Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PSIKOLOGI

Psikologi dan Teknologi Informasi dan Komunikasi Era digital

Dosen Pengampu : Nova Yohana, S.sos, M.I.Kom

Disusun oleh : Suci Fatimah Fitri (2001114474)

Rahmat Wais Alqarni

Rindliofi

UNIVERSITAS RIAU

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang ilmu komunikasi. Dan juga penulis berterima kasih
pada ibu Nova Yohana, S.sos, M.I.Kom selaku Dosen mata kuliah pengantar ilmu
komunikasi yang telah memberikan tugas ini.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai ilmu komunikasi. penulis juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna.

Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Pekanbaru, 1 April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...3

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………..4

1.1 Latar belakang Masalah………………………………………………………...4


1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………..5
1.3 Tujuan Makalah………………………………………………………………...5

BAB II ISI……………………………………………………………………………..6

2.1 Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi Era digital….


2.2 Ruang Lingkup Psikologi………………………
2.3 Contoh Kasus Mengenai Kaitan Psikologi terhadap Teknologi Informasi
Khususnya dalam Pembelajaran

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..15
3.2 Saran....………………………………………………………………………15

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Psikologi komunikasi merupakan salah satu cabang dari dua ilmu pengetahuan
penting, yaitu ilmu psikologi dan ilmu komunikasi. Psikologi merupakan ilmu yang
telah berkembang lama, sedangkan komunikasi merupakan cabang ilmu yang relatif
baru berkembang. Salah satu cabang ilmu psikologi yang membahas bagaimana
manusia berinteraksi dengan manusia lainnya disebut dengan psikologi sosial.
Psikologi sosial diambil alih menjadi salah satu cabang ilmu komunikasi dengan
nama psikologi komunikasi.

Mempelajari psikologi komunikasi sangat membantu kita dalam berinteraksi dan


berkomunikasi dengan orang lain. Topik – topik yang menjadi perhatian cabang ilmu
ini sangat bermanfaat dalam kehidupan kita sehari – hari, seperti : bagaimana
manusia berpikir dan bagaimana pikiran kita bekerja, bagaimana membujuk orang,
apa yang membuat kita seperti saat ini.

Teknologi informasi dan komunikasi telah membuka dunia baru bagi masyarakat di
belahan dunia. Beberapa fenomena muncul seiring dengan berkembangnya teknologi
baru. Sebuah bentuk perkembangan teknologi yang tanpa batas, mampu mengubah
budaya dan sosiopsikologis masyarakat. Kehadiran internet menunjang keefektifan
dan efisiensi masyarakat dalam berinteraksi. Peranan internet sebagai media
komunikasi banyak bermanfaat bagi sebagian orang yang bermasalah dengan jarak
dan waktu.

Teknologi yang mudah diakses ini salah satunya berkontribusi dalam penyebaran
informasi. Banyak orang berkomunikasi menggunakan media ini. Sebagai media
yang mudah diakses, internet menjadi sebuah bentuk media baru yang menjadi
tempat bagi kebanyakan orang untuk mencari informasi. Menurut Fajar Junaedi
bahkan saat ini internet telah menjadi sarana yang tidak dapat dilepaskan untuk
mengekspresikan perasaan, pendapat, dan sikap tentang berbagai berita yang penting
(Junaedi, 2010 : 119). Demikian Karena sudah membahas mengenai psikologi
komuniksi juga tentang teknologi dan informasi, maka dari itu kami akan menberi
judul Psikologi dan Teknologi Informasi dan Komunikasi Era digital.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Psikologi dan Teknologi Informasi dan Komunikasi Era digital
2. Ruang Lingkup Psikologi dan Teknologi Informasi dan Komunikasi Era
digital

1.3 Tujuan Makalah


1. Pembaca dapat mengetahui apa itu pengertian dari psikologi dan teknologi
informasi dan komunikasi era digital
2. Pembaca dapat menjabarkan ruang lingkup psikologi dan teknologi informasi
dan komunikais era digital

BAB II
ISI
2.1 Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi Era Digital

