Tugas Ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian
Disusun oleh:
20090000139
FAKULTAS PSIKOLOGI
2022
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
kebudayaan pop culture yang berasal dari Republik Korea Selatan yang pertama
Wave dapat mudah ditemukan dalam bentuk film (K-film), musik (K-Pop),
(Kompasiania.com, 2022).
Di Indonesia, Korean Wave mulai muncul sekitar tahun 2000 diawali oleh
beberapa stasiun televisi yang menyiarkan film dan drama Korea. Lebih dari 50
kemunculan itu, istilah Korean Wave mulai menyebar dan pada tahun 2011
budaya K-Pop mulai masuk Indonesia (vocasia.id, 2022). K-Pop atau Korean
Pop merupakan jenis musik populer yang bergenre pop asli dari Korea Selatan.
yaitu solo dan kelompok bermusik yang biasa disebut boy band atau girl band.
yang bertalenta tidak hanya terbatas pada bidang musik, tetapi juga beberapa
1
Merajalelanya budaya Korea di Indonesia memberikan dampak yang
generasi muda yang sangat tergila-gila dengan musisi K-Pop. Sudah bukan
masyarakat, penggemar K-Pop atau yang biasa disebut dengan K-Popers telah
dianggap sebagai komunitas yang tidak mencintai produk buatan Indonesia. Hal
ini didasarkan pada sebagian besar K-Popers yang rela menghabiskan uang
uang rata-rata sebesar 1,422 USD atau sekitar 20 juta rupiah, yang dikeluarkan
(witheboardjournal.com, 2020).
K-Pop kepada idolanya yang begitu besar, terkadang hal tersebut dapat berubah
apa saja demi memuaskan sang idola, bahkan sampai mempengaruhi dirinya
2
perilaku obsesif dan adiktif oleh penggemar untuk selalu terlibat dalam setiap
Day, & McCutcheon, 2004). Sindrom ini merupakan salah satu bentuk dari
kekaguman dan rasa hormat yang abnormal (tidak biasa) terhadap idola. Sejalan
dengan Maltby dkk, celebrity worship juga didefinisikan sebagai suatu kondisi di
mana individu menjadi terobsesi kepada seseorang atau beberapa selebriti serta
menjadi tertarik dengan kehidupan pribadi selebriti tersebut oleh Lynn, Lange
memiliki motivasi yang mendasari pencarian aktif terhadap selebriti atau idola
yang disukai. (2) Intense personal feeling, yang menjadi tingkat kedua dalam
intensif dan komplusif terhadap segala hal yang berhubungan dengan selebriti
yang memiliki sikap seperti kesediaan melakukan apapun demi selebriti atau
idola yang disukai meskipun perilaku tersebut melanggar hukum (Malty, Giles,
92,1% yang terbagi ke dalam 40,7% penggemar berasal dari kalangan berumur
3
20-25 tahun, 38,1% berusia 15-20 tahun, 11,9% berusia lebih dari 25 tahun, dan
persentase paling sedikit berasal dari usia 10-15 tahun yakni sebanyak 9,3%
rentang usia 10 hingga 13 tahun dan berakhir pada usia sekitar 18 hingga 22
tahun. Hal ini juga didukung oleh penjelasan Hurlock bahwa masa remaja terjadi
dalam tiga tahap, yakni remaja awal (early adolescence) usia 11-13 tahun,
remaja madya (middle adolescence) usia 14-16 tahun, dan remaja akhir (late
(dalam Santrock, 2007) memandang masa remaja sebagai masa yang penuh
badai dan stres. Lebih lanjut, Hurlock (1980) menjelaskan kondisi fluktuasi emosi
penyesuaian dirinya pada pola perilaku baru dan harapan sosial yang baru.
idola menjadi sosok yang dapat dijadikan role model, sehingga dalam usia ini
perilaku celebrity worship merupakan salah satu perilaku yang khas (Benu,
obsesif yang tidak wajar, perilaku celebrity worship memiliki dampak positif dan
worship salah satunya adalah dengan menjadikan idola sebagai inspirasi dalam
4
meraih keinginan ataupun meraih mimpi dan mengembangkan kreatifitas (Maltby
dkk, 2006). Sementara itu dampak negatif yang muncul dapat berupa terciptanya
menghabiskan banyak waktu dan materi (Nasution, 2018), rendahnya harga diri
remaja (Frederika, 2015), serta menyebabkan kinerja kerja dan belajar rendah
(Sheridan, 2007).
