Anda di halaman 1dari 8

13

TEKNOLOGI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


(Penerapannya dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam)
Ach. Syaiful
(Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Karimiyyah Sumenep)
Email: achsyaiful9@gmail.com. Hp. 082335383461

Abstrak

Pendidikan dalam proses pelaksanaannya tidak berdiri sendiri, tetapi membutuhkan serangkaian
dukungan mulai dari metode, materi, hingga media untuk mengantarkannya supaya pesan yang akan
disampaikan terhadap peserta didik bisa mudah dan optimal. Untuk itu, maka dibutuhkanlah yang
namanya teknologi dalam pendidikan secara spesifik dalam pembelajaran, termasuk dalam pendi-
dikan agama Islam. Teknologi dalam konteks ini tidak hanya bisa dimaknai dengan sesuatu yang sem-
pit, misalnya identik dengan mesin atau alat-alat, melainkan teknologi dalam konteks pendidikan
merupakan suatu pendekatan yang kritis, logis, sistematis dan ilmiah terhadap pendidikan. Dari dasar
itulah teknologi pendidikan juga bisa masuk dalam suatu kajian atau bisa juga dipraktikan dalam
proses pendidikan agama Islam agar supaya pelaksanaan pendidikan Islam dalam semua level dan
jenjang bisa mengarah kepada beberapa nilai yang diinginkan oleh suatu diskusi tentang teknologi
pendidikan.

Kata Kunci: Teknologi, PAI, Pembelajaran, Pendekatan

A. Karakteristik Pendidikan Agama Islam ama Islam. Smentara pendidikan Islam mempunyai
Sebelum membahas lebih panjang, penulis akan arti yang cukup luas karena pendidikan agama Islam
menjelaskan terlebih dahulu mengenai pembaha- merupakan bagian dari pendidikan Islam (Muhaimin,
san pendidikan agama Islam dan pendidikan Islam. 2013:14) . Pendidikan Islam dapat diartikan dengan
Kedua istilah ini seringkali dianggap sama oleh pendidikan menurut Islam, pendidikan Ke-Islaman,
kita dalam setiap kajian pendidikan Islam, padahal dan pendidikan dalam Islam.
mempunyai pembahasan dan subjek yang berbeda. Dalam konteks pembahasan ini bahwa teknologi
Di bawah ini akan diurai secara singkat mengenai pembelajaran dalam pendidikan agama Islam mer-
perbedaan keduanya sebelum membahas lebih jauh upakan kegiatan teknologis dalam materi-materi
tentang teknologi pembelajaran dalam PAI. agama Islam dalam pendidikan. Sehingga proses ke-
Pendidikan agama Islam, jika meminjam baha- giatan belajara mengajar dalam juga mulai maju dan
sanya Ahmad Tafsir (dalam Muhaimin,2012:6-7) bah- mengenal beberapa staretegi, cara, dan media-media
wa merupakan suatu proses yang dibakukan dinama dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.
kegiatannya adalah melakukan didikan agama Islam Pembahasan ini akan dimulai dari karakteristik
terhadap peserta didik. Artinya, bahwa ajaran agama pendidikan agama Islam yang diambil dari berbagai
Islam diberikan kepada peserta didik dalam proses sumber.
pendidikan. Istilah pendidikan sebelum agama Islam Pertama, Pendidikan yang Tinggi (sakral). Pendi-
menunjukkan hal yang sejajar dengan meteri-materi dikan agama Islam bersumber langsung dari Allah
lain, contohnya materi matematika, fisika, biologi dan SWT. melalui Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dengan kata
sebagainya. Dalam konteks ini pendidikan agama Is- lain, pendidikan Islam merupakan sebuah proses
lam menunjukkan sebuah materi-materi tentang ag- mengenal dan pengakuan secara nyata atas Allah

