Anda di halaman 1dari 13

COVER

Perilaku Celebrity Worship Syndrome pada Remaja

Disusun Oleh:

Asti Aulia (6019210106)


Syifa Fadillah (6019210049)
Maulida Azzahra (6020210112)

Fakultas Psikologi
Universitas Pancasila
2021
BAB I
PENDAHULUAN

Seiring berkembangnya zaman, teknologi informasi semakin meningkat di era


modern ini. Melalui media sosial, masyarakat khususnya remaja dapat dengan mudah
dan cepat dalam menerima informasi terkini. Hal tersebut dapat memungkinkan
munculnya budaya-budaya yang disukai oleh banyak orang atau bisa disebut sebagai
budaya populer. Budaya populer dapat disebut sebagai budaya atau karya yang
diciptakan untuk menyenangkan orang. Salah satu dari budaya populer yang saat ini
mendunia adalah budaya korean wave yang berasal dari Korea Selatan. Musik dan
drama menjadi bagian dari budaya populer korea yang memiliki banyak peminat dan
berkembang sangat pesat. Remaja menjadi peminat terbanyak dalam musik dan drama
korea. Dibalik kepopuleran budaya korea ini menimbulkan Celebrity Worship.
Celebrity Worship dapat didefinisikan sebagai pemujaan terhadap sosok selebriti
dimana seseorang secara berlebihan terpikat dan terikat pada ketertarikan mereka
pada selebriti (Anderson, Robin, & Gray, 2008). Dapat disimpulkan bahwa celebrity
worhip merupakan kumpulan sekelompok awam yang seringkali menjadikan sosok
selebriti seperti aktris, musisi, atlet, influencers, atau orang-orang yang mucul di acara
televisi. Hal ini menandakan obsesi kita terhadap seorang selebriti dipengaruhi oleh
media massa yang mengontrol pikiran kita, yang menghubungkan interaksi antara diri
kita dengan sang idola secara tidak langsung (Levy, 2015).
Tentu saja sedikit banyak Celebrity Worship memiliki dampak bagi remaja. Sudah
banyak kasus dimana remaja sudah sangat berlebihan dalam menyukai K-pop (Korean
pop) dan drama sehingga tak jarang menimbulkan kerugian bagi diri sendiri atau
orang lain. Celebrity worship dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (McCutcheon,
2004) seperti usia, pendidikan, keterampilan sosial, jenis kelamin, ras/etnis. Celebrity
worship memiliki beberapa aspek diantaranya religiusitas, body image dan
kepribadian. sehingga pada akhirnya menurut McCutcheon celebrity worship dibagi
menjadi 3 tahapan yaitu entertaiment-social, intense-personal, dan borderline-
pathological.
Menurut Papalia dan Olds masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara
masa kanak-kanak dan dewasa yang dimuali pada usia 2 ataupun 13 tahun dan
berakhir pada usia awal 20 (Jahja, 2011). Masa remaja adalah usia dimana individu
berinteraksi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi dibawah
tingkatan orang-orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkatan yang sama,
sekurang-kurangnya dalam masalah hak (Hurlock, 2002).
Lin dan Lin (2007) mengungkapkan bahwa fenomena mengidolakan seseorang
merupakan salah satu karakteristik dari masa remaja. Lebih lanjut Giles dan Maltby
(2004) meggunakan teori Erikson untuk menjelaskan mengapa perilaku celebrity
worship sering kali dimulai pada masa remaja. Pada masa remaja dimana individu
mulai mencari jati dirinya, sosok selebriti dipandang sebagai sosok yang sempurna
yang dapat dijadikan sebagai role model dalam kehidupan mereka (Boon & Lomore,
2001).
Pada masa remaja sering kali terjadi pertentangan antara remaja dengan orang tua
yang pada akhirnya membuat remaja mengalihkan pemujaan mereka dari sosok orang
tua ke selebriti yang mereka anggap lebih baik (Giles & Maltby, 2004). Selain itu
media massa turut berperan dalam terjadinya fenomena celebrity worship pada remaja
karena selalu berusaha menampilkan sosok idola/aktris/aktor/influencers/atlet dengan
visual yang sempurna dan kepribadian yang menarik banyak mata, yang mana hal ini
sesuai dengan ungkapan Cupach (2008).

1.1 Kasus

1.1.1 Skandal
Dispatch adalah salah satu media di Korea Selatan yang terkenal berani
membongkar ragam "skandal" selebritas Korea, termasuk rumor-rumor kencan.
Biasanya mereka akan mengambil gambar selebritas dari jarak jauh dan
mengonfirmasi gambar tersebut kepada agensi. Dalam industri hiburan di negeri
ginseng ini, selebritas yang melakukan kencan, terutama para idola, bisa dianggap
melakukan skandal. Selain itu tak jarang media dispatch merilis wawancara eksklusif
dengan beberapa idola hingga aktris yang berisi mulai dari aktivitas industri, foto sesi,
kolaborasi, makanan favorit, tempat favorit bahkan hingga tipe ideal menurut
mereka.
Namun sayangya beberapa penggemar tak segan melakukan penolakan ekstrem
pada idola yang berkencan. Seperti pada saat Zico dari boy group Block B dan
Seolhyun dari girl group AOA contohnya. Mereka bubar setelah enam bulan
berkencan karena penggemar Zico terus-terusan menyerang Seolhyun. Kabar Chen
EXO yang sempat membuat heboh dengan menulis surat dan mengatakan bahwa ia
akan menikahi kekasihnya yang berasal dari kalangan non selebriti. Ketika fans
internasional memberi dukungan penuh atas keberanian Chen untuk jujur, fans dari
Korea justru menunjukkan respon yang kurang baik untuk idol bernama asli Kim
Jongdae ini. Banyak dari mereka menutup fansite, menjual album, dan bahkan
meminta Chen untuk keluar dari EXO.

1.1.2 Promosi dan Dukungan


Dikutip dari portal dailymailonline.com termuat banyak status kebencian yang
dilemparkan oleh fans girl group blackpink mulai dari rasisme, hingga ancaman
kematian kepada rapper amerika bernama Cardi B. Perilaku fans girl group blackpink
(blink) ini terjadi karena menurut kelompok mereka rapper Cardi B dinilai tidak
melakukan promosi dan dukungan terhadap lagu kolaborasi antara blackpink sehingga
mendapatkan berbagai kecaman.
Melalui laman twitter banyak ditemukan juga perdebatan hingga, tak jarang pula
pada ancaman-ancaman yang tidak manusiawi, hal ini dikarenakan tidak melakukan
voting, streaming, membeli album fisik, meninggalkan komentar positif pada
postingan idola dan lainnya. Sekali lagi hal itu dipandang kurang pantas didalam
kelompok penggemar korea karena dianggap tidak memberikan dukungan dan tidak
membantu menyebarkan promosi dari idola ataupun artis favoritnya. Ada pula yang
mengatakan bahwa jika tugas seorang penggemar adalah melakukan segalanya untuk
mendukung dan mensukseskan karir dari idolanya.
BAB II
PENJELASAN

Pemujaan menurut Raviv (Yuniardi, 2010) adalah salah satu dimensi pengidolaan
selain modelling. Maltby, dkk (2002) mengemukakan bahwa pemujaan merupakan
bentuk kekaguman dengan intensitas yang tidak biasa dan penghormatan terhadap
idola sehingga semakin tinggi tingkat pemujaan seseorang, maka semakin tinggi pula
tingkat keterlibatannya dengan sosok idola. Pemujaan merupakan bentuk kekaguman
dengan (celebrity involvement) sehingga tingkatan ini intensitas yang tidak biasa dan
penghormatan sering juga disebut sebagai tingkatan pemujaan terhadap idola.
Keterlibatan dengan selebriti oleh keintiman (intimacy) yang diimajinasikan
Maltby dkk. (2005) dibagi menjadi tiga aspek yang terhadap sosok selebriti yang
diidolakan (Maltby bisa digambarkan sebagai suatu tingkatan. dkk., 2005;
McCutcheon dkk., 2002). Rahmawati (2013:367) Selebriti secara definisi adalah
orang-orang yang dikenal secara luas oleh masyarakat, baik itu bintang film,atlit,
maupun model. Teori mengenai celebrity worship dikemukakan oleh
McCutcheon(2002) yang mengatakan bahwa celebrity worship adalah hubungan
parasosial antara fans dan idolanya. McCutcheon juga membuat skala tingkatan
celebrity worship yaitu entertainment social, intense personal, dan borderline
pathological.
Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya celebrity worship (McCutcheon,
2004 ), yaitu :
1. Usia: Celebrity worship pada umumnya terjadi pada remaja berusia 11 tahun
hingga 17 tahun dan berkurang setelahnya.
2. Pendidikan: Celebrity worship biasanya dilakukan oleh orang-orang dengan
tingkat inteligensi yang rendah.
3. Keterampilan sosial: Celebrity worship terjadi pada orang-orang dengan
keterampilan sosial yang buruk dan melihat bahwa celebrity worship merupakan
pengisi kekosongan yang terjadi dalam hubungan yang nyata.
4. Jenis kelamin: Laki-laki dan perempuan dapat menyukai idola dengan
konteks yang berbeda namun intensitas untuk menyukai idola biasnya lebih tinggi di
kaum perempuan.
5. Ras/etnis: orang kulit hitam di Amerika lebih mungkin menyukai idola kulit
hitam dibandingkan dengan idola kulit putih begitu juga sebaliknya orang kulit
putih Amerika lebih cenderung untuk menyukai idola kulit putih dibandingkan idola
kulit hitam.
Terdapat tiga aspek dalam celebrity worship yakni antara lain:
1. Religiusitas: religiusitas adalah keseluruhan dari fungsi manusia yang meliputi
keyakinan, perasaan, dan perilaku yang diarahkan secara sungguh-sungguh dan sadar
pada ajaran agamanya. Aspek religiusitas pada faktor ini berhubungan dengan
tingkatan religiusitas individu.
2. Body Image: Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Maltby et al., (2005)
bahwa celebrity worship juga dipengaruhi oleh body image. Seorang selebriti yang
memiliki tubuh ideal biasanya menjadi tolak ukur bagi seorang penggemar untuk
membentuk tubuh yang ideal seperti artis idolanya.
3. Kepribadian: Kepribadian disini diartikan sebagai perilaku individu atau
penggemar yang terpengaruh oleh idolanya.
Skala tingkatatan celebrity worship menurut McCutcheon (2004), yaitu:
1. Entertainment-social: Tahap ini terjadi pada saat seorang individu merasa
penting atau senang membicarakan sang idola dengan orang banyak, dan
membicarakannya di depan orang-orang serta senang membiacarakan perihal tentang
sang idola dengan orang yang juga mengidolakannya.
Alasan individu mencari informasi mengenai idolanya untuk confirm terhadap
norma sosial saat membicarakan idola dengan orang lain maka individu secara tidak
disadari membentuk standar normal dalam dirinya, hasilnya mereka akan mengetahui
mana perilaku yang benar atau buruk untuk dilakukan (McCutcheon, 2004).
2. Intense-personal: Tahap ini terjadi ketika seorang individu merasa adanya
ikatan khusus dengan sang idola dan juga dapat merasakan apa yang dirasakan atau
yang di alami sang idola tersebut, dengan mencerminkan dimensi kepribadian
neurositisme seperti tertekan, emosional, cemas dan moody.
Pada tahap ini mereka terindikasi memiliki beberapa ciri atau sifat neurotik
(neurotic straits). Seseorang mungkin percaya bahwa dia memiliki koneksi personal
yang kuat dengan idolanya, memperlakukan dan menganggap selebriti sebagai
pasangannya. Perilaku yang termasuk dalam tahap ini adalah memikirkan selebriti
dalam frekuensi secara terus menerus dalam kesehariannya (McCutcheon, 2004).
3. Borderline-pathological: Tahap ini terjadi dimana seorang individu memiliki
fantasi atau khayalan yang membuatnya memiliki kedekatan khusus dengan sang
idola serta memiliki keyakinan jika pada saat dia mengalami kesusahan, sang idola
akan datang dan menolong atau membantunya, dengan mencerminkan dimensi
kepribadian psikotisme seperti impulsif, anti sosial, dan egosentris.Tahap ini
merupakan tingkatan paling tinggi atau parah dalam celebrity worship.
Fans yang seperti ini tampak memiliki pemikiran yang tidak terkontrol dan
menjadikan dirinya tidak rasional. Mereka juga memiliki obsesi terhadap detail
kehidupan selebriti dan percaya bahwa mereka dapat berkomunikasi langsung dengan
selebriti idolanya melalui kode rahasia, yang dia percayai hanya dia dan idolanya
yang mengetahuinya. Kepercayaan kepercayaan inilah yang dapat menyebakan
kerugian dan perkembangan psikologis individu tersebut (McCutcheon, 2004).
2.2 Analisis Kasus
Data Survei 14 maret 2021-16 maret 2021
Inisial/Usia Apa yang kamu Apa yang Apa yang sudah Apakah
pikirkan ketika kamu ketahui kamu lakukan kamu lebih
selebritis favorit tentang sebagai upaya suka teman
kamu menyatakan perilaku mendukung yang
jika ia memiliki menguntit?Jika selebritis favorit memiliki
kekasih? ada seseorang mu? sebutkan kesamaan
penggemar dan berikan dalam hal
yang alasanmu selebritis
melakukan favorit?
perilaku mengapa
tersebut, dan berikan
bagaimana alasanmu
pendapatmu
dan apakah
kamu pernah
melakukannya
?
F/15 Mencari bias baru. Perilaku buruk, Streaming. Dan Ya, karena
dan tidak untuk menonton v live. topik yang
ditiru. Belum dibahas
pernah, tetapi akan lebih
kalau stalking seru.
lumayan
sering.
D/16 Behenti menjadi Seseorang Streaming karya Tidak
fansnya, dan yang ingin tahu terbaru/menonto terlalu,
mencari bias. lebih banyak n drama secara tergantung
informasi,tidak legal. kondisi.
baik. Belum
pernah.
A/14 Berhenti menjadi Orang yang Membeli album, Iya suka,
fansnya, dan kepengen tau merchendise, karena akan
pindah haluan. terus menerus, dan mengoleksi banyak hal
kurang baik. photocard. yang sama
Kayanya untuk
pernah mencari diobrolin.
sosial media
lawan main &
teman dekat
idola karena
waktu itu ada
rumor kencan.
P/15 Mencari idola baru. Kurang tau, Voting dan Iya karena
kalau tidak streaming. masih bisa
berlebihan bertukar
boleh saja, dan informasi
belum pernah. dan
membahas
hal yang
sama.
F/14 Mengunfollow Orang yang Hanya Suka karena
semua yang selalu ingin mengikuti dan memiliki
berhubungan tau, kurang mencari tau idola yang
dengan bias, dan baik melalui sama.
berhenti sepertinya, jika berita/sosial
mengidolakannya. seperti fansite media. bagi saya
tidak masalah itu berkontribusi.
karena
menguntungka
n fans
internasional.
H/13 Tetap menyukai, Kurang Download Tergantung,
tetapi tidak mengerti, lagunya secara karena kalau
dijadikan sebagai tetapi jika legal. bias/idola
ultimate. bermanfaat kami sama
buat saya kurang
kepentingan suka dan
kelompok tidak merasa
apa-apa, tersaingi.
K/15 Tidak akan Tindakan yang Beli album dan Iya karena
menyukai yg kurang benar voting agar bisa
menjadi karena dapat awards. bercerita hal
kekasihnya, tapi berkaitan yang sama.
tetap mendukung dengan privasi
selebritis favorit. orang lain,
kalau sekedar
untuk mencari
kabar tidak apa
apa. Pernah
stalking.
Y/16 Tetap menyukai, Menguntit Mendengarkan Iya, karena
tetapi mengurangi setahu saya dan menonton bisa
dalam mengikutin karya mereka mengunjung
mendapatkan secara diam secara legal. i tempat
informasi/mengaks diam dengan yang
es media sosialnya. tujuan ingin berhubunga
Karena biasanya mengetahui n dengan
selebritis yang apa yang di idola
berkencan akan lakukan orang bersama.
mengupload foto itu, menurut
bersama saya itu tidak
kekasihnya. sopan dan
menggangu.
Tidak pernah
melakukan.
S/13 Mencari idola baru. Belum tau, Nonton vidionya Iya karena
kayanya tanpa diskip. bisa chatting
kurang baik. dengan
bahasan
yang sama.
T/14 Tetap mendukung Kurang tau, Menonton siaran Iya, karena
secara sederhana. kayanya tidak live secara rutin. bisa
baik. bertukar
info.
U/13 Berhenti menjadi Belum tau, Download Iya karena
fans dan tidak sepertinya semua lagunya. bisa update
menyukai kurang baik. informasi
kekasihnya. bersama.

Skandal
Parfit (1971) mengemukakan identitas diri yang terdapat pada diri tiap individu
merupakan hal penting untuk digunakan pada proses pengembangan pola diri setiap
individu karena identitas diri juga dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang sangat
kompleks. Hal tersebut dimiliki oleh setiap individu dapat memberikan efek yang
bersifat positif ataupun negatif. Identitas diri dapat dilihat dari tingkah laku atau
perilaku yang dilakukan oleh individu dalam kehidupan sehari-hari.Individu yang
tidak mendapatkan kasih sayang dari keluarga cenderung akan mengharapkan kasih
sayang dari orang lain, sehingga identitas diri yang dimiliki akan berubah berdasarkan
model yang ada dikehidupannya.
Tahapan perkembangan menurut erikson dalam santrock (2007)
 Kepercayaan versus ketidakpercayaan adalah adanya perasaan nyaman secara
fisik dan ketidak percayaan setidaknya perasaan takut dan ragu-ragu terhadap
masa depan.
Remaja dalam kasus ini mendapatkan perasaan nyaman secara fisik namun
juga mendapatkan perasaan ketidakpercayaan atau ragu-ragu terhadap keputusan
yang diambil. Seperti pada data dikolom menunjukkan bahwa remaja masih ragu
untuk tetap menjadi fans atau tidak dan pada berita skandal yang menujukkan
perilaku fans yang meninggalkan komentar negatif hingga seruan untuk
mengakhiri hubungan. Hal ini dapat terjadi karena remaja mengalami
kepercayaan versus ketidakpercayaan dalam dirinya.
 Identitas versus Krisis identitas yaitu adalah ketika individu dihadapkan pada
tantangan untuk menemukan siapakah mereka itu, bagaimana mereka nantinya,
dan arah mana yang mereka tempuh dalam hidupnya. Remaja pada kasus ini
mengalami krisis identitas dalam menentukan jati diri kedepannya, sehingga
secara tidak sadar membentuk perilaku yang hanya berfokus pada kesenangan
sesaat yaitu berupa hobinya.
Remaja pada kasus ini berada pada tingkatan celebrity worship intense-personal
Tahap ini terjadi ketika seorang individu merasa adanya ikatan khusus dengan sang
idola dan juga dapat merasakan apa yang dirasakan atau yang di alami sang idola.
Remaja dikatakan kedalam tingkatan intense-personal karena mereka merasakan
perasaan kecewa ketika mendengar berita ataupun mengetahui bahwa idola atau
selebritis mereka berkencan.

Promosi dan Dukungan


Remaja pada kasus ini mengambil keputusan seperti memilih teman dan
melakukan suatu tindakan didominasi karena peer group. Peer group adalah
keseragaman perilaku individu karena melihat dinamika pada suatu kelompok.
Remaja yang melakukan perilaku pembelian merchendise, voting, streaming,
membeli tiket konser atau lainnya secara berlebihan dan berdasarkan pada dinamika
kelompok memiliki ciri-ciri seperti self esteem rendah, gagal dalam masa identitas
versus krisis identitas, tidak memenuhi tahapan moral dan lainnya.
Kelompok kami akan menganalisis menggunakan teori moral kohlberg bahwa
remaja seharusnya telah mencapai level 2 tahap 3 dan 4 yang mana dalam mengambil
keputusan sudah tidak lagi terpengaruh oleh teman namun berdasarkan value diri dan
dilihat dengan kecocokan figur otoritas. Remaja juga seharusnya telah mengetahui
bagaimana dalam berperilaku dan berbicara bahwa harus menghargai dan memiliki
empati, kepedulian serta cinta dalam pertimbangan sebelum mengambil keputusan.
Dapat dikatakan bahwa remaja yang melakukan perilaku pada kasus diatas belum
mencapai atau bisa saja gagal dalam mencapai level moral yang seharusnya.
Remaja pada kasus ini berada pada tingkatan celebrity worship Borderline-
pathological dimana seorang individu memiliki fantasi atau khayalan yang
membuatnya memiliki kedekatan khusus dengan sang idola serta memiliki keyakinan
jika pada saat dia mengalami kesusahan, sang idola akan datang dan menolong atau
membantunya, dengan mencerminkan dimensi kepribadian psikotisme seperti
impulsif, anti sosial, dan egosentris.Tahap ini merupakan tingkatan paling tinggi atau
parah dalam celebrity worship. Hal ini tercermin dalam perilaku remaja yang
implusif ketika memberikan dukungan kepada idolanya dan menjadi egosentris
ketika melihat bagian dari kelompoknya namun tidak melakukan hal yang sama.
BAB III
PENUTUP
Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya celenrity worship terdapat 5 faktor,
yaitu usia, pendidikan, keterampilan sosial, jenis kelamin, dan ras/etnis. Aspek yang
terdapat dalam celebrity worship terbagi menjadi tiga aspek, yaitu religiusitas, body
image, dan kepribadian. Tingkatan celebrity worship yaitu entertainment social,
intense personal, dan borderline pathological. Pada kasus ini remaja memiliki faktor
pendukung yang berbeda-beda sehingga menghasilkan tingkatan celebrity worship
yang berbeda pula.
Peranan yang dapat dilakukan untuk mencegah remaja yang berada ditahapan
intence-personal, ataupun borderline-pathological agar tidak mengalami kenaikan
tingkatan celebrity worship dapat melakukan tes minat & bakat sehingga remaja dapat
menyalurkan waktu untuk mengenali hingga mengembangkan diri berdasarkan minat
& bakatnya. Upaya yang paling sederhana untuk mencegah remaja yang belum berada
ditahap awal celebrity worship dapat dengan membentuk tim kecil yang dapat
menyebarluaskan campaign edukasi megenai konsep diri, identitas diri, dan lainnnya.
Hal ini dikarenakan secara tidak langsung dan tidak disadari telah membantu para
remaja untuk mengalami peningkatan dibidang pendidikan luar sekolah,agar para
remaja mampu mengoptimalisasi terhadap potensi-potensi yang dimilikinya.
Campaign ini dapat dilakukan dengan banyak cara yaitu seperti dengan menyebar
poster melalui social media, broadcast, podcast, youtube channel, dan lainnya.
Daftar Pustaka

Saputro, K. Z. (2018). Memahami ciri dan tugas perkembangan masa


remaja. Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, 17(1), 25-32.
Benu, J. M. Y., Takalapeta, T., & Nabit, Y. (2019). Perilaku Celebrity
Worship pada Remaja Perempuan. Journal of Health and Behavioral
Science, 1(1), 13-25.
Ayun, P. Q. (2015). Fenomena remaja menggunakan media sosial dalam membentuk
identitas. Jurnal Channel, 3(2), 1-16.
Ayu, N. W. R. S., & Astiti, D. P. (2020). Gambaran Celebrity Worship Pada
Penggemar K-Pop. Psikobuletin: Buletin Ilmiah Psikologi, 1(3), 203-210.
Asrie, N. D., & Misrawati, D. (2020). Celebrity worship dan Impulsive buying pada
Penggemar KPOP Idol. Journal of Psychological Perspective, 2(2), 91-100.
Laksmi, A. (2019). Hubungan antara status identitas diri dengan Celebrity Worship
pada remaja akhir penggemar Korean Pop di Kota Malang (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
Inferlambang, M. (2017). Perbedaan sikap celebrity worship pada fans k-pop usia
dewasa muda yang mengalami kesepian sebelum dan sesudah menjadi
penggemar (Doctoral dissertation, Universitas Katolik Widya Mandala
Madiun).
Pradata, H. A. (2019). Sebuah Studi Psikologis Terhadap Proses Idolisasi Remaja
Terhadap Idola K-Pop (Korean Pop). Insight: Jurnal Pemikiran dan
Penelitian Psikologi, 15(2), 341-352.

Anda mungkin juga menyukai