Anda di halaman 1dari 10

Psikoborneo

Jurnal Imiah Psikologi p-ISSN: 2477-2666


Volume 8 No 3 | June 2020: 462-471 e-ISSN: 2477-2674
DOI: 10.30872/psikoborneo

Keterampilan Sosal Dengan Pemujaan Selebriti


Pada Penggemar K-Pop Dewasa Awal
Hermadana
Department of Psychology, University Mulawarman Samarinda, Indonesia
email: hermadana@gmail.com

Article Info ABSTRACT


Article history: Research was conducted to know the correlation between social skills
Received April 3, 2020 and celebrity worship to early adult K-Pop fans in Samarinda. Celebrity
Revised May 17, 2020 worship is a form of identity that is inside the early adult K-Pop fans who
Accepted June 28, 2020 are an unusual form of awe and respect for the K-Pop idols. Social skills
are a skill to communicate, adapt, and skill to forge good relationships
Keywords: with other people of K-Pop fans. This type of research is quantitative
Celebrity worship research. The subject in research amounted to 100 people. Data
Social skills collection methods use two scales that are social skills and celebrity
Fans worship. Analysis of data used with the correlation analysis test of
Kendall's tau-B with the help of program Statistical Package for Social
Sciences (SPSS) 25.0 for Windows. The results showed that there was a
very significant correlation between social skills and celebrity worship at
the early adult K-Pop fans in Samarinda with the result value R = -0.394
and P = 0.000 (P < 0.05) which showed both variables had moderate
correlation. Thus the hypothesis in this study was received.

ABSTRAK Kata kunci


Penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara keterampilan sosial Pemujaan Selebriti
dengan pemujaan selebriti pada penggemar K-Pop dewasa awal di kota Keterampilan sosial
Samarinda. Pemujaan selebriti adalah sebuah bentuk identitas yang terdapat di Penggemar
dalam diri para penggemar K-Pop dewasa awal yang merupakan bentuk
kekaguman yang tidak biasa dan penghormatan terhadap idola K-Pop tersebut.
Keterampilan sosial adalah keterampilan untuk berkomunikasi, menyesuaikan diri,
dan keterampilan untuk menjalin hubungan baik dengan orang lain sesama
penggemar K-Pop. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Subjek dalam
penelitian berjumlah 100 orang. Metode pengumpulan data menggunakan dua
skala yaitu keterampilan sosial dan pemujaan selebriti. Analisa data yang
digunakan dengan uji analisis korelasi kendall’s tau-b dengan bantuan program
Statistical Package for Sosial Sciences (SPSS) 25.0 for windows. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara
keterampilan sosial dengan pemujaan selebriti pada penggemar K-Pop dewasa
awal di kota Samarinda dengan nilai hasil r = -0.394 dan p = 0.000 (p < 0.05) yang
berarti terdapat hubungan negatif yang signifikan antara keterampilan sosial
dengan pemujaan selebriti. Sehingga dengan demikian hipotesis dalam penelitian
ini diterima.

462
PSIKOBORNEO | Volume 8 No 3 | June 2020: 462-471

PENDAHULUAN Menurut penelititan yang dilakukan


Raviv (1995) pemujaan terhadap idola pop
Pertumbuhan manusia merupakan
akan berkurang bahkan menghilang ketika
proses dimana manusia meningkatkan
individu memasuki masa perkembangan
ukuran dan perkembangan kedewasaan dan
dewasa awal. Hal ini karena pada saat
fungsi. Pertumbuhan manusia dipengaruhi
dewasa awal individu sudah mempertajam
oleh banyak faktor antara lain usia, jenis
identitasnya, mencapai autonomi dan
kelamin, nutrisi, faktor genetik, faktor
merubah minat dan tujuan hidup mereka.
lingkungan, hormon dan model
Seiring dengan bertambahnya usia individu
biopsikososial yang berpengaruh pada
dewasa awal akan lebih bijak dalam
kekuatan intrinsik dan ekstrinsik (Azizah,
menyikapi hidupnya, mereka menggunakan
Nahrussalwa, Lisnawati, Sari, & Rifayant,
musik dengan jalan yang lebih dewasa yaitu
2016)
dengan mendengarkan, tanpa menunjukan
Pengidolaan atau pemujaan terhadap
simbol-simbol pemujaan idola pop (Raviv,
figur selebriti dikenal dengan istilah
1995).
pemujaan selebriti. Pemujaan selebriti
Hasil wawancara menunjukkan bahwa
secara luas diartikan sebagai rasa senang
alasan subjek masih melakukan pemujaan
dengan selebriti tertentu yang
selebriti K-Pop di usia dewasa awal adalah
mempengaruhi kehidupan fans dan dapat
sebagai hiburan dan suka membeli barang
digambarkan sebagai fans yang terobsesi
yang berkaitan dengan selebriti yang ia
dengan idolanya. Individu tersebut
idolakan hal tersebut menunjukkan bahwa
membentuk hubungan dengan selebriti
subjek berada pada jenis hubungan
yang diidolakan untuk mengeksplorasi
parasosisal yaitu pada aspek hiburan sosial
kegiatan idola dalam hal apapun. Hal ini
(entertainment-social) dan aspek perasaan
digambarkan sebagai hubungan parasosial
pribadi yang intens, dimana pada jenis ini
(hubungan satu sisi) dimana seorang
alasan melakukan pemujaan hanya untuk
individu mengenal idolanya tetapi idola tidak
hiburan semata dan memiliki ketertarikan
mengenal individu tersebut (Maltby, 2003).
yang berada dalam tahap normal.
Pemujaan selebriti memiliki tiga aspek
Pemujaan selebriti memiliki efek yang
yaitu hiburan sosial, perasaan pribadi yang
baik bagi para fans, salah satunya adalah
intens dan borderline-pathological. Ketiga
idola menjadi inspirasi bagi fans dalam
aspek ini dapat juga dijadikan sebagai
meraih mimpi dan mengembangkan
tingkatan pemujaan selebriti dimulai dari
kreatifitas, meniru kedisiplinan idola dalam
tingkat yang normal yaitu hiburan sosial dan
melakukan pekerjaan dan menuru gaya
yang paling parah dan mendekati perilaku
hidup positif para idola (Maltby, 2003).
kriminal yaitu borderline-pathological
Reeves (dalam Sunarni, 2016) memaparkan
(Darfani & Putra, 2012).
bahwa pemujaan selebriti juga memiliki efek
Pemujaan selebriti adalah sebuah
yang buruk bagi fans yaitu menjadikan
bentuk identitas yang terdapat di dalam diri
penggemar kurang percaya diri terhadap
individu yang membantu proses pemaknaan
dirinya dan menghabiskan banyak waktu
dan identifikasi terhadap selebriti idola
dan materi.
sebagai upaya untuk mengembangkan
Faktor yang mempengaruhi pemujaan
sebuah identitas diri dan rasa pemenuhan
selebriti salah satunya adalah keterampilan
dalam individu tersebut (Maltby dalam
sosial. Menurut Libet dan Lewingsohn
Widjaja & Ali, 2015).
(dalam Rahayuningtyas, 2013) keterampilan
sosial adalah kemampuan untuk
Keterampilan Sosial dengan Pemujaan Selebriti pada Penggemar K-Pop Dewasa Awal 463
(Hermadana)
PSIKOBORNEO | Volume 8 No 3 | June 2020: 462-471

menampilkan atau menunjukkan perilaku Fakultas Imu Sosial dan Politik. D


yang dinilai secara positif atau negatif oleh mengatakan bahwa ketika temannya
lingkungan. Namun, jika perilaku tersebut sedang asik menceritakan sesuatu kepada
tidak baik maka akan diberikan hukuman subjek, subjek sering merasa kebingungan
oleh lingkungannya. cara mengakhiri obrolan dan kehabisan
Pendapat lain dari Hidayati (dalam topik pembicaraan sehingga menciptakan
Rahayuningtyas, 2013) yang menyatakan suasana canggung bagi subjek dengan
bahwa keterampilan sosial adalah teman bicaranya tersebut. Subjek D
keterampilan yang berhubungan erat menunjukkan subjek merasa kebingungan
dengan kehidupan masyarakat. Sejalan untuk mengakhiri obrolan sehingga
dengan pendapat Budiman (2006) yang menciptakan suasana canggung bagi subjek,
mengemukakan bahwa keterampilan sosial hal tersebut menunjukkan bahwa subjek
adalah keterampilan untuk berkomunikasi, kurang memiliki keterampilan sosial yaitu
menyesuaikan diri, dan keterampilan untuk pada aspek perilaku social scanning, dimana
menjalin hubungan baik dengan orang lain. pada aspek ini merupakan keterampilan
Sesorang yang kurang memiliki untuk memahami pesan non verbal yang
keterampilan social biasa ditandai dengan mempengaruhi inisiasi, penghentian dan
kurangnya melakukan komunikasi dengan kelanjutan interaksi.
orang di sekitarnya dan sulit melakukan Seiring bertambahnya usia seseorang
penyesuaian diri (Mutadin, 2014). diharapkan mampu mengoptimalkan,
Untuk mengetahui bagaimana mengembangkan, memahami karakteristik
keterampilan sosial yang dimiliki seorang manusia dalam bersosialisasi, dan hal
penggemar K-Pop peneliti melakukan tersebut dapat dipelajari dalam
waawancara dengan beberapa orang keterampilan sosial. Keterampilan sosial
penggemar K-Pop. Subjek pertama berinisial merupakan kemampuan dalam
R mahasiswi berusia 23 tahun wawancara berkomunikasi, menjalin hubungan dengan
dilakukan pada pukul 14.30 WITA di kantin orang lain, menghargai diri sendiri dan orang
CMU Rektorat Unmul, subjek mengatakan lain, mendengarkan pendapat atau keluhan
mengalami kesulitan dan gugup untuk dari orang lain, memberi atau menerima
memulai pembicaran dengan orang lain feedback seperti kritik, bertindak sesuai
yang tidak terlalu akrab maupun orang baru norma dan aturan yang berlaku (Majorsy,
ketika berada dikelas ataupun berada di 2013).
tempat umum, perilau ini memang sudah Bagi individu yang memiliki
muncul sebelum subjek menyukai K-Pop. Hal keterampilan sosial yang rendah akan
ini menunjukkan bahwa subjek merasa cenderung memilih untuk melakukan
kesulitan dan gugup ketika harus memulai kegiatan pemujaan selebriti sebagai pengisi
atau membuka pembicaraan dengan orang kekosongan dibandingkan harus
baru hal tersebut menunjukkan bahwa bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Hal
subjek kurang memiliki keterampilan sosial ini dikarenakan individu yang memiliki
yaitu pada aspek perilaku social keterampilan sosial yang rendah cenderung
presentation, dimana pada aspek ini meliputi tidak ramah, harga diri rendah, mudah
kemampuan untuk berbicara verbal dan marah, menganggap percakapan biasa
kemampuan untuk memulai percakapan sebagai suatu tugas yang sulit, menarik diri
dengan orang lain. dari lingkungan, serta tidak nyaman ketika
Wawancara kedua dengan subjek berkomunikasi secara face to face (Majorsy,
berinisial D 12.45 WITA di halaman parkir 2013).
Keterampilan Sosial dengan Pemujaan Selebriti pada Penggemar K-Pop Dewasa Awal 464
(Hermadana)
PSIKOBORNEO | Volume 8 No 3 | June 2020: 462-471

Berdasarkan uraian latar belakang keterampilan sosial dengan pemujaan


diatas, maka diperoleh rumusan masalah selebriti.
dalam penelitian ini adalah apakah terdapat Subjek Penelitian
hubungan antara keterampilan sosial Pengambilan subjek menggunakan
dengan pwmujaan selebriti pada teknik Purposive sampling. Subjek yang
penggemar K-Pop deawasa awal di kota terlibat dalam penelitian ini adalah para
Samarinda? penggemar K-Pop dewasa awal di kota
Berdasarkan rumusan masalah di atas Samarinda yang berjumlah 100 sampel
maka tujuan penelitian ini adalah untuk subjek.
mengetahui hubungan keterampilan sosial
dengan pemujaan selebriti pada penggemar Metode Pengumpulan Data
K-Pop dewasa awal di kota Samarinda. Metode pengumpulan data yang
Berdasarkan uraian teroritis yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah skala
dikemukakan diatas, maka hipotesis awal psikologi. Selain sebagai alat ukur, skala
dari penelitian ini yaitu, H1: Ada hubungan psikologi memiliki karakteristik khusus yang
keterampilan sosial dengan pemujaan membedakannya dari berbagai bentuk
selebriti pada penggemar K-Pop dewasa instrument pengumpulan data yang lain
awal di kota Samarinda, H0: Tidak ada seperti angket, daftar isian, inventori, dan
hubungan keterampilan sosial dengan lain-lainnya (Azwar, 2013).
pemujaan selebriti pada penggemar K-Pop
dewasa awal di kota Samarinda. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dilakukan untuk
METODE PENELITIAN pengolahan data penelitian adalah dengan
menggunakan analisis uji nonparametik
Desain Penelitian
Kendall’s tau-b. Sebelum dilakukan uji
Jenis penelitian yang digunakan dalam
analisis hipotesis terlebih dahulu akan
penelitian ini adalah dengan menggunakan
diadakan uji asumsi yang terdiri dari uji
metode kuantitatif yaitu metode yang
normalitas dan uji linieritas sebagai syarat
menjaring data yang dilukiskan dalam
dalam menentukan analisis data apa yang
bentuk angka menggunakan instrumen
akan dipergunakan di dalam penelitian ini
kuantitatif dengan desain penelitian
yaitu apakah statistic parametric atau non-
kuantitatif (Wirawan, 2015). Dan dengan
parametrik Keseluruhan teknik analisis data
jenis penelitian korelasi antara variable
menggunakan SPSS (Statistical Package for
Social Sciences) versi 25.0 for window.

HASIL PENELITIAN
Hasil Uji Asumsi: Uji Normalitas
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas
Variabel Koimogrov-Smirnof Z P Keterangan
Pemujaan Selebriti 0.067 0.200 Normal
Keterampilan Sosial 0.090 0.045 Tidak Normal

Didapatkan hasil sebaran data nilai probabilitasnya diatas 0.05 (p>0.05)


variabel pemujaan selebriti memiliki maka distribusi data dikatakan normal.
signifikansi dengan probabilitas (p) 0.200 Sebaran data variabel keterampilan sosial

Keterampilan Sosial dengan Pemujaan Selebriti pada Penggemar K-Pop Dewasa Awal 465
(Hermadana)
PSIKOBORNEO | Volume 8 No 3 | June 2020: 462-471

memiliki signifikansi dengan probabilitas (p) (p>0,05) maka distribusi data dikatakan
0.045 nilai probabilitasnya dibawah 0,05 tidak normal.
Hasil Uji Asumsi: Uji Linearitas
Tabel 2. Hasil Uji Linearitas
Variabel F Hitung F Tabel p Keterangan
Pemujaan Selebriti –
0.860 1.67 0.860 Linear
Keterampilan Sosial

Didapatkan hasil bahwa hasil analisis uji hitung < F tabel = 0.860 < 1.67, dan p = 0.860
asumsi linearitas antara variabel pemujaan > 0.050. Hal ini menunjukkan bahwa
selebriti terhadap keterampilan sosial hubungan kedua variabel tersebut linear.
mempunyai nilai devistion from linearity F

HAsil Uji Hipotesis


Tabel 3. Hasil Uji Kendall’s Tau-b
Variabel R P Keterangan
Keterampilan Sosial (X)
-0.394 0.000 Signifikan
Pemujaan Selebriti (Y)

Berdasarkan data tabel 3, maka dapat pada mereka yang penggemar K-Pop maka
diketahui bahwa nilai korelasi yang semakin tinggi pemujaan selebriti pada
terbentuk didapatkan hasil r = -0.394 dan P = penggemar K-Pop dewasa awal di kota
0.000 (P < 0.05) yang menunjukkan kedua Samarinda, dan begitu sebaliknya. Dari hasil
variabel tersebut memiliki hubungan negatif kategorisasi menunjukkan bahwa subjek
yang signifikan antara keterampilan sosial dalam penelitian ini memiliki tingkat
dengan pemujaan selebriti pada penggemar keterampilan sosial dan pemujaan selebriti
K-Pop dewasa awal di kota Samarinda. yang sedang. Sehingga dengan demikian
Sehingga dengan demikian hipotesis dala hipotesis dalam penelitian ini diterima.
penelitian ini diterima. Penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian sebelumnya mengenai gambaran
PEMBAHASAN pemujaan selebriti pada penggemar K-Pop
usia dewasa awal yang dikemukakan oleh
Dengan menggunakan teknik
Dyana dan Komang (2019) bahwa
purposive sampling dengan jumlah sampel
penggemar K-Pop usia dewasa awal terbiasa
100 orang dan menggunakan analisis
dengan kehadiran K-Pop sejak usia remaja
korelasi kendall’s tau-b maka dalam
yakni belum mampu untuk berhenti
peneltian ini didapatkan hasil r = -0.394 dan
menyukai K-Pop, responden merasa ada
p = 0.000 (p < 0.05), sehingga H1 diterima
yang hilang ketika idola K-Pop tidak ada lagi
dan H0 ditolak yang berarti ada hubungan
di dalam hidup responden, serta paparan
antara keterampilan sosial dengan
media sosial yang menyajikan berita
pemujaan selebriti pada penggemar K-Pop
mengenai idola K-Pop menyebabkan
dewasa awal di kota Samarinda yang berarti
munculnya keingintahuan responden
terdapat hubungan yang signifikan antara
terhadap kabar idola K-Pop yang disukai.
keterampilan sosial dengan pemujaan
Dewasa awal adalah orang-orang yang
selebriti. Selain itu hasil dari koefisien
masih memiliki kebutuhan keterampilan
korelasi memiliki nilai yang negatif yang
sosial dengan orang disekitarnya agar dapat
artinya semakin rendah keterampilan sosial
Keterampilan Sosial dengan Pemujaan Selebriti pada Penggemar K-Pop Dewasa Awal 466
(Hermadana)
PSIKOBORNEO | Volume 8 No 3 | June 2020: 462-471