Teknologi informasi dan komunikasi merupakan alat yang digunakan untuk


mengolahdata,termasukmemproses,mendapatkan,menyusun,menyimpan,memanipulsi
data dalam berbagai carauntuk menghasilkan informasi yangberkualitas,
yaituinformasi yang relevan,akurat dan tepat waktu (Wawan Wardiana,2002).
Sedangkan pengertian laindisebutkan, teknologi informasi dankomunikasi adalah
sarana prasarana(hardware, software, useware), sistem danmetode untuk perolehan,
pengiriman,penerimaan, pengolahan, penafsiran,penyimpanan, pengorganisasian,
danpenggunaan data yang bermakna(Yusufhadi Miarso, 2004).
Pengertian lain menyebutkan teknologi informasi dankomunikasi dapat dikatakan
sebagai ilmuyang diperlukan untuk mengelola informasiagar informasi tersebut dapat
dicari denganmudah dan akurat (http://www.ti.apjii.or.id (Sejarah Teknologi
Informasi).Dalam ruang lingkup akademis, MasWigrantoro RoesSetiyadi yang
dimuat dihttp://www.gipi.or.id (Teknologi Informasidan Komunikasi), TIK sebagai
sisi dari suatu sistem informasi, yang terdiri atasperangkat keras (hardware),
basis data(database), perangkat lunak (software), jaring-an komputer, dan peralatan
lain terkait.
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan TIK merupakan
seperangkatilmu, prosedur, program, alat (tool) yang membentuk sebuah sistem
tertentu yangdapat memudahkan kerja manusia. Sebagaisebuah sistem, di dalamnya
terkandungberbagai perangkat, baik perangkat keras(hardware), perangkat lunak
(software), danmanusia sebagai useware untuk mempelajaridan mengaplikasikannya
sesuai dengantingkat urgensinya.
2.2 Ruang Lingkup Psikologi komunikasi

Dalam psikologi, komunikasi mempunyai makna yang luas, meliputi segala


penyampaian energi, gelombang suara, tanda diantara tempat sistem atau organisme.
Kata komunikasi sendiri digunakan sebagai proses, sebagai pesan, sebagai pengaruh
atau secara khusus sebagai pesan pasien dalam psikoterapi. Jadi psikologi menyebut
komunikasi pada penyampaian energi dari alat-alat indera ke otak, pada peristiwa
penerimaan dan pengolahan informasi, pada proses saling pengaruh diantara berbagai
sistem dalam diri organisme dan di antara organisme.

Hovland, Janis, dan Kelly, semuanya psikolog, mendefinisikan komunikasi


sebagai ”the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli
(usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience). Dance
mengartikan komunikasi dalam kerangka psikologi behaviorisme sebagai usaha
“menimbulkan respon melalui lambang-lambang verbal”.

Kamus psikologi, menyebutkan enam pengertian komunikasi.

1. Penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain seperti
dalam sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara.
2. Penyampaian atau penerimaan sinyal atau pesan oleh organisme.
3. Pesan yang disampaikan
4. (Teori Komunikasi) Proses yang dilakukan satu sistem yang lain melalui
pengaturan sinyal-sinyal yang disampaikan.
5. (K. Lewin) Pengaruh suatu wilayah persona pada wilayah persona yang lain
sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan peribahan yang
berkaitan pada wilayah lain.
6. Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi.

Psikologi mencoba menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam proses


komunikasi. Pada diri komunikasi, psikologi memberikan karakteristik manusia
komunikan serta faktor-faktor internal maupun eksternal yang memengaruhi perilaku
komunikasinya. Pada komunikator, psikologi melacak sifat-sifatnya dan bertanya:
Apa yang menyebabkan satu sumber komunikasi berhasil dalam memengaruhi orang
lain, sementara sumber komunikasi yang lain tidak? Psikologi juga tertarik pada
komunikasi diantara individu: bagaimana pesan dari seorang individu menjadi
stimulus yang menimbulkan respon pada individu lainnya. Komunikasi boleh
ditujukan untuk memberikan informasi, menghibur, atau memengaruhi. Persuasif
sendiri dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi dan mengendalikan
perilaku orang lain melalui pendekatan psikologis.

Ruang lingkup psikologi komunikasi meliputi:

 Internal Proses/Intrapersonal Communication (Diri Sendiri) – Mengulas apa


yang sedang dipikirkan atau yang akan disampaikan.
 Menganalisa Komunikan – Karakteristik, faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi perilaku komunikator kepada komunikan.
 Interpersonal Communication – Adanya Stimulus yang menghasilkan respon
untuk mempengaruhi perilaku komunikator kepada komunikan.
 Proses penyampaian pesan – Personality dan Situasi
 Proses pembentukan perilaku – Kesadaran menghasilkan perilaku.
 Proses komunikasi massa dalam perspektif psikologi.

