Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL KEGIATAN

Pelatihan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal


Bagi Guru SMPN Kahuripan di Kabupaten Purwakarta

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG


2016
I. Pendahuluan
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2003), pendidikan adalah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Jadi
pendidikan mengandung arti proses dalam membina, melatih, memelihara anak atau siapapun
sehingga menjadi manusia yang santun, cerdas, kreatif, berguna bagi diri, keluarga, masyarakat
dan bangsa (Hendri, 2013).
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2003), karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak,
atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Menurut Munir (2010)
karakter adalah sebuah pola, baik itu pikiran, sikap, mauun tindakan yang melekat pada diri
seseorang dengan sangat kuat dan sulit dihilangkan. Sudewo (2011) mengemukakan bahwa
karakter adalah kumpulan sifat baik yang menjadi perilaku sehari-hari, sebagai perwujudan
kesadaran menjalankan peran, fungsi, dan tugasnya dalam mengemban amanah dan tanggung
jawab.
Samani dan Heriyanto (dalam Hendri, 2013) mengemukakan bahwa pendidikan
karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai-
nilai kepada siswanya. Menurut Kemendiknas (2010) pendidikan karakter adalah pendidikan
nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan
mengembangkan kamampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk,
memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan
sepenuh hati.
Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter pada satuan
pendidikan, telah teridentifikasi 18 nilai pembentuk karakter bangsa yang bersumber dari
Agama, Pancasila, Budaya, dan Tujuan Pendidikan Nasional (Kemendiknas, 2010:9). Nilai-
nilai tersebut diharapkan dapat diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran sehingga lambat
laun akan membentuk karakter peserta didik. Uraian dari 18 nilai pembentuk karakter bangsa
yang dimaksud adalah sebagai berikut:

2
1) Religius: adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan
pemeluk agama lain;
2) Jujur: adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan;
3) Toleransi: adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya:
4) Disiplin: adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan;
5) Kerja keras: adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya;
6) Kreatif: adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru
dari sesuatu yang telah dimiliki;
7) Mandiri: adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas;
8) Demokratis: adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain;
9) Rasa ingin tahu: adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar;
10) Semangat kebangsaan: adalah cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya;
11) Cinta tanah air: adalah cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap Bahasa, lingkungan fisik, social,
budaya, ekonomi dan politik bangsa;
12) Menghargai prestasi: adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain;
13) Bersahabat/ komunikatif: adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain;
14) Cinta damai adalah sikap: perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa
senang dana man atas kehadiran dirinya;
3
15) Gemar membaca: adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi dirinya;
16) Peduli lingkungan: adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan
pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi;
17) Peduli sosial: adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang
lain dan masyarakat yang membutuhkan;
18) Tanggung jawab: adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyrakat, lingkungan
(alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Kearifan lokal berasal dari dua kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Local
berarti setempat dan wisdom artinya kebijaksanaan. Dengan kata lain maka local wisdom dapat
dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai, pandangan-pandangan setempat (local) yang
bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya. Tujuan pendidikan berbasis kearifan lokal adalah agar peserta didik: mengenal
dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial dan budayanya; memiliki bekal
kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi
dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya; serta memiliki sikap dan perilaku yang
selaras dengan nilai-nilai/ aturan-aturan yang berlaku di daerahnya serta melestarikan dan
mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjuang pembangunan
daerah dan pembangunan nasional (Tobroni, 2012).
Pembangunan bidang pendidikan di Kabupaten Purwakarta diarahkan pada penguatan
nilai-nilai lokal. Upaya untuk mewujudkan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Purwakarta
telah menetapkan arah kebijakan pembangunan pendidikan berupa perluasan dan kemudahan
akses pendidikan yang bermutu, murah dan mudah dijangkau pada semua jenjang pendidikan
dimulai dari pendidikan dasar, menengah dan tinggi, terutama bagi masyarakat miskin dan
daerah terpencil.
Beberapa program yang dilakukan untuk menanamkan pendidikan karakter berbasis
kearifan lokal di Kabupaten Purwakarta adalah diwujudkan dengan program harian secara
langsung yaitu:

4
Hari Momentum Langkah Strategis
Senin Ajeg Nusantara Seluruh guru dapat
Momentum dalam rangka mewujudkan menyampaikan berbagai hal
generasi muda yang mengenal akan tentang Indonesia; tentang
nusantaranya, cinta tanah air dan hamparan nusantara dan
memiliki rasa kebanggaan yang kuat keunggulannya. Guru dengan
melalui pembiasaan wawasan nusantara berbagai latar mata pelajaran yang
sehingga melahirkan sikap dibawakannya, harus mampu
nasionalisme yang kokoh di tengah- mensinergikan apa yang menjadi
tengah ancaman negara lain yang ingin bahan pembelajaran kepada siswa
mengganggu bangsa yang bhineka ini. dikaitkan dengan keunggulan
Tujuannya adalah untuk menegaskan Nusantara.
bahwa Indonesia sebagai bangsa yang
besar akan mampu berdiri tegak sebagai
bangsa yang maju dan beradab.
Selasa Mapag Buana Memperkenalkan berbagai
Mapag artinya menjemput, dan buana kazanah ilmu dunia. Bahasa yang
adalah dunia. Secara harafiah, mapag dipergunakan sebagai komunikasi
buana berarti memperluas wawasan di sekolah diharapkan
terhadap dunia. menggunakan bahasa
internasional (Inggris)
Rabu Maneuh di Sunda Siswa dan guru menggunakan
Merupakan hari yang mengandung pakaian sunda, pakaian tradisi
makna kembali pada identitas dan jati pangsi lengkap dengan iket untuk
diri sebagai orang Sunda. Hal ini siswa guru laki-laki dan kebaya
merupakan suatu bentuk ikhtiar yang lengkap dengan samping kebat bai
konkrit dalam rangka menghidupkan siswi dan guru perempuan. Guru
kembali nilai dan budaya Sunda agar mengenalkan nilai hidup orang
eksistensinya tidak terkikis oleh sunda. Siswa mempelajari
perubahan jaman. kampung adat dan tradisi sunda.

5
Kamis Nyanding Wawangi (Hari Estetis) Belajar sastra, belajar rasa, dan
Memberikan ruang untuk kebebasan tentu budi pekerti melalui
berekspresi. Daya, rasa dan karsa siswa pembiasaan yang terus menerus
terbuka untuk menggali potensi dan dilakukan melalui sekolah sebagai
kreatifitasnya sehingga akan menjadi miniature pusat peradaban. Nilai-
hari yang penuh dengan kebebasan nilai keindahan diciptakan dalam
berekspresi dengan peserta didik. ruang kelas.
Jumat Nyucikeun Diri Guru mengajak siswa untuk puasa
Mendekatkan hati, jiwa dan pikiran sunah Senin - Kamis
kepada Yang Maha Kuasa. Melakukan
kontemplatif atas apa yang telah
dilakukan hidup pada hari-hari
sebelumnya. Termasuk memperkuat
nilai-nilai ritualitas dan spiritualitas.
Sabtu - Minggu Betah di Imah Sabtu-minggu guru tidak
Siswa diajak agar mencintai rumah memberikan tugas apapun kepada
sebagai tempat bernaung keluarga. siswa.
Pembiasaan yang memiliki nilai agar
siswa dekat dengan keluarganya dan
dapat berinteraksi sehingga
tertransformasi nilai-nilai kebatinan
antar anggota keluarga yang ada di
rumah terutama dengan kedua orang tua
yang merupakan tempat pendidikan
yang paling pertama dan utama. Siswa
juga diharapkan dapat bersosialisasi
dengan lingkungan masyarakat sekitar.