Volume 10, Nomor 1, September 2018


14 TEKNOLOGI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SWT. Proses pendidikan agama Islam adalah se- juga seluruh segi kehidupan manusia. Ajaran Islam
buah proses dimana seorang manusia berhubungan merupakan ajaran yang tidak terputus antara yang
langsung dengan penciptanya. Definisi pendidikan satu dengan yang lainnya. Terdapat hubungan yang
yang diutarakan oleh Muhaimin semakin menjelas- kuat dan koneksi yang jelas dalam semua ajaran Is-
kan bahwa pendidikan agama Islam sangat erat kai- lam.
tannya dengan nilai-nilai kesakralan (keimanan) yang Kelima, Pendidikan yang Berkontinuitas. Dalam
disebabkan hubungan manusia dengan Tuhannya pendidikan agama Islam, tidak ada kata selesai da-
(Muhaimin, 1996 : 2). lam menuntut ilmu. Sebuah keharusan bagi seorang
Kedua, Pendidikan yang seimbang. Pendidikan manusia untuk terus memperdalam ilmunya, tidak
agama Islam tidak hanya mementingkan satu sisi hanya melalui bangku pendidikan, justru tantangan
pendidikan saja, tapi juga membangun manusia se- itu akan jauh lebih besar ketika seorang manusia tiba
cara seimbang (utuh), akal dan hatinya, jasmani dan di tengah-tengah masyarakat. Tantangan tidak hanya
rohaninya. Keseimbangan yang tercipta merupakan untuk terus mengembangkan keilmuan tetapi juga
keseimbangan hidup dalam menjalankan aktivitas untuk mendayagunakan bagi kehidupan. Keenam,
dunia tanpa mengesampingkan aktivitas yang beror- Pendidikan yang Global. Sebagai agama yang uni-
ientasi akhirat. Begitu juga sebaliknya, seimbang da- versal (rahmatan lil alamin) Islam dapat diterima oleh
lam menjalankan aktivitas yang berorientasi akhirat semua suku, golongan, ras, dan bangsa. Hal ini tidak
tanpa melupakan aktivitas dunia. terlepas dari karakteristik pendidikan agama Islam
Ketiga, Pendidikan yang Realistis. Pendidikan ag- yang lainnya. Dengan karakter demikian menjadikan
ama Islam berjalan secara jelas dan nyata terhadap pendidikan Islam sangat mudah diterima oleh semua
kehidupan dalam masyarakat. Realistis terhadap se- golongan tidak hanya zaman dahulu, sekarang, atau-
gala aspek kehidupan, baik yang bersifat sosial atau- pun yang akan dating (shalih fi kulli zaman wa makan).
pun bersifat ilmiah. Pendidikan Islam bersifat realis- Ketujuh, Pendidikan yang Tumbuh dan Berkem-
tis dan jauh darikhayal serta berlebih-lebihan. Praktis bang. Ilmu-ilmu pengetahuan yang seluruhnya
dan realistis dengan fitrah manusia, sejalan dengan bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah belum
suasana serta sesuai dengan kesanggupan manusia sepenuhnya dapat diungkap oleh manusia, keter-
baik secara individu ataupun masyarakat. batasan manusia menjadi salah satu penyebabnya.
Keempat, Pendidikan yang Komprehensif dan In- Namun disanalah yang membuat pendidikan agama
tegral. Komprehensif memeliliki pengertian luas dan Islam akan terus tumbuh dan berkembang. Dengan
lengkap. Sebagai ajaran yang komprehensif, menurut bersumber Al-Qur’an dan As-Sunnah, akan terus ber-
berbagai sumber, Islam memiliki beberapa karakter- munculan penemuan-penemuan baru, teori-teori
  yang dapat dijadikan landasan berpikir dalam
istik baru, sebagai bentuk pendidikan agama Islam yang
kehidupan sehari-hari. Karena Islam merupakan aja- tidak pernah berhenti untuk tumbuh dan berkem-
ran (pendidikan) yang tidak dibatasi oleh ruang dan bang.
waktu. Islam tidak mengenal sekat geografis yang Karakter yang terdapat pada diri pendidikan ag-
membatasi manusia selama ini. Jarak dan letak tidak ama Islam menggambarkan dengan jelas posisi pen-
menjadikan Islam sebagai ajaran yang ditujukan ha- didikan agama Islam diantara jenis pendidikan-pen-
nya untuk sekelompok orang saja, selainkan untuk didikan yang lainnya. Namun dengan melihat kondisi
seluruh umat manusia di segala penjuru dunia. Se- yang ada saat ini, banyak tantangan yang harus dih-
lanjutnya, Islam sebagai penyempurna agama-agama adapi pendidikan Islam, dimana tantangan tersebut
sebelumnya akan terus berlaku sampai kapan pun. tidak hanya yang bersifat internal namun juga yang
Islam akan terus menjadi pedoman hidup manusia, datangnya dari luar Islam sendiri. Tantangan-tanta-
akan terus berlaku di zaman apapun. Maka Islam se- ngan tersebut harus mampu dijawab setiap elemen
bagai ajaran yang integral, mencakup seluruh aspek yang ada dalam pendidikan Islam, mulai dari tingkat
kehidupan manusia. Islam berbicara dari masalah dasar hingga ke tingkat perguruan tinggi.
yang paling pribadi hingga kemasyarakatan dan ken-
egaraan. Masalah sosial, hukum, sains, ekonomi, dari B. Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Teknologi
adab melakukan kegiatan sehari-hari hingga keper- Pendidikan
masalahan politik nasional dan internasional. Islam Terminologi teknologi berasal dari kata “textere”
berbicara tidak hanya masalah ideologi saja, tetapi (bahasa Latin) yang artinya “to weave or construct”,

