Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 12

HUKUM JINAYAH

Alya Najma Soraya D -11210510000003


Sindy Afriyany - 11210510000178
Wildan Syukrillah - 11210510000180
A. Pengertian jinayah dan fiqh jinayah

Jinayah menurut bahasa adalah nama bagi hasil perbuatan seseorang yang buruk dan apa yang
diusahakan. Sedangkan menurut istilah jinayah yang dikemukakan oleh Abdul Qadir Audah adalah suatu
istilah untuk perbuatan yang dilarang oleh syara’, baik perbuatan tersebut mengenai jiwa, harta dan
lainnya. Kata jinayah berasal dari kata janayajni yang berarti akhaza (mengambil) atau sering pula
diartikan kejahatan, pidana atau kriminal. Jinayah dalam pengertian ini sama artinya dengan kata jarimah
yang sering digunakan oleh para fukaha (ahli fikih) di dalam kitab-kitab fikih.

Fikih Jinayah terdiri dari dua kata, yaitu fikih dan jinayah. Pengertian fikih secara bahasa berasal dari
“lafal faqiha, yafqahu fiqhan”, yang berarti mengerti, paham. Pengertian fikih secara istilah yang
dikemukakan oleh Abdul wahab Khallaf adalah himpunan hukum-hukum syara’ yang bersifat praktis
yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci. Adapun jinayah menurut bahasa adalah nama bagi hasil
perbuatan seseorang yang buruk dan apa yang diusahakan. Sedangkan menurut istilah jinayah yang
dikemukakan oleh Abdul Qadir Audah adalah suatu istilah untuk perbuatan yang dilarang oleh syara’,
baik perbuatan tersebut mengenai jiwa, harta dan lainnya.
B. DASAR HUKUM JINAYAH
Hukum Jinayat adalah hukum yang mengatur tentang Jarimah dan ‘Uqubat. Jarimah
diartikan sebagai perbuatan yang dilarang Syariat Islam yang dalam Qanun Aceh
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat diancam dengan ‘Uqubat Hududdan
dan/atau Ta’zir. ‘Uqubatadalah hukuman yang dapat dijatuhkan oleh hakim terhadap
pelaku jarimah.

Sedangkan Ta’zir adalah jenis ‘uqubat yang telah ditentukan dalam qanun yang
bentuknya bersifat pilihan dan besarannya dalam batas tertinggi dan/atau terendah.
Di dalam penjelasan Qanun Hukum Jinayat menyatakan untuk menetapkan sebuah
perbuatan dapat ditetapkan sebagai jarimah (perbuatan pidana) maka Qanun
cenderung mengikuti ketentuan yang ada dalam fiqih itu sendiri. Dalam fiqihada dua
cara untuk menetapkan bahwa suatu perbuatan adalah jarimah
C. KEJAHATAN DALAM HUKUM JINAYAH

A. BERAT RINGANNYA HUKUMAN B. BERDASARKAN NIAT PELAKU

C. BERDASARKAN WAKTU TERUNGKAP

D. BERDASARKAN CARA MELAKUKANNYA E.BERDASARKAN KKARAKTER KHUSUNYA


D. unsur -usur fiqih jinayah
1. Adanya nas, yang melarang perbuatan-perbuatan tertentu yang disertai
ancaman hukuman atas perbuatan-perbuatan diatas. Unsur ini dikenal dengan
“unsur formal” (al-Rukn al-Syar’i).

2. Adanya unsur perbuatan yang membentuk jinayah, baik berupa melakukan


perbuatan yang dilarang atau meninggalkan perbuatan yang diharuskan.
Unsur ini dikenal dengan istilah “unsur materil” (al-Rukn al-Madi).

3. Pelaku kejahatan adalah orang yang dapat menerima khitbah atau dapat
memahami taklif, artinya pelaku kejahatan tadi adalah mukallaf, sehingga
mereka dapat di tuntut atas kejahatan yang mereka lakukan. Unsur ini di
kenal dengan istilah “unsur moral” (al-Rukn al-Adabi).
E. ASAS- ASAS FIQIH JINAYAH

ASAS LEGALITAS ASAS TIDAK BERLAKU ASAS PRADUGA TAK


SURAT DALAM PIDANA BERSALAH
ISALM
ASAS KESA;AHAN ASAS KESAMAAN DI
HADAPAN HUKUM

Anda mungkin juga menyukai