Anda di halaman 1dari 4

PROGRAM STUDI S-1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Outline Pengajuan Judul Skripsi

Petunjuk Pengisian
a. Semua kolom isian HARUS diisi.
b. Untuk kolom isian No. 3 s.d. 6, tolong diberi jeda satu baris setelah baris jawaban yang terakhir di
setiap kolom sebelum berpindah ke pertanyaan/kolom berikutnya.
c. Mahasiswa dapat mengisi outline ini sepanjang yang dibutuhkan, tidak terbatas jumlah halaman.

1. Nama Mahasiswa : Muhammad Hadyan Hirzi

2. NIM :
10/296304/SP/23826
3. Tema/Judul Skripsi : Implementasi “Pop Culture Diplomacy” Jepang Di
Indonesia

4. Mengapa judul/tema ini penting untuk diteliti? (LATAR BELAKANG/setting dari


topik penelitian)

Salah satu konsekuensi dari globalisasi adalah pertukaran informasi yang sangat cepat dan
tidak mengenal batas. Melalui berbagai media seperti televisi, radio, dan internet, segala
informasi dapat sampai ke berbagai lapisan masyarakat. Hal ini juga berdampak pada
kemudahan bagi sebuah negara untuk memperkenalkan atau mempromosikan budayanya
kepada negara lain. Sehingga, di era globalisasi ini hubungan antara dua negara bahkan
dapat dilakukan pada berbagai level, baik government to government atau level personal.

Jepang sangatlah kaya dengan kebudayaan populer. Anime, manga, dan tokusatsu adalah
cabang kesenian yang sangat digemari oleh masyarakat Jepang, dan dengan terjadinya
globalisasi, menjadi kebudayaan yang dikenal luas oleh masyarakat internasional.
Berbagai judul anime dan manga telah disunting dalam berbagai bahasa dan
didistribusikan pada level internasional, begitu juga dengan serial tokusatsu, yang telah
banyak diadaptasi oleh negara lain seperti Amerika Serikat dengan nama Power Rangers.
Popularitas dari produk-produk kebudayaan Jepang tersebut di dunia mendorong
pemerintah Jepang untuk mengimplementasikan kebudayaan tersebut pada sektor
pariwisata dan ekonomi Jepang. Doraemon, sebuah karakter kartun Jepang yang dibuat
oleh Fujiko F. Fujio, ditunjuk sebagai “anime ambassador” pertama oleh kementrian luar
negeri Jepang pada tahun 2008.

Indonesia dan Jepang memiliki hubungan kerjasama ekonomi yang baik sejak beberapa
tahun terakhir. Terhitung pada tahun 2014, terdapat lebih dari 1.700 perusahaan Jepang
yang berada di Indonesia. Saat ini, Indonesia adalah penyuplai LNG, batu bara, pulp, dan
karet terbesar bagi Jepang. Tidak hanya pada kerjasama ekonomi, Jepang dan Indonesia
juga memiliki hubungan yang baik pada bidang turisme dan pertukaran budaya. Indonesia
merupakan salah satu tujuan utama bagi warga Jepang untuk berlibur, dengan Bali dan
candi Borobudur sebagai destinasi utama. Di Jepang, kurang lebih sebanyak 80.000 warga
Indonesia terdaftar sebagai pelajar bahasa Jepang. Di Indonesia sendiri, manga dan anime
memiliki tingkat popularitas yang cukup tinggi di kalangan anak-anak dan remaja
Indonesia.

Pada Agustus tahun 2014, kementerian luar negeri Jepang menggunakan istilah “pop
culture diplomacy” untuk segala kegiatan yang mempromosikan Jepang melalui jalur-jalur
kebudayaan kontemporer seperti musik, anime, atau manga. Melalui situs internet
kementrian luar negeri Jepang, pemerintah Jepang menyampaikan keinginan mereka untuk
memaksimalkan kebudayaan populer sebagai alat utama dalam melakukan diplomasi
kebudayaan.

