Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PROFESI KEPRIBADIAN GURU


(Profesi Guru Trilogi)

Disusun Oleh :

Maria Reinha Rosari Renggi(20198100013)

Ranty Oktaviani Fauzy(20198100027)


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberi nikmat sehat dan akhirnya bisa menyelesaikan
makalah ini dengan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang
“Trilogi Profesi Guru” dan  hal-hal yang berkaitan dengannya.
Dalam pembahasan makalah ini, kami bertujuan agar Mahasiswa lebih mengetahui bagaimana
seharusnya menjadi seorang pendidik yang baik, salah satunya dengan memberikan pengalaman
pembelajaran yanga menerik tentunya didahului dengan kompetensi mumpuni dari seorang guru.
Tujuan makalah ini agar nantinya mahasiswa dapat mempelajari dan menerapkan cara
memberikan pembelajaran yang menarik yang sesuai dengan tanggung jawab sebagai seorang
guru serta sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pendidikan jika sudah menjadi guru nanti.
Semoga apa yang akan kami bahas dalam makalah ini menjadi pengetahuan dan pengalaman.
Selain itu kami juga mohon maaf apabila makalah ini ada kesalahan dalam penulisan, pemaparan
materi dan lain sebagainya, yang kami tidak tahu letak kesalahan tersebut. Maka dari itu kami
harapkan kritik dan sarannya, karena dengan saran dan kritikannya, bisa memberikan motivasi
bagi kami agar menjadi lebih baik dalam pembuatan makalah berikutnya.

Jakarta,20 Oktober 2020 Jakarta,20 Oktober 2020

Maria Reinha Rosari Renggi Ranty Oktaviani Fauzy


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Profesi Keguruan
B. Syarat  Profesinalisme Guru
C. Komponen Profesi Guru
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUATAKA

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan manusia
diamana pendidikan sering dianggap sebagai jembatan kesuksesan sehingga tidak heran kalau
pendidikan selalu dituntut agar relevan dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat apalagi
diera medern ini semua sudah serba canggih.
Selanjutnya menyadari pentingnya pendidikan bagi masyarakat maka penting pula memahami
bagian bagian yang menjadi penunjang keberhasilan pendidikan salah satunya guru telah
memenuhi trilogi keguruan disni.
Guru merupakan suatu hal yang penting dalam pembelajaran mengapa begitu karena pendidikan
yang sukses bila gurunya mengajarkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik ada banyak
macam pembelajaran yang dapat diterapkan  itu semua bisa menjadi pilihan sebagai penunjang
pembelajaran yang efektif.
Guru merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini tidak dapat
dilakukan oleh seorang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan pekerjaan sebagai guru.
Profesi guru memerlukan syarat-syarat husus, apalagi sebagai seorang guru yang profesonal,
yang harus menguasai seluk-beluk pendidikan dan pembelajaran dengan dengan berbagai ilmu
pengetahuan. Ada tiga komponen profesi yang membentuk trilogi keguruan anatara lain dasar
keilmuuan, subtansi profesi, dan praktek profesi. Dari dasar inilah pada kesempatan kali ini akan
dibahas dalam makalah ini.

Rumusan Masalah:
Apa Pengertian dari Profesi keguruan?
Apa Saja Syarat Profesonalisme Guru?
Apa Saja Komponen Trilogi Pofesi Guru?

Tujuan Penulisan:
Membahas Tentang Pengertian dari Profesi keguruan.
Membahas Tentang Syarat Profesonalisme Guru.
Membahas Tentang  Komponen Trilogi Profesi Guru.

BAB II
PEMBAHASAN
Profesi Keguruan
Pengertian Profesi Secara eimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu profession
atau bahasa latin, profecus, yang artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan mampu, atau
ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminologi, profesi berarti suatu
pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada
pekerjaan mental, yaitu adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk
melakukan perbuatan praktis, bukan pekerjaan manual. Jadi suatu profesi harus memiliki tiga
pilar pokok, yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik.Pengertian guru
Menurut pakar pendidikan Zakiyah Daradjat guru adalah pendidik profesonal karena guru telah
menerima dan memikul beban dari orang tua untuk ikut mendidik anak-anak.Definisi ini
cakupan maknanya sangat luas, mengajar apa saja bisa disebut guru, sehingga ada sebutan guru
ngaji, guru silat, guru olah raga, dan guru lainnya. Dalam dunia pendidikan, sebutan guru dikenal
sebagai pendidik dalam jabatan.Pendidik jabatan yang dikenal banyak orang adalah guru,
sehingga banyak pihak mengidentikkan pendidik dengan guru. Sebenarnya banyak spesialisasi
pendidik baik dalam arti teoritisi maupun praktisi yang pendidik tapi bukan guru, Sehingga guru
sebenarnya banyak .Dalam konteks pendidikan Islam, guru adalah semua pihak yang berusaha
memperbaiki orang lain secara Islami. Mereka ini bisa orang tua (ayah-lbu), paman, kakak,
tetangga, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat luas. Khusus orang tua, Islam
memberikan perhatian penting terhadap keduanya sebagai pendidik pertama dan utama bagi
anak-anaknya, serta sebagai peletak fondasi yang kokoh bagi pendidikan anak-anaknya di masa
depan.Dalam pengertian umum, orang tidak mengalami kesulitan untuk menjelaskan siapa guru
dan bagaimana sosok guru. Dalam pengertian ini, makna guru selalu dikaitkan dengan profesi
yang terkait dengan pendidikan anak di sekolah, di lembaga pendidikan, dan mereka yang harus
menguasai bahan ajar yang terdapat di dalam kurikulum. Secara umum, baik sebagai pekerjaan
ataupunsebagai profesinya, guru selalu disebut sebagai salah satu komponen utama pendidikan
yang amat penting. Guru, siswa, dan kurikulum merupakan tiga komponen utama dalam sistem
pendidikan nasional. Ketiga komponen pendidikan itu merupakan conditio sine quanon atau
syarat mutlak dalam proses pendidikan sekolah.Guru disama artikan sebagai orang yang
pekerjaanya (mata pencariannya, profesianya) mengajar. Difinisi ini  Guru sesungguhnya
memiliki status yang sederajat dengan profesi lain, seperti dokter, apoteker, insinyur, hakim,
jaksa, dan masih banyak profesi terhormat lainnya. Profesi guru banyak diartikan sebagai ibu
dari semua profesi. Hal ini dapat dipahami dan dimengerti karena guru dapat menghasilkan
profesi lainnya.Profesi guru pada saat ini masih merupakan sebuah profesi yang ideal bila
dibandingkan dengan profesi pada bidang lain. Bila profesi lain menjalankan tugasnya selalu
dilandasi kemampuan dan keahlian yang ditunjang dengan konsep dan teori yang mantap dan
pasti sehingga hasilnya pun sudah mantap dan jelas, maka lain halnya dengan profesi guru.
Sebagai contoh, bila input (masukan) pendidikan dianalogkan sebagai pasien, maka proses
pendidikan yang dilakukan yang dinginkan, meskipun sudah diterapkan berbagai konsep dan
belum tentu dapat menghasilkan output (keluaran) yang sesuai dengan teori yang mantap sesuai
dengan keahliannya. Berbeda dengan profesi dokter, pasien yang sakit ditangani dengan konsep
dan teori yang dikuasainya sehingga sembuh, kecuali memang sakit yang diderita secara teoretis
belum ada obatnya.Guru sebagai tenaga profesional berperan dalam melaksanakan sistem
pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi
siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab (Pasal 6 UUGD No14/2005), Guru profesional adalah guru
yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.
Pengertian terdidik dan terlatih bukan hanya memperoleh pendidikan formal, melainkan pula
harus menguasai berbagai strategi dan teknik pembelajaran, menguasai landasan-landasan
kependidikan, menguasai bidang studi yang akan diajarkan.

