1
ISSN 2086-1966
Abstrak: Musik K-Pop semakin mendunia dan diminati, termasuk di Indonesia. Budaya pengidolaan
terhadap idol K-Pop tidak hanya dilakukan oleh remaja, melainkan masih dilakukan oleh kaum
dewasa muda. Penggemar memusatkan kegiatan pengidolaan pada bias, yaitu idol K-Pop yang paling
digemari. Seiring perkembangan teknologi, penggemar melakukan kegiatan pengidolaan melalui
media sosial. Kegiatan penggemar di media sosial menunjukkan bentuk celebrity worship, yaitu
obsesi terhadap satu atau lebih sosok selebriti. Celebrity worship ditemukan berkaitan dengan tipe
kepribadian tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jauh mengenai hubungan
antara big five personality trait dengan celebrity worship pada dewasa muda penggemar K-Pop di
media sosial. Sampel penelitian ini adalah 328 individu dewasa muda berusia 18-40 tahun di
JABODETABEK. Celebrity worship diukur menggunakan Celebrity Attitude Scale (CAS) dan big five
personality trait diukur menggunakan IPIP-NEO. Hasil uji dengan teknik pearson correlation
menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara neuroticism dan agreeableness dengan
celebrity worship. Penelitian selanjutnya dapat meneliti lebih dalam mengenai tipe-tipe personality
yang sudah terbukti berkaitan dengan celebrity worship, misalnya neuroticism.
Kata Kunci: Celebrity Worship, Bias, Big Five Personality Trait, Dewasa Muda, Penggemar K-Pop.
hari untuk melihat aktivitas bias, sedangkan 28 seseorang yang patologis akibat pemujaan
persen lainnya dapat menghabiskan waktu yang berlebihan (Maltby, Day, McCutcheon,
melebihi 6 jam per hari (Kumparan.com, Houran, & Ashe, 2006).
2017b). Menurut Raviv, Bar-Tal, Raviv, dan
Kegiatan yang dilakukan penggemar Ben-Horin (1996), celebrity worship biasanya
antara lain menyaksikan penampilan bias ditemukan pada anak-anak dan akan mencapai
melalui fitur streaming, melakukan transaksi puncaknya pada usia remaja akhir, namun
jual-beli tiket konser dan barang-barang yang ditemukan bahwa celebrity worship masih
berkaitan dengan bias, bergabung dengan fans dilakukan secara intens oleh kaum dewasa
kingdom atau fandom, menggalang dana untuk muda. Penelitian oleh McCutcheon dan
sumbangan sosial dan memberikan hadiah Maltby (2002) menemukan sebagian besar
pada bias, membuat dan berbagi fanfiction, dewasa muda menunjukkan kecenderungan
yaitu karya tulis mengenai bias, dan celebrity worship. Meilisa dan Yanuvianti
melakukan roleplay, yaitu memainkan peran (2016) menemukan aspek entertainment-social
sebagai bias di media sosial. Perilaku lainnya dan intense-personal pada dewasa muda.
yang muncul ialah melakukan fan war, yaitu Sebuah survei pada penggemar K-Pop di
menyerang penggemar atau bias dengan Jakarta menunjukkan 57 persen penggemar
tulisan yang kasar atau menyinggung di media merupakan remaja, namun sebesar 42 persen
sosial, dan mengirim sejumlah pesan ancaman lainnya berusia 21-30 tahun dan satu persen
kematian yang ditujukan kepada bias di lainnya berusia di atas 30 tahun
berbagai situs online. (Kumparan.com, 2017b).
Beberapa perilaku penggemar K-Pop Beberapa penelitian sebelumnya
yang telah disebutkan menunjukkan adanya menemukan bahwa celebrity worship di usia
obsesi penggemar pada sosok bias, dan dewasa muda berkaitan dengan atribut
menggambarkan bentuk pemujaan terhadap kepribadian (personality) tertentu. Personality
sosok selebriti. Maltby, Day, McCutcheon, merupakan pola dari sikap (trait) yang relatif
Houran, dan Ashe (2006) menjelaskan permanen dan karakteristik unik yang
perilaku obsesi seseorang kepada satu atau konsisten pada tingkah laku individu (Feist &
lebih selebriti disebut dengan celebrity Feist, 2006). Maltby, Houran, dan
worship. Terdapat tiga aspek celebrity worship McCutcheon (2003) menemukan adanya
yaitu entertainment-social, intense-personal, kaitan antara tiga tipe personality Eysenck
dan borderline-pathological. Entertainment- dengan aspek celebrity worship, yaitu
social mengacu pada ketertarikan seseorang extraversion dengan entertainment-social,
karena persepsinya terhadap kemampuan neuroticism dengan intense-personal, dan
selebriti dalam menghibur, sedangkan intense- psychoticism dengan borderline-pathological.
personal merupakan perasaan intensif dan Penelitian tersebut mendukung pernyataan
kompulsif seseorang terhadap selebriti. Lebih lainnya yang menyatakan bahwa intense-
lanjut, borderline-pathological berkaitan personal berkaitan dengan kecemasan dan
dengan kecenderungan sikap dan perilaku borderline-pathological bekaitan dengan
Mind Set EFATHANIA DAN AISYAH 3
gejala depresif (Maltby, McCutcheon, Ashe, & personality dan celebrity worship, maka
Houran, 2001). Penelitian lebih lanjut penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah
mengenai personality dan celebrity worship terdapat hubungan antara big five personality
berkembang menggunakan big five personality trait dengan celebrity worship pada
trait. penggemar K-Pop. Penelitian ini menduga
McCrae dan Costa (dalam Feist & adanya hubungan antara masing-masing tipe
Feist, 2006) memperoleh konsep lima struktur dari big five personality trait dengan celebrity
personality yang menunjukkan perbedaan worship pada dewasa muda penggemar K-Pop
individual yaitu neuroticism, extraversion, di media sosial, yaitu neuroticism dengan
openness to experiences, agreeableness, dan celebrity worship, extraversion dengan
conscientiousness. Individu yang dominan celebrity worship, openness to experiences
pada tipe neuroticism memiliki kecenderungan dengan celebrity worship, agreeableness
cemas, tempramental, dan emosional. Individu dengan celebrity worship, dan
dengan extraversion yang dominan cenderung conscientiousness dengan celebrity worship.
periang, senang bersahabat, dan suka berbicara.
Individu yang dominan pada tipe openness to METODE
experiences cenderung imajinatif, kreatif, dan
Populasi penelitian. Populasi pada penelitian
memiliki rasa ingin tahu yang besar.
ini adalah dewasa muda penggemar K-Pop
Kemudian, individu dengan tipe agreeableness
berusia 18 hingga 40 tahun di Jabodetabek.
yang dominan merupakan sosok yang murah
Sampel pada penelitian ini adalah dewasa
hati, lembut, dan toleransi. Sedangkan,
muda penggemar K-Pop berusia 18 hingga 40
individu dengan conscientiousness yang
tahun di JABODETABEK sejumlah 328 orang
dominan cenderung ambisius, tekun, dan
responden.
berhati-hati dalam bertindak. Penelitian oleh
Maltby, McCutcheon, dan Lowinger (2011) Teknik Pengambilan Sampel. Teknik
menemukan hubungan antara extraversion pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
dengan aspek entertainment-social dan juga snowball sampling, dilakukan melalui media
neurotisicm dengan intense-personal. sosial seperti instagram, twitter, line dan
Penelitian sebelumnya terkait whatsapp, yaitu dengan menjaring beberapa
personality dan celebrity worship telah banyak penggemar yang merupakan bagian dari
dilakukan di Inggris dan Amerika Serikat, fandom K-Pop menggunakan fitur chat dan
namun belum banyak diteliti di Indonesia, direct message, kemudian akan meminta
terutama pada konteks penggemar K-Pop. penggemar tersebut berpartisipasi dalam
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, penelitian dan setelahnya memilih penggemar
celebrity worship pada penggemar K-Pop lain dengan memiliki kriteria serupa.
mungkin berkaitan dengan ciri personality
Karakteristik Sampel. Penelitian ini
yang berbeda dengan hasil penelitian
melibatkan responden yang merupakan
lainnya.Berdasarkan berbagai dugaan yang ada
penggemar K-Pop, berusia 18-40 tahun, dan
beserta penelitian sebelumnya mengenai
4 Mind Set Vol. 10, No. 1
paling banyak berada pada tipe neuroticism, hubungan yang positif antara neuroticism
yaitu sebanyak 105 orang. Kemudian, masing- dengan celebrity worship dengan kategori
masing dimensi big five personality berada lemah. Secara statistik hubungan tersebut
p>0.05. Selanjutnya, hasil uji menunjukkan Kemudian, terdapat hubungan yang signifikan
terdapat hubungan yang positif antara antara agreeableness dengan aspek intense-
agreeableness dengan celebrity worship personal (r = +0.195, p<0.01), dan antara
dengan kategori sangat lemah. Secara statistik conscientiousness dengan entertainment-social
hubungan tersebut signifikan, hasil uji korelasi (r = +0.119, p<0.05). Berdasarkan hasil uji
Pearson menunjukkan nilai r = +0.147, korelasi, dilakukan uji F untuk melihat lebih
p<0.01. Kemudian, terdapat hubungan yang lanjut apakah extraversion mempengaruhi
positif antara conscientiousness dengan celebrity worship aspek borderline-
celebrity worship dengan kategori sangat pathological. Hasil yang diperoleh yaitu
lemah. Secara statistik hubungan tersebut tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
signifikan, hasil uji korelasi pearson keduanya (F=4.620, p<0.05).
menunjukkan nilai r = +0.095, p>0.05.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya McCutcheon, Ashe, & Houran, 2001). Kaitan
hubungan yang signifikan antara neuroticism antara aspek ini dengan ciri neuroticism dapat
dengan celebrity worship. Temuan ini sesuai dilihat melalui budaya penggemar K-Pop yang
dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang menuntut bias-nya untuk tidak berpacaran
membahas personality dan celebrity worship (Inikpop.com, 2017), dimana hal ini dapat
(Maltby, Houran, & McCutcheon, 2003; menjadi bentuk nyata adanya perasaan yang
Maltby, McCutcheon, & Lowinger, 2011). intens kepada sosok bias dan menunjukkan
Penelitian sebelumnya menyatakan kecemasan dan kekhawatiran penggemar
bahwa neuroticism hanya berhubungan dengan terhadap sosok bias.
aspek intense-personal, namun pada penelitian Lebih lanjut, aspek borderline-
ini diperoleh hasil temuan yang berbeda, yaitu pathological merupakan kecenderungan sikap
neuroticism berhubungan secara signifikan dan perilaku yang berlebihan kepada sosok
dengan ketiga aspek celebrity worship, yaitu selebriti (Maltby, McCutcheon, Ashe, &
entertainment-social, intense-personal, dan Houran, 2001), sehingga kaitan antara aspek
borderline-pathological. Neuroticism dalam ini dengan neuroticism dapat dilihat melalui
penelitian ini berada pada kategori tinggi, hal beberapa bentuk perilaku obsesi yang
ini menunjukkan kecenderungan neurotik ditemukan pada penggemar K-Pop seperti
seperti cemas, gelisah, khawatir, hingga melakukan fan war dan mengirim pesan
depresi dapat berkaitan dengan berbagai ancaman (Wardoyo, 2017). Perilaku yang
bentuk celebrity worship pada penggemar K- ditemukan pada penggemar turut
Pop. menggambarkan ciri neuroticism seperti
Telah dibahas sebelumnya bahwa kurangnya kemampuan untuk berpikir jernih,
aspek entertainment-social mencangkup cenderung ceroboh, dan emosional.
kegiatan pribadi seperti mendengarkan lagu, Hasil lainnya yang ditemukan ialah
menonton, dan mencari informasi terkait terdapat hubungan yang signifikan antara
selebriti (Maltby, McCutcheon, Ashe, & agreeableness dengan celebrity worship,
Houran, 2001), sehingga kaitan antara aspek khususnya pada aspek intense-personal,
ini dengan ciri neuroticism dapat dilihat dimana hal ini merupakan penemuan baru
melalui kegiatan celebrity worship penggemar yang berbeda dengan penelitian sebelumnya.
K-Pop seperti selalu mencari informasi dan Agreeableness dalam penelitian ini berada
mengikuti aktivitas bias setiap harinya pada kategori tinggi, hal ini menunjukkan
(Kumparan.com, 2017b). Perilaku yang kecenderungan murah hati, mudah percaya,
muncul pada penggemar turut menunjukkan toleransi, dan berpikiran lembut dapat
ciri neuroticism seperti bersikap impulsif dan berkaitan dengan bentuk celebrity worship
memusatkan diri pada suatu hal tanpa pada aspek intense-personal. Telah dibahas
memahami konsekuensi yang akan diperoleh sebelumnya bahwa ciri individu agreeableness
(McCrae & Costa, 1992). Selanjutnya, aspek diantaranya memiliki kepercayaan yang tinggi,
intense-personal digambarkan sebagai perasan murah hati, toleransi, dan mudah bersimpati
intensif kepada sosok selebriti (Maltby, (McCrae & Costa, dalam Cervone & Pervin,
10 Mind Set Vol. 10, No. 1
2013). Ciri tersebut dapat ditemukan pada dengan aspek entertainment-social. Hal ini
perilaku penggemar K-Pop seperti dapat disebabkan oleh perbedaan budaya
memberikan hadiah kepada sosok bias dan pengidolaan terhadap bias K-Pop dengan
turut serta dalam berbagai gerakan donasi selebriti dari negara lain. Penggemar K-Pop
kemanusiaan dengan membawa identitas bias terikat dengan kegiatan pengidolaan yang
(Rumangun, 2017). Perilaku yang muncul terorganisir. Umumnya, seluruh jadwal
pada penggemar tersebut sejalan dengan kegiatan bias sudah tersusun rapih setiap
karakteristik dari aspek intense-personal yang bulannya, dan informasi tersebut
menggambarkan pengabdian dan reaksi disebarluaskan kepada penggemar melalui
individual terhadap sosok selebriti (Maltby, berbagai media (Sudrajat, 2018). Hal tersebut
Day, McCutcheon, Houran, & Ashe, 2006). turut membentuk budaya penggemar yang
Selanjutnya, extraversion ditemukan lebih terstruktur, seperti mencari informasi dan
tidak berhubungan secara signifikan dengan mengikuti aktivitas idol sesuai jadwal yang
ketiga aspek celebrity worship, namun jika sudah diketahui (Sudrajat, 2018). Perilaku
dianalisis per aspek, maka ditemukan yang ditemukan pada penggemar
hubungan negatif yang signifikan dengan menggambarkan kesesuaian ciri aspek
aspek borderline-pathological. Hasil tersebut entertainment-social dengan ciri
turut didukung oleh hasil uji F yang conscientiousness seperti disiplin dan
menyatakan bahwa kecenderungan mengutamakan efisiensi (McCrae & Costa,
extraversion mempengaruhi aspek borderline- 1992).
pathological secara signifikan. Hal ini dapat Penelitian ini melakukan analisis
disebabkan oleh perbedaan ciri extraversion tambahan untuk melihat perbedaan celebrity
dan borderline-pathological yang berbanding worship berdasarkan status keaktifan bias,
terbalik, dimana extraversion berkaitan emosi lamanya waktu yang digunakan untuk
positif seperti selera humor, sifat periang, dan mengakses media sosial, dan keaktifan
optimis (McCrae & Costa, dalam Cervone & mengakses media sosial. Hasil yang diperoleh
Pervin, 2013), sedangkan aspek borderline- yaitu terdapat perbedaan celebrity worship
pahological lebih berkaitan dengan kondisi yang signifikan antara penggemar yang
kesehatan mental yang kurang baik, seperti menyukai idol yang masih aktif di industri K-
gejala depresif (Maltby, McCutcheon, Ashe, & Pop dengan penggemar yang menyukai idol
Houran, 2001). Maka, ciri extraversion yang yang tidak terlalu aktif dan sudah tidak aktif.
semakin tinggi pada penggemar dapat diikuti Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan idol
oleh ciri borderline-pathological semakin turut mempengaruhi tingkatan celebrity
rendah. worship, yaitu semakin akif idol yang
Lebih lanjut mengenai hasil temuan digemari maka semakin tinggi tingkatan
lainnya, conscientiousness tidak berhubungan celebrity worship.
secara signifikan dengan ketiga aspek celebrity Hasil lainnya menyatakan adanya
worship, namun jika dianalisis per aspek, perbedaan celebrity worship berdasarkan
maka diperoleh hubungan yang signifikan waktu yang digunakan penggemar untuk
Mind Set EFATHANIA DAN AISYAH 11
Martin, M. M., McCutcheon, L. E., & ed.). New York, NY: Mc-Graw-Hill
Cayanus, J. (2015). Celebrity worship International Edition.
and its relationship to television- Raviv, A., Bar-Tal, D., Raviv, A., & Ben-
watching motives: A brief Horin, A. (1996). Adolescent
report. North American Journal of idolization of pop singers: Causes,
Psychology, 17(2), 213-220. expressions, and reliance. Journal of
McCrae, R. R., & Costa Jr, P. T. (1992). Youth and Adolescence, 25(5), 631-
Discriminant validity of NEO-PIR 650.
facet scales. Educational and Reeves, R. A., Baker, G. A., & Truluck, C. S.
Psychological Measurement, 52(1), (2012). Celebrity worship,
229-237. materialism, compulsive buying, and
McCrae, R. R., & Costa, P. T. (1997). the empty self. Psychology &
Conceptions and correlates of Marketing, 29(9), 674-679.
openness to experience. In Handbook Rifameutia, T. & Malay, E. (2015). Hasil uji
of personality psychology (pp. 825- adaptasi alat ukur kepribadian dan trait
847). dari teori big five personality.
McCutcheon, L. E., Lange, R., & Houran, J. Unpublished Instrument.
(2002). Conceptualization and Rochimawati & Puspitasari, R. (2017,
measurement of celebrity worship. Desember 20). Hujan artis Korea di
British Journal of Psychology, 93(1), Indonesia sepanjang 2017. Viva.co.id.
67-87. Diunduh dari
McCutcheon, L. E., & Maltby, J. (2002). https://www.viva.co.id/showbiz/musik
Personality attributions about /989151-hujan-artis-korea-di-
individuals high and low in the indonesia-sepanjang-2017
tendency to worship Ross, C., Orr, E. S., Sisic, M., Arseneault, J.
celebrities. Current Research in Social M., Simmering, M. G., & Orr, R. R.
Psychology, 7(19), 325-338. (2009). Personality and motivations
Meilisa, T. F., & Yanuvianti, M. (2016). associated with facebook
Hubungan antara trait kepribadian the use. Computers in Human
big five dengan celebrity worship pada Behavior, 25(2), 578-586.
komunitas jkt48 west java di kota Rumangun, W. N. (2017, September 26). 8
Bandung (Unpublished thesis). kado “gila” fans k-pop buat idolnya,
Universitas Islam Bandung: Bandung. dari hutan sampai rasi bintang.
Noor, J. (2011). Metodologi penelitian: Brilio.net. Diunduh dari
Skripsi, tesis, disertasi, dan karya https://www.brilio.net/selebritis/8-
ilmiah. Jakarta: Kencana kado-gila-fans-k-pop-buat-idolanya-
Prenadamedia Group. dari-hutan-sampai-rasi-bintang-
Papalia, D. E. & Martorell, G. (2017). 170925m.html
Experience human development (13th
Mind Set EFATHANIA DAN AISYAH 15