disukai dan diterima oleh teman sebaya dan tersebut merasa ditolak karena tidak
lingkungan tempat tinggalnya. Hal tersebut mampu menjalankan norma-norma yang
didukung oleh pendapat Sulivan (dalam sesuai dengan lingkungannya. Dimana
Santrock, 2007) yang menyatakan bahwa dalam kelompok ini individu tersebut bebas
semua orang memiliki kebutuhan sosial yang mengekspresikan dirinya karena adanya
bersifat mendesak termasuk kebutuhan kesamaan minat antara dirinya dengan
untuk memperoleh penerimaan sosial. anggota sesama penggemar.
Namun sebagai penggemar K-Pop hal itu Dapat dikatakan bahwa keterampilan
bisa saja tidak berlaku lagi untuk dirinya sosial seorang penggemar K-Pop baik ketika
dikarenakan mereka memiliki kesibukan berada pada kelompoknya tetapi tidak
masing-masing mengenai apa yang sedang ketika bermasyarakat. Hal ini seperti yang
digemarinya. dikemukakan oleh Maltby (2003) bahwa
Ketika terlalu mengagumi sosok idola, keterampilan sosial yang buruk adalah
seorang penggemar dapat melakukan penyebab semakin tingginya tingkat
apapun untuk tetap bisa berhubungan pemujaan selebriti, dimana kekaguman
dengan idolanya termasuk membeli terhadap selebriti sebagai pengisi
merchandise hingga tiket konser idolanya. kekosongan para pengeemar K-pop dewasa
Sehingga perilaku tersebut melibatkan awal. Pemujaan terhadap selebriti atau
perilaku konsumtif. Para penggemar K-Pop celebrity worship dapat dipengaruhi oleh
dewasa awal dikenal sebagai masa yang berbagai hal. Pada penelitian ini ditemukan
belum bisa mandiri secara finansial, namun bahwa pemujaan selebriti pada penggemar
ada pula mereka yang sudah bisa mencukupi K-Pop diawali dengan adanya berbagi
kebutuhannya dengan cara bekerja. Para informasi-informasi secara sosial yang
penggemar K-Pop dewasa awal yang ditemukannya mengenai K-Pop. Seseorang
bekerja bisa jadi lebih mudah mengeluarkan menyukai K-Pop meliputi idol visual, idol
biaya untuk membeli apapun terkait stage performance, idol music, serta idol
idolanya. Menurut Liza (2011) pada dimensi attitude. Sejalan dengan hasil penelitian
intense personal feeling, individu Darfiyanti dan Bagus (2012) menunjukkan
menggambarkan perasaan yang kuat dan bahwa alasan awal partisipan menyukai
empati terhadap idolanya. Hampir sama idola pop karena talenta dan fitur fisik idola
dengan kecenderungan untuk obsesif dan yang disukai, ketika partisipan mulai
merasa memiliki idola secara emosional. mengenal idola pop yang disukai maka
Vaillant (dalam Papalia, Old, & alasan menyukai idola pop semakin
Feldman, 2008) mengatakan bahwa masa mengarah pada kualitas pribadi idola pop.
dewasa awal adalah masa adaptasi dengan Berdasarkan hasil wawancara yang
kehidupan, yaitu individu mulai membangun dilakukan oleh peneliti kepada beberapa
apa yang ada pada dirinya, mencapai subjek dalam penelitian ini yaitu mereka
kemandirian, menikah, mempunyai anak, yang berusia dewasa awal yang penggemar
dan membangun persahabatan yang erat. K-Pop, beberapa subjek mengatakan bahwa
Seorang individu yang berada pada usia mereka akan membeli album setiap idola
dewasa awal dan masih melakukan favorit mereka mengeluarkan karya terbaru.
pemujaan terhadap selebriti cenderung Seperti subjek berinisial Kr yang rela
akan dijauhi oleh lingkungan sosialnya menabung uang sakunya ketika salah satu
karena tidak dapat memenuhi harapan dari boyband korea bernama BTS baru
lingkungan sosialnya, sehingga penggemar dikabarkan akan mengeluarkan album
individu yang melakukan pemujaan selebriti terbaru, selain itu subjek berinisial Kr juga
Keterampilan Sosial dengan Pemujaan Selebriti pada Penggemar K-Pop Dewasa Awal 467
(Hermadana)
PSIKOBORNEO | Volume 8 No 3 | June 2020: 462-471