Syarat Profesonalisme Guru


Guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki
pengalaman yang kaya di bidangnya Suatu pekerjaan profesional memerlukan persyaratan
khusus yakni:menuntut adanya keterampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan
yang mendalam.menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang
profesinya.menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai.danya kepekaan terhadap dampak
kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya.memungkinkan perkembangan sejalan
dengan dinamika kehidupan (Moh. Ali, 1985).Hal ini ditandai dengan penegasan bahwa
“Pendidik merupakan tenaga profesional” (UU No.20 Tahun 2003 Pasal 39 Ayat 2) dan
“Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi
standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi” (UU No.14 Tahun 2005
Pasal 1 Butir 4).Pada pasal diatas memberikan pemahaman bahwa di dalam konsep professional
terkandung hal-hal berikut:
Suatu pekerjaan atau kegiatan.
Menjadi sumber penghasilan untuk kehidupan.
Memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan.
Memenuhi standar mutu atau norma tertentu.
Memerlukan pendidikan profesi.
Untuk menjadi profesional, profesional dalam bidang apapun, seseorang harus menguasai dan
memenuhi ketiga komponen trilogi profesi, yaitu (1) komponen dasar keilmuan, (2) komponen
substansi profesi, dan (3) komponen praktik profesi.
Komponen dasar keilmuan memberikan landasan bagi calon tenaga profesional dalam wawasan,
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap berkenaan dengan profesi yang dimaksud. Komponen
substansi profesi membekali calon profesional apa yang menjadi fokus dan objek praktis spesifik
pekerjaan profesionalnya. Komponen praktik mengarahkan calon tenaga profesional untuk
menyelenggarakan praktik profesinya itu kepada sasaran pelayanan atau pelanggan secara tepat
dan berdaya guna. Penguasaan dan penyelenggaraan trilogi profesi secara mantap merupakan
jaminan bagi suksesnya penampilan profesi tersebut demi kebahagiaan sasaran pelayanan.
Penguasaan ketiga komponen profesi tersebut diperoleh di dalam program pendidikan profesi
dan pendidikan akademik yang mendasarinya.Guru adalah pendidik (UU No.20 Tahun 2003
Pasal 1 Butir 6), sebagai tenaga professional dituntut untuk menguasai dan memenuhi trilogi
profesi dalam bidang pendidikan, khususnya bidang konseling, yaitu:Komponen dasar
keilmuan : Ilmu Pendidikan.Sehubungan dengan beberapa fungsi yang dimiliki guru maka
terdapat beberapa aspek utama yang merupakan kecakapan serta pengetahuan dasar bagi guru
yaitu:Guru harus dapat memahami dan menempatkan kedewasaannya.Sebagai pendidik harus
mampu menjadikan dirinya sebagai teladan dimana guru harus mampu memberi contoh perilaku
yang baik, terbuka, serta menghindari segala perbuatan tercela dan tingkah laku yang dapat
menjatuhkan martabat pendidik.Guru harus mengenal diri siswanya.Guru harus memiliki
kecakapan memberikan bimbingan. Dalam mengajar akan lebih berhasil jika disertai dengan
kegiatan bimbingan yang banyak berpusat pada kemampuan intelektual, guru perlu memiliki
pengetahuan yang memungkinkan dapat membantu dan menetapkan serta meningkatkan tingkat
perkembangan peserta didik atau siswanya.Guru harus memiliki dasar pengetahuan yang luas
tentang tujuan pendidikan di Indonesia pada umumnya sesuai dengan tahap-tahap
pembangunan.harus memiliki pengetahuan yang bulat dan baru mengenai ilmu yang
diajarkan.Guru harus mampu memiliki pemahaman secara menyeluruh terhadap bidang ilmu
yang diajarkan kepada anak didiknya sehingga informasi yang disampaikan bukanlah informasi
yang salah. Juga guru harus mampu selalu memperbarui informasi ataupun ilmu yang didapat
karena perkembangan ilmu pengetahuan serta informasi terus-menerus dapat berubah.Jika guru
mampu menguasai aspek-aspek yang merupakan kecakapan dan pengetahuan dasar bagi guru
tersebut maka guru harusnya dapat melaksanakan tugas dan peran sebagai guru dengan baik.
Setiap guru hendaknya memang harus menguasai aspek-aspek kecakapan dan pengetahuan dasar
profesi guru tersebut, agar setiap guru mampu menjadi guru dengan baik yang tentunya mampu
mencapai dan mewujudkan tujuan pendidikan.Komponen substansi profesi: Proses pembelajaran
terhadap pengembangan diri/ pribadi individu melalui modus pelayanan konseling.Komponen
praktik profesi: Penyelenggaraan proses pembelajaran terhadap sasaran pelayanan melalui
modus pelayanan konseling.

Komponen Profesi Guru


Ilmu pendidikan
Guru diwajibkan menguasai ilmu pendidikan sebagai dasar dari keseluruhan kinerja
profesionalnya dalam bidang pelayanan konseling, karena guru digolongkan ke dalam kualifikasi
pendidik. Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah. dan oleh karenanya pula
kualifikasi akademik seorang guru pertama-tama adalah Sarjana Pendidikan. Atas dasar
keilmuan inilah guru akan menguasai dengan baik kaidah-kaidah keilmuan pendidikan sebagai
dasar dalam memahami peserta didik (sebagai sasaran pelayanan konseling) dan memahami
seluk beluk proses pembelajaran yang akan dijalani peserta didik melalui modus pelayanan
konseling. Dalam hal ini proses konseling tidak lain adalah proses pembelajaran yang dijalani
oleh sasaran layanan bersama gurunya. Dalam arti yang demikian pulalah, guru sebagai pendidik
diberi label juga sebagai agen pembelajaran.Substansi profesi konselingDi Indonesia, konselor
sebagai salah satu jenis tenaga pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Angka 6 di nyatakan bahwa
”Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan”.Guru sebagai konselor
menjalani peran yang berbeda dengan psikoterapis. Peran primer konselor adalah melaksanaakan
konseling, baik konseling individual, koseling kelompok, konseling keluarga, konseling karir,
konseling pendidikan, konsultasi dengan guru, konsultasi dengan orang tua, dan evaluasi layanan
bimbingan dan konseling, serta menfasilitasi rujukan ke lembaga atau ahli di luar lingkungan
sekolah. Guru sebagi konselor harus fleksibel dan berkemampuan dalam mengetahui bagaimana
cara bekerja dengan anak-anak, orang Tua dan personel sekolah lainnya yang kadang dari
berbagai lingkungan memiliki sudut pandang yang bebeda pula.Praktik pelayanan konseling
Konselor sebagai tenaga pendidik profesional melakukan pelayanan konseling sebaagai salah
satu upaya pendidikan untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuia
dengan tahp-tahap perkembangan dan tuntutan lingkungan. Guru sebagai profesi konseling
memberikan bantuan diperuntukkan bagi individu-individu normal yang sedang menjalani proses
perkembangan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan agar mencapai perkembangan optimal,
kemandirian dan kebahagian dalam menjalani berbagai kehidupan.Guru sebagi konselor harus
memiliki dasar keilmuan pendidikan yang kuat, karena “Konselor” sebagi salah satu jenis tenaga
kependidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Pendidikan membantu konselor khususnya guru dalam memahali proses
pemberdayaan dan pembudayaan manusia yang sedang berkembang menuju kepribadian madiri
untu dapat memabangun dirinya sendiri dan masyarakat.Ketiga komponen trilogi profesi
merupakan satu kesatuan tak terpisahkan, ketiganya merupakan kesatuan, dan dipelajari dengan
intensif sehingga menghasilkan keterampilan keahlian yang tunggi atau bahkan sangat tinggi
mengacu kepada standar norma atau standar mutu tertentu. Apabila ketiga komponen trilogi
profesi telah terbina dengan baik dan teraplikasikan di dunia pendidikan, maka guru sebagai
suatu profesi semestinyalah akan menjadi profesi bermartabat. Yaitu meliputi kondisi pelayanan
bermartabat, karena pelayanan professional yang dilaksanakan benar-benar bermanfaat bagi
kemaslahatan kehidupan secara luas.Ditegaskan oleh prayitno (2011) bahwa pelayanan yang
bermartabat meliputi dua hal:Pelaksanaan bermandat, yaitu pelayanan professional
diselenggarakan oleh petugas atau peaksana yang bermandat.Pengakuan sehat, yaitu pelayanan
professional yang dimaksudkan itu diakui secara sehat oleh pemerintah dan masyarakat.
Kemartabatan profesi meliputi kondisi:Pelayanan professional yang diselenggarakan benar-benar
bermanfaat bagi kemaslahatan kehidupan secara luas.Pelayanan professional di selenggarakan
oleh petugas atau pelaksana yang bermandat.Pelayanan professional yang dimaksudkan itu
diakui secara sehat oleh pemerintah dan masyarakat.Dengan memperhatikan kualifikasi diatas
sangat memungkinkan pendidikan akan terselenggara dengan baik, kecelakaan pendidikan oleh
karena banyak pendidik tidak mengerti dengan ilmu pendidikan jelas akan dapat dihindari,
karena pendidik sangat mengerti dan memahami profesi pendidikan itu sesungguhnya. Berarti
penyelenggaraan praktik pendidikan diwarnai oleh pendidik yang mengerti dengan ilmu
pendidikan.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari ciri-ciri mendasar tentang profesi dan arah pengembangan profesi serta pembinaan tenaga
profesional, dikonsepsikan adanya komponen-komponen pokok yang membentuk profesi itu
dalam konsep/teori, praksis dan praktiknya. Ada tiga komponen profesi yang membentuk trilogi
profesi pada umumnya, yaitu: dasar keilmuan, substansi profesi, dan praktek profesi.
Komponen dasar keilmuan memberikan landasan bagi calon tenaga profesional dalam wawasan,
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap berkenaan dengan profesi yang dimaksud. Komponen
substansi profesi membekali calon profesional apa yang menjadi fokus dan objek praktis spesifik
pekerjaan profesionalnya. Komponen praktik mengarahkan calon tenaga profesional untuk
menyelenggarakan praktik profesinya itu kepada sasaran pelayanan atau pelanggan secara tepat
dan berdaya guna. Penguasaan dan penyelenggaraan trilogi profesi secara mantap merupakan
jaminan bagi suksesnya penampilan profesi tersebut demi kebahagiaan sasaran pelayanan.
Penguasaan ketiga komponen profesi tersebut diperoleh di dalam program pendidikan profesi
dan pendidikan akademik yang mendasarinya.

Saran
Dari apa yang telah penulis sampaikan dalam makalah ini, tentunya penulis mengharapkan
pengkajian ulang oleh pembaca dengan tujuan penyempurnaan makalah ini sendiri di sebabkan
oleh keterbatasan pengetahuan penulis yang tidak memadai, oleh karena itu jika ada sesuatu yang
menurut pembaca kurang pas dalam penulisan makalah ini, kami mengharapkan kesediaannya
untuk langsung menyampaikan permasalahannya kepada penulis, yang terahir kami ingin
menyampaikan rasa terima kasih kami karena pembaca sudah berkenan membaca dan menelaah
makalah ini, sekali lagi  kami banyak-banyak mengucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, E. (2006). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015.
Suprihatiningrum, Jamil. Guru Profesional: Pedoman, Kinerja, Kualifikasi, dan Kompetensi
Guru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.
Kunandar. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011.
Case, Kay A. Norlander, Suci Romadhona, Guru Profesional, