Dibuat sebagai tugas untuk menempuh Ujian Akhir Semester 5 pada mata kuliah
Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif).
Oleh :
DINGGA WULANDARI
C1D1 15 028
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat kepada penyusun,
sehingga proposal ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Proposal penelitian ini berjudul
“Pengaruh Lifestyle Artis Terhadap Sikap Remaja”. Proposal ini dibuat dalam rangka untuk
memenuhi kewajiban dalam penyelesaian tugas akhir semester 5 pada mata kuliah Metode
Penelitian Komunikasi. Proposal ini memberikan definisi serta pembahasan mengenai
“Pengaruh Lifestyle Artis Terhadap Sikap Remaja”.
Dengan segala kerendahan hati, penyusun ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penulisan
makalah ini, baik keluarga maupun teman-teman yang telah memberikan arahan selama
proses pembuatan makalah ini. Dan penyusun pun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari teman-teman maupun dosen pengampu.
Semoga tugas ini dapat bermanfaat di kemudian hari bagi siapapun pembaca yang
menginginkan informasi-informasi di dalamnya. Dan sekaligus bisa menjadi contoh atau
pedoman pada masa yang akan datang.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Teknologi pada zaman sekarang memang sudah berkembang dengan sangat pesat.
Ternyata perkembangan teknologi ini juga mempengaruhi perkembangan media massa.
Di Indonesia, teknologi dan media massa dapat diakses oleh segala kalangan usia, mulai
dari balita bahkan sampai lanjut usia.
Pada dunia remaja, teknologi dan media massa sangatlah berperan penting bagi
pembentukan karakter seorang remaja. Karena remaja merupakan usia peralihan dari usia
anak-anak menuju usia dewasa, dan pada usia ini remaja mengalami perubahan baik
secara fisik maupun psikis. Perubahan ini berlangsung begitu cepat dan sangat
dipengaruhi oleh trend dan mode yang sedang berkembang. Pada usia ini, pilihan-pilihan
konsumsi para remaja biasanya dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas yang ditekuninya,
teman-temannya dan penampilan generasi itu sendiri.
Dalam hal ini, sudah bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa sebagian remaja
berkembang dengan meniru kebiasaan seorang “public figure” yang sering mereka lihat
di layar televisi ataupun akun-akun media sosial. Tentu intensitas remaja menggunakan
media massa dan media sosial berpengaruh pada perubahan sikap remaja. Seperti yang
dibahas oleh Korean Culture and Information Service 2011, bahwa media massa seperti
surat kabar, buku, radio, film, musik, konten televisi, video streaming, game dan internet
dapat mengubah gaya hidup dan cara konsumsi seseorang. Dan saat ini, semua akses
media yang digunakan oleh para remaja sangat bebas mempertontonkan dan
memperlihatkan gaya hidup para artis dari mulai gaya berpakaian, gaya berpacaran dan
perilaku lainnya. Gaya berpakaian bagi manusia merupakan bagian dari gaya hidup yang
paling penting, terutama untuk para public figure. Kaum wanita maupun kaum pria
membutuhkan fashion sebagai nilai penting untuk penampilan. Tetapi fashion yang
digunakan oleh para remaja saat ini dinilai terlalu mengarah ke barat-baratan dan hampir
meninggalkan gaya fashion milik Indonesia. Gaya kebarat-baratan tersebut diketahui oleh
remaja melalui televisi, internet dan media lainnya yang memperlihatkan beberapa artis
yang memadu padankan beberapa pakaian mereka sehingga menjadi sebuah trend fashion
terkini.