yakni (1) usia, di mana usia remaja merupakan usia mencapai puncak dalam
sosial yang buruk mengganggap celebrity worship sebagai kompensi atas tidak
terjadinya hubungan sosial yang nyata, dan (3) jenis kelamin, yang menentukan
oleh penelitian yang dilakukan oleh Khristina (2021), di mana celebrity worship
Indonesia, dan penelitian lain yang dilakukan oleh Nugraha (2016) menunjukkan
orang-orang akan lebih sering merasa kesepian. Hal tersebut disebabkan karena
5
orang yang kesepian cenderung kekurangan dalam keterampilan komunikasi
“biasa” (Ashe & McCutcheon, 2001). Hal ini didukung oleh pernyataan Santrock
(2002) bahwa remaja yang gagal untuk membentuk persahabatan yang akrab
kesepian diikuti dengan rasa harga diri yang menurun. Remaja yang kesepian
mempunyai sedikit teman karena merasa ditolak sehingga memilih untuk tidak
penelitian yang dilakukan oleh Parlee (dalam Sears, 1994) yang menunjukkan
dihadapi oleh remaja (Dacey, 1997; Helms & Turner, 1995; Santrock, 2001;
Taylor, Peplau & Sears, 2001), Kesepian ialah suatu kondisi ketidakseimbangan
akibat kurangnya ikatan dengan orang lain (Baron & Byrne, 2004; Taylor dkk,
6
sekitar akan merasa dirinya kurang puas, kurang bahagia, lebih pesimis, dan
Kesepian oleh Weiss (dalam Gultom, 2015) dibagi menjadi dua macam,
yakni (1) kesepian emosional, yaitu kesepian yang terjadi karena tidak adanya
hubungan yang intim dengan orang lain, dan (2) kesepian sosial, ketika
macam kesepian tersebut memiliki relasi dengan orang lain, yang berarti
dengan orang lain (Garvin, 2017). Sejalan dengan definsi tersebut, Peplau &
Perlman (1982) membagi penyebab kesepian ke dalam dua kelompok, yaitu (1)
bawah tingkat optimal, dapat terjadi saat seseorang pinda ke suatu lingkungan
baru dan berpisah secara fisik dengan orang-orang. (2) Predisposing and
maintaining factor, didasari oleh adanya keberagaman dari faktor personal dan
situasional individu, yang biasanya terjadi pada individu pemalu, introvert, dan
tidak punya cukup keinginan untuk mengambil resiko dalam berhubungan sosial.
Pop.
7
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh loneliness
1. Manfaat Teoritis
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
celebrity worship.
8
c. Bagi penelitian selanjutnya
ke depannya.
Dewasa Awal” kepada subjek berjumlah 652 orang, dan dianalisis menggunakan
yang dilakukan penyebaran kuesioner secara online kepada 1203 orang subjek
data regresi linier sederhana. Pada penelitian ini digunakan subjek sebanyak 96
9
celebrity worship serta terdapat hubungan positif antara kedua variabel, artinya
semakin tinggi loneliness maka semakin tinggi perilaku celebrity worship begitu
mahasiswa atau dewasa awal, tetapi pada penelitian ini, peneliti menetapkan
Indonesia atau pada universitas tertentu. Sedangkan dalam penelitian ini peneliti
ingin lebih memfokuskan penelitian pada sebaran tempat Pulau Jawa. Oleh
karena itu, penelitian ini menjadi penting karena dapat memberikan gambaran
fenomena perilaku celebrity worship pada rentang usia remaja akhir. Hal ini
10
dapat berperan penting bagi remaja untuk mengenal arah hidup dan menentukan
tujuan hidupnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
19%20Ast%20h.pdf
doi: http://dx.doi.org/10.24014/pib.v1i3.9858
Benu, J. M. Y., Takalapeta, T., & Nabit, Y. (2019). Perilaku celebrity worship
13.
CNBC Indonesia. (2022). Jangan Jadi Fans yang Obsesif, Kamu Bisa Kena
https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20220407104253-33-
329594/jangan-jadi-fans-yang-obsesif-kamu-bisa-kena-sindrom-ini
CNN Indonesia. (2020). Aksi Gila Penguntit Idol, Mengaku Pacar hingga Surat
https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20200205170507-234-471956/aksi-
gila-penguntit-idol-mengaku-pacar-hingga-surat-darah
12
Dewi, D. P. K. S. & Indrawati, K. R. (2019). Gambaran celebrity worship pada
penggemar k-pop usia dewasa awal di Bali. Jurnal Psikologi Udayana, 6(2),
https://doi.org/10.22219/cognicia.v9i1.15059
https://yoursay.suara.com/entertainment/2022/01/28/131318/negara-
dengan-fans-k-pop-terbanyak-di-2021-indonesia-peringkat-berapa
dari http://repository.unissula.ac.id/15852/2/Abstrak.pdf
anak-remaja-kita-di-rumah-13
17776-BABI.Image.Marked.pdf
https://www.kompasiana.com/putrinaomi7113/62747ce0ef62f650132b5e62/
fenomena-korean-wave-demam-yang-semakin-tinggi?page=all#section1
13
Kompasiana.com. (2022). Fenomena Korean Wave, Hegemoni Budaya K-Pop di
https://www.kompasiana.com/tryvenyaregyanashintya5167/61d43f144b660
d60ef709e22/fenomena-korean-wave-hegemoni-budaya-k-pop-di-
indonesia
Malang.
k-pop/
menemukan-penggemar-k-pop-mengeluarkan-uang-hingga-20-juta-rupiah-
untuk-idolanya/
worship-syndrome-saat-kekaguman-pada-idola-berubah-jadi-obsesi
14
Nugraha, K. (2016). Hubungan celebrity worship terhadap penggemar JKT48
http://repository.widyamandala.ac.id/64/
http://repository.upi.edu/62181/1/S_PPB_1607901_Title.pdf
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15557/6.BAB%20II.
pdf?sequence=6&isAllowed=y
itu-korean-wave/
https://kumparan.com/pratamawidyasmara10112000/fanatisme-fans-k-pop-
dalam-fenomena-hallyu-gelombang-korean-1ury3wZpIFK/1
15