatu yang berkaitan
masuk ke Indonesia. Dewasa ini, budaya yang dengan dua negara tersebut. (Nastiti, 2010).
sedang berkembang di Indonesia adalah budaya Perlu dipertegas bahwa popularitas dari
Korea atau yang sering kita dengar dengan istilah budaya Korea dan Jepang memberikan citra
Korean wave dan budaya Jepang yang disebut terhadap konstruksi Asianisasi di seluruh dunia.
dengan istilah wibu atau wannabe Japanese. Masuknya budaya korea dan jepang di indonesia

HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, p-issn:2620-4789 | e-issn:2615-7993


bagaikan mata pisau, Sisi positifnya adalah tidak hanya mengenai musik dan drama tetapi
meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap memiliki subjek baru berupa film, animasi, game,
musik, kreativitas, untuk mempelajari budaya, kuliner, bahkan fashion.
bahasa dan trend dari sana. Sisi negatifnya adalah Surah Agung Nugroho, staf pengajar di
terjadi pergeseran budaya dan akhlak yang Jurusan Bahasa Korea Universitas Gadjah Mada,
signifikan, apatis terhadap kebudayaan bangsa dalam papernya yang berjudul ‘Hallyu dan
sendiri, dan tidak jarang mengubah pola pikir yang Indonesia’ Menjelaskan bahwa perkembangan
menyebabkan mengikisnya kecintaan dan minat Korean Wave di Indonesia dimulai ketika Indosiar
akan budaya asli Indonesia yang dianggap kuno menayangkan drama Endless Love pada tahun
dan ketinggalan Zaman. Karenanya, Peningkatan 2000an, dan kemudian ditayangkan kembali di
dan perkembangan dua kebudayaan tersebut perlu RCTI. Menurut Nugroho, disiarkannya drama
untuk dibahas karena memberikan dampak atas Endless Love sekaligus untuk “memberikan
eksistensi warisan kebudayaan asli bangsa ancang-ancang” bagi demam Korea Selatan yang
Indonesia yang sudah semestinya dilestarikan oleh pada saat itu juga tengah menjadi tuan rumah Piala
generasi muda sebagai penerus bangsa Indonesia. Dunia 2002. Seluruh penggemar olahraga
METODE PENELITIAN sepakbola menunjukan matanya ke Korea Selatan,
Metode yang digunakan dalam penelitian dan semakin banyak orang di Indonesia yang
ini adalah metode pendekatan kualitatif dengan mulai mengenal Korea Selatan. Penyelenggaraan
menghasilkan dan mengolah data yang bersifat K-Pop Cover Dance Festival 2013 juga dinilai
deskriptif. sebagai poin pendorong ketertarikan masyarakat
Pada penelitian ini penyusun Indonesia terhadap kebudayaan Korea Selatan.
menggunakan instrumen berupa wawancara dan Perkembangan pesat anime dimulai pada saat
kuisioner yang dibagikan kepada responden manga yang merupakan novel atau komik dari
dengan kriteria: Mahasiswa aktif Fakultas jepang berkembang pesat di masa krisis perang
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas dunia II. Manga pada saat itu menjadi media
pendidikan Indonesia; Mahasiswa yang menyukai ekspresi para seniman jepang untuk memcurahkan
ragam hiburan yang berasal dari Korea dan pemikirannya. Manga-manga ini nantinya akan
Jepang. Pendekatan kualitatif terletak pada diadaptasi kedalam bentuk animasi dan dikenal
pengumpulan informasi yang berkaitan dengan sebagai anime. Anime pertama kali diproduksi
fenomena yang sedang diteliti. pada tahun 1917, pada masa ini anime hanya
HASIL DAN PEMBAHASAN berisikan folk tales, seiring perkembangannya
1. Sejarah Korean Wave dan Japan Culture anime kemudian mulai dipengaruhi oleh kondisi
Hallyu berasal dari kata Han Liu yang berarti sosial dan politik zaman itu.
Korean Wave atau gelombang Korea. Hallyu Misalnya, anime Momotaro no Umiwashi
merupakan penyebaran gelombang budaya populer yang diproduksi sebagai propaganda jepang untuk
modern dan dunia hiburan Korea ke seluruh dunia. memacu semangat orang-orang untuk berperang,
Hallyu muncul setelah Korea memasuki tahap khususnya pada serangan jepang di Pearl Harbour
diplomasi dengan Republik Rakyat China pada pada 8 Desember 1941 (Watanabe, 2013:104),
tahun 1992. Hallyu menyebar untuk pertama kemudian ada juga anime yang digunakan sebagai
kalinya pada tahun 1996, dengan masuknya grup motivasi kebangkitan sains dan teknologi selepas
pop Korea Baby V.O.X, H.O.T dan the National berakhirnya perang, yakni Tetsuwan Atomu atau
Ballet Company dalam pasar Tiongkok. lebih dikenal sebagai Astro Boy. Anime Astro boy
Puncaknya adalah saat BTS menulis sejarah baru merupakan serial anime pertama yang ditayangkan
K-Pop. Pada bulan Agustus 2020, satu minggu di TV Jepang pada 1963-1966, Astro Boy jguga
setelah perilisan lagu Dynamite, lagu tersebut menjadi anime pertama yang masuk ke Korea
berhasil menduduki puncak Billboard Hot 100 Selatan pada awal 1970-an. Anime ini dipandang
hingga minggu kedua. sebagai simbol harapan menuju masyarakat Korea
Istilah Korean wave pertama kali dicetuskan yang modern dan ideal seperti yang telah dialami
pada pertengahan tahun 1999 di Cina oleh seorang Jepang pascaperang dunia ke 2.
jurnalis dalam media massa Tiongkok, yaitu Qing Sedangkan, Sejarah anime di Indonesia
Nian Bao yang dilatarbelakangi dengan dimulai pada 1980 ketika Tetsuwan Atomu/ Astro
perkembangan pesat budaya Korea Selatan di Boy masuk ke Indonesia dan mendapatkan
China pada saat itu. Seiring berkembangnya kesuksesan dalam penayangannya. Kemudian pada
hallyu, dewasa ini penyebutan hallyu diperluas tahun 1991 muncul anime bergenre komedi dan
fiksi yakni Doraemon, disusul oleh anime Sailor

HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah – Vol. 4 No. 2, Oktober 2021 – hlm. 1-2
Moon, Crayon Shinchan, dan Pokemon. Dan di budaya yang memiliki daya jual atau bernilai
tahun 2000-an tayang Dragon Ball, Ruromi komersial. Drama yang bergenre romantis komedi
Kneshin/Samurai X, serta Naruto. Hal ini adalah yang paling banyak digandrungi kalangan
membuktikan bahwa peminat anime selalu remaja perempuan. Tahap selanjutnya,
bertambah sering berjalannya waktu, hal ini dapat pengetahuan mereka merambat hingga bahasa,
dilihat dari semakin beragamanya jenis anime aksara, cara berpakaian, makanan, hingga ke adat-
yang masuk ke Indonesia. istiadat atau kebiasaan masyarakatnya.
2. Dampak Korean Wave dan Japan Culture Ini menunjukkan bahwa adanya sikap
pada Mahasiswa fanatisme yang tertanam dalam diri generasi
Dalam penelitian ini, penyusun mengambil lima milenial khususnya yang ada di lingkungan FPIPS
belas sampel sebagai informan yang berasal dari UPI. Terdapat empat poin penting sikap fanatisme
generasi milenial yaitu mahasiswa aktif Fakultas generasi milenial dalam menggemari Korea dan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) Jepang. Pertama, rasa suka dan kagum yang
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang tinggi. Hal ini tergambar dari antusiasme mereka
menyukai Korea maupun Jepang dan mengikuti terhadap masing-masing objek fanatisme.
perkembangannya. Meskipun setiap individu Mereka akan bersemangat ketika
memiliki sudut pandang yang berbeda akan membicarakan objek yang mereka gemari.
sesuatu yang dilihat dan dirasakan, namun Kedua, addiction atau rasa candu yang terlihat
sebagian besar informan memiliki kesamaan dari intensitas mereka dalam mengkonsumsi
dalam menafsirkan kedua kebudayaan tersebut.
produk budaya, dalam hal ini adalah Korea
Satu hal yang mendasar adalah mereka
menganggap bahwa mengikuti masing-masing dan Jepang. Ketiga, rasa ingin memiliki yang
kebudayaan tersebut sebagai bentuk hiburan dikala tergambar dari hasrat mereka untuk memiliki
sedih dan waktu luang. Teknologi informasi benda-benda material yang berkaitan dengan
seperti media sosial menjadi cikal bakal objek fanatisme. Diantara banyak kasus, para
ketertarikan mereka akan dua kebudayaan tersebut. hallyu cenderung memiliki setidaknya satu
Korean wave atau hallyu merupakan barang baik itu photocard, aksesoris maupun
istilah yang digunakan berkaitan dengan budaya pakaian yang mirip dengan idola mereka.
pop yang berasal dari Korea Selatan seperti musik Begitu pula para wibu ada yang memiliki
(K-Pop), drama (K-Drama), kuliner, kecantikan benda-benda yang bergambar dan berbentuk
atau skincare, bahasa, budaya hingga fashions karakter favorite mereka seperti poster dan
yang tersebar secara mendunia ke berbagai negara,
nandroid. Keempat, loyalitas. Mereka
termasuk Indonesia. Sedangkan wibu merupakan
istilah yang digunakan untuk orang-orang yang menunjukkan kesetiaan mereka terhadap objek
memiliki kecintaan akan segala hal yang berkaitan yang diidolakan atau digemari. Banyak kasus
dengan Jepang, seperti budaya, hiburan, hingga dimana terjadi perselisihan antara para hallyu
gaya hidup. Kedua nya memiliki kesamaan yaitu dan wibu. Dan masing-masing dari mereka
kecintaan akan budaya suatu negara. akan membela sesuatu yang mereka gemari
Berdasarkan survei dan wawancara, atau idolakan tersebut. Dari uraian di atas,
sebagian dari informan menjadi hallyu dan wibu nampak bahwa bagaimana para generasi milenial
dari timeline media sosial mereka, televisi, dan ada dalam penelitian ini memiliki pola yang serupa
pula yang mengetahui dari teman mereka yang dalam menggemari. Berawal dari tertarik hingga
sudah terjun ke dalamnya. Meskipun tidak bisa mereka larut didalamnya.
dipungkiri bahwa Media sosial merupakan faktor Para informan merasakan dampak positif
yang fundamental dalam maraknya hallyu dan dengan kesertaannya dalam hallyu maupun wibu.
wibu di Indonesia khususnya di lingkungan Diantaranya memberikan mereka motivasi untuk
Fakultas FPIPS UPI. Pada awalnya pengetahuan lebih bersyukur, menerima, dan cinta kepada diri
mereka akan masing-masing budaya tersebut sendiri lewat pesan-pesan yang tersurat maupun
sebatas hiburan saja seperti kpop dan drama Korea tersirat dalam lagu, film, maupun animasi; Dengan
bagi hallyu dan anime lagi wibu. mengikuti atau bergabung dengan suatu fandom
Visual, merupakan penggambaran yang dengan kesukaan yang serupa, membuat jaringan
dapat terbaca oleh indera penglihatan. Mereka pertemanan semakin luas; Dan menjadi hiburan
melihat tampang dan cover sebagai sesuatu yang secara emosional dikala lelah dan sedih.
menarik. Konsep, genre hingga grafis yang dipakai Sedangkan dampak negatif yang nampak
dan pengemasan yang dibarengi dengan kampanye adalah mengganggu kesehatan mata karena
HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah – Vol. 4 No. 2, Oktober 2021 – hlm. 1-2
berdasarkan fanatisme tahap kedua, mereka besar. Mereka juga sangat bersemangat dalam
kecanduan dan akan terus mengikuti informasi mengikuti perayaan ataupun festival budayanya.
terkait apa yang mereka gemari dengan memantau Lain halnya kebaya sebagai pakaian adat suku
gadget sepanjang hari; Mereka akan begadang sunda, yang hanya digunakan oleh generasi
sepanjang malam dan berujung insomnia atau milenial dalam acara formal saja seperti
kesulitan tidur. Hal tersebut tentu saja pernikahan atau kelulusan. Belum lagi masyarakat
menghambat produktivitas akademik mereka; Pun, konservatif yang enggan menerima perubahan dan
apabila terlalu larut, akan mengganggu kehidupan ingin tetap mempertahankan keorisinilan kebaya
bersosial mereka di dunia nyata; Dengan fanatisme yang telah ada sejak puluhan bahkan ratusan tahun
mereka di tahap rasa ingin memiliki, mereka rela lamanya. Tidak heran jika banyak generasi
menghabiskan pengeluaran yang cukup milenial menganggapnya kuno dan enggan untuk
setidaknya untuk mengakses informasi melalui memakai kebaya, memperkenalkan atau
internet. Membeli merchandise tentu menerapkan budayanya dalam kehidupan sehari-
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Karena itu, hari. Gina berharap kebudayaan lokal dapat
mereka cenderung menjadi lebih konsumtif dan bercermin dari cara Jepang memperlakukan
boros. budayanya dengan dinamis dan mau
Seperti yang dikemukakan oleh Plummer menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
(1998), gaya hidup adalah cara hidup individu Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa
yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang para generasi milenial khususnya yang ada di
menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang kawasan FPIPS UPI, sejatinya tetap menganggap
mereka anggap penting dalam hidupnya budaya asli Indonesia khususnya budaya lokal
(ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan daerahnya yaitu budaya Sunda sebagai suatu
tentang dunia sekitarnya. Kecintaan akan budaya identitas asli dalam dirinya yang tidak bisa hilang,
Korea maupun Jepang merambah dari hiburan tetap dikenal dan akan selalu mereka cintai.
hingga segala sektor kebudayaannya dan merubah Namun, sebagai manusia yang dinamis, dan dalam
gaya hidup generasi milenial. Dari mulai bahasa, tahap perkembangannya, generasi milenial ini
gaya berpakaian, makanan turut mempengaruhi tidak ingin ketinggalan mengikuti perkembangan
selera mereka. Belum lagi Korea dianggap sebagai industri hiburan Korea maupun Jepang. Ini
trend center dan fashion icon. Restoran khusus merupakan simbol bahwa mereka hidup sejalan
kuliner Jepang seperti ramen, sushi, dan dengan modernisasi yang tengah terjadi di era 4.0
sebagainya telah marak di kota-kota. Para ini.
informan hallyu mengaku menyukai masakan SIMPULAN & SARAN
Korea karena cita rasanya yang pedas. Berdasarkan pemaparan diatas, penyusun
Meskipun para informan menyukai budaya dapat menyimpulkan popularitas dari budaya
Korea maupun Jepang, dan tidak bisa dipungkiri Korea dan Jepang memberikan citra terhadap
bahwa sebagian masih awam atau tidak terlalu konstruksi Asianisasi di seluruh dunia. Masuknya
mengenal budaya daerahnya sendiri, namun budaya korea dan jepang di indonesia bagaikan
mereka mengaku masih mengetahui dan memiliki mata pisau, Sisi positifnya adalah memperluas
kecintaan terhadap budaya lokal daerah setempat. pertemanan, lebih mencintai diri sendiri,
Bahkan, salah satu informan kami yang seorang meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap
wibu, ia mengaku bahwa memiliki sanggar seni musik, kreativitas, untuk mempelajari budaya,
budaya di rumahnya dan selalu turut andil dalam bahasa dan trend dari sana. Sisi negatifnya adalah
pagelaran seni apapun yang ada di daerahnya dan terjadi pergeseran budaya dan akhlak yang
berkata bahwa ia menjalani keduanya secara signifikan, apatis terhadap kebudayaan bangsa
seimbang. sendiri, hedonisme, dan tidak jarang mengubah
Saat penyusun mengajukan pertanyaan perihal pola pikir yang menyebabkan mengikisnya
mana yang lebih informan pilih antara kebudayaan kecintaan dan minat akan budaya asli Indonesia
Lokal daerah mereka masing-masing dengan khususnya budaya setempat yang dianggap kuno
kebudayaan Korea maupun Jepang, mereka dan ketinggalan Zaman.
menjawab serupa yaitu tetap memilih kebudayaan Saran penulis untuk permasalahan ini adalah
lokal. Salah satu informan kami, yaitu Gina Kebudayaan lokal harus dapat dimodifikasi dan
berkata bahwa dirinya menyukai cara masyarakat dikembangkan sejalan dengan perkembangan
Jepang mengimplementasikan budayanya. Para zaman agar kebudayaan lokal dapat dinikmati
anak muda tidak malu untuk memakai pakaian generasi muda sehingga mampu bersaing dengan
tradisional Kimono meskipun tidak di hari-hari kebudayaan negara-negara lain seperti Korea dan

HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah – Vol. 4 No. 2, Oktober 2021 – hlm. 1-2
Jepang yang masuk karena arus globalisasi.
Generasi muda juga diharapkan mau mengeksplor
kebudayaan daerah masing-masing untuk
mengimbangi pemahaman mereka mengenai
kebudayaan baik lokal maupun mancanegara.

PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA


KASIH (Jika digunakan) (14pt, bold)
Bagian ini berisi pernyataan dari penulis
kepada individu atau entitas yang mendukung
penulis selama menyusun naskah. Selain itu, PENULISAN REFERENSI
tuliskan juga pernyataan bahwa naskah ini tidak
berpotensi konflik. Books

REFERENSI (14pt, bold) De Vaus, D. A. (2014). Surveys in social


Seluruh kutipan yang tercantum dalam naskah research. Allen & Unwin
perlu dituliskan dalam referensi. Pengutipan
menggunakan sistem APA (American Book chapter
Psychological Association) 7th edition. Untuk
melakukan sitasi disarankan menggunakan McKenzie, H., Boughton, M., Hayes, L., &
program seperti Mendeley, Endnote atau yang Forsyth, S. (2008). Explaining the complexities
lainnya. Kami sangat menyarankan penulis untuk and value of nursing practice and knowledge. In I.
mengambil referensi dari jurnal artikel (bukan Morley & M. Crouch (Eds.), Knowledge as value:
yang lain) jika memungkinkan. Illumination through critical prisms (pp. 209-224).
Rodopi.
Untuk format sitasi APA 7th edition dapat
dirujuk pada laman Journal article
https://library.unimelb.edu.au/recite
ATAU Bartoszeck, A. B., & Bartoszeck, F. K. (2017).
https://www.scribbr.com/apa-style/apa-seventh- Brazilian primary and secondary school pupils´
edition-changes/ perception of science and scientists. European
Journal of Educational Research, 6(1), 29-40.
https://doi.org/10.12973/eu-jer.6.1.29

Journal article advance online publication (In


press / Online first)

Min, M. H., & Chon, Y. V. (2020). Teacher


motivational strategies for EFL learners: For better
or worse. RELC Journal. Advance online
publication.
https://doi.org/10.1177/0033688219900812
Gambar 1. Laboratorium Prodi Thesis/dissertation
Pendidikan Sejarah (10pt)
Sumber : Dokumentasi pribadi (10pt Unpublished

Considine, M. (1986). Australian insurance


politics in the 1970s: Two case
studies [Unpublished doctoral dissertation/
Unpublished master's thesis]. University of
Melbourne.