1.2 Rumusan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
Penyusun menggunakan beberapa jurnal terkait perubahan gaya hidup remaja akibat
pengaruh gaya hidup para selebriti agar mempermudah penulis dalam memfokuskan
penelitian. Dari penelitian terdahulu, penulis mengadobsi beberapa hal. Pada artikel
penelitian Eristia Lidia Paramitra (2015) yang meneliti tentang Pengaruh Budaya Populer
Korea dan Selebriti Endorser Korea Terhadap Gaya Fashion Remaja Korea Remaja 18-21
Tahun. (studi eksperimen tentang pengaruh gaya rambut Selebriti Korea terhadap gaya
rambut remaja usia 18-21 tahun), penulis mengadobsi definisi Budaya Populer Korea dan
nalar konsep pada hipotesis pertama yaitu pengaruh budaya popular korea terhadap gaya
fashion remaja yang disebutkan bahwa budaya populer telah menciptakan sekelompok
penggemar yang saling bertukar informasi dan mengikuti perkembangan budaya sehingga
dapat menimbulkan perilaku konsumtif untuk memuaskan keinginannya, seperti
mengikuti gaya fashion yang sedang diikuti oleh kelompok penggemar. Bahkan di
beberapa tempat dan komunitas, terdapat orang-orang yang sengaja mewarnai dan
membentuk rambutnya sama persis dengan aktris dan aktor di beberapa episode drama
Korea. Trend fashion Korea sangat terasa di Indonesia, ini terbukti dengan banyaknya
produk fashion berupa baju Korea yang mendominasi model baju anak remaja yang tak
terlepas dari pengaruh drama-drama, boyband, dan girlband dari Korea yang tampil
dengan busana atau fashion yang unik dan terlihat menarik (Yuanita, 2012:129).
Selanjutnya, pada artikel Chau-kiu Cheung and Xiao Doung Yue (2003) yang berjudul
Identity Achievement and Idol Worship among Teenagers in Hong Kong atau Prestasi
Diri / Perilaku dan Menyembah Idola antara Remaja di Hong Kong (studi eksperimen 872
orang remaja penggemar idola yang berumur 12-19 tahun di Hong Kong). Penulis
mengadobsi hasil dari penelitian tersebut yang mengatakan bahwa mengidolakan artis
dengan terlalu menyembah dapat memberikan dampak dalam perubahan sikap yaitu
misalnya remaja yang tiba-tiba berubah jadi bersikap sombong dan arogan atau bahkan
bersikap romantis karena melihat artis yang digemarinya bersikap seperti itu kepadanya.
Ada pula yang berubah perilakunya karena merasa sakit hati lantarann tidak di respon
oleh idolanya ataupun menjadi terlalu berhura-hura karena kedekatannya dengan sang
idola. Namun dibalik itu ada pula dampak positif dari hal ini, sebagian remaja yang
mengisi kuesioner dari hasil penelitian tersebut mengakui bahwa dengan kegiatan mereka
menggemari idolanya dapat menambah wawasan serta menjadi motivasi untuk masa
depan mereka.
Dari segi persamaan antara penelitian penyusun dengan penelitian terdahulu pada
artikel pertama menunjuk pada dampak dari gaya fashion korea terhadap gaya fashion
remaja yang berkaitan untuk menjawab sub-bab pertama yang peneliti tuangkan pada bab
rumusan masalah yaitu bagaimana pengaruh style fashion artis korea dan budaya popular
korea terhadap sikap remaja dalam memilih fashion yang bergaya kebarat-baratan? Dan
persamaan pada artikel kedua yang membahas mengenai dampak dari mengidolakan
selebriti di Hong Kong terhadap perilaku remaja di Hong Kong, menunjuk pada
perubahan sikap dan perilaku remaja yang disebabkan karena terlalu mengidolakan
seorang artis. Penelitian selanjutnya adalah C. Suprapti Dwi Takariani (2013) yang
berjudul Pengaruh Sinetron Remaja di Televisi Swasta Terhadap Sikap Mengenai Gaya
Hidup Hedonis (studi eksperimen tentang intensitas menonton televisi terhadap sikap
remaja pada siswa di SMA 4 Cimahi, Jawa Barat). Pada artikel ini, penulis mengadobsi
definisi teori Media Televisi, Sinema dan Drama di Televisi. Serta mempelajari struktur
penulisan penelitian, susunan kerangka pemikiran, dan hipotesis pertama yaitu Intensitas
menonton tayangan sinteron remaja di televisi swasta berpengaruh terhadap sikap remaja
mengenai gaya hidup hedonis karena intensitas tersebut ditunjukkan dengan frekuensi dan
durasi menonton sinetron remaja di televisi swasta yang menurut penelitian bisa
menghabiskan waktu sekitar 4 jam bahkan lebih. Dan tema sinetron yang menunjukan
gaya hidup remaja yang selalu glamor dan penuh kemewahan itu pun mempengaruhi para
remaja di Cimahi untuk merubah style dan mengikuti trend yang ada disinetron tersebut.
