Anda di halaman 1dari 19

Jepang "Menjajah" Kembali Lewat Budaya Populer

15 Januari 2023, Kreator: Bagas Tri A N

Kilas balik sejarah, Masa penjajahan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan berhenti pada Tanggal 14
Agustus 1945. Lewat penjajahan yang telah dilakukan oleh Jepang, ternyata budaya menjadi salah satu yang
membekas di berbagai aspek, salah satunya penerapan RT/RW.
Seiring dengan perkembangan globalisasi yang pesat, Budaya Jepang sudah sangat menjamur di beberapa negara,
salah satunya Indonesia. Karena selama dua dekade terakhir, pemerintah Jepang melakukan Diplomasi dengan negara
lain menggunakan budaya populer (pop-culture) sebagai perantara. Berbagai produk dari pop culture Jepang seperti
manga, anime, game, dan cosplay yang tersebar melalui berbagai media seperti televisi, internet, dan lain-lain. Melalui
budaya pop culture ini, Jepang secara tidak langsung mengenalkan nilai-nilai budaya tradisional yang mereka miliki
seperti penggunaan kimono, permainan janken atau yang bisa kita sebut suit jepang, ataupun festival kembang api
hanabi. Terbentuknya komunitas-komunitas pecinta Budaya Jepang dan juga penyelenggaran event-event yang
menampilkan budaya Jepang merupakan bentuk keberhasilan Budaya Jepang masuk ke muda-mudi Indonesia.
Event-event yang diselenggarakan komunitas pecinta Budaya Jepang biasanya menampilkan cutome role-play atau
yang sekarang kita kenal cosplay. Cosplay merupakan kegiatan dari para penggemar anime dan juga manga yang
dilakukan secara individu ataupun kelompok dengan cara berpakaian dan juga berdandan meniru karakter yang ada
para anime ataupun manga. Istilah Cosplay pertama kali digunakan oleh Nobuyuki Takashi dalam artikel yang di tulis
pada Juni 1983 dalam majalah My Anime. Hobi Cosplay di Indonesia sendiri mulai mucul pada awal tahun 1998
setelah adanya perubahan undang-undang yang memperbolehkan berdirinya TV Swasta Nasional baru. 
Kemunculan cosplay tidak dapat dilepaskan dari menyebarnya anime dan manga lewat tontonan dari beberapa stasiun
TV Swasta Nasional setiap minggu pagi. Puncaknya, pada awal tahun 2000an, banyak stasiun TV swasta nasional
menayangkan tayangan serial anime-anime dan tonkatsu. Rating yang tinggi menjadi bukti bahwa tayangan serial
anime-anime dan juga tonkatsu digemari oleh warga Indonesia. Hasilnya, banyak bermunculan komunitas-komunitas
pecinta budaya jejepangan, hingga komunitas-komunitas cosplay Indonesia.
Kilas balik sejarah, Masa penjajahan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan berhenti pada Tanggal 14
Agustus 1945. Lewat penjajahan yang telah dilakukan oleh Jepang, ternyata budaya menjadi salah satu yang
membekas di berbagai aspek, salah satunya penerapan RT/RW.
Seiring dengan perkembangan globalisasi yang pesat, Budaya Jepang sudah sangat menjamur di beberapa negara,
salah satunya Indonesia. Karena selama dua dekade terakhir, pemerintah Jepang melakukan Diplomasi dengan negara
lain menggunakan budaya populer (pop-culture) sebagai perantara. Berbagai produk dari pop culture Jepang seperti
manga, anime, game, dan cosplay yang tersebar melalui berbagai media seperti televisi, internet, dan lain-lain. Melalui
budaya pop culture ini, Jepang secara tidak langsung mengenalkan nilai-nilai budaya tradisional yang mereka miliki
seperti penggunaan kimono, permainan janken atau yang bisa kita sebut suit jepang, ataupun festival kembang api
hanabi. Terbentuknya komunitas-komunitas pecinta Budaya Jepang dan juga penyelenggaran event-event yang
menampilkan budaya Jepang merupakan bentuk keberhasilan Budaya Jepang masuk ke muda-mudi Indonesia.
Event-event yang diselenggarakan komunitas pecinta Budaya Jepang biasanya menampilkan cutome role-play atau
yang sekarang kita kenal cosplay. Cosplay merupakan kegiatan dari para penggemar anime dan juga manga yang
dilakukan secara individu ataupun kelompok dengan cara berpakaian dan juga berdandan meniru karakter yang ada
para anime ataupun manga. Istilah Cosplay pertama kali digunakan oleh Nobuyuki Takashi dalam artikel yang di tulis
pada Juni 1983 dalam majalah My Anime. Hobi Cosplay di Indonesia sendiri mulai mucul pada awal tahun 1998
setelah adanya perubahan undang-undang yang memperbolehkan berdirinya TV Swasta Nasional baru. 
Kemunculan cosplay tidak dapat dilepaskan dari menyebarnya anime dan manga lewat tontonan dari beberapa stasiun
TV Swasta Nasional setiap minggu pagi. Puncaknya, pada awal tahun 2000an, banyak stasiun TV swasta nasional
menayangkan tayangan serial anime-anime dan tonkatsu. Rating yang tinggi menjadi bukti bahwa tayangan serial
anime-anime dan juga tonkatsu digemari oleh warga Indonesia. Hasilnya, banyak bermunculan komunitas-komunitas
pecinta budaya jejepangan, hingga komunitas-komunitas cosplay Indonesia.
https://www.kompasiana.com/bagastrian5905/63c3cf1e040c87589c1274d5/jepang-menjajah-kembali-lewat-budaya-
populer
Budaya Populer Korea Perlahan Mengubah Gaya Hidup Sebagian Besar Masyarakat Indonesia
12 Januari 2023, Kreator: Paundra Haikal
Perkembangan teknologi yang semakin maju dan perkembangan yang semakin modern membuat budaya asing
semakin mudah dan cepat masuk ke Indonesia. Tidak terbatas hanya pada budaya Barat, Asia kini aktif menyebarkan
budayanya ke seluruh dunia. 
Korea Selatan adalah negara asal Asia Timur yang berhasil menjadi pengekspor budaya populer melalui musik,
fashion, masakan, drama, film, dan lainnya. Bahkan bisa dikatakan Korea kini menjadi pesaing berat negara-negara
Amerika dan Eropa dalam menyebarkan budaya populer. 
Tak bisa dipungkiri, saat ini Korean wave mulai mempengaruhi gaya hidup masyarakat Indonesia, khususnya para
remaja, membuat mereka lebih mencintai budaya Korea daripada budaya negaranya sendiri.
Industri hiburan Korea Selatan setidaknya didominasi oleh tiga komoditas, yaitu film, drama atau yang biasa disebut
drakor, dan musik pop atau K-pop. Di antara ketiganya, drakor paling populer dan paling laris di kalangan masyarakat
Asia, khususnya masyarakat Indonesia. 
Sejak drakor mulai tayang di televisi nasional, istilah Hallyu atau Korean Wave atau Gelombang Korea sudah sering
terdengar. Hal ini menunjukkan kepopuleran produk Korea Selatan di berbagai negara.
Produk Korea Selatan lainnya yang cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia khususnya generasi muda adalah
K-Pop. Hal ini dibuktikan dengan suksesnya penampilan konser boy band dan girl group Indonesia seperti BTS,
Blackpink, Seventeen, Twice dan lainnya. Tak hanya itu, kini brand lokal sepertinya tak mau ketinggalan, melainkan
mendorong artis Korea untuk menjadi hook brand ambassador.
Pemain tidak terlalu banyak, jadi pemilihan lagunya serius dan komprehensif. Tidak jarang Indonesia kedapatan
menjiplak produk Korea. Inilah salah satu alasan mengapa konten dari Korea Selatan lebih laris dan digemari
masyarakat.
Seperti disebutkan sebelumnya, globalisasi dan perkembangan teknologi informasi yang memungkinkan terjadinya
interaksi antar negara. Penggabungan batas-batas geografis dan budaya menciptakan pertukaran kepentingan yang
masif dan kompetitif di bidang ideologi, ekonomi, politik, dan budaya.
Fenomena global ini diwakili oleh konsep imperialisme budaya. Ini mengacu pada pengaruh sosial dari satu negara ke
negara lain, termasuk kepercayaan, nilai, pengetahuan, norma, perilaku, dan gaya hidup. Salah satu dampak negatif
yang langsung dialami dari adanya imperialisme budaya adalah tergerusnya identitas dan kearifan lokal, seperti adat
istiadat, musik, dan gaya hidup masyarakat lokal.
Indonesia memang telah lama mengalami imperialisme budaya. Pada masa rezim lama, Indonesia menjadi pusat
pengaruh kekuatan-kekuatan besar, karena kemudian terjadi Perang Dingin antara Amerika dan Uni Soviet. 