Fron a database

HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah – Vol. 4 No. 2, Oktober 2021 – hlm. 1-2
Hollander, M. M. (2017). Resistance to authority: Green, D. B. & DeSilva, A. (2015, June 10-
Methodological innovations and new lessons from 12). The toxicity levels of household
the Milgram experiment (Publication No. chemicals [Paper presentation]. National
10289373) [Doctoral dissertation, University of Symposium on Air Pollution, University of
Wisconsin–Madison]. ProQuest Dissertations and Southern California, CA, United States.
Theses Global.
Newspaper article
Web/online
Bagnall, D. (1998, January 27-28). Private
Hutcheson, V. H. (2012). Dealing with dual schools: Why they are out in front. The Bulletin,
differences: Social coping strategies of gifted and pp. 12-15.
lesbian, gay, bisexual, transgender, and queer
adolescents [Master’s thesis, The College of Government publication
William & Mary]. William & Mary Digital
Archive. https://digitalarchive.wm.edu/bitstream/h The Health Targets and Implementation (Health
andle/10288/16594/HutchesonVirginia2012.pdf for All) Committee. (1988). Health for all
Australians.  Government Publishing Service.
Webpage with an author
Company and Industry Reports
Welch, N. (2000, February 21). Toward an
understanding of the determinants of rural Magner, L. (2016). IBISWorld Industry Report
health. Rural Health. OD5381. Coffee Shops in Australia. Retrieved
http://www.ruralhealth.org.au/welch.htm from IBISWorld database.

Note: URLs are no longer preceded by “Retrieved To cite a dictionary definition


from” unless a retrieval date is needed. The
website name is included (unless it’s the same as Merriam-Webster. (n.d.). Citation. In Merriam-
the author), and web page titles are italicized. Webster.com dictionary. Retrieved November 28,
2019 from
Conference Proceedings https://www.merriam-webster.com/dictionary/citat
ion
Published online:
Surnames and initials for up to 20 authors
Blakey, N., Guinea, S., & Saghafi, F. (2017). (instead of 7) should be provided in the
Transforming undergraduate nursing curriculum reference list.
by aligning models of clinical reasoning through
simulation. In R. Walker, & S. Bedford Miller, T. C., Brown, M. J., Wilson, G. L., Evans,
(Eds.), HERDSA 2017 Conference: Research and B. B., Kelly, R. S., Turner, S. T., Lewis, F., Lee,
Development in Higher Education: Curriculum L. H., Cox, G., Harris, H. L., Martin, P., Gonzalez,
Transformation (pp. 25-37). Higher Education W. L., Hughes, W., Carter, D., Campbell, C.,
Research and Development Society of Australasia. Baker, A. B., Flores, T., Gray, W. E., Green, G.,
Herdsa. http://www.herdsa.org.au/research-and- … Nelson, T. P. (2018).
development-higher-education-vol-40-25
YouTube video or other streaming video
Published in book:
Cutts, S. (2017, November
Armstrong, D. B., Fogarty, G. J., & Dingsdag, D. 24). Happiness [Video].
(2007). Scales measuring characteristics of small Vimeo. https://vimeo.com/244405542
business information systems. In W-G. Tan
(Ed.), Proceedings of Research, Relevance and
Rigour: Coming of age: 18th Australasian
Conference on Information Systems (pp. 163-171).
University of Southern Queensland.

Paper presentation:

HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah – Vol. 4 No. 2, Oktober 2021 – hlm. 1-2

Anda mungkin juga menyukai