PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
negara ini dalam menularkan kebudayaan dan seni kepada negara lain
dalam bahasa Korea disebut sebagai hallyu dimulai pada tahun 1997, ketika
drama Korea berjudul What is Love All About disiarkan oleh stasiun televisi
(Lee, 2011, Korean Culture and Information Center, 2011). Saat ini Indonesia
Menurut Ravina (2010), Lee (2011), dan Jung (2011) media yang
dapat menjembatani Korean wave antara lain adalah televisi, majalah dan/
koran, radio, juga internet. Program televisi, musik pop, berbagai buku dan
mengenai ras dan etnis pada para penggemar K-pop diketahui bahwa media
sosial (internet) merupakan jenis media informasi yang paling digemari dalam
konsumsi dan distribusi K-pop di seluruh dunia, yaitu mencapai 91%. Hal ini
dikarenakan regulasi informasi melalui internet dinilai lebih cepat
2010), sehingga menurut Jung (2011) hal ini merupakan faktor penting
Solo pada siswa SMP, siswa SMA, dan mahasiswa diketahui bahwa
penggemar Korean wave paling banyak adalah siswa SMA (remaja). Menurut
Salim (2010), media massa merupakan bentuk media informasi yang secara
kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa
perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial, yaitu berawal pada usia
9-10 tahun dan berakhir di usia 18 tahun (Fadlyana, 2004, WHO, 2010,
menjelaskan bahwa pengaruh besar yang dibawa oleh Korean wave bukan
hanya muncul dari musik Korean Pop (K-Pop) yang sangat dinikmati oleh
Adanya pola pikir, terutama pada laki-laki, bahwa wanita adalah objek untuk
ukuran superioritas dan penerimaan oleh lingkungan sekitar (Latha et. al.,
sosial yang baik menjadi role model bagi remaja termasuk dalam hal
diberikan oleh media (Birkeland, et. al., 2005, Groesz, et. al., 2002, Becker,
2004). Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Field et. al. (2001) diketahui
berhubungan dengan keinginan mereka untuk memiliki tubuh yang kurus saat
remaja yang merugikan, yaitu terbentuknya body image yang tidak sesuai
usaha untuk mengontrol berat dan bentuk tubuhnya. Remaja biasanya akan
melakukan diet sehingga dapat memenuhi ekspektasi akan body image ideal
menurutnya. Diet yang dilakukan pun biasanya tidak benar sehingga dapat
menjadi awal berkembangnya eating disorders. Hal ini sesuai dengan hasil
2003). Menurut Ata et. al. (2007) perempuan memiliki resiko lebih tinggi
diri sendiri.
Menurut Salim (2010) serta Widianti&Candra (2012), remaja dengan
status gizi lebih atau obesitas memiliki kecenderungan yang lebih besar
adalah dukungan sosial dari keluarga dan teman sebaya. Bagi remaja yang
telah tinggal terpisah dengan orang tuanya atau menghabiskan banyak waktu
dukungan sosial dari teman sebaya sebagai faktor yang mempengaruhi body
Korean wave dalam bentuk musik, drama, film, maupun produk hiburan
lainnya tersebar melalui media berupa televisi, radio, majalah, serta internet.
langsing, tinggi, dan menarik dapat menimbulkan persepsi body image yang
negatif pada remaja. Body image yang negatif pada remaja putri dapat
Paparan Korean wave melalui Media Informasi dengan Body image dan
Risiko Eating disorders Pada Remaja Putri Sekolah Menengah Atas Negeri di
Kota Yogakarta”.
B. Rumusan Masalah
ada hubungan antara paparan Korean wave melalui media informasi dengan
body image dan risiko eating disorders pada remaja putri Sekolah Menengah
2. Apakah ada hubungan antara status gizi dengan dengan body image?
body image?
disorders?
C. Tujuan Penelitian
1. Umum
dengan body image dan risiko eating disorders pada remaja putri Sekolah
2. Khusus
a. Menganalisis hubungan paparan Korean wave melalui media
image.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Menengah Atas. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat menjadi dasar
2. Manfaat praktis
terhadap body image dan risiko eating disorders pada remaja putri di
E. Keaslian Penelitian
terutama Korean wave (Hallyu) pada siswa putri. Selain itu, instrumen
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada paparan media, yaitu fokus
pada Korean wave (Hallyu) tidak hanya melalui televisi saja, variabel
3. Botta, Renee (2003) dengan judul For Your Health? The Relationship
majalah dengan variasi tipe majalah dengan body image and eating
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa majalah olahraga lebih kecil
4. Widianti, Nur & Candra, Aryu (2012) dengan judul Hubungan antara
Body image dan Perilaku Makan dengan Status Gizi Remaja Putri di
perilaku makan.
penelitian.
Yogyakarta City). Studi kualitatif ini dilakukan pada remaja yang terpapar
serta fanatisme yang cukup tinggi, antara lain anggota komunitas hallyu
di Kota Yogyakarta Jjang Kewer Parodi (JKP) dan Aikei. Hasil penelitian
Yogyakarta.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah desain penelitian, variabel body
(hallyu) melalui media informasi dengan body image dan risiko eating