Hal ini membuat gejala imperialisme budaya Barat melalui budaya pop seperti rock and roll cukup digemari
masyarakat. Namun kebijakan kebudayaan pada masa pemerintahan Soekarno lebih cenderung anti imperialisme, ia
lebih menekankan nasionalisme kebudayaan, sehingga rezim Orde Lama melarang segala bentuk budaya pop dari
Barat.
Berbeda dengan era Orde Baru, rezim Soeharto lebih terbuka dan sangat lembut terhadap imperialisme budaya Barat.
Dia menerapkan kebijakan budaya melalui "internasionalisasi budaya". Segala bentuk budaya Barat, seperti sains,
teknologi, strategi ekonomi, dan budaya pop, terbuka secara masif.
Sampai sekarang di era reformasi imperialisme budaya semakin terbuka. Globalisasi yang semakin meningkat
membuat kita semakin mengenal budaya negara lain, tidak hanya negara Barat tetapi juga negara non-Barat.
Fenomena Korean wave yang meluas adalah contoh nyata.
Lantas bagaimana cara mengatasi krisis identitas dan melestarikan budaya nusantara agar tidak hancur saat diserbu
budaya asing? Tentunya diperlukan kebijakan dan strategi budaya yang tepat, salah satunya adalah membuka diri
terhadap modernitas namun tetap teguh pada jati diri kita sebagai bangsa yang berdaulat dan berharga. 
Tidak hanya itu, membangun brand nasional yang positif dan personal sangat penting di masyarakat, terutama di
kalangan generasi muda, untuk menjaga bangsa dari terpaan budaya global.
Mungkin budaya populer Korea perlahan mengubah gaya hidup sebagian besar masyarakat Indonesia, namun hanya
Anda yang bisa menentukan perubahan baik atau buruk apa yang akan Anda alami saat terpapar budaya ini. Setiap
orang harus dapat mempengaruhi budaya Korea secara positif dalam kehidupan mereka.
Budaya Korea memang tidak dilarang, namun masyarakat khususnya generasi muda harus cerdas dan tahu
batasannya. Bahkan menjadi panutan artis Korea bisa bertahan selama Anda menyaring yang positif dan melepaskan
yang negatif. 
Terakhir, tidak ada salahnya mengikuti kehidupan budaya Korea selama Anda tidak pernah kehilangan kecintaan
terhadap budaya negara Anda. Jangan sampai malah menghapus jati diri kita sebagai warga negara Indonesia.
https://www.kompasiana.com/paundra140304/63c02ead11a35267486c2304/budaya-populer-korea-perlahan-mengubah-gaya-
hidup-sebagian-besar-masyarakat-indonesia?page=all#section1
Perilaku Masyarakat dalam Menghadapi Perkembangan Budaya
9 Januari 2023
Kreator: Novita Lia
Perkembangan zaman semakin kesini tanpa kita sadari berjalan semakin cepat. Hal ini juga yang membuat kebudayaan semakin
berkembang dan tidak sedikit juga kebudayaan Indonesia yang mulai berinovasi dengan kebudayaan asing/ kebudayaan luar
negeri.

Sebelum kita lanjut untuk membahas tentang bagaimana perilaku masyarakat dalam menghadapi perkembangan kebudayaan, kita
bahas terlebih dahulu konsep keudayaan, fungsi kebudayaan bagi masyarakat, kepribadian dan kebudayaan, serta bagaimana pola
pergerakan kebudayaan.

Konsep Kebudayaan

Pengertian kebudayaan menurut para tokoh:  

Menurut E.B Tylor (1832-19721)

Kebudayaan adalah sistem kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat,
kemampuan serta kebiasaan kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelarman Soemardi

kebudayaan merupakan hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat. Karya masyarakat yang menghasilkan teknologi dan kebudayaan
kebendaan (kebudayaan jasmaniah) yang dibutuhkan oleh manusia untuk menguasai alam sekitar yang hasilnya nanti bisa
digunakan untuk keperluan masyarakat. Cipta diartikan sebagai kemampuan berfikir orang dalam kehidupan bermasyarakat yang
nantinya menghasilkan ilmu pengetahuan baik berwujud teori maupun yang telah disusun untuk dipraktekan dalam kehidupan
bermasyarakat. Rasa yang mencakup jiwa manusia dalam memenuhi kaidah dan nilai sosial yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah kemasyarakatan, yang didalamnya terdapat agama, ideologi, kebatinan, kesenian dan semua unsur hasil ekspresi manusia
sebagai anggota masyarakat.

Menurut Koetjaningrat

Antropolog asal Indonesia ini mendefinisikan kebudayaan sebagai seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang
dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang dijadikan miliknya dengan cara belajar.

Menurut Hatta

Kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa. Kebudayaan banyak sekali macamnya. Menjadi pertanyaan apakah agama itu
suatu ciptaan manusia atau bukan. Keduanya bagi saya bukan soal. Agama adalah juga suatu kebudayaan karena dengan
beragama manusia dapat hidup dengan senang. Karenanya saya katakan agama adalah bagian daripada kebudayaan.

Konsep dari kebudayaan yaitu meliputi bidang bidang yang sangat berkesinambungan dalam kehidupan kita sehari hari.
Kebudayaan ini bisa juga diartikan dengan kesenian.

Kebudayaan sendiri berasal dari Bahasa sanksekerta yaitu buddhayah yang berasal dari kata buddhi yang artinya budi atau akal.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebudayaan berarti segala hal hal yang bersangkutan dengan budi atau akal.

Fungsi kebudayaan bagi masyarakat.

Dalam kehidupan bermasyarakat kebudayaan memiliki peranan yang sangat penting. Hal ini diangkay dari berbagai permasalahan
yang sering dialami oleh masyarakat bisa dari kekuatan alam mapun kekuatan yang berasal dari factor masyarakat itu sendiri.

Ketidakpuasaan dalam bidang spiritual maupun material juga menjadi latar belakang fungsi dari kebudayaan.

Manusia menciptakan kebudayaan itu hanya secara terbatas dan hanya untuk golongan tertentu dan juga bersifat universal. Maka
dari itu, pembentukan suatu kebudayaan ini tidak hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan manusia.

Saat ini kebudayaan yang tumbuh dalam masyarakat sudah memiliki taraf hidup yang begitu kompleks. Hal ini dapat dibuktikan
dengan hal bahwa kebudayaan saat ini bisa diimplementasikan kedalam teknologi yang dapat menunjang kegiatan sehari hari
masyarakat.

Kebudayaan diciptakan untuk dapat mengatur dan mengontrol hubungan antar manusia dan juga berguna sebagai alat
perlindungan diri terhadap alam serta menjadi wadah untuk manusia mengekspresikan diri.
Kepribadian dan Kebudayaan

Masyarakat dan kebudayaaan sebenarnya adalah perwujudan atau abstraksi dari perilaku manusia. Tipe tipe kebudayaan yang
mempengaruhi bentuk kepribadian dapat disebutkan sebagai berikut:

Kebudayaan atau dasar factor kedaerahan.

sPerbedaan cara hidup antara di kota dengan di desa

Kebudayaan khusus kelas kelas sosial

Kebudayaan khusus dasar agama

Kebudayaan berdasarkan profesi

Pola pergerakan kebudayaan

Pola pergerakan kebudayaan terjadi karena adanya hubungan antar kelompok manusia di dalam suatu masyarakat. Dapat
dikatakan bahwa kebudayaan adalah sebagai wadah untuk masyarakat dan dapat bergerak jika manusia mempunyai hubungan
dengan manusia lainnya.

Perilaku masyarakat dalam menghadapai perkembangan kebudayaan

Saat ini banyak sekali budaya budaya asing yang masuk ke Indonesia. Hal ini menyebabkan banyaknya perubahan dan banyak
perkembangan dalam segi kebudayaan. Tentu saja hal ini menuai banyak tanggapan yang berbeda beda dari masyarakat.

Saat ini masyarakat Indonesia dihadapakan dengan permasalahan maraknya budaya asing yang masuk ke Indonesia. Hal ini
membuat resah masyarakat yang menganut suku kebudayaannya masing masing dikarenakan mereka khawatir akan hilangnya
kepribadian kebudayaan dari suku yang mereka anut.