5. Apa yang akan diteliti? (PERTANYAAN PENELITIAN)

Apa yang menjadi dorongan bagi Jepang untuk menggunakan pop culture sebagai alat
berdiplomasi di Indonesia?

6. Bagaimana pertanyaan penelitian akan dijawab? (TEORI/KONSEP)


1. Soft Power
Konsep soft power pertamakali dicetuskan oleh Joseph Nye. Menurut Nye, power adalah
kemampuan sebuah negara atau individu untuk mempengaruhi pihak lainya agar
kepentinganya terpenuhi. Dalam konsep soft power, Nye beranggapan jika suatu negara
bersikap terbuka dengan pihak lainya, maka pihak tersebut juga akan terbuka pada negara
tersebut sehingga mempermudah langkah negara tersebut untuk memperoleh
kepentinganya. Implementasi konsep soft power dapat dilihat dari berbagai bentuk
kerjasama antar pemerintah, atau kerjasama antara negara dengan non-state actors. Nye
menambahkan, sebuah negara bergantung pada tiga sumberdaya utama bagi soft power
mereka yaitu kebudayaan, stabilitas politik, dan kebijakan luar negeri mereka.

2. Transnasionalisme
Interaksi transnasionalisme, menurut Nye dan Keohane adalah perpindahan objek apapun
melewati batas-batas kenegaraan yang dilakukan oleh aktor non-state dengan suatu
negara, atau aktor non-state lainya. Pada masa sekarang ini, interaksi transnasionalisme
dapat dilakukan dengan mudah oleh berbagai elemen masyarakat. Internet dapat dengan
mudahnya memfasilitasi masyarakat modern untuk mengakses berbagai macam informasi
dari berbagai belahan dunia. Aktivitas seperti jual beli, atau bahkan pertemuan bisnis
internasional dapat dilakukan secara mobile dengan adanya internet. Kemudahan-
kemudahan tersebut membuat transnasionalisme memiliki dampak bagi kehidupan
masyarakat modern. Beredarnya animasi dan acara Jepang di televisi lokal, membuat
masyarakat Indonesia cukup familiar dengan Jepang.

3. Globalisasi

Perpindahan informasi tersebut pada akhirnya akan berpengaruh pada ketertarikan


masyarakat Indonesia terhadap Jepang. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
sebanyak 80.000 jiwa warga negara Indonesia terdaftar sebagai pelajar bahasa Jepang di
Jepang. Keadaan tersebut nantinya dapat dimanfaatkan oleh Jepang untuk merekrut para
pelajar tersebut kedalam perusahaan-perusahaan mereka yang berada di Indonesia. Saat ini
terdaftar kurang lebih 1.700 perusahaan Jepang yang berada di Indonesia dengan jumlah
tenaga kerja Indonesia yang mencapai 300.000 orang. Kerjasama antara Indonesia dan
Jepang akan semakin intensif dengan adanya globalisasi, sehingga terjadinya globalisasi
akan mempermudah Jepang dalam memberlakukan pop culture diplomacy dan hal tersebut
dapat membuat hubungan kedua negara menjadi semakin harmonis.

7. Apa jawaban sementara dari pertanyaan penelitian? (HIPOTESIS/ARGUMEN


UTAMA)
Pop Culture sebagai hal yang dapat diterima oleh berbagai elemen masyarakat Indonesia
merupakan sarana paling efektif untuk memperkenalkan kebudayaan Jepang di Indonesia,
sehingga cara ini diimplementasikan kedalam kebijakan luar negeri Jepang.
8. Referensi/Kepustakaan (tidak ada jumlah tertentu, tetapi usahakan agar jenis-jenis
referensi – buku, artikel jurnal, berita/artikel daring, atau yang lainnya – diwakili oleh
jumlah yang seimbang).

Yogyakarta, 2015

Mahasiswa yang mengajukan,

nama lengkap

Anda mungkin juga menyukai