Anda di halaman 1dari 4

Media Dan Budaya Populer

Media dan budaya populer adalah dua konsep yang saling terkait dan memiliki dampak yang
signifikan pada masyarakat. Budaya populer seringkali mengkomunikasikan pesan-pesan
yang terkait dengan isu kesetaraan sosial 1. Media merujuk pada saluran komunikasi yang
digunakan untuk menyebarkan informasi, sedangkan budaya populer merujuk pada produk
budaya yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Media memegang peran yang sangat
signifikan dalam proses penyebaran budaya global, di mana budaya dari berbagai belahan
dunia dapat berpindah tangan melalui media dari satu generasi ke generasi berikutnya.2
Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi
kepada penerima informasi3. Studi mengenai media dan budaya populer melibatkan analisis
pesan yang disampaikan melalui berbagai saluran media dan bagaimana pesan tersebut
membentuk keyakinan, sikap, dan perilaku individu dan kelompok.

Dalam situasi tertentu, kita dapat menggunakan budaya populer yang hadir dalam kehidupan
masyarakat lokal untuk mencerminkan atau mengilustrasikan gaya hidup dan realitas yang
sedang dialami oleh mereka. Ketika budaya populer dari luar daerah bersatu dengan budaya
populer lokal, keduanya menyatu dalam medium yang menjadi konsumsi sehari-hari
masyarakat.4

Cara Mengkaji Media dan Budaya Populer:

1. Analisis Konten: Cara pertama dalam mengkaji media dan budaya populer adalah
dengan melakukan analisis konten. Ini melibatkan pemahaman dan penilaian terhadap
pesan yang disampaikan oleh media. Misalnya, seorang mahasiswa komunikasi dapat
menganalisis iklan televisi untuk mengidentifikasi pesan-pesan budaya populer yang
disampaikan.

1
Sean McCandless & Nicole M. Elias (2021) Introduction to the Special Issue: Popular Culture, Social Equity,
and Public Administration, Public Integrity, 23:3, 217-219, DOI: 10.1080/10999922.2020.1837506
2
Zahra, F., Mustaqimmah, N., & Hendra, M. D. (2020). Kekuatan Media Digital Pada Pembentukan Budaya
Populer (Studi Pada Komunitas Moarmy Pekanbaru). Komunikasiana: Journal of Communication Studies, 2(2),
109-122.
3
Gustam, R. R. (2015). Karakteristik Media Sosial dalam Membentuk Budaya Populer Korean Pop di Kalangan
Komunitas Samarinda dan Balikpapan. EJournal Ilmu Komunikasi, 3(2), hal 229.
4
Ida, R. (2019). Budaya Populer Indonesia: Diskursus Global/Lokal dalam Budaya Populer Indonesia (pp. 4–5).
Airlangga University Press.
2. Analisis Semiotik: Analisis semiotik melibatkan pemahaman simbol, tanda, dan
makna yang terkandung dalam media.5 Seorang mahasiswa dapat mengkaji
bagaimana simbol-simbol tertentu digunakan dalam film atau iklan untuk
mengkomunikasikan nilai-nilai dan makna budaya tertentu.

3. Analisis Survei dan Penelitian: Melakukan survei dan penelitian dapat membantu
mahasiswa untuk memahami bagaimana media memengaruhi pandangan dan perilaku
masyarakat terhadap budaya populer. Contohnya, penelitian dapat dilakukan untuk
mengukur sejauh mana media sosial memengaruhi persepsi tentang tren fashion.

Cara Sosiologi Komunikasi Massa Mengkaji Media dan Budaya Populer

Sosiologi komunikasi massa adalah cabang sosiologi yang mempelajari hubungan antara
media massa dan masyarakat. Dalam kajian sosiologi komunikasi massa, terdapat beberapa
cara untuk mengkaji media dan budaya populer, antara lain:

Analisis Isi

Analisis isi adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengkaji konten media massa.
Metode ini melibatkan pengumpulan data dari konten media massa, seperti artikel surat
kabar, siaran televisi, atau posting media sosial, dan kemudian menganalisis data tersebut
untuk mengidentifikasi pola atau tema tertentu. Analisis isi dapat digunakan untuk mengkaji
bagaimana media massa mempengaruhi persepsi masyarakat tentang isu-isu sosial, seperti
politik, ras, dan gender.

Survei

Survei adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dari responden
melalui kuesioner atau wawancara. Metode ini dapat digunakan untuk mengkaji bagaimana
masyarakat mengonsumsi media massa dan bagaimana media massa mempengaruhi nilai,
keyakinan, dan perilaku masyarakat. Survei juga dapat digunakan untuk mengkaji bagaimana
masyarakat merespons produk budaya populer tertentu.

Studi Kasus

5
PAJRI, R. R. (2019). ANALISIS SEMIOTIK FENOMENA BUDAYA POPULER PADA KEGIATAN BERDAKWAH DI
MEDIA SOSIAL INSTAGRAM.
Studi kasus adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengkaji fenomena tertentu
secara mendalam. Metode ini melibatkan pengumpulan data dari beberapa sumber, seperti
wawancara, dokumen, dan observasi, untuk memahami fenomena tersebut secara holistik.
Studi kasus dapat digunakan untuk mengkaji bagaimana media massa mempengaruhi budaya
populer dan bagaimana budaya populer mempengaruhi media massa.

Eksperimen

Eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan
mengontrol variabel tertentu. Metode ini dapat digunakan untuk mengkaji efek sosial dari
media massa pada masyarakat. Dalam eksperimen, kelompok responden dibagi menjadi
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dan kemudian diberikan perlakuan yang
berbeda. Metode ini dapat digunakan untuk mengkaji bagaimana media massa mempengaruhi
persepsi masyarakat tentang isu-isu sosial.

Studi Kasus TikTok sebagai Gelombang Pop Culture Global

TikTok adalah platform media sosial yang semakin populer di seluruh dunia. Sebuah artikel
dalam jurnal internasional Padjadjaran Journal of International Relations (PADJIR) mengkaji
TikTok sebagai gelombang pop culture global, dengan studi kasus pada negara Amerika
Serikat, Jepang, India, dan Indonesia. Artikel tersebut menunjukkan bahwa TikTok telah
menjadi platform yang sangat populer di seluruh dunia, dan telah mempengaruhi budaya
populer di negara-negara tersebut.6

Studi Kasus: Media Sosial dan Budaya Selfie

Sebagai studi kasus, mari kita perhatikan hubungan antara media sosial dan budaya selfie.
Media sosial telah menjadi platform yang kuat dalam membentuk budaya populer saat ini.
Orang-orang dari berbagai latar belakang dan usia menggunakan media sosial untuk berbagi
foto diri mereka sendiri, yang lebih dikenal sebagai "selfie."

Analisis konten dapat mengungkap bagaimana media sosial, seperti Instagram dan Snapchat,
mempromosikan budaya selfie. Berbagai fitur seperti filter wajah dan opsi pengeditan foto
telah menjadi norma, memengaruhi persepsi tentang kecantikan dan citra diri. Ini juga
menciptakan ekspektasi yang tinggi terkait penampilan fisik.

6
Kusumawardhani, E., & Sari, D. S. (2021). Gelombang pop culture tik-tok: studi kasus amerika serikat, jepang,
india dan indonesia. Padjadjaran Journal of International Relations, 3(1), 19-31.
Analisis semiotik dapat mengeksplorasi simbol-simbol dalam selfie, seperti pose tertentu atau
penempatan produk tertentu dalam gambar. Misalnya, pose tangan "peace sign" atau tangan
di atas kepala telah menjadi simbol yang mengidentifikasi selfie.

Penelitian survei dapat digunakan untuk mengukur dampak budaya selfie pada kesehatan
mental dan persepsi diri individu. Hasil penelitian dapat mengungkap bagaimana media sosial
telah memengaruhi tingkat kebahagiaan dan kepuasan diri.

Dengan cara ini, mahasiswa komunikasi dapat memahami dan mengkaji bagaimana media
sosial telah berperan dalam membentuk budaya selfie yang populer saat ini, dan dampaknya
terhadap masyarakat. Studi kasus ini menggambarkan betapa pentingnya pemahaman tentang
hubungan antara media dan budaya populer dalam dunia komunikasi modern.

Anda mungkin juga menyukai