Contohnya pada Saat ini sudah sulit untuk kita temui anak anak muda zaman sekarang yang masih bermain alat musik
kebudayaan di suatu konser music, kebanyakan dari mereka seringkali memainkan dan membawakan alat musik modern. Selain
itu, jika kita perhatikan anak anak muda zaman sekarang sudah banyak yang mulai mengikuti arus gaya hidup asing. Contoh yang
paling sering kita temui adalah ketika seorang anak/ remaja mengidolakan idol kpop, maka ia akan mengikuti gaya hidup idol
mereka, entah itu dari gaya rambut, pakaian, cara berbahasa, pakaian, dan sebagainya. Begitupun jika seorang remaja yang sudah
mulai terbawa arus pergaulan budaya kebarat baratan yang tak jarang untuk kita temui sekarang yaitu seks bebas. Padahal pada
nyatanya seks bebas bukanlah suatu kebudayaan dari indonesia dan justru malah dilarang keras di Indonesia.

Maka dari itu tanggapan para masyarakat dalam menghadapi perkembangan kebudayaan ini adalah dengan cara menghimbau
kepada para remaja zaman sekarang dan mengenalkan budaya budaya Indonesia dengan cara membuat pameran yang memadukan
antara budaya klasik dengan budaya modern.

Hal ini dilakukan agar budaya yang dimiliki oleh masyarakat tidak semakin hilang dan agar tetap terus terjaga keindahannya.

https://www.kompasiana.com/novitalia1601/63bb9a36062a5872a453b7f2/perilaku-masyarakat-dalam-menghadapi-
perkembangan-budaya?page=all#section2
Film Menjadi Alat Representasi Kebudayaan di Indonesia

12 Januari 2023

Kreator: Haqi Malika

Industri film di Indonesia bahkan dunia kini tidak hanya menjadi ajang hiburan bagi para penikmatnya semata. Melainkan saat ini
film digunakan sebagai sarana untuk merepresentasikan suatu budaya atau sejarah. Film di zaman ini kerap kali mengangkat isu-
isu yang terjadi di masyarakat, fenomena budaya, ataupun fenomena sejarah.

Film yang dikategorikan mengandung nilai-nilai budaya yang bertujuan meningkatkan apresiasi budaya tertentu, diperlukan
pendalaman ide cerita yang mendalam. Film sejatinya tidak hanya dipandang dari segi teknis saja seperti pengambilan gambar dan
hal lainnya. Akan hal tersebutlah ide cerita yang mendalam merupakan jantung sebuah film, mencakup apa yang akan kita
sampaikan kepada khalayak untuk menggiring imajinasi para penonton terbawa akan suasana dalam film tersebut.

Film dengan nuansa budaya mewakili corak kehidupan relung batin manusia yang mendalam serta ditandai dengan adanya suatu
kepekaan. Perasaan estetis serta ide-ide kreatif dan inovatif, dapat mengembangkan suatu tema film menjadi kenyataan
berdasarkan suatu gagasan yang penuh nuansa kemanusiaan dan realitas kehidupan.

Film-film saat ini dapat merepresentasikan suatu budaya yang dikemas dalam ide kreatif dan inovatif seperti dalam film Mencuri
Raden Saleh karya filmmaker ternama Angga Dwimas Sasongko. Film tersebut memperkenalkan kembali salah satu maestro seni
lukis ternama yaitu Raden Saleh dengan karyanya yang terkemuka yaitu lukisan "Penangkapan Pangeran Diponegoro". Hadirnya
film tersebut menjadi pemantik untuk seni lukis di Indonesia, bagaimana para anak muda di generasi saat ini kembali mengenal
dan mencari tahu akan karya seni dari para maestro lukis di Indonesia.

Mencuri Raden Saleh sendiri Kembali menghidupkan hegemoni pop culture tanah air, adanya merchandise Mencuri Raden Saleh
salah satunya. Berbagai apresiasi khalayak tidak hanya ditujukan karena cerita film yang bagus, tetapi masyarakat bisa juga
menikmati lagu, turunan cerita, serta merchandise film tersebut. Hal tersebutlah bisa menjadi multiplatform story telling yang
tidak akan putus. Apresiasi masyarakat Indonesia harus terus kita asah melalui industri hiburan, salah satunya film.

Konsep multiplatform story telling demi membangun industri film nasional harus terus kita pacu agar sebuah film tak hanya
dinikmati dari segi tontonan semata. Film harus bisa memunculkan tren yang menjadi kekuatan bangsa, sehingga daya tarik serta
nilai jualnya tidak akan terputus. Mungkin jika Spanyol memiliki La Casa De Papel, kini masyarakat Indonesia patut bangga
memiliki Mencuri Raden Saleh.

https://www.kompasiana.com/haqiiolo1955/63c0242f11a352395403b592/film-menjadi-alat-representasi-kebudayaan-di-indonesia
Pengaruh Budaya Luar terhadap Gaya Hidup dan Budaya Konsumen Masyarakat
12 Januari 2023
Kreator: Hagma Pentatika
Masyarakat modern adalah masyarakat konsumtif. Masyarakat yang terus menerus berkonsumsi. Konsumsi telah menjadi budaya,
yaitu budaya konsumsi. Bagi masyarakat konsumen, saat ini hampir tidak ada ruang dan waktu tersisa untuk menghindari diri dari
serbuan berbagai informasi yang berurusan dengan kegiatan konsumsi.

Budaya konsumen merupakan suatu hal yang menarik untuk dikaji karena terkait dengan budaya pop karena budaya konsumen ini
mengacu seperti budaya pop, yaitu bersifat massal. Beberapa jenis budaya populer yang juga berhubungan dengan budaya
konsumen, antara lain iklan, televisi, radio, pakaian, internet, dan lain-lain.  Budaya konsumen diciptakan dan ditujukan kepada
negara-negara berkembang guna menciptakan sebuah pola hidup masyarakat yang menuju hedonisme.

Perkembangan budaya konsumen telah mempengaruhi cara-cara masyarakat mengekspresikan estetika dan gaya hidup. Dalam
masyarakat konsumen, terjadi perubahan mendasar berkaitan dengan cara-cara orang mengekspresikan diri dalam gaya hidupnya.
David Chaney mengemukakan bahwa gaya hidup telah menjadi ciri dalam dunia modern, sehingga masyarakat modern akan
menggunakan gaya hidup untuk menggambarkan tindakannya sendiri dan orang lain.

Konsumsi, menurut Yasraf dapat dimaknai sebagai sebuah proses objektifikasi, yaitu proses   diri lewat objek-objek sebagai
medianya. Maksudnya, bagaimana kita memahami dan mengkonseptualisasikan diri maupun realitas di sekitar kita melalui objek-
objek material. Disini terjadi proses menciptakan nilai-nilai melalui objek-objek dan kemudian memberikan pengakuan serta
penginternalisasian nilai-nilai tersebut.

Gaya hidup adalah salah satu bentuk budaya konsumen. Karena memang, gaya hidup seseorang hanya dilihat dari apa-apa yang
dikonsumsinya, baik konsumsi barang atau jasa. Secara literal, konsumsi berarti pemakaian komoditas untuk memuaskan
kebutuhan dan hasrat. Konsumsi tidak hanya mencakup kegiatan membeli sejumlah barang (materi), dari televisi hingga mobil,
tetapi juga mengkonsumsi jasa, seperti pergi ke tempat hiburan dan berbagai pengalaman sosial.

Jadi pilihan mobil, perhiasan, bacaan, rumah, makanan yang dikonsumsi, tempat hiburan, berbagai merek pakaian, assesoris, dll
sebenarnya hanyalah simbol dari status sosial tertentu. Begitu juga dengan pola pergaulan. Bagaimana, dengan siapa dan dimana
seseorang bergaul juga menjadi simbol bahwa dirinya adalah bagian dari kelompok sosial tertentu.

Salah satu fenomena banyak remaja yang merasa dirinya bisa benar-benar menjadi remaja 'gaul' jika mereka mengenakan jeans
dan model kaos atau baju yang sedang menjadi trend saat itu. Pakaian yang merupakan objek konsumsi, menjadi penanda identitas
mereka dibanding karakter psikis, emosional ataupun penanda fisik pada tubuh mereka. Senada dengan Yasraf yang memandang
konsumsi sebagai objektifikasi, aktifitas konsumsi, dari sudut pandang linguistik, diartikan sebagai proses menggunakan atau
mendekonstruksi tanda-tanda yang terkandung di dalam objek-objek. Ketika kita mengkonsumsi suatu objek, secara internal orang
mendekonstruksi tanda yang ada dibalik objek tersebut. Itulah alasan mengapa kita memilih baju yang model ini atau itu, sepatu
yang model ini atau itu, dan seterusnya. Hal tersebut karena yang kita ingin beli bukan sekedar baju atau sepatu tersebut, tetapi
juga nilai nge-trend, nilai glamor, atau nilai apapun yang menempel pada objek tersebut.

Fenomena ini akibat dari munculnya budaya manca negara yang masuk kedalam negeri misalnya budaya kebarat-baratan atau
koreaan. Dengan contoh pakaian barat yang modelnya mengikuti 4 musim seperti Ketika musim dingin dan hujan memakai
pakaian tebal yang membuat badan menjadi hangat dan Ketika musim panas dan semi mengunakan kaos tipis simple bahkan
terkadang banyak dari orang barat yang menggunakan pakaian yang terbuka atau biasa disebut oleh masyarakat kita dengan
pakaian yang kurang bahan. Sedangkan di negara korea banyak girl group seperti blackpink, aespa, twice, redvelvet, dan masih
banyak lagi. Kebanyakan girl group Korea menggunakan pakaian mini seperti rok pendek diatas lutut, baju terbuka atau croptop
dan model pakaian ketat lainnya.

Fenomena ini berpengaruh pada kalangan remaja yang meniru cara berpakaian budaya manca negara. Dengan penduduk negara
Indonesia yang mayoritas beragama muslim mungkin saja bisa dibilang kurang sopan. Dan untuk Sebagian pendudul Indonesia
yang menganut paham liberalisme tidak masalah akan munculnya budaya berpakaian tersebut.

Namun, dengan adanya anut paham liberalisme tersebut membuat masyarakan modern merealisasikan idenya seperti membuat
pakaian mini atau kurang bahan tersebut dapat dipakai pada remaja yang berhijab seperti contohnya tanktop yang dipakaikan
diluar kemeja untuk dijadikan fashion atau croptop yang dipakaikan outer agar aurat tertutup dan tetap bisa menggunakan jilbab.
Dengan begitu kita bisa beradaptasi dengan budaya berpakaian tersebut.
https://www.kompasiana.com/hagma69199/63c01fe9c1cb8a2bf0678482/pengaruh-budaya-luar-terhadap-gaya-hidup-dan-budaya-
konsumen-masyarakat

Konsumerisme dalam K-pop: Dari Album hingga Photocard

12 Januari 2023

Kreator: Amalia Zahara

Budaya menjadi sesuatu hal yang tidak bisa dipisahkan oleh masyarakat, dengan perkembangan zaman dan globalisasi yang
semakin meluas menyebabkan budaya sering mengalami perubahan secara dinamis. 

Budaya populer saat ini hangat diperbincangkan oleh masyarakat, budaya ini merupakan produk dari masyarakat yang semakin
dikenal karena adanya pengaruh dari media massa. Salah satu budaya populer yang ramai di Indonesia adalah budaya Korean Pop
atau sering disingkat sebagai K-Pop.

 Pada awal tahun 2011-an Indonesia mulai mengenal apa itu K-pop pada generasi kedua dengan ramainya girlgroup atau boygroup
seperti Wondergirl dengan lagunya Nobody, hingga hadirnya Super Junior, Bigbang, SHINee, dan SNSD. Hingga tahun 2021,
dilansir dari laporan Twitter Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah penggemar dan paling banyak membicarakan K-Pop
di Twitter pada tingkat pertama yang diikuti oleh Jepang, Filipina, dan negara – negara lain.

Saat ini K-pop sudah berada pada generasi keempat, yang setiap generasinya dihitung pada selang waktu tujuh tahun sekali.
Sebelumnya, K-pop hadir di Indonesia pada generasi kedua yakni kurun waktu 2003 – 2011, sekarang pada generasi keempat
dimulai dari tahun 2018 hingga nanti 2024. 

Generasi keempat ini dapat dikatakan sebagai masa kejayaan tertinggi para penggemar K-pop karena meningkatnya jumlah
boygroup maupun girlgroup seperti Treasure, Enhypen, NMIXX, dan lain sebagainya, namun fans dari grup grup tersebut pun
dari kalangan umur yang beragam. 

Menurut Jenkins, fans atau penggemar merupakan sekelompok orang yang menyukai seseorang bahkan terkesan obsesi dan
posesif terhadap idolanya sendiri. Penggemar juga menjadi audiens paling aktif di dunia hiburan terutama dalam bidang ekonomi
hiburan, saat ini penggemar seakan menjadi prioritas tertinggi karena kemampuannya untuk menjadi “pekerja tanpa bayar” atau
sering disebut sebagai “free labour”.

K-pop seakan tidak dapat dipisahkan dengan merchandise atau barang-barang yang identik dengan sesuatu hal dengan tujuan
sebagai branding maupun alat promosi. Bentuk dari merchandise ini seperti album dan lightstick, di dalam album pun tidak hanya
CD lagu terdapat banyak isinya seperti photocard, photobook, poster, dan yang lainnya tergantung grup yang mengeluarkan.
Harga dari album sendiri beragam dari kisaran Rp 300.000-an hingga Rp1.000.000-an pun ada dengan isi yang pastinya berbeda.

Selain itu, ada beberapa yang menerapkan apabila membeli album lebih dari 50 buah untuk bisa mengikuti acara yang disebut
sebagai fansign/fanmeet yakni kesempatan untuk fans dapat bertemu langsung dengan artisnya tersebut, namun pemilihan akan
tetap berdasarkan pemilihan random panitia penyelenggara yang dimana berarti walaupun seseorang membeli sebanyak mungkin
belum tentu akan mendapatkan kesempatan mengikuti fanmeeting. Banyak dari mereka yang pada akhirnya menjualkan kembali
album yang mereka beli tersebut untuk orang lain.

Selain album, salah satu merch kecil namun sangat menjadi perbincangan para penggemar K-pop yaitu photocard. Photocard
adalah foto berukuran kecil seukuran KTP yang didapatkan dari pembelian album dan fotonya acak setiap anggota dari grupnya,
dimana pada setiap album akan ada satu hingga tiga photocard yang berbeda maupun sama dengan pose foto yang beragam juga.
Untuk bisa mengoleksi photocard, para penggemar rela mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. 

Pembelian yang berlebihan merupakan perilaku penggemar yang konsumtif. Beberapa dari mereka memberikan makna jika dalam
pembelian photocard itu merupakan pemenuhan kebutuhan yang harus dipenuhi. Hal itu menyebabkan munculnya keinginan
membeli photocard secara tiba- tiba tanpa berpikir ke depannya atau yang sering disebut dengan impulsive buying. 

Impulsive buying sering digambarkan sebagai bentuk pembelian yang tidak direncanakan, tidak rasional, dan didorong oleh faktor
emosional yang kuat. Motivasi dari mengoleksi Photocard beragam tetapi didasari dengan rasa senang atau hobi namun menjadi
obsesi yang tidak sehat sehingga membentuk pola perilaku konsumtif.

Kebiasaan para penggemar untuk mengumpulkan merch dengan harga tinggi ini menjadi sorotan yang menarik untuk dibahas,
pasalnya sebenarnya barang yang mereka beli ini hanya berfungsi sebagai estetika saja atau hiasan, tidak ada fungsi guna pada
barang tersebut. Untuk bisa mengoleksi photocard, para penggemar rela mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. 

Pembelian yang berlebihan merupakan perilaku penggemar yang konsumtif. Akibat dari konsumerisme ini mencakup bermacam
bidang, antara lain ekonomi, sosial, serta budaya. 
Dalam aspek ekonomi, konsumerisme menimbulkan terdapatnya perilaku pemborosan dan pergantian nilai guna sesuatu benda
yang tidak didasarkan pada kebutuhan, namun lebih mengutamakan kemauan serta hasrat untuk memiliki produk tersebut. 

Dalam aspek budaya, budaya K-pop menyebabkan anak muda mulai meninggalkan budaya Indonesia. Mereka lebih mengenali
budaya K- pop dibanding dengan budayanya sendiri. Dalam perihal berpakaian dan berdandan mereka lebih mengikuti gaya
Korea serta lebih memilah produk kecantikan dengan merek Korea.

Sehingga saat ini, perlu diketahui bahwa sesuatu hal yang berlebihan tidaklah bagus, K-pop untuk hiburan saja itu tidak menjadi
masalah namun akan menjadi masalah apabila meningkatkan konsumerisme yang berujung pada obsesi keinginan untuk membeli
terus menerus tanpa memikirkan dana yang dikeluarkan hanya demi ego diri sendiri. Lebih bijaklah dalam menjadi penggemar,
karena sang artis hanya ingin penggemarnya bahagia dengan karyanya.

https://www.kompasiana.com/amaliazahara0317/63c00ca511a352528631f4f2/konsumerisme-dalam-k-pop-dari-album-hingga-
photocard?page=all#section
Peran Masyarakat dalam Menjaga Eksistensi Kebudayaan di Indonesia

9 Januari 2023

Kreator: Veckih

Bangsa Indonesia dengan kekayaan yang ada seperti kebudayaan yang menyebar di seluruh negeri dari sabang sampai Merauke
tentunya memiliki adat istiadat yang berbeda satu sama lainya. Ciri khas antar daerah satu dengan yang lainya tentunya memiliki
keistimewaan yang berbeda-beda dengan macam jenisnya.

 Perbedaan yang ada bukan malah memisahkan namun cenderung merekatkan dan menjadi symbol bangsa Indonesia bahwa
perbedaan merupakan realitas sosial dari negara Indonesia. Dengan beragam budaya yang ada membuat Bahasa tiap daerah juga
bervariasi. Masyarakat sebagai makhluk budaya sudah sepatutunya menghormati dan menghargai tiap kebudayaan yang ada pada
setiap daerah. Eksistensi suatu budaya terihat dar masyarakat itu sendiri. Semakin mengerti akan makna dari budaya sendiri akan
lebih eksis kebudayaan di daerah tersebut. Sehingga peran dari masyarakat itu sendiri sangat oentng terhadap berlangsungnya
budaya pada daerah tersebut.

Melestarikan dan memperkenalkan budaya yang ada bukanlah hal yang mudah untuk diimplementasikan pada kehidupan sehari-
hari. Rintangan nyata yang ada didepan ialah terkait perkembangan digital yang sangat luas. Media yang semakin besar membuat
semua orang dapat mudah mengakses apa yang mereka inginkan. Oleh karenanya masyarakat Indonesia khususnya harus lebih
mencintai kebudayaan Indonesia di tiap-tiap daerah guna menyebarluaskan kebudayaanya kepada yang terdekat terlebih dahulu
yaitu keluarga khususnya anak remaja. 

Remaja merupakan tokoh sentral dalam eksistensi suatu kebudayaan di jaman sekarang. Dengan para remaja yang memiliki jiwa
kebudayaan yang tinggi akan membuat secara sendirinya untuk melestarikan dengan cara lebih modern dengan memanfaatkan
media sosial yang ada.  Pada uraian di atas , penulis ingin mengetahui lebih jauh tentang aktualitas kebudayaan dalam tulisan yang
berjudul  "PERAN MASYARAKAT DALAM MENJAGA EKSISTENSI KEBUDAYAAN DI INDONESIA"

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan dalam pencarian literatur adalah dari berbagai jurnal, prosiding dan website.  Peneliti menggunakan
sekitar 5 dokumen yang digunakan sebagai tinjauan Pustaka. Jurnal yang diambil merupakan kumpulan literasi pendukung dalam
penulisan karya tulis, jurnal tersebut membahas mengenai peran masyarakat, eksistensi budaya di indonesia, dan beberapa jurnal
serta data-data pendukung di website. Kumpulan literatur pendukung digunakan agar penulisan ini menjadi lebih valid hasil dan
analisisnya.

PEMBAHASAN

1.Gencaran terhadap era globalisasi didalam kehidupan masyarakat

Pada era serba digital seperti sekarang seperti halnya 2 pisau dalam kebudayaan, satu sisi dapat berdampak positif namun disisi
lain juga dapat bersifat negative. Membahas mengenai budaya Indonesia ada di level mengkhwatirkan, hal ini didasarkan adanya
kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia melalui media pada era globalisasi sekarang. 

Sudah banyak contoh yang bisa kita ketauhi bersama khususnya pada mesia sosial para remaja seakan akan lebih percaya diri dan
bangga ketika mengikuti trend ataupun budaya asing. Hal tersebut sepertinya dinormalisasikan oleh para remaja dalam hal
kebudayaan. 

Contoh yang dapat kita jumpai ialah pada tingkah laku yang dilakukan dimana cenderung mengikuti tingkah laku negara luar, dari
pakaian yang tidak emncerminkan kebudayaan Indonesia, bahkan sampai gaya rambut yang cenderung mengikuti idolanya di luar
negara. Hal ini sangat berdampak negative mengingat lambat laun apabila hal tersebut tidak bisa di atasi maka kebudayaan bangsa
indoneisa akan habis ditelan waktu.

Media digital memang manjadi momok khususnya untuk remaja yang dijaman sekarang menghabiskan waktunya untuk  bermain
gadget ketimbang berkumpul dengan keluarga tanpa gadget. Kebiasaan -- kebiasaan inilah yang dikhwatirkan akan terus
merambat dengan perkembangan globalisasi yang terus meningkat setiap tahunya. Perlunya kesadaran diri dan peran terdekat
unruk senantiasa mencerminkan budaya kita agar tetap terjaga dan ditiru oleh  remaja pada jaman sekarang.

2.Peran kebudayaan asing terhadap eksistensi kebudayaan di Indonesia


Era digital yang semakin berkembang membuat budaya dari barat akan cepat masuk ke Indonesia, hanya cukup bermodalkan
handphone sudah dapat menjelajah apa yang kita inginkan di seluruh dunia, tanpa terkecuali mengenai budaya. Efek masuknya
budaya asing ke Indonesia membuat masyarakat khususnya remaja menjadi mengenal budaya asing, kalo hasnya sekedar
mengenal tidak masalah, tapi yang cenderung dilakukan adalah mengikuti bahkan memperkenalkan budaya asing kepada rekanya.
Mirisnya budaya sendiri tidak pernah di lestarikan apalahi diperkenalkan. Peran kebudayaan asing ini menjadi tantangan untuk
kita semua agar mampu menghadapi di era globalisasi yang semakin maju.

3.Upaya memajukan dan pelestarian kebudayaan nasional

Cara ataupun usaha untuk pengembangan dan pelestarian budaya :  

*Menambah kecintaan terhadap budaya daerah sendiri dan budaya daerah lain .

*Menjadikan budaya sebagai mata pelajaran wajib di sekolah sebagai rasa cinta kepada kebudayaan indonesia .

*Menghargai budaya sendiri dengan mempelajari dan menyebarkannya    

*Melestarikan tempat bersejarah.

*Mengadakan kegiatan yang berunsur budaya indoneisa untuk meningkatkan cinta budaya dan mengenalkan kepada masyarakat

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa budaya masyarakat harus selalu kita jaga, karena budaya masyarakat merupakan
salah satu kekayaan yang dimiliki oleh indoneisa Indonesia. Cara sederhana untuk mempertahankan budaya adalah dengan
mempelajari serta mengimplementasikan dan juga memperkenalkan kepada lainya

4.Dampak dari terjaganya eksistensi kebudayaan di lingkungan masyarakat

Dampak positif  dari terpeliharanya aktualitas budaya ini antara lain perubahan nilai dan tatanan masyarakat yang semula tidak
logis menjadi rasional ; perkembangan yang baik dibrengi dengan teknologi  dalam memudahkan manusia untuk melakukan
pengkondisiannya ; dan mendorong untuk berpikir lebih maju dan lebih baik kedudukannya dalam kehidupan . Dengan demikian
keharmonisan antar masyarakat akan terjalin  , keharmonisan akan berpengaruh pada suatu penemuan atau bahkan gagasan yang
lebih maju dalam hal melestarikan budaya, dengan mengadakan pengkondisian bertema seni misalnya. oleh karena itu sangat baik
untuk keberlangsungan kehidupan sosial.

KESIMPULAN

Eksistensi suatu budaya dalam mempertahankannya sangatlah sulit untuk dicapai, oleh karena itu perlu adanya keyakinan dari
dalam diri untuk melestarikanya, era globalisasi menjadi tantangan yang nyata dalam melestarikan suatu kebudayaan. Masyarakat
mempunyai peranan yang sangat penting guna memperkenalkan budaya yang ada kepada remaja maupun anak0anak disuatu
daerah, dengan adanya hal tersbut lambat laun kesadaran di dalam diri akan muncul secara sendirinya, dan eksistensi budaya akan
terus terhaga.

https://www.kompasiana.com/veckih76262/63bc3b24141bec4e86081dc2/peran-masyarakat-dalam-menjaga-eksistensi-
kebudayaan-di-indonesia?page=all#section1
Fajar Sad Boy Disindir Deddy Corbuzier: KPI Dimana?

17 Januari 2023

Kreator: Hendra Wattimen

Lewat Chanel youtubenya  Deddy Corbuzier  menyindir Fajar Sad Boy. Menurutnya Fajar Sad Boy tidak bakal diundang ke
podcastnya.

Dijelaskan lebih lanjut Deddy bukan mempermasalahkan Fajar Sad Boy  namun ada satu masalah yang buat dia emosi.
Menurutnya jika dia mengundang Fajar Sad Boy  maka akan banyak sekali netizen yang mengatakan "Don't Make Stupid People
Famous", tapi loh jilat ludah loh sendiri.

Dia menjelaskan lebih lanjut dia tidak ada masalah dengan Fajar malahan dia menonton fajar dan ketawa, dijelasakn lebih lanjut
dia ketawa karena kasihan sebenarnya.

"Saya tidak tau seperti apa masa depanya, tapi lebih ke kasihan, mudah-mudahan sukses masa depanya" Ujar Deddy

Alasan dia emosi terhadap fenomena Fajar Sad Boy  lantaran pertama, trend terkadang sudah bodoh, kedua orang-orang membuat
mereka yang trend disembah dan akhirnya trend akan hilang dengan sendirinya.

Selanjutnya menurut mantan pesulap tersebut orang tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, jadi ketika satu hal
hebo maka semua orang kan mengikuti.

Salah satu masalah besar yang membuat Deddy tidak mengundang Fajar lantaran ada satu masalah, terkait dengan diundangnya
Fajar di TV dan TV malah mempertontonkan kisah cinta anak dibawa umur tersebut kepada publik.

Menurutnya kenapa fenomena seperti Fajar Sad Boy  dinanti oleh masyarakat lantaran karena adanya kecendrungan dari
masyarakat untuk menyukai tontonan dari kebodohan orang lain. Dia kemudian kaitan dengan terori psikologi namanya
"schadenfreude" artinya kebahagiaan yang didapatkan dari kemalangan atau kejadian yang lucu atas kesengsaraan orang lain.

Mereka yang nonton kemudian akan senang dan bahagia, dampak negatifnya kemudian kita membandingkan kesedihan orang lain
dengan diri kita akibatnya kita sedih atau kita bahagia akibat orang lain lebih susah dari pada kita. Akibatnya bisa saja kita
mengikuti jejak mereka.

Kasus Fajar Sad Boy yang kerab diundang ke stasion tv merupakan inti masalah dari kemarahan Deddy sebenarnya. Lantaran
dengan sengaja mempertontonkan kegalauan cinta anak dibawa umur kemudian diundang mantan dari Fajar yang juga anak di
bawa umur, menurutnya ini jelas bukan karya, bukan prestasi dan kemudian tayangan tersebut ditonton jutaan orang.Menurutnya
ini saatnya komisi anak beraksi untuk menyuarakan kewajibanya.

Ia menegaskan bukan masalah Fajar diundang di sini (Podcastnya) atau tidak, bukan maslah fajar diundang di sosial media, bukan
masalah Fajar nangis-nangis, bikin quotes, pacaran umur 15 tahun, namun masalahnya mana KPI (Komisi Penyiaran Indonesia)"

"mana KPI?, Mana KPI" Ungkap Deddy kesal

"Kan katanya anda melindungi hak anak-anak, saya kan pernah undang di hitam putih undang anak kecil kena KPI, Kena Saya,
Kena. Pertanyaanya skarang ketika Fajar Sad Boy dan mantanya usia di bawa umur masuk kedalam TV, mana KPInya". Padahal
jika kita merujuk kedalam pasal 29 peraturan KPI tentang pedoman perilaku penyiaran disebutkan bawa lembaga penyiaran
dilarang mewawancarai anak-anak di bawa umur 18 tahun di luar kapasitas mereka serta wajib mempertimbangkan keamanan dan
masa depan mereka" lanjut Deddy kesal

"Mana KPI? Kok gak ada? Kok masih bisa tetap muncul, apa anda sibuk ngeblur t*te Sapi"? sambung Deddy.

Deddy kemudian ingin KPI menjelasakan hal tersebut. Deddy menegaskan dia tidak bermasalah dengan Fajar. Namun yang dia
masalahkan adalah KPI yang masih saja membiarkan tontonan yang tidak berkualitas di TV.
125 Anak Hamil Sebelum Nikah di Ponorogo, Pemerintah Harus Tegas Menyikapi Perkawinan Usia Dini

17 Januari 2023

Kreator: Hendra Wattimena

Kasus ratusan siswa hamil sebelum nikah di Ponorogo rupanya menjadi fenomena gunung es. Data dari pengadilan Tinggi Agama
Surabaya mencatat angka permohonan dispensasi nikah di Provinsi Jawa Timur pada 2022 mencapai angka 15.212 kasus.

Ada 80 persen di antaranya telah hamil. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur Maria Ernawati menyebutkan kasus
pernikahan  anak atau pernikahan dini di provinsi ini masih sangat tinggi.

Dilansir dari detikjatim.com terdapat 191 permohonan anak menikah dini yang diterima oleh pengadilan Agama (PA) selama
2022. 

Alasan mayoritas yang ingin mengajukan dispensasi nikah lantaran anak hamil duluan dan melahirkan, sisanya lantaran sudah
berpacaran dan lebih memilih untuk menikah ketimbang melanjutkan sekolah.

Rentang umur terbanyak yang mengajukan dispensasi nikah adalah 15-19 tahun. Jumlah ini mencapai 184 perkara. Sisanya adalah
pemohon dispensasi nikah di bawah 15 tahun dengan 7 perkara.

Anak dengan jenjang pendidian terakhir SMP menjadi yang paling banyak melakukan dispensasi nikah. Jumlahnya mencapai 106
perkarya. Sisanya berpendidikan terakhir SD sebanyak 54 perkara, SMA 25 perkara, dan tidak sekolah 6 perkara. 

Jumlahnya sebanyak 105 perkara. Sisanya, sebanyak 79 perkara adalah anak-anak yang sudah bekerja di perusahaan swasta.
Tercatat ada 115 perkara dispensasi nikah dengan alasan hamil, 10 perkara karena melahirkan.

Yang lebih mengejutkannya lagi, ada sebanyak 66 permohonan dispensasi nikah yang diterima Pengadilan Agama Ponorogo
menyertakan alasan bahwa anak-anak itu ingin menikah dini karena sudah berpacaran.

Melihat kasus ini Bupati Ponorogo Sugiri Sancok angkat bicara, kasus ini kemudian ikut diselediki dalam rapat koordinasi (rakor)
lintas sektoral. 

Menurutnya problem pernikahan dini tidak serta merta karena pergaulan bebas namun permasalahan ekonomi dan tradisi menjadi
penyumbang hingga seorang terpaksa menikah meski belum cukup umur. 

Apalagi, Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan mensyaratkan pendewasaan usia perkawinan dari semula 16 tahun menjadi 19 tahun.

 "Kita memiliki PR (pekerjaan rumah) besar. Selain sosialisasi UU Perkawinan juga memetakan sebaran dan penyebab pernikahan
dini,'' kata Bupati Sugiri Sancoko, dalam rakor di aula Bappeda Litbang Ponorogo, Senin (16/1/2023)

Pada beberapa tempat ditemukan adanya persoalan ekonomi yang menjadi penyebab utama keingan orang tua ingin agar anak
mereka cepat menikah agar mengurangi beban ekonomi keluarga. 

Selain itu, muncul kebiasaan anak perempuan yang tidak ingin lagi sekolah sebaiknya lekas untuk menikah.

"Dua faktor ini ikut menjadi penyumbang angka pernikahan dini di Ponorogo,'' terang  Sugiri

Persoalan ini kemudian harus menjadi perhatian serius oleh pemerintah setempat, mengingat pernikahan anak di usia dini begitu
berdampak terhadap keluarga anak tersebut. 

Lantaran belum siap untuk membangun rumah tangga akibatnya akan muncul masalah-masalah sosial lainya.

Jika di lihat kenyataanya masi banyak masyarakat di negara kita yang menikah di bawa aturan usia yang ditetapkan pemerintah. 
Akibatnya Indonesia menjadi negara dengan posisi 10 besar angka perkawinan anak tertinggi di Dunia (UNICEF, 2020). Tercatat
bahwa perempuan umur 20-24 tahun di Indonesia yang menikah sebelum berusia 18 tahun mencapai 1.220.900 pada tahun 2018.

Akibat yang ditimbulkan dari pernikahan dini menyebabkan timbul masalah kependudukan. Dikarenakan pernikahan dini
memberi dampak negatif bagi aspek kehidupan. 

Jika dilihat pada apsek pendidikan, anak yang menikah dini umumnya akan berhenti melanjutkan pendidikannya. Akibat dari
persoalan tersebut pernikahan dini malah menimbulkan skilus kemiskinan baru.

Selain itu, pernikahan dini lebih rentan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, perselingkuhan, dan perceraian akibat kurang
matangnya psikologis anak. 

Di sisi lain pernikahan dini menimbulkan ganguan kesehatan terhadap calon ibu karena anatomi anak belum siap untuk proses
mengandung dan melahirkan. 

Akibatnya kehamilan dapat menyebabkan komplikasi pada tubuh.Bayi yang lahir dari perkawinan usia dini pun 1,5 kali lebih
rentan meninggal selama 28 hari pertama.

Adapun faktor-faktor penyebab pernikahan dini adalah ekonomi, pendidikan yang rendah, keinginan sendiri, pergaulan bebas dan
adat istiadat.

Dalam mengatasi persoalan pernikahan dini sebenarnya merupakan peran utama dari orang tua sendiri dan anak. Sedangkan
pemerintah mempunyai tangung jawab yang besar dalam menyadarkan masyarakat mengenai bahayanya pernikahan anak di usia
dini.

Faktor tradisi yang mengharuskan anak perempuan menikah lebih dini haruslah diberantas lantaran sudah tidak sesuai dengan
perkembangan zaman saat ini.

Sedangkan orang tua perluh memperhatikan anak dalam proses pergaulan, perkembangan teknologi yang semakin cepat membuat
anak mudah mengakses konten di internet hal ini dapat berdampak negatif terhadap pemikiran anak yang membuat pergaulan
bebas dan sex bebas terjadi akibatnya kehamilan di luar nikah pun terjadi.

Selain orang tua peran aktif sekolah juga perluh berkontribusi positif dalam upaya pencegahan terjadinya perkawinan anak.
Perhatian para pendidik melalui guru di sekolah sangat penting melalui edukasi bahaya perkawinan anak.
Yeti Airlines Jatuh Saat Cuaca Cerah, 69 Penumpang Tewas

17 Januari 2023

Kreator: Dieva Fitri Syahgita

Seperti yang sudah di ketahui bahwa pada hari Minggu (15/01/2023) Yeti Airlines mengalami kejadian tidak mengenakkan.
Pesawat tersebut terjatuh di pintu gerbang kawasan trekking Himalaya yang bertempat di kota wisata Pokhara, Nepal, berjarak 27
menit berkendara dari Kathmandu. 

Dilansir dari media Time, setidaknya 69 dari 72 orang di dalamnya telah dipastikan tewas. Profesor Ron Bartsch, pakar
keselamatan penerbangan dan pendiri Avlaw Aviation Consulting Australia, mengatakan kepada Channel 9 di Sydney bahwa dia
yakin pesawat itu tidak berfungsi. 

Kedekatannya dengan tanah membuat pilot terlihat seperti kecepatan mereka lebih tinggi dari sebelumnya, katanya. Dia juga
meyakini bahwa kecelakaan tersebut kemungkinan terjadi karena kesalahan pilot.

Juru bicara Yeti Airlines Pemba Sherpa berkata penyebab kecelakaan itu sedang diselidiki. Menurut para ahli, kecelakaan itu bisa
saja disebabkan oleh mati listrik secara tiba-tiba, sementara laporan awal menunjukkan bahwa itu adalah masalah teknis. 

Singh mengatakan bahwa meskipun "bandara dan kondisinya menantang", industri penerbangan Nepal memiliki catatan buruk
dalam hal keselamatan dan pelatihan. Meski sudah dalam keadaan baik, dia menyatakan pesawatnya dilarang memasuki wilayah
udara Eropa.

Kejadian tragis ini pun sempat terekam dari ponsel salah satu penumpang. Posisinya saat itu ia sedang siaran langsung sebelum
akhirnya terlihat bahwa pesawat yang ia tumpangi terjatuh dan terbakar hebat. 

"Doa untuk semua orang dan keluarga. tragedi yang begitu mengerikan," komentar salah satu warganet.

"Tidak bisa membayangkan orang terbakar hidup-hidup dan tidak ada jalan keluar," komentar yang lain.
Latto-Latto, Benarkah Berbahaya?

9 Januari 2023

Kreator: Norberth Javario

Akhir-akhir ini kita melihat suatu permainan yang pernah dimainkan generasi anak-anak dulu, terlahir kembali.

Ya, latto-latto seolah-olah bereinkarnasi -- tapi dalam format tetap -- dan sukses menginvansi permainan anak-anak lainnya.

Jika dibuat ranking, nampaknya latto-latto menempati rating tertinggi dalam banyak aspek. Di pelosok mana pun, kita pasti
menemukan anak-anak segala usia memainkan dua bandulan plastik polimer ini, memantul-mantulkannya hingga mengeluarkan
suara khas. Dari Sabang sampai Merauke, dari Kepulauan Sangihe hingga Pulau Sabu.

Banyak orang senang sebab permainan tradisional ini kembali viral. Memunculkan sesuatu yang lama hilang tentulah
menimbulkan romantisme tersendiri. Orang generasi lampau pastilah tersenyum-senyum bahagia melihat apa yang dimainkannya
dulu kini dimainkan generasi masa kini. Dalam hati berpikir, akhirnya mereka pun bisa merasakan apa yang saya rasa. Kesulitan
saya dirasakan pula kesulitan mereka.

Begitu juga, mereka pun bisa merasakan bahagia seperti yang saya rasa dulu saat dua bola sama ukuran ini beradu pukul dengan
hebatnya di sekitar pergelangan tangannya.

Sedangkan bagi orangtua yang selama ini anaknya ketagihan gawai, latto-latto menjadi opsi brilian mengalihkan perhatian. Sudah
umum, jika tak dikendalikan secara baik, gawai menjadi momok menakutkan bagi perkembangan mental anak. Dengan viralnya
latto-latto, para orangtua bisa bernapas lega sebab bisa melihat anaknya lebih "bergerak".

Tetapi beberapa hari ini sinisme melanda. Penyebabnya, sudah mulai bermunculan berita mengenai jatuhnya korban mainan viral
ini. Kecelakaan menimpa beberapa bocah yang lagi giat-giatnya bermain latto-latto.

Di Lombok Utara, seorang anak SD kehilangan sebelah matanya. Di Kubu Raya, Kalbar, seorang Ayah terpaksa merelakan
sebelah mata anaknya dioperasi terkena serpihan latto-latto. Serpihan itu berasal dari latto-latto yang pecah akibat hantaman keras
berulang kali.

Seperti mainannya, berita jatuhnya korban latto-latto ini pun viral dalam sekejap. Ia menghiasi headline media-media daring dan
jadi pesan favorit untuk diteruskan berkali-kali di grup-grup WhatsApp. Dalam sekejap pula, timbul rasa sinis pada mainan ini.

Sinisme adalah teori segalanya. Orang sinis selalu benar.

Muncul rasa curiga, apakah asumsi kita bahwa mainan ini berefek baik selama ini salah? Apakah kita keliru menilai? Bukankah
kehilangan bola mata merupakan hal buruk? Mungkin kita jadi bertanya-tanya, benarkah pada hakikatnya latto-latto ini permainan
tak aman?

Pada zaman digital ini, berita yang kita dapat makin ekstrem. Jurnalis tahu apa yang mengejutkan dan menakutkan kita, mereka
mengetahui apa yang ingin kita klik. Mereka tahu cara menarik perhatian dan mempertahankan perhatian itu agar bisa menyajikan
iklan pribadi yang paling menguntungkan.

Gema media modern itu merupakan serangan terhadap suasana biasa. Permainan latto-latto sudah menyita perhatian anak-anak
secara nasional. Itu biasa. Semua baik-baik saja. Tapi itu membosankan. Sesuatu yang biasa tak akan membuat kita bangkit dan
memperhatikan. "Baik" tidak cocok untuk iklan.

Oleh sebab itu, media memberi kita umpan klik (clickbait) yang makin sensasional, karena kita tahu bahwa -- sebagaimana pernah
dikatakan Rolf Dobelli, seorang novelis Swiss-"Berita bagi akal ibarat gula bagi tubuh."

Terkadang kita tak menyadari bahwa kita berada pada situasi baik-baik sebab media media mengangkat kekecualian, dan makin
jarang suatu peristiwa terjadi -- aksi kekerasan, serangan teroris, kecelakaan -- makin besar beritanya.
Kita tak akan pernah melihat reporter dengan laporan langsung sebagai berikut, "Saya berdiri di Jalan Tol A, di mana hari ini tak
ada kecelakaan." Atau, apakah kita pernah melihat judul berita JUMLAH ANAK INDONESIA YANG MEMAINKAN LATTO-
LATTO BERTAMBAH 5.000 SETIAP HARINYA, walau itu bisa dipantau secara akurat dengan melihat produksi atau
penjualannya.

Tentu saja, tak semua jurnalisme demikian. Banyak berita membantu kita memahami dunia dengan lebih baik. Namun berita --
dalam arti kejadian terbaru, insidental, dan sensasional -- sangatlah lazim. Kita terpapar berita setiap hari, berjam-jam.

Dalam Buku Humankind: Sejarah Penuh Harapan-nya Rutger Bregman, dikatakan ada dua alasan penyebab manusia sangat rawan
terpengaruh berita. Pertama, bias negativitas. Kita lebih memperhatikan yang buruk daripada yang baik. Terlalu banyak ketakutan
tak bisa membunuh kita; terlalu sedikit bisa.

Kedua, kita juga dibebani bias ketersediaan. Jika bisa dengan mudah mengingat contoh sesuatu, kita menganggap sesuatu itu
relatif lazim. Fakta bahwa kita dibombardir berita setiap hari mengenai kecelakaan mobil, penculikan anak, dan juga ehm, korban
latto-latto -- yang cenderung bertahan kuat dalam ingatan -- membuat pandangan kita akan realita melenceng. Seperti ahli statistik
Nicholas Taleb katakan, "Kita tak cukup rasional untuk menghadapi pers".

Saat masih kanak-kanak dulu, saya pernah tertembak peluru bunga kayu putih kala main perang-perangan. Merah terang bekasnya
di kulit. Rasa sakitnya jangan dibilang, perih tak tertahankan. Bagi kami, tertembak itu barang biasa. Teman saya terluka parah di
bagian jari kaki saat jatuh dari sepeda yang ribuan kali dikayuhnya. Darah mengalir menganak sungai di siang saat kami
menikmati hari. 

Di lain waktu, kuku jari kaki teman sekolah SD nyaris lepas saat salah menendang batu tatkala kami bermain bola sepak di
halaman sekolah. Sepak bola adalah santapan kami sehari-hari. Pada musim main layangan, ada satu momen di mana teman satu
kampung terluka parah pada telapak tangannya akibat tergores benang gelasan. Dan masih banyak kecelakaan terjadi manakala
anak-anak jaman kami bermain.

Bagi kami dulu (dan bagi banyak orang dulu), tak ada permainan yang tak berisiko. Jika itu berbahaya, mustahil bisa diceritakan
saat ini, malah dianggap sejarah manis.

Kenyataannya, latto-latto tak berbeda. Seperti juga permainan lainnya, risiko latto-latto memang ada seperti diberitakan media,
namun tak perlu latah atau panik dengan melarangnya. Fokus tak perlu diarahkan ke peristiwa negatif. Hal ini bukan berarti
menganggap remeh kecelakaan yang sudah terjadi.

Bukan juga tak berempati pada si korban dan keluarganya. Tidak sama sekali. Yang mau dikatakan adalah, yang terjadi itu
persentasenya teramat kecil dibanding jutaan anak yang bermain dengan riangnya.

Memang tak ada angka pastinya namun jika sering-sering menimbulkan bahaya, pastilah sudah dilarang sama sekali dan tamatlah
permainan itu.

Sikap yang perlu ditingkatkan adalah pengawasan pada faktor keamanan: kekuatan tali dan kerapatan bolanya, juga agar anak tak
lupa diri sehingga bisa melakukan hal lainnya secara seimbang.
Parkir dan Premanisme

17 Januari 2023

Kreator: Ega Wahyu P

Beberapa tahun silam, ada peristiwa yang mengerikan, dimana nyawa ternyata lebih murah dibandingkan uang dua ribu rupiah. 

Ingat betul, kejadian itu disebabkan soal lahan parkir. Orang-orang memperebutkannya, tidak peduli kalau nyawa jadi taruhan. 

Dalam waktu dekat ini, sekiranya sebulan berlalu, di Kalimantan, ada keributan soal lahan parkir. Liarnya, berita itu menyebar
tanpa filter, seolah-olah bentrok yang terjadi ada sentimen etnis di sana. 

Sebenarnya ada apa dengan lahan parkir? Mengapa ia diperebutkan begitu keras oleh orang yang berkecimpung di dalamnya?

Ada beberapa alasan. 

Pertama, lahan parkir layaknya saham di suatu perusahaan. Ada bagi hasil di sana, semua orang hidup dari pungutan dua ribu
rupiah. 

Pemilik lahan dapat untung, begitu pun pelanggan toko, pemilik toko, terutama juru parkir dan keluarganya. 

Bayangkan saja, dalam sehari, seorang juru parkir bisa menyalip gaji guru honor. 

Bukan merendahkan guru, tapi fakta di lapangan demikian adanya. Wajar saja orang-orang rela mati demi mempertahankan lahan
parkir. 

Kedua, siklus kehidupan berlangsung di sana. Seperti yang sudah disebut di awal, bahwa yang menikmati hasil parkir itu bukan
seorang saja, jika dilebarkan dalam kaca mata yang lebih luas, penikmat hasil parkiran itu bisa satu generasi. 

Ketiga, dalih keamanan. Parkir itu ada bertujuan untuk mengamankan, baik dari sisi kriminal maupun nilai estetika di lapangan. 

Tidak sedikit pemilik toko bersyukur adanya juru parkir, sebab membantu para pelanggan dalam urusan perparkiran, disamping
turut memberikan cita rasa aman dalam usahanya tersebut. 

Namun, namanya manusia, keimanannya fluktuatif. Tidak puas dengan satu ladang, pasti dia mencari ladang-ladang rupiah
lainnya. 

Makanya dikenal dengan istilah juru parkir liar. Konsep premansime pun mulai berlaku disini, siapa yang duluan berkuasa, lebih
lama, lebih kuat, maka dia yang berhak memungut uang keamanan dari masyarakat. 

Padahal, parkir itu punya aturan. Hal-hal yang tertulis saja banyak, apalagi aturan berupa norma yang harus dipatuhi. 

Parkir itu menjaga, bukan memberikan ketakutan.

Juru parkir mengamankan, tapi sekarang banyak mereka yang diamankan. Alasannya satu, karena melanggar aturan yang berlaku. 

Juru parkir adalah pahlawan. Dia pejuang yang tangguh untuk keluarganya, selama tidak menerapkan konsep premanisme. 

Jangan takut, premanisme tidak pernah cocok untuk digunakan pada daerah manapun.***
Gara-Gara Pandawara Groub, Trend Bersih Sampah Mulai Digandrungi Anak Muda

17 Januari 2023

Kreator: Hendra Wattimena

Keren adalah satu kata yang cocok disematkan kepada sekumpulan anak muda yang menamakan diri mereka Pandawara Groub.

Para pemuda yang tergabung dalam pandawara tersebut terdiri dari 5 orang pemuda yakni Muchamad Ikhsan, Gilang Rahma,
Agung Permana, Rafly Pasya, dan Rifki Sa'dulah.

Jika kebanyakan anak muda hanya menghabisakan waktu dengan nongkrong di caf, hiling, menghabiskan waktu bermain bersama
teman-teman tapi tidak dengan kelima pemuda ini. Keseharian mereka dihabisakan dengan melakukan aksi bersih-bersih sampah
di sungai. Aksi mereka tersebut kerab dibagikan di akun tiktik mereka @pandawaragroup. 

Lantaran aksi mereka tersebut banyak sekali warganet yang mengapresiasi mereka hinga video mereka ditonton oleh jutaan orang.
Bukan hanya itu akibat begitu viralnya mereka dan mendadak menjadi panutan dikalangan anak muda akhirnya membuat banyak
sekali akun tiktok serupa yang dibuat oleh kalangan anak muda untuk melakukan aksi bersih-bersih sungai maupun lingkungan
sekitar.

Seakan trend bersih-bersih sampah sudah mulai menjamur dan bakalan menggeser trend lato-lato atau popularitas fajar sad boy
dari jagad media sosial.

Jika selama ini jagat media sosial kita di penuhi oleh trend-trend yang tak berfaeda kali ini pandawara datang dengan gebrakan
aksi mereka yang begitu luar biasa.

Salah satu akun tiktok yang mulai mengikuti jejak pandawara yakni @bocilkebersihan dimana terdiri dari sekumpulan bocil (Boca
Cilik) yang suka memungut sampah pada aliran sunggai. Selain itu pada setiap caption di video yang mereka tayang pada akun
tiktok ditulis mereka terinspirasi dari pandawara.

Memang perluh diakui media sosial jika kita manfaatkan sebaik-baik mungkin bakal menjadi hal positif dan dapat mempengharui
banyak orang.

Lewat aksi pandawara muncul kemudian kelompok-kelompok anak muda yang mulai peduli terhadap lingkungan sekitar.
Permasalahan sampah memang menjadi masalah yang belum kunjung diselesaikan di Indonesia.

Melalui aksi para anak-anak muda ini setidaknya mulai menyadarkan kita tentang pentingnya peduli terhadap lingkungan sekitar,
dengan begitu permasalahan sampah perlahan-lahan mulai diselesaikan.

Pandawara menjadi inspirasi dikalangan anak muda dalam upaya mencintai lingkungan sekitar. Sosok anak muda seperti
merekalah yang perluh untuk di ikuti jejaknya dan di buat makin viral agar lebih banyak anak-anak muda yang mengikuti jejak
mereka.D

Anda mungkin juga menyukai