JURNAL PELOPOR PENDIDIKAN | STKIP PGRI Sumenep


Ach. Syaiful 15

menenun atau membangun. Dalam bahasa Yunani te- kan alat teknologi akan tetapi yang lebih utama ada-
knologi berasal dari kata “Techno logia” yang menurut lah proses yang logis, sistematis dan ilmiah.
Webster Dictionary dalam Fathurrahman berarti sys- Dari dasar itulah teknologi pendidikan juga bisa
tematic treatment atau penanganan sesuatu secara masuk dalam suatu kajian atau bisa juga dipraktikan
sistematis. Arti lain dari Teknologi diambil dari kata dalam proses pendidikan agama Islam agar supaya
Techne sebagai dasar yaitu art, skill dan science yang pelaksanaan pendidikan Islam dalam semua level
berarti keahlian, keterampilan, dan ilmu (Fathurrah- dan jenjang bisa mengarah kepada beberapa nilai
man, 2008 :2-3). yang diinginkan oleh suatu diskusi tentang teknologi
Teknologi dapat dijadikan alat untuk peman- pendidikan. Atas dasar itulah kehadiran teknologi da-
faatan pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Sharon lam pendidikan agama Islam menemukan ruang un-
E. Smaldino mengungkapkan bahwa teknologi ada- tuk dikembangkan. Yang terpenting dalam teknologi
lah penerapan ilmu atau pengetahuan yang terorgan- pendidikan adalah adanya integrasi manusia, ide, or-
isir secara sistematis untuk penyelesaian tugas-tugas ganisasi dan peralatan. Danim, 1995 : 6-7).
secara praktis termasuk dalam dunia pendidikan
misalnya dalam kegiatan belajar mengajar (Smald- 2. Ruang Lingkup dan Tujuan Teknologi PAI
ino, 2012:14). Praktik penggunaan teknologi akan a. Teknologi Pendidikan Agama Islam (PAI) da-
meningkatkan nilai tambah terhadap produk ilmu lam keseluruhan kegiatannya bertujuan un-
pengetahuan. Teknologi seringkali oleh masyarakat tuk: Meningkatkan fungsi dan peran kom-
diartikan sebagai alat elektronik atau mesin. ponen-komponen sistem instruksional seperti
guru, pesan, bahan, peralatan, teknik, lingkun-
1. Pengertian gan dan sebagainya untuk memecahkan mas-
Ada beberapa pengertian mengenai teknologi alah-masalah kependidikan Islam;
pendidikan, yaitu: b. Meningkatkan fungsi pengembangan instruk-
a. Merupakan pengembangan, penerapan dan pe- sional seperti riset teori, desain, produksi, lo-
nilaian sistem-sistem, teknik dan alat bantu untuk gistik dan sebagainya untuk menganalisis ma-
memperbaiki dan meningkatkan proses belajar salah, merancang, melaksanakan dan menilai
siswa. upaya pemecahan masalah-masalah kependi-
b. Menurut Webster Dictionary mengatakan bahwa dikan Islam;
teknologi pendidikan yaitu sebagai pegangan c. Meningkatkan fungsi manejemen instruksion-
atau pelaksanaan pendidikan secara sistematis, al, baik manajemen personil maupun manaje-
menurut system tertentu yang akan dijelaskan men organisasinya untuk mengkoordinasikan
kemudian. salah satu atau beberapa fungsi yang telah
c. Teknologi pendidikan ialah gabungan manusia, disebutkan di atas.(Sadiman, 2006:17).
peralatan, teknik dan peristiwa yang bertujuan Jika dikaji lebih mendalam mengenai ciri-ciri dan
untuk memberi kesan baik kepada pendidikan. tujuan teknologi di atas, jelaslah bahwa kehadiran
d. Teknologi Pendidikan/pembelajaran menurut teknologi pembelajaran dalam pendidikan agama
council for educational technology for the united Islam adalah karena adanya dorongan-dorongan ter-
kingdom (CET): pengembangan, penerapan, dan tentu.
penilaian sistem-sistem, teknik-teknik dan alat Adapun hal-hal yang mendorong dikembangkan-
bantu untuk memperbaiki proses belajar manusia nya teknologi pembelajaran adalah sebagai berikut:
(Rusman, 2012:78). 1. Adanya siswa atau peserta didik yang memer-
lukan bantuan dalam belajar sesuai dengan ke-
Pengertian teknologi pendidikan seringkali mampuannya, kebutuhannya, kondisinya dan tu-
dikonotasikan dengan mesin atau peralatan dengan juannya.
sesuatu yang sempit dan rumit sebagai ciri utaman- 2. Sumber-sumber tradisonal sudah tidak mencuk-
ya. Konotasi dan pengaitan itu tidak selamanya be- upi lagi kebutuhan pendidikan, oleh karena itu,
nar, karena teknologi pendidikan dapat berarti suatu perlu dikembangkan dan dimanfaatkannya sum-
pendekatan yang kritis, logis, sistematis dan ilmiah ber-sumber belajar baru.
terhadap pendidikan (Danim, 1995 : 6-7). Dalam ka- 3. Adanya komponen-komponen sistem instruksion-
jian teknologi pendidikan bukan berarti mementing- al berupa pesan, orang, bahan, peralatan, teknik

Volume 10, Nomor 1, September 2018


16 TEKNOLOGI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

dan lingkungan yang perlu didayagunakan agar manusia itu bersifat keduniawian dan sumber dari
dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efek- manusia, maka visi dan misi ideologis pendidikan
tif dan efisien. adalah untuk meraih cita-cita kepuasan hidup ma-
4. Adanya kegiatan sebagai suatu sistem dalam nusia yang bersifat duniawi semata, hingga meng-
mengembangkan sumber-sumber belajar sebagai enyampingkan dan tidak memperdulikan nilai-nilai
komponen sistem instruksional yang bertolak dari transendental. Kedua pandangan hidup manusia ini
suatu teori tertentu dan hasil penelitian, kemu- diharapakan dapat di integrasikan, yakni landasan
dian dirancang, diproduksi, disajikan, digunakan, filosofis pendidikan seharusnya mengandung nilai-
dinilai untuk disempurnakan, kemudian disebar- nilai transendental yang bersumber dari Tuhan, dan
kan. dari manusia (Yasin, 2008 : 32).
5. Adanya kegiatan belajar yang memanfaatkan
sumber belajar sebagai komponen sistem instruk- 2. Landasan Historis
sional, serta lembaga atau instansi yang terlibat Nilai-nilai historis yang kemudian dijadikan se-
langsung dalam kegiatan tersebut sehingga perlu badai landasan historis pendidikan, memiliki mak-
dikelola dengan baik agar kegiatan tersebut lebih na bahwa peristiwa kemanusiaan yang terjadi di
berdaya guna. masa lampau penuh dengan informasi-informasi
Kelima latar belakang tersebut di atas, secara yang mengandung kejadian-kejadian, model-model,
konseptual merupakan gejala bidang garapan te- konsep-konsep, teori-teori, praktik-praktik, moral,
knologi pembelajaran, sekaligus latar belakang diter- cita-cita, bentuk, dan sebagainya. Informasi dari se-
apkannya konsep teknologi pembelajaran, termasuk buah peristiwa dimasa lampau tersebut mengandung
dalam pendidikan Islam. muatan nilai pendidikan yang dapat dicontohkan dan
ditiru oleh generasi masa kini dan yang akan datang
C. Landasan Pengembangan Teknologi PAI (Yasin, 2008 : 32).
Pada pembahasan di atas telah diurai tentang Nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah terse-
ruang lingkup, tujuan dan hal yang menjadi latar but suatu ketika berdampak positif, sehingga bisa
belakang kenapa teknologi pembelajaran dalam dijadikan bahan acuan dalam pelaksaan pendidikan
pendidikan agama Islam, berikut ini akan dijelaskan dimasa kini jika masih relevan dan mengembangkan
tentang landasan-landasan pengembangan teknolo- serta menilitinya ketika tidak relevan. Atau sebalikn-
gi dalam praktik pendidikan, tak terkecuali dalam ya, ia berdampak negatif, dalam hal ini cukup dijad-
proses pembelajaran pendidikan agama Islam. ikan pelajaran agar tidak diikuti baik oleh generasi
sekarang atau dimasa yang akan datang.
1.   Landasan Filosofis
Nilai filosofis yang kemudian dijadikan landasan/ 3. Landasan Sosiologis
dasar filosofis pendidikan, memiliki makna bahwa Sosiologi berakar pada kata sosiologi yang be-
kegiatan pendidikan itu harus bersumber pada pan- rarti ilmu yang mempelajari struktur sosial dan
dangan hidup yang paling mendasar. Jika pandangan proses-proses sosial, terutama didalamnya perubah-
hidup atau cara berfikir manusia yang paling men- an-perubahan sosial (Partanto, 1994:461). Tidak jauh
dasar bersumber dari nilai-nilai fundamental, maka berbeda definisi sosiologi menurut J.A.A van Doorn
muncul semacam pertanyaan dari mana manusia dan C.J. Lammaers yang dikutip Soerjono mengatakan
itu ada dan dari mana sumber ilmu diperoleh. Per- bahwa sosiologi adalah Ilmu pengetahuan tentang
tanyaan semacam itu kemudia dijadikan sebagai cara struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan
berfikir manusia untuk menemukan jawaban melalui yang bersifat stabil (Soekanto, 2005:20).
pendidikan. Jika pandangan hidup manusia itu ber- Nilai sosiologis memiliki gambaran bahwa, manu-
sumber dari nilai-nilai ajaran agama (nilai-nilai teol- sia yang hidup dalam pergaulan dan interaksi sosial
ogis), maka visi dan misi pendidikan adalah member- antar manusia yang bersifat harmonis, damai dan
dayakan manusia sebagai manusia yang menjadikan sejahtera merupakan cita-cita yang harus dipertah-
agama sebagai pandangan hidupnya sehingga men- ankan oleh pendidikan. Dengan landasan ini, maka
gakui akan pentingnya sikap tunduk dan patuh kepa- visi dan misi pendidikan adalah menumbuhkan dan
da hukum-hukum Tuhan yang bersifat transendental. menggerakkan semangat peserta didik (murid) untuk
Demikian juga sebaliknya, jika pandangan hidup melakukan interaksi dan kerjasama dengan yang lain

JURNAL PELOPOR PENDIDIKAN | STKIP PGRI Sumenep


Ach. Syaiful 17

dengan baik dan benar (Yasin, 2008 : 34). buh, fungsi sensoris pada alat-alat indra, fungsi
neorotik pada sistem saraf, fungsi seksual pada
4. Landasan Kultural bagian-bagian tubuh yang erotic, fungsi perna-
Kultur berarti “kebudayaan” sedangkan kultur- fasan pada alat pernafasan, fungsi peredaran
al berarti “berdasarkan kebuadayaan”(Partanto, darah pada jantung dan urat-urat nadi, dan fung-
1994:387, artinya kebudayaan terdahulu berbeda si pencernaan makanan pada alat pencernaan
dengan kebudayaan sekarang, begitu juga akan ber- (Djaali, 2009:21).
beda dengan kebudayaan dimasa yang akan datang.
Perkembangan masa kini seperti adanya kemajuan Sedangkan hukum perkembangan, antara lain :
teknologi, seudah barang tentu belum ditemukan a) perkembangan bersifat kualitatif, b) perkemban-
dimasa lalu, begitu juga besar kemungkinan akan gan sangat dipengaruhi oleh proses dan hasil be-
berkembangan dimasa yang akan datang. Atas dasar lajar, c) usia ikut mempengaruhi perkembangan, d)
inilah, maka visi dan misi pendidikan adalah beru- masing-masing individu mempunyai tempo perkem-
saha memanfaatkan (menjadikan fasilitas), mengkri- bangan yang berbeda-beda, e) dalam keseluruhan
tisi serta memfilter perkembangan budaya manusia, periode perkembangan, f) setiap spesies perkemban-
terutama dalam hal negatif dari kemajuan teknologi gan individu mengikuti pola umum yang sama, dan
(Yasin, 2008 : 35). g) perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan
lingkungan pendidikan. (Djaali, 2009:21)
5. Landasan Psikologis Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan
Perkembangan manusia tidak dapat dipisahkan bahwa dalam psikologi, manusia pada umumnya
dari pertumbuhannya. Pertumbuhan adalah ses- berkembang, dan perkembangannya sangat dipen-
uatu yang menyangkut materi jasmaniah yang dapat garuhi oleh stimulus dari luar, termasuk belajar dan
menumbuhkan fungsi dan bahkan perubahan fung- pembelajaran. Atas landasan ini, maka visi dan misi
si pada materi jasmaniah. Perubahan jasmaniah ini pendidikan adalah berusaha membentuk sikap dan
dapat menghasilkan kematangan atas fungsinya. Ke- prilaku peserta didik agar tumbuh dan berkembang
matangan fungsi jasmaniah sangat mempengaruhi sesuai dengan tingkat perkembangan fisik maupun
pada perubahan pada fungsi psikologis. Oleh karena intelektualnya (Yasin, 2008:34).
itu perkembangan manusia tidak dapat dipisahkan
dengan pertumbuhannya (Djaali, 2009:21). Dalam 6. Landasan Ilmiah-Rasional
psikologi pendidikan, terdapat beberapa prinsip dan Landasan Ilmiah-Rasional dapat dimaknai bahwa
hukum perkembangan, antara lain : segala sesuatu yang dikaji dan dipecahkan melalui
a. Perkembangan merupakan fungsi jasmaniah dan proses pendidikan hendaknya dikonstruksi berdasar-
kejiwaan yang berlangsung dalam proses satu ke- kan hasil-hasil kajian dan penelitian ilmiah dan
satuan yang menyeluruh (integrated) pengalaman empirik dari para ahli maupun praktisi
b. Setiap individu mempunya kecepatan berkembangan pendidikan yang dapat diterima dan dibenarkan oleh
c. Perkembangan seseorang, baik secara keseluru- akal manusia, termasuk penemuan teknologi mod-
han maupun setiap aspek tidak konstan melaink- ern yang terkait dengan masalah pendidikan. (Yasin,
an berirama. 2008:36) Dalam landasan ini maka visi dan misi pen-
d. Proses perkembangan dengan mengikuti pola tertentu didikan adalah menjadikan kegiatan pendidikan ter-
e. Proses perkembangan berlangsung secara us direkonstruksi secara ilmiah agar sesuai dengan
berkesinambungan kebutuhan peserta didik.
f. Antara aspek perkembangan yang satu dengan
aspek yang lain saling berkaitan atau berkolerasi 7. Nilai-nilai Agama
secara signifikan Landasan pendidikan Islam pada hakikatnya sama
g. Perkembangan berlangsung dari pola yang bersi- dengan asas pendidikan Islam. Yakni berdasarkan
fat khusus kesifat yang khusus al-Quran dan hadits Nabi. Artinya semua kegiatan
h. Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan pendidikan harus mengacu dan bertitik tolak dari
lingkungan al-Quran sebagai firman Allah swt dn mencontoh
i. Memiliki fungsi kepribadian yang bersifat jasma- sunnah Rasulullah saw. Selain itu nilai-nilai agama
niah, yaitu fungsi motorik pada bagian-bagian tu- tidak berhenti sampai disitu, karena al-Quran yang

Volume 10, Nomor 1, September 2018


18 TEKNOLOGI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

memiliki sifat “dzanniyuddilalah” atau multi tafsir, se- yang Maha Esa sebagaimana tertuang dalam tujuan
hingga menjadi ranah ijtihad para ulama. Sehingga pendidikan nasional, sebagaimana disebutkan dalam
dapat dikatakan bahwa sumber nilai yang menjadi UU No. 2/ 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dasar pendidikan Islam adalah al-Quran dan Sun- (Muhaimin, 2004 : 35). Landasan hukum ini dimak-
nah Nabi yang dapat dikembangkan dengan Ijtihad, sudkan pada nilai-nilai yang a) tertulis dalam sebuah
Al-Mashlahh Al-Mursalah, Istihsan dan Qiyas (Yasin, konstitusi yang mengatur tentang pendidikan, seper-
2008 :37-38). Nilai yang mengandung pengem- ti UU 1945, UU Sikdiknas, peraturan Pemerintah ten-
bangan pendidikan ini dapat dilihat dalam al-Quran tang penyelenggaraan pendidikan. maupun b) yang
al-Mukminun: 12-16, al-Hajj: 5 dan Shad: 72. Dalam tidak tertulis, seperti nilai-nilai yang bersifat konven-
ayat-ayat tersebut terlihat jelas bahwa manusia (pe- sional yang menjadi patokan dalam masyarakat. Dari
serta didik) tidak hanya terdiri dari fisik (Jasmani), landasan ini, maka visi dan misi pendidikan adalah
akan tetapi juga psikis (Rohani), yang keduanya ber- menjadikan peraturan dan norma tersebut sebagai
potensi dan dapat dikembangkan (Hamruni, 2008:6) . pijakan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan
Dari uraian diatas, maka nilai-nilai Agama sebagai (Yasin, 2008 : 36).
landasan pendidikan dapat dipetakan menjadi dua :
a. Al-Quran dan al-Hadits sebagai landasan Ide- D. Teori Belajar dalam Pendidikan Agama Islam
al-Operasional Pendidikan Islam, artinya ke- Dalam pendidikan agama Islam, nilai-nilai al-
giatan pendidikan Islam itu harus diarahkan Qur’an merupakan elemen dasar dalam kurikulum
untuk meraih cita-cita yang setinggi-tingginya. dan lembaga pendidikan, tidak boleh tidak, harus
Sebagaimana yang tergambar dalam al-Quran perhatian membawa peserta didiknya sesuai den-
dan diaktualisasikan oleh Rasulullah saw. gan nilai-nilai Qur’ani tersebut. Praktik-praktik harus
b. Hasil Ijtihad Ulama sebagai landasan pengem- dilakukan oleh para pendidik dan pertimbangan-per-
bangan Pendidikan Islam, artinya hasil pemikiran timbangan nilai tidak dapat terbatasi dengan peneli-
para ulama dijadikan sebgai rujukan atau dasar tian-penelitian ilmiah melulu.
untuk melaksanakan kegiatan pendidikan. Selanjutnya apabila menerima teori ilmiah se-
Metodologi Pendidikan agama Islam yang din- bagai paradigma bagi teori pendidikan dengan
yatakan dalam al-Quran menggunakan sistem multi meninggalkan fakta-fakta metafisika dari al-Qur’an,
approuch yang meliputi : maka ilmu pengetahuan demikian hanya berkenaan
a. Pendidikan religius, bahwa manusia diciptkan dengan obyek-obyek yang dapat diamati dengan
memiliki potensi dasar (Fitrah) atau bakat agama panca indra. Ini berarti, teori ilmiah tidak dapat meli-
b. Pendekatan filosofis, bahwa manusia adalah puti unsur yang tidak dapat diamati dan diuji secara
  makhluk rasional atau berakal pikiran untuk ilmiah.
mengembangkan diri dan kehidupannya. Secara pragmatis, teori belajar merupakan prinsip
c. Pendekatan rasio-kultural, bahwa manusia adalah umum atau kumpulan prinsip yang saling berhubun-
makhluk yang bermasyarakat dan berkebudayaan gan dan merupakan penjelasan atas sejumlah fakta
sehingga latar-belakangnya mempengaruhi pros- dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa be-
es pendidikan lajar.
d. Pendekatan scientific, bahwa manusia memiliki Terjadinya interaksi antara mengajar dengan be-
kemampuan kognitif, dan afektif yang harus di- lajar, sebenarnya berada pada suatu kondisi yang
tumbuh kembangkan.(Arief, 2002:41). unik, sebab secara sengaja atau tidak, masing-mas-
ing pihak berada dalam suasana belajar. Jadi pendi-
8. Landasan Hukum dik walaupun dikatakan sebagai pengajar, sebenarn-
Selama ini telah banyak pemikiran dan kebijakan ya secara tidak langsung juga melakukan belajar.
yang diambil dalam rangka meningkatkan kualitas Di dalam kelas ada berbagai cara atau bentuk
pendidikan Islam yang diharapkan mampu member- pembelajaran yang biasa digunakan oleh para pen-
ikan nuansa baru bagi pengembangan sistem pen- didik seperti pembelajaran yang menekankan lati-
didikan Islam di Indonesia, dan sekaligus hendak han, hafalan, pengulangan, pemahaman, dan lain
memberikan kontribusi dalam menjabarkan makna sebagainya. Cara atau bentuk pembelajaran bersum-
pengembangan kualitas manusia Indonesia, yaitu ber dari teori atau konsep psikologi tertentu. Dalam
manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan psikologi belajar dikenal beberapa aliran yang mas-

JURNAL PELOPOR PENDIDIKAN | STKIP PGRI Sumenep


Ach. Syaiful 19

ing-masing mempunyai konsep atau teori tersendiri sejalan dengan semangat reformasi pedidikan yang
tentang pembelajaran. Setiap teori pun mempunyai bergulir. Semangat reformasi menghendaki adanya
implikasi tersendiri dalam penyusunan kurikulum. perubahan-perubahan mendalam dalam sistem pem-
Dengan demikian, agar seorang pendidik mempu- belajaran. Diantaranya adalah bagaimana pembela-
nyai wawasan yang lebih luas tentang teori pembela- jaran itu menguntungkan semua pihak, baik sekolah,
jaran, maka konsep atau teori pembelajaran tersebut guru, dan terutama peserta didik (Ismail, 2008:49).
harus diketahui dan dikuasainya lebih mendalam.
Hal tersebut dimaksudkan dalam kegiatannya dapat F. Kesimpulan
memperoleh hasil lebih optimal sebagaimana yang Dari beberapa rangkaian uraian tentang bahasan
diharapkan. teknologi dalam pembelajaran pendidikan agama Islam,
Dalam makalah ini, penulis akan memaparkan be- makalah ini dapat menyimpulkan sebagai berikut:
berapa teori dalam pembelajaran Pendidikan Agama 1. Bahwa setiap kajian tentang keilmuan akan mem-
Islam (PAI) yang meliputi; teori fitrah, teori konek- punyai karakteristik dan suatu disiplin keilmuan
sionisme, teori psikologi daya, dan teori gestalt. dan pendukung yang dianggapnya sebagai se-
suatu yang unik sehingga bisa berbeda dengan
E. Model-Model Pembelajaran Inovatif dalam PAI lainnya, termasuk dalam pendidikan Islam. Dalam
Esensi Pendidikan Agama Islam terletak pada ke- pendidikan Islam (sebagaimana diskusi pendi-
mampuannya untuk mengembangkan potensi siswa dikan pada umumnya) juga menampilkan beber-
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa apa karakteristik yang bisa belum ditemukan da-
dan dapat tampil sebagai khalifatullah fi al ardh. Es- lam kajian pendidikan yang lain.
ensi ini menjadi acuan terhadap metode pembelaja- 2. Adanya perkembangan pembahasan tentang te-
ran untuk mencapai tujuan yang maksimal. knologi dalam pendidikan agama Islam merupa-
Selama ini metodologi pembelajaran agama Is- kan langkah dimana pendidikan agama Islam
lam yang di terapkaan masih mempertahankan cara- juga bisa menampilkan corak adaptis terhadap
cara lama (tradisional) seperti ceramah, menghafal perkembangan dalam dunia pendidikan. Teknolo-
dan demonstrasi praktik-praktik ibadah yang tam- gi pendidikan dalam konteks pendidikan agama
pak kering. Cara- cara seperti itu di akui atau tidak Islam bisa tidak sekedar dimaknai dengan alat-
membuat siswa tampak bosan, jenuh, dan kurang alat dalam arti yang cukup sempit, tetapi teknolo-
bersemangat dalam belajar agama. Jika secara psi- gi dalam pembahasan ini merupakan ejawantahan
kologis siswa kurang tertarik dengan metode yang bahwa pendidikan agama Islam dalam prosesnya
di gunakan oleh guru, maka dengan sendirinya siswa bisa sistematis, ilmiah, terstruktur dan bisa diper-
akan memberikan umpan balik (feedback) psikologis tanggung jawabkan.
yang kurang mendukung dalam proses pembelajaran 3. Pendidikan agama Islam menghargai dan mener-
(Zayadi-Majid,2004:85). Indikasinya adalah timbul ima terhadap perubahan terhadap semua aspek
rasa tidak simpati siswa terhadap guru agama, tidak dalam pendidikan, termasuk dalam teori-teori
tertarik dengan materi agama, dan lama-kelamaan pembelajaran yang merupakan tidak saja lahir
timbul sikap acuh tak acuh terhadap agamanya sendi- dari tokoh-tokoh Islam. Sehingga pendidikan Is-
ri. Kalau kondisinya sudah seperti itu, sangat sulit lam tetap kontekstual (shalih fi kulli zaman wa
mengharapkan siswa sadar dan mau mengamalkan makan) dalam tantangan zaman global.
ajaran-ajaran agama. Untuk mencapai harapan-hara-
pan tersebut, sikap inklusif para pemikir, pendidik DAFTAR PUSTAKA
agama, dan praktisi pendidikan sangatlah perlu. Ket- Arief, Amai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metode Pendi-
erbukaan untuk saling menerima segala apa yang di dikan Islam. Jakarta: PT Intermasa.
anggap baik dan terbaik untuk sebuah masa depan Arifin, M. 2006. Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teori-
adalah saebuah keniscayaan. Tentunya keterbukaan tis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Inter-
yang di maksud bukan keterbukaan buta tanpa selek- disipliner. Jakarta: Sinar Grafika.
tivitas (Tohirin, 2006:43). Danim, Sudarwan. 1995. Media Komunikasi Pendi-
Pentingnya inovasi metode pembelajaran pada dikan: Pelayanan Profesional Pembelajaran
PAI dengan mental inklusif, inovatif, dan kreatif da- dan Mutu Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.
lam memilih dan memilah metode pembelajaran ini Djaali, H. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Volume 10, Nomor 1, September 2018


20 TEKNOLOGI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Aksara. Rusman. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Infor-


Fathurrahman. 2008. Teknologi dan Media Pembelaja- masi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
ran. Surabaya: Dakwah Digital Press. Sadiman, Arief. 2006. Media Pendidikan; Pengertian,
Hamruni, H. 2008. Konsep Edutaiment dalam Pendi- Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakar-
dikan Islam. Yogyakarta: Bidang Akademik ta: Rajagrafindo Persada.
UIN Sunan Kalijaga. Saleh, Abdurrahman Abdullah. 2005. Teori-Teori
Ismail SM. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an. Jakarta:
Berbasis PAIKEM. Semarang: Rasail media Rineka Cipta.
Group. Silberman, Melvin L. 2011. Active Learning 101 Cara
Muhaimin, et. all. 2004. Paradigma Pendidikan Islam; Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nuansa.
Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Is- Smaldino, Sharon E. 2012. Instructional Technology
lam di Sekolah. Bandung: PT Remaja Ros- and For Learning. Jakarta: Kencana.
dakarya. Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi; Suatu Pengantar.
______, dkk., 1996. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Citra Media. Tohirin. 2006. Psikologi Pembelaran Pendidikan Ag-
______, 2012. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Ag- ama Islam (Berbasis Integrasi dan Kompeten-
ama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Pergu- si). Jakarta: RajaGrafindo Persada.
ruan Tinggi. Jakarta: Rajawali Press. Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif
______, 2013. Rekonstruksi Pendidikan Islam: Dari Par- Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.
adigma Pengembangan, Manajemen Kelem- Yasin, A. Fatah. 2008. Dimensi-Dimensi Pendidikan Is-
bagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembela- lam. Malang: UIN-Malang Press.
jaran. Jakarta: Rajawali Press. Zayadi, Ahmad dan Abdul Majid. 2004. Tadzkirah
Olson, Matthew. H. 2010. Theories of Learning. Jakar- Pembelajaran PAI Berdasarkan Pendekatan
ta: Kencana. Kontekstual. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Partanto, Pius A., dkk., 1994. Kamus Ilmiah Poluer.
Surabaya: Arkola.
Rochaety. Eti. 2010. Sistem Informasi Manajemen Pen-
didikan. Jakarta: Bumi Aksara.

JURNAL PELOPOR PENDIDIKAN | STKIP PGRI Sumenep

Anda mungkin juga menyukai