membeli Fanlight/Lightstick dari BTS dimana adanya frustrasi keinginan sosial, melainkan
harga barang tersebut tidaklah murah. Sama lebih kepada tidak adanya hubungan
seperti subjek Kr, subjek berinisial Sy juga keintiman secara psikologis dengan orang
rela menyisihkan uang sakunya dari hasil lain.
kerjanya sebagian penjaga toko di salah satu Berdasarkan hasil uji analisis korelasi
toko di Samarinda untuk membeli album, tersebut, peneliti kembali mewawancarai
merchandise serta menabung untuk salah satu sampel penggemar K-Pop dari
menonton konser yang terkadang acara itu penelitian ini yang sudah bekerja yakni
di gelar di luar pulau Kalimantan seperti di berinisial Ed yang bekerja di bidang usaha
Jakarta. Adapun tambahan hasil wawancara kosmetik, ia mengatakan selama
kembali kepada kedua subjek tersebut yang mempromosikan produk ke para konsumen,
berinisial Kr dan Sy pada tanggal 11 juli yang ia memuntut dirinya untuk bersuara
lalu mengaku selama mengidolakan K-Pop, menjelaskan produk-produk jualanya ke
hubungan perteman dengan orang-orang konsumen meskipun ia mengaku selalu
terdekatnya sudah mulai berkurang, terbata-bata dalam menjelakan ke
dikarenakan jarangnya komunikasi antara konsumen dikarenakan belum terbiasa
teman seperti sahabat yang tidak memiliki berkomunikasi dengan orang lain tapi ia
hobi yang sama yaitu sebagai penggemar K- tetap harus melalukannya. Presentasi Sosial
Pop yang membuat subjek lebih memilih yang seperti dilakukan oleh subjek Ed
melakukan kegiatan tersebut dengan sediri. menurut) merupakan keterampilan untuk
Aktivitas pengidolaan pemujaan memahami aturan-aturan sosial yang sesuai.
selebriti adalah upaya yang dilakukan para Lebih spesifik, individu dengan social
peggemar dewasa awal untuk menyatakan presentation yang tinggi mampu
dukungan kepada idola K-Pop yang disukai. menampilkan pesan verbal maupun
Tujuannya untuk membantu idola K-Pop nonverbal menurut aturan dan norma sosial.
yang disukai mendapat penghargaan. Subjek yang berinisial Ed tersebut
Pembelian merchandise merupakan aktivitas merupakan lulusan Sekolah Menengah
untuk membeli benda-benda yang berkaitan Kejuruan (SMK) yang baru saja lulus dan
dengan idola K-Pop termasuk album, serta kemudian ia bekerja di perusahan produk
mendengarkan lagu secara perlahan kosmetik buatan Korea sebagai sales
membuat para peggemar dewasa awal marketing. Tuntutan dalam memasarkan
merasa bahwa lagu K-Pop dapat produk merupakan pekerjaan yang harus ia
mengurangi beban pikiran dan memperbaiki lakukan. Namun ia mengaku selalu memiliki
suasana hati yang buruk. (Dyana & Komang, ide-ide dalam mengatasi rasa gugup
2019). tersebut saat berkomunikasi dengan orang
Support atau dukungan dari idola K- yang belum ia kenali. Ia bisa mempomosikan
Pop dirasakan ketika tidak ada yang mampu produk jualanya dengan cara mengamati
menemani setiap saat, ketika tidak ada yang dan memahami apa yang diinginkan
dapat diandalkan, merasa sudah mengenal konsumennya. Secara umum, penelitian
idola K-Pop yang disukai, dan merasa mengatakan pemindaian sosial merupakan
dukungan yang didapat dari keluarga belum keterampilan untuk memahami pesan non
cukup. Menurut Alwisol (2014), menjadikan verbal dapat meningkatkan interaksi sosial
idola sebagai support system merupakan sebagai pesan nonverbal yang
pertanda bahwa terjadi kegagalan mempengaruhi inisiasi, penghentian dan
penyesuaian terhadap kebutuhan akan cinta kelanjutan interaksi (Burgoon & Bacue,
dan keberadaan bukan disebabkan oleh 2003). Keterampilan untuk fleksibel dalam
Keterampilan Sosial dengan Pemujaan Selebriti pada Penggemar K-Pop Dewasa Awal 468
(Hermadana)
PSIKOBORNEO | Volume 8 No 3 | June 2020: 462-471

perubahan lingkungan adalah penting untuk Keterampilan sosial memberi peluang


mencapai interaksi sosial yang efektif. kepada individu untuk mengembangkan
Fleksibilitas sosial meliputi keterampilan hubungan yang positif dengan orang-orang
untuk menyesuaikan perilaku seseorang dari sesama penggemar K-Pop di sekitarnya
satu peran sosial ke peran sosial yang lain sehingga individu mampu menguasai
agar sesuai dalam berbagai situasi (Wu, lingkungannya dengan lebih baik pada saat
2008). Itu sebabnya, sejauh mana subjek Ed bersosialisai membahas tentang kesukaan
dapat mengubah perilakunya agar dapat mereka mengenai K-Pop. Kekuatan kognisi
sesuai dalam berbagai situasi dan dapat positif yang dimiliki oleh penggemar K-Pop
memengaruhi kesuksesan dalam yang terampil sosial ini juga sangat
menentukan peran sosialnya sebagai membantu individu yang mengalami
penggemar K-Pop. masalah dengan harga diri sebagai
Adapun hasil uji normalitas dalam penggemar K-Pop (Ramdhani & Martaniah,
penelitian ini berdasarkan kaidahnya salah 2010). Perilaku pemujaan terhadap selebriti
satu variabel menujukkan sebaran butir- akan menurun ketika individu memasuki
butir untuk keterampilan sosial memiliki masa dewasa kematangan, hal ini
sebaran data yang tidak normal, dengan dikarenakan individu pada masa dewasa
demikian analisis data secara parametrik matang memiliki pekerjaan dan menjalin
tidak dapat dilakukan karena tidak relasi dengan lawan jenis serta terkadang
memenuhi syarat atas asumsi normalitas menyisakan sedikit waktu untuk hal lainnya
sebaran data penelitian. Hal itu sering terjadi (Santrock, 2006).
pada saat melakukan uji penelitian Peneliti tahu masih banyak yang harus
menggunakan uji normalitas dengan kata peneliti pelajari. Kelemahan dalam
lain jelas tidak dapat terpenuhi dikarenakan penelitian ini yaitu, peneliti tidak mampu
dari gambar pobabilitas plot pada melakukan kontrol terhadap subjek yang
keterampilan sosial menghasilkan nilai p merupakan penggemar K-Pop dengan kadar
kurang dari 0.05 dan lebih dari 5 persen dari yang belum tentu memiliki obsesi berlebihan
titik data berada di luar interval kepercayaan terhadap idola K-Pop yang sampai
95 persen. Sehingga untuk penelitian ini, mengarah ke pemujaan selebriti atau
peneliti menggunakan analisis data secara celebrity worship. Dan juga peneliti tidak
non parametrik. Meskipun begitu, memantau langsung ketika pengisian skala
keterampilan sosial yang dimiliki penggemar tersebut hanya sebagian kecil responden
K-Pop memiliki analisis variabel rerata yang langsung peneliti lihat dalam pengisian
empirik sebesar 82.50 lebih tinggi dari pada skalanya dikarenakan keadaan yang sedang
rerata hipotetik sebesar 8.100 sehingga menimpa dunia yaitu musibah virus corona
variabel keterampilan sosial berstatus sehingga peneliti dan partisian yang ikut
tinggi. Dengan hal itu keterampilan sosial terlibat dalam penelitian mau tak mau harus
yang dimiliki penggemar K-Pop akan menjaga jarak selama proses pengisian
berpengaruh dengan perilaku yang tampak skala.
akibat pemujaan selebriti. Itu sebabnya
keterampilan sosial yang tinggi menjadi SIMPULAN DAN SARAN
kunci bagi terciptanya kesejahteraan Kesimpulan
psikologis. Beberapa riset sudah Berdasarkan hasil penelitian yang telah
melaporkan kuatnya peran keterampilan dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
sosial dalam menentukan kesejahteraan terdapat hubungan negatif yang signifikan
psikologis (Leme, 2013).
Keterampilan Sosial dengan Pemujaan Selebriti pada Penggemar K-Pop Dewasa Awal 469
(Hermadana)
PSIKOBORNEO | Volume 8 No 3 | June 2020: 462-471

antara keterampilan sosial dengan Untuk peneliti selanjutnya,


pemujaan selebriti pada penggemar K-Pop diharapkan bisa menggunakan metode lain
dewasa awal di kota Samarinda, yang artinya selain menggunakan kuesioner dalam
semakin rendah keterampilan sosial pada menggali data, seperti metode wawancara
mereka yang penggemar K-Pop maka mendalam secara kualitatif. Sehingga
semakin tinggi pemujaan selebriti pada peneliti selanjutnya akan memperoleh data
penggemar K-Pop dewasa awal di kota yang lebih akurat lagi dan dapat
Samarinda, dan begitu sebaliknya. menganalisis fenomena secara tajam
mengenai pemujaan selebriti pada
Saran penggemar K-Pop dewasa awal.
Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh, maka dikemukakan saran-saran DAFTAR PUSTAKA
yaitu, untuk para penggemar K-Pop usia Azwar, S. (2013). Metode penelitian.
dewasa awal diharapkan untuk penting Yogyakarta: Pustaka Pelajar
meningkatkan kemampuan berpikir dengan Alwisol. (2014). Psikologi kepribadian.
cara belajar melihat berbagai hal dari sudut Malang: UMM Press
pandang yang berbeda. Meningkatkan Budiman, N. (2006). Memahami
hubungan intimasi dengan orang lain, perkembangan anak usia sekolah dasar.
dengan cara lebih sering melakukan Jakarta: Departemen Pendidikan
interaksi dan komunikasi agar kemampuan Nasional.
keterampilan sosialnya semakin Darfianti, D., & Bagus Ani Putra, M. G. (2012).
berkembang, kemudian bisa bersikap secara Pemujaan terhadap idola pop sebagai
wajar dalam mengidolakan tokoh-tokoh dasar intimate relationship pada
populer seperti K-Pop agar tidak melewati dewasa awal: sebuah studi kasus.
batas sehingga mengarah kearah perilaku Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial.
yang tidak terkontrol. 1 (2) 53-59.
Untuk orang tua yang memiliki anak Dyana., P. K. S. D. & Komang. R (2019).
penggemar K-Pop, diharapakan dapat Gambaran celebrity worship pada
meningkatakan hubungan kelekatan penggemar K-Pop usia dewasa awal di
dengan anak dengan cara mencari tahu apa Bali. Jurnal Psikologi Udayana. Program
alasan anak menyukai K-Pop, sering
Studi Sarjana Psikologi, Fakultas
melakukan sharing berbagai hal dengan Kedokteran, Universitas Udayana. 6
anak, meluangkan waktu untuk (2) 291-300.
mendampingi anak ketika melakukan F., Azizah, Nahrussalwa, Lisnawati, R.A.,
aktivitas sebagai penggemar, serta lebih Sari, & R., Rifayanti. (2016). Tari
sering mengajak anak terutama yang telah enggang sebagai upaya meningkatkan
memasuki usia dewasa awal untuk terjun kepercayaan diri. Jurnal Psikostudia
dalam kegiatan bermasyarakat. Bagi Universitas Mulawarman. 5 (2), 174-193.
masyarakat, dapat mulai untuk tidak Liza, D. & Maltby, J. (2011). Celebrity Worship
mendiskriminasi penggemar K-Pop, and Incidence of Elective cosmetic
memperlakukan penggemar K-Pop sama Surgery: Evidence of a link among
seperti individu biasa, serta membrti young Adults. Journal. Journal of
teguran ketika perilaku yang ditunjukkan Adolenscent Health. 49 (5), 483-489.
penggemar K-Pop sudah berlebihan dengan Maltby, J., Houran, M.A., & McCutcheon, L.E.
penggunaan bahasa yang baik dan tidak (2003). A clinical interpretation of
melukai hati penggemar K-Pop.
Keterampilan Sosial dengan Pemujaan Selebriti pada Penggemar K-Pop Dewasa Awal 470
(Hermadana)
PSIKOBORNEO | Volume 8 No 3 | June 2020: 462-471

attitudes and behaviors associated Raviv, A., Tal, B., & Horin, B. (1995).
with celebrity worship. The Journal of Adolescent idolazition of pop singer:
Nervous and Mental Deseases. 191 (1), Cause, Expression and Reliance. Youth
25-29. and Adolescene.
Majorsy, U., Kinasih, A. D., Andriani, I., & Lisa, Santrock, J. (2006). Life-Span Development:
W. (2013). Hubungan antara Perkembangan masa hidup. Jakarta:
keterampilan sosial dan kecanduan. Erlangga.
Proceeding PESAT (Psikologi, Wu, S. (2008). Social skill in the workplace:
Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik what is social skill and how does it
Sipil), 5, 78-84. matter. Columbia: University of
Missouri.

Keterampilan Sosial dengan Pemujaan Selebriti pada Penggemar K-Pop Dewasa Awal 471
(Hermadana)

Anda mungkin juga menyukai