Penelitian selanjutnya adalah John Maltby, David C. Giles , Louise Barber and Lynn E
(2005) yang berjudul Intense-Personal Celebrity Worship and Body Image: Evidence of a
Link among Female Adolescents atau Intensitas Pribadi Penyembah Idola dan Bentuk
Tubuh : Bukti Hubungan antara Remaja Wanita (studi eksperimen pada remaja wanita
dan pria dari usia sekolah sampai universitas yang melakukan program pembentukan
tubuh karna pengaruh mengidolakan selebriti). Pada artikel ini, penulis mengadobsi hasil
penelitian yang menyebutkan bahwa beberapa remaja di inggris membentuk tubuh
mereka agar menjadi mirip seperti artis yang mereka idolakan. Hal itu dipengaruhi karena
terlalu menyembah sang idola.
Dilanjutkan dengan penelitian Wahyu Satria Utama (2013) yang berjudul Pengaruh
Intensitas Menonton Tayangan Drama Seri Korea di Televisi Terhadap Perilaku
Berpakaian Pada Remaja Putri Usia 17-22 Tahun (studi eksperimen remaja putri
{mahasiswi Fisip Undip} yang sangat mengimitasi gaya berpakaian artis Korea yang ada
di dalam drama seri Korea televisi). Pada artikel ini, penulis mengadobsi definisi Gaya
Hidup dan Remaja dan hasil dari penelitian tersebut yang menyebutkan bahwa faktor
intensitas menonton tayangan seri drama korea sangat mempengaruhi ketertarikan remaja
putri mengikuti gaya berpakaian artis Korea.
Dari segi persamaan antara penelitian penyusun dengan penelitian terdahulu pada
ketiga artikel diatas menunjuk pada sub bab rumusan masalah yang ditulis oleh penyusun
pada bagian 1.2.1.b yaitu bagaimana pengaruh intensitas menonton / melihat kehidupan
artis di dalam sinema elektronik dan drama televisi terhadap perilaku remaja? Dengan
demikian semua artikel yang ditulis oleh peneliti terdahulu dapat membantu penyusun
menjawab semua rumusan masalah yang dituangkan oleh penyusun pada makalah ini.
2 Chau-kiu Cheung and Xiao Doung Yue / Identity Achievement and Idol Worship
among Teenagers in Hong Kong / 2003 Adegan di Hong Kong dan Model Kausal. /
Metode analisis ini mneggunakan system kuesioner dari telepon. Berdasarkan survey
yang dilakukan oleh peneliti bahwa dari 872 orang remaja yang berumur 12-19 tahun di
Hong Kong, sekitar 95,5% nya atau 833 orang remaja adalah penggemar para selebriti
atau disebutdengan bintang pop. Dan menyembah idola merubah sikap, perilaku dan segi
pendidikan remaja. Melihat kenyataan dari penelitian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa remaja di Hong Kong berubah sikap, perilaku dan akademiknya karena terlalu
menyembah atau menggemari sang idola, sehingga kehidupan idola tersebut memberi
pengaruh besar terhadap perubahan sikap, perilaku dan akademik para remaja di Hong
Kong. Dapat dikaitkan dengan penelitian saya bahwa memang benar lifestyle artis dapat
memberikan dampak atau pengaruh bagi perubahan sikap remaja.
Efek dari intensitas menonton sinema elektronik di televisi sangat besar, faktanya
beberapa remaja mengikuti style dan trend yang dibawa di dalam sinetron tersebut.
Kehidupan yang ditunjukan oleh pemeran sinetron tersebut berpengaruh besar pada sikap
dan gaya hidup remaja.
4 John Maltby, David C. Giles , Louise Barber and Lynn E. / Intense-personal celebrity
worship and body image: Evidence of a link among female adolescents / 2005 Skala
Sikap Selebriti, Perhatian Untuk Skala Bentuk Tubuh, Perbaikan Bentuk Tubuh . /
Metode analisis yang digunakan untuk menjawab persoalan penelitian adalah teknik
analisis kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi berganda. Penelitian ini
menunjukkan bahwa pada remaja perempuan, memiliki interaksi antara intensitas
menyembah idola dan citra bentuk tubuh antar remaja, dan beberapa bukti tentatif telah
ditemukan yang menunjukkan hal seperti ini akan muncul pada awal masa dewasa, yaitu
usia 17 sampai 20 tahun. Hubungan penelitian ini dengan judul saya adalah jelas bahwa
didalam jurnal tersebut dibenarkan jika lifestyle artis sangat berpengaruh terhadap sikap
remaja. Diambil contoh kasus dari penelitian ini adalah para remaja yang menyembah
idolnya akan melakukan segala macam cara untuk merubah bentuk tubuhnya seperti idola
yang disembahnya.
5 Wahyu Satria Utama / Pengaruh Intensitas Menonton Tayangan Drama Seri Korea di
Televisi Terhadap Perilaku Berpakaian Pada Remaja Putri Usia 17-22 Tahun / 2013
Kajian teori didalam penelitian ini adalah Gaya Hidup, Remaja, Televisi, dan Teori
Modelling. / Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksplanatif. Berdasarkan hasil
penelitian pengaruh antara intensitas menonton tayangan drama seri korea di televisi (X)
terhadap perilaku berpakaian pada remaja putri usia 17-22 tahun (Y). Remaja putri atau
mahasiswi Fisip Undip sangat mengimitasi gaya berpakaian artis Korea dalam drama seri
Korea televisi. Faktor intensitas sangat mempengaruhi ketertarikan remaja putri
mengikuti gaya berpakaian artis Korea. Melihat dari penelitian ini, dapat diambil
kesimpulan bahwa remaja yang berpakaian mengikuti trend budaya korea dikarenakan
oleh minat dan ketertarikan dari dalam diri remaja tersebut. Mengingat bahwa remaja
adalah masa yang mudah menerima masukan dan perubahan, maka kehidupan para
selebriti yang dipertunjukan melalui teknologi yang semakin berkembang ini sangatlah
mempengaruhi sikap remaja masa kini.
Penjelasan dari teori ini bahwa kita akan memahami dan bahkan mengalami
dunia luas melalui media. Apa yang seseorang pelajari mengenai dunia melalui
pengalaman langsung mereka akan dipengaruhi oleh media, dan dibentuk oleh isi
media. Singkatnya , dependensi (media) dimaksud berhubungan dengan kompleksitas
masyarakat dimana seseorang tinggal, dengan menyediakan sejumlah fungsi esensial
informasi yang berguna. Atau semakin penting seorang individu pada media bagi
kebutuhannya, semakin terikat indivud tersebut.
Adapun dampak yang ditimbulkan dari media televisi adalah sebagai berikut:
(Wawan, 1996: 100)
Paket sinetron cukup banyak digemari pemirsa dan berbagai lapisan sosial.
Tampilnya paket sinetron televisi mempunyai unsur yang salah satunya, cerita
sinetron umumnya sesuai dengan realitas kehidupan masyarakat. Sebagai contoh,
penayangan materi siaran sinetron saat ini, secara umum seakan sudah lepas dari
“akar budaya” kita. Tema yang diangkat bahwa berputar-putar pada lingkaran saja
yakni polemic kehidupan keluarga, percintaan, persahabatan, perselingkuhan, warisan
dll. Itulah gambaran yang telah terjadi pada materi sinetron di televisi saat ini.
Waktu utama tayangan televisi pun semakin lebar. Jika beberapa tahun yang lalu
waktu utama siaran televisi sekitar pukul 19.00 s.d 21.00 tetapi sekarang menjadi
18.00 s.d 23.00. Seperti yang dikutip dari ungkapan Marketing and Communication
Execuitve AGB Nielsen, Andini dalam Yagami (2011), indikasi utama adalah acara-
acara yang memiliki rating tinggi berada di waktu utama tersebut. Sebuah stasiun
televisi swasta nasional ada yang memiliki slot waktu tayang sinetron dalam sehari
mencapai 7 jam. Waktu penayangannya pun berada di waktu utama, yakni pukul
18.00 s.d 22.00 malam. Jika didefinisikan waktu utama sebagai waktu potensi paling
besar pemirsa menyaksikan tayangan, maka demikian tinggi penghargaan terhadap
sinetron.
Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakan dan
menggambarkan seberapa besar nilai dan moral orang tersebut dalam masyarakat.
Menurut Plummer gaya hidup didefinisikan sebagai berikut:
“Gaya hidup adalah cara hidup individu yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang
menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam
hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya.”
(Plummer, 1983)
Menurut Chaney (dalam Subandy, 1997), ada beberapa bentuk gaya hidup antara lain:
2.2.10 Remaja
Dilihat dari sudut pandang psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari
masa awal anak-anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10
hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 22 tahun. (Sarwono, 1997).
Monks berpendapat bahwa secara global masa remaja berlangsung antara 12-21
tahun, dengan pembagian 12-15 tahun merupakan masa remaja awal, 15-18 tahun
merupakan masa remaja pertengahan dan usia 18-21 tahun merupakan masa remaja
akhir. (Monks, 2002).
Sedangkan WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia
remaja. Batasan usia tersebut didasarkan pada usia kesuburan atau fertilitas wanita
yang berlaku juga untuk remaja putra, dan kurun usia tersebut dibagi menjadi dua
bagian, yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Perserikatan
Bangsa-Bangsa sendiri menetapkan usia 15-24 tahun sebagai usia pemuda dalam
rangka keputusan mereka untuk menetapkan tahun 1985 sebagai Tahun Pemuda
Internasional. Di Indonesia, batasan remaja yang mendekati batasan PBB adalah
kurun usia 11-24 tahun dan belum menikah. (Anonim, 2011).
Sesuai dengan pembagian usia remaja, menurut Monks dkk. (2002) maka
terdapat karakteristik pada remaja akhir (18-21 tahun): Minat yang makin mantap
terhadap fungsi-fungsi intelek, egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan
orang-orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru, terbentuk identitas seksual
yang tidak akan berubah lagi, egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri
sendiri) diganti dengan keseimbangan antar kepentingan diri sendiri dengan orang lain
dan tumbuh dinding pemisah antara diri sendiri dengan masyarakat umum.
Menurut Hurlock (Hurlock, 1980 : 206-207) Perubahan Perilaku Remaja terwujud
dalam gerakan (sikap) tidak saja badan atau ucapan perilaku dibagi atas dua yaitu :
H1 : Trendi aktual yang ditayangkan televisi seperti model pakaian, model rambut,
dari bintang televisi berpengaruh terhadap perubahan sikap remaja.
BAB III
METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian adalah orang, tempat, atau benda yang diamati dalam rangka
pembumbutan sebagai sasaran (Kamus Bahasa Indonesia, 1989: 862). Adapun subyek
penelitian dalam tulisan ini, adalah siswi SMAN 3 Konawe Selatan kelas XI jurusan
IPS yang berjumlah 5 kelas. Peneliti memilih tempat tersebut karena pelajar SMAN 3
Konawe Selatan merupakan responden yang memenuhi syarat dalam penelitian ini.
Menurut peneliti, pelajar SMA adalah usia remaja yang sangat mudah
terpengaruh dengan hal yang menjadi ketertarikannya dan sering meniru hal yang
menjadi trend setter disekitarnya.
Obyek Penelitian adalah hal yang menjadi sasaran penelitian (Kamus Bahasa
Indonersia; 1989: 622). Menurut (Supranto 2000: 21) Obyek Penelitian adalah
himpunan elemen yang dapat berupa orang, organisasi atau barang yang akan diteliti.
Kemudian dipertegas (Anto Dayan 1986: 21), Obyek Penelitian adalah pokok
persoalan yang hendak diteliti untuk mendapatkan data secara lebih terarah.
Menurut Husen Umar (2005:303) pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek
penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga ditambahkan
dengan hal-hal lain jika dianggap perlu.”
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa objek penelitian adalah
suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk mendapatkan data
tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda.
Dalam penelitian ini, Objek Penelitian yang digunakan adalah perubahan gaya rambut
dan gaya berpakaian siswa-siswi SMKN 3 Tangerang kelas IX jurusan Kecantikan
akibat pengaruh melihat model rambut dan model pakaian para selebriti.
Metode yang digunakan penulis adalah metode survey yaitu suatu pengumpulan
informasi dari sejumlah sampel berupa orang melalui pertanyaan-pertanyaan. Jadi metode
penelitian ini akan menggambarkan perubahan sikap pelajar SMKN 3 Tangerang akibat
lifestyle artis melalui pertanyaan-pertanyaan yang peneliti suguhkan kepada responden.
Pengertian metode survey menurut Zikmund (1997) adalah : “metode penelitian survei
adalah satu bentuk teknik penelitian di mana informasi dikumpulkan dari sejumlah
sampel berupa orang, melalui pertanyaan-pertanyaan”. Sedangkan menurut Gay & Diehl
(1992) adalah : “metode penelitian survei merupakan metode yang digunakan sebagai
kategori umum penelitian yang menggunakan kuesioner dan wawancara”. Dan menurut
Bailey (1982) adalah : “metode penelitian survei merupakan satu metode penelitian yang
teknik pengambilan datanya dilakukan melalui pertanyaan – tertulis atau lisan”.
3.3 Operasional Konsep
Variabel merupakan alat atau sarana untuk menguji kedudukan hipotesis dalam
sebuah penelitian. Suryabrata (1998, h. 20) menyatakan variabel juga berfungsi sebagai
penghubung antara dunia teoritis dengan dunia empiris, yang terbagi dalam variabel
bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi,
yang dalam penelitian ini adalah Dampak peniruan dari menonton televisi (X), sementara
variabel terikat adalah variabel terpengaruh, yakni prilaku dan gaya hidup remaja (Y).
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut, bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin memepelajari semua yang ada
pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari
sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (Sugiyono, 2012: 81).
Sedangkan menurut Riduwan (2008: 56) sampel adalah bagian dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Tidak semua data dan
informasi akan diproses dan tidak semua orang atau benda yang akan diteliti melainkan
cukup dengan menggunakan sampel yang mewakilinya. Dalam hal ini pengambilan
sampel harus representif disamping itu peniliti wajib mengerti tentang besar ukuran
sampel dan karakteristik populasi dalam sampel. Untuk pengambilan jumlah sampel,
dalam penelitian ini peneliti menggunakan rumus Slovin, yaitu sebagai berikut:
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
Berdasarkan rumus Slovin, maka total ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan dan
mengumpulkan data adalah sebagai berikut:
c. Dokumentasi (documentation)
Dokumentasi yaitu mengumpulkan bahan-bahan yang tertulis berupa data-
data yang diperoleh seperti data fisik foto-foto style fashion para pelajar tersebut.
2. Studi Kepustakaan (library research)
Yaitu dengan mendatangi perpustakaan dan mencari buku-buku literatur yang
sesuai dengan masalah yang diangkat, dan informasi yang didapat digunakan untuk
memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengaruh lifestyle artis terhadap sikap
remaja. Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan adalah sumber informasi yang
telah ditemukan oleh para ahli yang kompeten dibidangnya masing-masing sehingga
relevan dengan pembahasan yang sedang diteliti, dalam melakukan studi kepustakaan
ini penulis berusaha mengumpulkan data sebagai berikut :
a. Mempelajari konsep dan teori dari berbagai sumber yang berhubungan dan
mendukung pada masalah yang sedang diteliti.
b. Mempelajari materi kuliah dan bahan tertulis lainnya.
Y = a + bx
Keterangan :
a = (∑y)(∑x)2-(∑x)(∑xy)
n∑x2 – (∑x)2
b = n∑xy - (∑x)(∑y)
n∑x2 – (∑x)2
Dimana :
Sumber: Nunnally:1996
Dimana :
St = Varians total
k = Jumlah item
Sumber: Nunnally:1996
√(N∑X2–(∑X)2) (N∑Y2–(∑Y)2)
Sumber: Nunnally:1996
Keterangan :