2.3 Contoh Kasus Mengenai Kaitan Psikologi terhadap Teknologi Informasi


Khususnya dalam Pembelajaran

Penggunaan internet dalam pembelajaran memberikan ruang untuk pendidik dan


peserta didik untuk lebih mengeksplorasi kemampuan yang ada. Sebagaimana telah
diuraikan bahwa teknologi internet membuat pembelajaran menjadi lebih mudah,
namun pada akhirnya memberikan dampak yang juga bervariasi terhadap peserta
didik. Secara psikologis, teknologi internet tidak ada yang salah namun yang
menjadikan salah adalah ketika invidu sebagai pengguna internet menjadi berubah
sikap atau prilaku akibat adanya teknologi internet.Hasil analisis yang dilakukan dari
berbagai kajian atau penelitian sebelumnya, memperlihatkan jelas bahwa internet
memberikan ruang untuk terjadi pergeseran nilai dan norma dalam pembelajaran.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2018) bahwa teknologi
komunikasi dan informasi adalah aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang
digunakan manusia dalam mengalirkan informasi atau pesan dengan tujuan untuk
membantu menyelesaikan permasalahan manusia (aktivitas sosial) agar tercapai
tujuan komunikasi.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sendiri telah menimbulkan
dampak dan pengaruh terhadap budaya pada masyarakat, baik berupa dampak positif
maupun dampak negatif. Salah satu aspek kehidupan yang paling terpengaruh dengan
perkembangan ini adalah aspek kebudayaan masyarakat yang sedikit demi sedikit
mengalami pergeseran. Produk dari teknologi komunikasi dan informasi adalah
media massa dimana saat ini berkembang secara cepat dan konstan, dalam sisi
lainnya, hal ini menggugah kita untuk melihat media sebagai pusat orientasi budaya
bagi kapitalisme moden barat. Dengan begitu, maka imperialisme budaya boleh
dilihat sebagai pusat dari media dengan berbagai cara, baik dengan mendominasi
media budaya (teks, praktik-praktik), maupun dengan penyebaran budaya secara
global. masyarakat umum terdampak atau terjadi pergeseran nilai sosial budaya.
Begitupun yang terjadi dalam dunia pendidikan, pergeseran nilai semakin tergerus
dengan berkembangnya teknologi internet. Contoh sederhana yang jelas terlihat oleh
mata, bahwa dulu mencontek adalah sesuatu yang sangat dikhawatirkan oleh pendidik
oleh karenanya guru atau dosen selaku pendidik selalu menanamkan kejujuran pada
diri peserta didi agar tidak mencontek pekerjaan temannya. Akan tetapi saat ini,
mencontek tidak berarti sekedar melihat hasil kerja teman untuk dijadikan hasil kerja
sendiri melainkan lebih luas dari itu, dapat secara instant menyelesaikan tugas hanya
dengan menggunakan internet. Mencontek adalah istilah lalu, dan merupakan
kebiasaan lalu. Saat ini kebiasaan itu bertransformasi menjadi istilah copy paste. Hal
ini dimaksudkan bahwa peserta didik dapat dengan mudah memperoleh informasi
mengenai tugas yang diberikan oleh guru atau dosennya melalui internet, karena
mudahnya membuat siswa semakin malas untuk bersungguh-sungguh belajar atau
memahami materi yang diajarkan.
Parahnya lagi, pergeseran nilai tidak hanya pada kejujuran namun pada moral atau
perilaku. Sebelum teknologi internet berkembang, siswa memiliki kesadaran bahwa
guru adalah orangtua kedua yang harus dihormati dan materi yang diajarkan oleh
guru di kelas harus dipahami untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Namun saat
ini, kemudahan akses informasi lagi-lagi memberikan ruang bagi siswa untuk tidak
menghargai keberadaan guru bahkan menyepelekan kompetensi guru dengan alasan
bahwa materi itu dapat kami download jadi tidak harus mendengarkan materi dari
guru di kelas.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai