Anda di halaman 1dari 11

“PRINSIP-PRINSIP MOTIVASI BELAJAR”

Makalah

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Hj. Umi Ulfah M.Pd.I

Disusun oleh : Farid Kholili

NIM : 12240035

JURUSAN PGMI FAKULTAS TARBIYAH SEMESTER III

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM WALI SEMBILAN SEMARANG

TAHUN 2023/2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Motivasi belajar memegang peranan kunci dalam keberhasilan pendidikan. Untuk

mencapai hasil pembelajaran yang optimal, pemahaman mendalam terhadap prinsip-prinsip

motivasi belajar menjadi esensial. Prinsip-prinsip ini menjadi landasan dalam menciptakan

lingkungan belajar yang memotivasi dan mendukung perkembangan siswa.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan prinsip-prinsip motivasi belajar?

2. Bagaimana penerapan prinsip-prinsip motivasi belajar dapat meningkatkan efektivitas

pembelajaran?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Motivasi Belajar

.Motivasi belajar adalah kekuatan yang mendorong individu untuk belajar, mencapai

tujuan pembelajaran, dan menghadapi tantangan dalam proses pendidikan.dijabarkan atas

pengetahuan dan pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai yang telah menjadi milik siswa.

Motivasi adalah kekuatan internal yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan

atau keinginan. Dalam konteks pendidikan, motivasi merupakan faktor kunci yang

mempengaruhi sejauh mana siswa akan belajar dan berpartisipasi dalam pembelajaran.

Motivasi dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk dorongan internal dan eksternal.

B. Konsep Motivasi Belajar

Motivasi dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk dorongan internal dan eksternal..

1. Motivasi Internal (Intrinsik)

Motivasi internal berkaitan dengan hasrat dan keinginan individu untuk belajar. Ini

mencakup minat dan rasa ingin tahu yang intrinsik. Ketika siswa merasa terdorong oleh

hasrat mereka sendiri, mereka cenderung lebih tekun dalam belajar. Pendidik dapat

merangsang motivasi internal dengan memberikan tugas yang relevan dan menarik,

serta memberikan ruang untuk kreativitas. perlu dijelaskan terhadap hal apa siswa harus

melakukan sesuatu (isi). Ini pun perlu dijelaskan supaya se spesifik mungkin. Misal

TIK yang dirumuskan sbb “Siswa akan menunjukkan sikap positif terhadap kebudayaan

nasional”, dapat lebih dikhususkan dengan mengatakan “siswa akan membuktikan

penghargaannya terhadapa seni tari nasional dengan ikut membawakan suatu tarian

dalam perpisahan kelas”.


2. Motivasi Eksternal (Ekstrinsik)

Motivasi eksternal berkaitan dengan penghargaan, hukuman, atau tekanan dari orang

lain. Ini mungkin termasuk pujian dari guru, penghargaan, atau penilaian akademik.

Meskipun motivasi eksternal dapat efektif dalam jangka pendek, pendidik harus

berhati-hati agar tidak mengandalkannya secara berlebihan, karena ini dapat

mengurangi motivasi intrinsik.

3. Motivasi Proses

Motivasi proses mengacu pada bagaimana siswa memandang proses pembelajaran itu

sendiri. Ketika siswa merasa mereka memiliki kendali atas pembelajaran mereka dan

melihatnya sebagai sebuah perjalanan yang berharga, motivasi mereka cenderung lebih

tinggi.

C. Faktor-Faktor Psikologi yang Mempengaruhi Motivasi Pembelajaran

a. Perkembangan Psiko-Fisik

Perkembangan psiko-fisik ini terlihat berhubungan langsung terhadap aktivitas

pembelajaran melalui pelaksanaan perkembangan psiko-fisik peserta didik. Proses

perkembangan diantaranya: Pertama, motor development, yaitu perkembangan progresif

berkaitan perolehan ketrampilan yang terlihat dari peserta didik (motor skills). Kedua,

cognitive development, yaitu perkembangan dari fungsi pengetahuan pelaksanaan

perkembangan kecerdasan intelektual peserta didik. Ketiga, social and moral

development yaitu perkembangan dalam aktifitas sosial dan sikap moral perilaku peserta

didik dalam aktivitas lingkungan.

b. Intelegensi Peserta Didik

Menurut Reber intelegensi sebagai kemampuan psiko-fisik mereaksi stimulus dengan

tindakan yang benar. Inteligensi sebenarnya tidak hanya persoalan akal, tetapi juga

organ-organ tubuh yang lain. Sehingga, akal berperan dalam kaitanya dengan inteliginsi
peserta didik lebih terlihat dari peran organ-organ jasmani tersebut, karana akal sebagi

menara kontroling aktifitas peserta didik.

Setiap pendidik seharusnya mengetahui intelegensi peserta didik, baik yang baik

seperti superior maupun yang buruk seperti borderline.

Peserta didik yang kreatif dapat memahami pembelajaran yang disajikan terlampau

mudah baginya. Sehingga, peserta didik akan bosan dan malas karena kebutuhan rasa

ingin tahu dibendung tidak merata. Kemudian peserta didik yang belum mampu merasa

sangat kesulitan mengikuti pembelajaran karena terlalu susah untuk dipahami peserta

didik. Oleh karena itu peserta didik tersebut akan tertekan, dan menjadi bosan dan malas.

c. Sikap Peserta Didik

Sikap sebagai gejala internal yang timbul dan berdimensi afektif kepada

kecenderungan untuk bereaksi dan merespon dengan jalan yang relatif terhadap objek

orang dan benda, baik secara baik maupun buruk.

Peserta didik yang bersikap baik terhadap pendidik dalam pelaksanaan pembelajaran

sebagai bukti proses pembelajaran yang effektif. Begitu juga, Peserta didik yang bersikap

buruk kepada pendidik dan materinya, serta sikap benci terhadap pendidik akan

menumbuhkan kesukaran dalam pelaksanaan pembelajaran peserta didik.

d. Minat Peserta Didik

Minat memiliki arti keinginan dan harapan yang besar terhadap sesuatu. Reber

menjelaskan bahwa minat belum termasuk dalam istilah psikologi karena

kebergantungannya pada faktor-faktor dari luar misalkan: kebutuhan, perhatian,

motivasi, harapan dan keinginan. 21 Minat yang dipahami dan digunakan peserta didik

dapat mengembangkan kualitas tujuan dari keberhasilan dalam pembelajaran. Seperti

seorang peserta didik yang mengharapkan minat yang tinggi pada pelajaran bahasa arab

akan memfokuskan pembelajarannya lebih dari pada peserta didik yang lain. Kemudian,

fokus perhatian yang tinggi kepada bahan pembelajaran yang memberikan peserta didik

dalam melaksanakan pembelajaran lebih tekun dan memgapai prestasi yang maksimal.
D. Prinsip-prinsip motivasi belajar

Ada beberapa prinsip-prinsip motivasi yang penting untuk diterapkan dalam pendidikan

agar siswa tetap termotivasi dan berprestasi. Berikut adalah beberapa prinsip-prinsip

tersebut:

1. Tujuan yang jelas

Siswa perlu tahu apa yang diharapkan dari mereka. Pendidik harus memberikan tujuan

yang spesifik dan terukur agar siswa memiliki panduan yang jelas tentang apa yang

perlu dicapai.

2. Pemberian otonomi

Memberikan siswa kebebasan dalam memilih cara mereka belajar dan menyelesaikan

tugas dapat meningkatkan motivasi intrinsik. Otonomi memberi siswa rasa kontrol atas

pembelajaran mereka. Memberikan siswa kebebasan dalam pemilihan metode belajar

dan pengambilan keputusan terkait pembelajaran dapat meningkatkan rasa tanggung

jawab dan motivasi intrinsik.

3. Relevansi materi

Mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman dan kehidupan sehari-hari siswa dapat

meningkatkan motivasi. Siswa akan lebih termotivasi belajar ketika mereka melihat

relevansi dari apa yang mereka pelajari dengan kehidupan mereka.

4. Keterlibatan aktif

Mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran melalui

berbagai metode, seperti diskusi kelompok, simulasi, atau eksperimen. Kerja sama

dalam kelompok dapat meningkatkan motivasi. Siswa dapat merasa lebih termotivasi

ketika mereka merasa mereka adalah bagian dari tim dan dapat berkontribusi dalam

pencapaian bersama.
5. Penghargaan yang pantas

Penghargaan seperti pujian dan pengakuan atas pencapaian siswa penting, tetapi harus

diberikan dengan bijak. Ini harus memotivasi tanpa membuat siswa terlalu terfokus

pada penghargaan eksternal.

6. Umpan balik yang konstruktif

Memberikan umpan balik yang konstruktif dan informatif kepada siswa membantu

mereka memahami kemajuan mereka. Hal ini juga dapat membantu siswa memperbaiki

kinerja siswa, mendukung perkembangan siswa, serta membantu mereka memahami

kesalahan dan apa yang harus diperbaiki.

E. Penerapan Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar

a. Strategi Pengajaran

Mengintegrasikan prinsip-prinsip motivasi belajar ke dalam strategi pengajaran, seperti

pembelajaran berbasis masalah, proyek-proyek praktis, dan penggunaan teknologi.

b. Evaluasi dan Pembahasan Hasil

Menilai efektivitas penerapan prinsip-prinsip motivasi belajar terhadap prestasi siswa dan

refleksi terus-menerus untuk pengembangan lebih lanjut.

Untuk meningkatkan motivasi dalam pendidikan, ada beberapa strategi yang dapat

digunakan:

1. Menggunakan Pendekatan Berbasis Masalah: Mengajarkan siswa untuk memecahkan

masalah nyata dan relevan dalam pembelajaran mereka dapat meningkatkan motivasi

intrinsik.
2. Mengintegrasikan Teknologi dalam Pembelajaran: Penggunaan teknologi, seperti

permainan pendidikan dan sumber daya daring, dapat membuat pembelajaran lebih

menarik dan interaktif.

3. Mendorong Kolaborasi: Mendorong kolaborasi antara siswa, baik dalam kelompok kecil

maupun proyek bersama, dapat meningkatkan motivasi proses dan sosial.

4. Memberikan Pilihan: Memberi siswa pilihan dalam cara mereka mengejar tujuan

pembelajaran mereka dapat memacu motivasi intrinsik.

5. Mengikuti Perkembangan Individu: Guru harus memahami kebutuhan dan minat

individu siswa dan menyusun strategi pembelajaran yang sesuai.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian-uraian terdahulu penulis dapat menyimpulkan makalah sebagai berikut:

Motivasi pembelajaran merupakan dorongan eksternal dan internal untuk bergerak dalam

melaksanakan pembelajaran dengan maksimal supaya mendapatkan hasil yang di cita-

citakan. Semakin besar motivasi pembelajaran peserta didik maka semakin besar pula

keberhasilan yang dicapai.

Motivasi pembelajaran menjadikan dan menumbuhkan kepercayaan terhadap peserta

didik, maka motivasi pembelajran dapat menunjukkan peserta didik untuk menjalankan,

mengembangkan, mengubah pola fikir dan pola prilakunya. Dengan demikian proses

pembelajaran akan semakin maksimal dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang baik.

Oleh karena itu banyak faktor yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas motivasi

pembelajaran peserta didik.

Implementasi dari prinsip-prinsip motivasi pembelajaran dalam lingkungan pembelajran

dapat menjadikan pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan maksimal, dan dapat

menstimulus peserta didik dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas dalam pelaksanaan

pembelajaran.

Prinsip-prinsip motivasi belajar memberikan fondasi yang kokoh untuk pengembangan

lingkungan pembelajaran yang efektif dan memotivasi. Dengan memahami dan menerapkan

prinsip-prinsip ini, pendidik dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna dan

mendorong siswa untuk mencapai potensi penuh mereka. Sebagai hasilnya, pembelajaran

bukan hanya menjadi tugas, tetapi juga perjalanan yang menginspirasi dan membangun

kemampuan siswa untuk terus belajar sepanjang hidup.

B. Saran-saran
Penulis meyakini bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Penulis berharap

masukan dari pembaca agar dapat memaksimalkan penulisan ini. Sehingga di kemudian hari

tulisan ini dapat bermanfaat bagi pendidik dan peserta didik dalam pelaksanaan

pembelajaran. dan sebagai motivasi dan stimulus peserta didik dalam menjalankan

pembelajaran dengan sungguh-sungguh.

Penulis juga memberikan masukan kepada peserta didik untuk selalu terus melaksanakan

pembelajaran bersama dengan pendidiknya. Agar pengetahuan yang didapat dapat berhasil

sesuai dengan tujuan yang diharapkan.


DAFTAR PUSTAKA

Abnisa, Almaydza Pratama, Konsep Motivasi Pembelajaran, Jurnal AsySyukriyyah Vol.

21 Nomor 2 Oktober 2020.

Abnisa, Almaydza Pratama, Prinsip-Prinsip Motivasi Dalam Pembelajaran Perspektif Al-

Qur’an, Disertasi Program Studi Doktor Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir Konsentrasi

Pendidikan Berbasis Al-Qur’an Program Pascasarjana Institut PTIQ Jakarta, 2021

Siswojo.Belajar Tuntas ( Mastery Learning), Erlangga, jakarta, 1981

Winkel, W.S. “Psikologi Pembelajaran”, Media Abadi, Cetakan Ke IX, Tahun 2007

https://8pagieducation.wordpress.com/2023/11/02/konsep-dan-prinsip-prinsip-motivasi-

dalam-pendidikan/

Anda mungkin juga menyukai