Berdasarkan buku panduan penerapan pendidikan karakter di sekolah yang disusun dan
diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementrian Pendidikan Nasional, pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dilaksanakan
dalam empat ranah sebagai berikut:
6
a. Pengajaran dan Pembelajaran;
b. Pengembangan Budaya Sekolah (School Culture) dan Pusat Kegiatan Belajar;
c. Ko-kurikuler dan Ekstra-kurikuler;
d. Kegiatan Keseharian di Rumah dan di Masyarakat.
Melalui keempat ranah tersebut, sekolah di Kabupaten Purwakarta dapat melaksanakan
pendidikan karakter dengan mengembangkan beberapa kegiatan inovatif dan kreatif. Kegiatan-
kegiatan ini direncanakan oleh semua pemangku kepentingan pendidikan dan disusun dalam
Rencana Kerja Tahunan Sekolah (Renja) dan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS),
sehingga semua pemangku kepentingan di sekolah dapat memahami kegiatan-kegiatan tersebut
dan merasa memiliki tanggung jawab untuk melaksanakannya. Untuk mengembangkan
kegiatan-kegiatan tersebut, semua pemangku kepentingan memiliki kesempatan yang sama
untuk melakukan improvisasi berdasarkan pengetahuan dan pengalaman, dan
mengembangkannya sebagai kegiatan inovatif untuk melaksanakan pendidikan karakter di
sekolah. Upaya sadar yang kemudian direncanakan secara matang oleh sekolah ini bukan
semata-mata menjadi tanggung jawab Kepala sekolah, melainkan menjadi tanggung jawab
bersama semua pemangku kepentingan di sekolah, termasuk orang tua.
Salah satu kesulitan dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah antara lain
karena belum adanya contoh-contoh yang dapat dicoba atau diterapkan dalam kegiatan nyata
oleh sekolah. Terdapat kegiatan-kegiatan praktik yang pernah digagas dan diterapkan dalam
pelaksanaan pendidikan karakter menurut Puskurbuk, dan Balitbang Kementrian Pendidikan
Nasional. Untuk lebih jelas digambarkan dengan bagan di bawah ini:

Tabel: Ranah Pelaksanaan Pendidikan Karakter berbasis Kearifal Lokal dan Kegiatan yang
Dapat di Laksanakan di SMPN Kahuripan Kabupaten Purwakarta

No. Ranah Penerapan Kegiatan


1. Pengajaran dan Pembelajaran 1. Membuka pelajaran dengan appersepsi tentang
pendidikan karakter sunda
2. Memajang hasil karya siswa yang berhubungan
dengan budaya sunda

7
3. Memberikan reward dan award terhadap prestasi
siswa yang berkenaan dengan budaya sunda
4. Mata pelajaran muatan budaya sunda
5. Pendidikan karakter melalui mata pelajaran budaya
sunda
6. Pendidikan karakter melalui mata pelajaran Muatan
lokal budaya sunda
2. Pengembangan Budaya Sekolah 1. Festival budaya sunda
(School Culture) 2. Festival akhir tahun pelajaran
3. Menyusun tata tertib sekolah/kelas (School/
Classroom Rules)
4. Upacara Bendera yang dipadukan dengan budaya
sunda
5. Kantin Kejujuran
6. Program Senin sampai Sabtu yang berkenaan
dengan budaya sunda
7. Bersalaman sebelum masuk kelas
8. Taman sekolah
3. Ko-Kurikuler dan Ekstra 1. Pertanian
Kurikuler 2. Kesenian
3. Pemantapan pembelajaran
4. Keagaman
5. Olahraga
6. Pengenalan lingkungan
7. Seni karawitan
8. Perkebunan
9. Peternakan
10. Perikanan
11. Angklung
12. Seni Rupa
13. Pelatihan Etiket budaya sunda

8
14. Silat
4. Kegiatan Keseharian di Rumah 1. Belajar membuat sambal (nyambel)
dan Masyarakat 2. Rekreasi keluarga
3. Bermain ke sawah / lading
4. Mengembala domba

Pada seminar dan pelatihan yang telah dilaksanakan sebelumnya, peserta telah
diberikan pemahaman mengenai program pendidikan karakter berbasis kearifan lokal bagi
siswa SMPN Kahuripan. Selain itu, peserta diberi kesempatan untuk membuat rancangan
pembelajaran berdasarkan bidang studi masing-masing. Isi rancangan tersebut meliputi:
kegiatan; nilai-nilai yang dikembangkan; indikator perilaku siswa; indikator perilaku guru; dan
ranah pelaksanaan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal. Melihat pentingnya melakukan
peninjauan ulang dan feedback bagi rancangan yang telah dibuat oleh para peserta, maka
pelatihan selanjutnya pun perlu diadakan.

II. Tujuan Kegiatan


a. Tujuan Umum
Pada akhir kegiatan, diharapkan peserta dapat mengimplementasikan kebijakan dan
program pendidikan karakter berbasis kearifan lokal pada siswa SMPN Kahuripan di
Kabupaten Purwakarta.
b. Tujuan Khusus
Pada akhir kegiatan, diharapkan peserta:
i. Menyadari pentingnya menyusun rancangan kegiatan pembelajaran yang tepat
berdasarkan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal.
ii. Dapat mengevaluasi dan berinovasi dalam menyusun rancangan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan nilai-nilai pendidikan karakter berbasis kearifan
lokal.
iii. Menyadari pentingnya teladan para guru dalam mengimplementasikan nilai-nilai
pendidikan karakter berbasis kearifan lokal.
iv. Dapat merefleksikan kualitas apa saja yang diperlukan para guru sebagai teladan
siswa berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan karakter berbasis kearifan lokal.

9
III. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Tanggal :
Tempat : SMPN Kahuripan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

IV. Sasaran Kegiatan


Kegiatan ini akan diikuti oleh 100 orang guru pengajar di SMPN Kahuripan, Purwakarta.
Selain itu, kegiatan ini juga diikuti oleh 10 orang panitia pelaksana, 7 orang mahasiswa
Magister Psikologi.

V. Susunan Acara
Hari Pertama
Waktu Acara PIC Perlengkapan
07.00 08.30 Persiapan Seluruh panitia Sound system, LCD, proyektor,
- Briefing acara laptop
- Cek perlengkapan sesuai
rundown
08.30 09.00 Coffee Break Konsumsi 2 meja untuk konsumsi, 2 meja
Registrasi: Penerima penerima tamu, 2 kursi untuk
- Absensi peserta Tamu penerima tamu, kertas absensi &
- Pembagian buku ballpoint, buku catatan dan ballpoint
catatan dan ballpoint untuk sejumlah peserta
peserta
09.00 09.15 Ice Breaking Acara 2 Mic
Memahat Patung Fasilitator
09.15 10.00 Pra Sesi Acara LCD, Proyektor, laptop, 2 Mic
Dampak Kegiatan Belajar Fasilitator
Pemutaran Video
10.00 12.30 Sesi 1: Acara LCD, Proyektor, laptop, 2 Mic
Evaluasi Fasilitator
12.30 13.30 ISHOMA Konsumsi 2 meja untuk konsumsi, peralatan
makan

10
13.30 13.45 Ice Breaking Ekspresi Acara Potongan kertas ekspresi, 2 Mic
Fasilitator
13.45 14.45 Sesi 2: Acara 2 Mic
Ranah Pendidikan Berbasis Fasilitator
Kearifan Lokal
14.45 15.30 Sesi 3: Acara 2 Mic
Kualitas Seorang Teladan Fasilitator
15.30 15.35 Doa Penutup Acara 1 Mic

Hari Kedua
Waktu Acara PIC Perlengkapan
08.30 09.00 Coffee Break Konsumsi 2 meja untuk konsumsi, 2 meja
Registrasi: Penerima Tamu penerima tamu, 2 kursi untuk
- Absensi peserta penerima tamu, kertas absensi &
ballpoint
09.00 10.00 Puzzle Raksasa Acara Puzzle
Fasilitator
10.00 12.30 Sesi 4 Acara Karton manila berwarna, Spidol
Saatnya Beraksi Fasilitator warna
12.30 13.00 ISHOMA Konsumsi 2 meja untuk konsumsi, peralatan
makan
13.00 13.30 Pengisian form evaluasi Acara Form evaluasi
acara & materi
13.30 14.00 Sesi Foto Dokumentasi Susunan kursi untuk posisi foto
- Foto kelompok
dengan hasil karya
- Foto seluruh peserta
dan pendukung acara
14.00 14.05 Doa Penutup Acara 1 Mic

11
VI. Susunan Program Psikoedukasi
Tujuan Topik Metode Durasi
Coffee Break & Registrasi 08.30 09.00
Mengajak peserta Ice breaking 1. Peserta diminta untuk mencari 09.00 09.15
untuk masuk ke dalam Memahat pasangan masing-masing. Satu
topik melalui Patung orang menjadi pemahat sedangkan
permainan yang pasangannya menjadi patung.
menarik dan 2. pemahat patung untuk mulai
menyenangkan. bekerja menjadikan patung itu
sesuai dengan keinginannya
dengan cara membimbing posisi
kepala, kaki, tangan, tubuh
patungnya.
3. selama proses, pemahat dan patung
tidak boleh saling berbicara.
4. Peserta diminta menceritakan
kesan terhadap permainan tersebut.
(kesulitannya apa)
Makna permainan:
- Selama ini guru cenderung menuntut
setiap murid agar terbentuk
seragam,untuk menuruti keinginan
guru.
- Kenyataannya kita tidak bisa
membentuk anak/ orang lain
sedemikian rupa, karena setiap pribadi
adalah unik.
- anak-anak ada batasan dimana tidak
boleh di paksakan.
Menyadari pentingnya Pra Sesi 1: Pemutaran Video mengenai kegiatan 09.15 10.00
menyusun rancangan pembelajaran yang monoton

12
kegiatan pembelajaran Dampak Fasilitator mengajak peserta untuk
yang tepat berdasarkan Kegiatan mendiskusikan video: Apa dampak
pendidikan karakter Belajar dari pola pembelajaran tersebut?
berbasis kearifan lokal. Fasilitator mengajak peserta untuk
menyebutkan metode-metode
pengajaran yang selama ini dilakukan
secara berulang, dan apa dampaknya
terhadap para siswa?
Fasilitator menjelaskan pentingnya
pendidikan karakter berbasis kearifan
lokal serta dampaknya bagi para siswa.
Dapat mengevaluasi Sesi 1 Gugus tugas:
dan berinovasi dalam Evaluasi 1. Guru-guru diminta untuk masuk ke Commented [AP1]: Ada usul judul topik lain untuk sesi 1?

menyusun rancangan dalam beberapa kelompok. (1


kegiatan pembelajaran kelompok 5 7 orang)
sesuai dengan nilai- 2. Setiap kelompok saling 10.00 11.00
nilai pendidikan mengevaluasi rancangan yang
karakter berbasis sudah dibuat setiap anggota.
kearifan lokal. 3. Beberapa perwakilan kelompok 11.00 11.30
diminta mempresentasikan
rancangan kegiatan pembelajaran
dan menceritakan kesulitan-
kesulitan yang dihadapi dalam
membuat rancangan kegiatan
tersebut.
4. Fasilitator mengajak beberapa 11.30 11.45
perwakilan siswa untuk
memberikan pendapatnya
mengenai rancangan kegiatan yang
dibuat oleh guru dalam proses
mengajar.

13
5. Fasilitator memberikan contoh 11.45 12.00
mengenai kegiatan-kegiatan apa
saja yang dapat menjadi pilihan
bagi para guru dalam membuat
rancangan program kegiatan sesuai
dengan bidang masing-masing.
6. Fasilitator membuka sesi tanya 12.00 12.30
jawab
ISHOMA 12.30 13.30
Mengajak peserta Ice breaking 1. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok 13.30 13.45
untuk masuk ke dalam Ekspresi besar.
topik melalui 2. Bagikan potongan kertas
permainan yang ekspresi kepada peserta. Peserta
menarik dan tidak boleh saling memberitahukan
menyenangkan. isinya.
3. Tunjuk satu peserta untuk
tampil ke depan. Ia harus
memperagakan satu jenis emosi
dengan menggunakan anggota
tubuh yang tertulis di kertasnya.
4. Peserta yang lain harus bisa
menebak emosi apa yang ingin
ditunjukkan oleh peraga.
Makna permainan:
- Sebagai guru kita akan berperan
sebagai role model (teladan) bagi
para siswa. Siswa akan
mengamati perilaku gurunya, oleh
sebab itu guru perlu berhati-hati
dalam berperilaku. Ekspresi

14
menunjukan nilai kita kepada
siswa.
- Sebagai guru, kita perlu melatih
diri untuk mengamati dan
memahami ekspresi para siswa
agar dapat menerapkan kegiatan
belajar yang mendorong
antusiasme dan iklim yang
menyenangkan bagi anak. Dalam
menentukannya, guru akan alami
trial-error dan ekspresi siswa bisa
menjadi salah satu feedback bagi
guru.
Memperlengkapi Materi Ranah Fasilitator memberikan materi dalam 13.45 14.15
pengetahuan peserta Pendidikan bentuk ceramah
mengenai Berbasis
nilai-nilai pendidikan Kearifan Lokal Fasilitator memberikan kesempatan 14.15 14.45
karakter berbasis kepada peserta untuk mengajukan
kearifan lokal pertanyaan.
Dapat merefleksikan Kualitas 1. Fasilitator mengajak guru untuk 14.45 15.00
kualitas apa saja yang Seorang memberi pendapat:
diperlukan para guru Teladan a) Bagaimana pengalaman dididik
sebagai teladan siswa oleh guru mereka di masa lalu?
berkaitan dengan b) Bandingkan dengan, bagaimana
nilai-nilai pendidikan guru tersebut mendidik siswa
karakter berbasis mereka saat ini?
kearifan lokal c) Bagaimana ciri-ciri guru yang
teladan? Alasannya apa?
2. Fasilitator memberikan materi 15.00 15.30
tentang nilai-nilai seperti apa yang
mencerminkan guru sebagai

15
teladan (ilustrasi orang yang
memiliki hati, banyak melihat,
banyak mendengar, dan sedikit
berbicara).

Hari Kedua
Registrasi 08.30 09.00
Dapat merefleksikan Puzzle Raksasa 1. Fasilitator membagikan potongan- 09.00 09.45
nilai-nilai pendidikan potongan gambar puzzle bagi
karakter apa saja yang peserta untuk disusun menjadi
dapat diwujudkan gambar yang utuh.
dalam bentuk kegiatan 2. Fasilitator mengajak peserta untuk
bermain dan bekerja berdiskusi mengenai makna
sama. permainan puzzle tersebut (saya
adalah pelaku penting dalam proses
pendidikan walaupun memiliki
peran yang kecil; terlihat nilai-nilai:
leadership, niatnya, kreativitas,
usaha)
3. Fasilitator meminta beberapa 09.45 10.00
perwakilan untuk menyimpulkan
nilai-nilai apa saja yang telah
peserta dapatkan melalui seluruh
rangkaian sesi.
Dapat merefleksikan Saatnya 4. Guru-guru masuk ke dalam 10.00 10.15
kualitas apa saja yang Beraksi! kelompok. Commented [AP2]: Ada usul nama topik lain untuk
sesi 2?
diperlukan para guru 5. Fasilitator meminta para guru untuk 10.15 11.00
sebagai teladan siswa melakukan refleksi diri:
berkaitan dengan a) Sebagai teladan, kualitas apa saja
nilai-nilai pendidikan yang harus dimiliki seorang guru
bagi murid-muridnya?

16
karakter berbasis b) Hal apa saja yang perlu
kearifan lokal ditingkatkan dalam diri agar
memiliki kualitas seorang teladan?
6. Fasilitator meminta setiap 11.00 11.45
kelompok untuk menuangkan hasil
diskusi dan komitmen peserta ke
dalam bentuk kreativitas
kelompok. (Persiapan kelompok)
7. Setiap kelompok 11.45 12.30
mempresentasikan/ menampikan
kreativitas mereka.

ISHOMA 12.30 13.00


Evaluasi 13.00 13.30

VII. Susunan Anggaran


No Kebutuhan Harga Satuan Jumlah Total
Acara
Buku catatan peserta 5.000 100 buah 500.000
Ballpoint peserta 2.000 100 buah 200.000
Karton Manila berwarna 5.000 20 lembar 100.000
Spidol warna 20.000 10 pak 200.000
Spidol Marker 10.000 10 buah 100.000
Hadiah untuk peserta 20.000 20 buah 400.000
Kertas HVS (kertas absensi, form 40.000 1 rim 40.000
evaluasi, ice breaking games)
Fotocopy materi 2.000 100 eks 200.000

Konsumsi
Snack pagi hari pertama 15.000 120 dus 1.800.000

17
Snack pagi hari kedua 15.000 120 dus 1.800.000
Makan siang hari pertama 25.000 120 dus 3.000.000
Makan siang hari kedua 25.000 120 dus 3.000.000
Air mineral (gelas) 35.000 5 dus 175.000

Transportasi
Bensin Mobil 200.000 2 mobil 400.000 Commented [jy3]: Bagian dana ini versi aku yah put

Tol 75.000 2 mobil 150.000

Akomodasi
Penginapan pendukung acara 300.000 4 kamar 1.200.000
Biaya makan malam 50.000 20 orang 1.000.000

Perlengkapan
Spanduk 200.000 1 buah 200.000

TOTAL 14.365.000

VIII. Penutup
Demikianlah proposal ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasama Bapak/
Ibu kami mengucapkan terima kasih. Tuhan Memberkati.

Mengetahui, Hormat Kami,

Menyetujui,

18
19

Anda mungkin juga menyukai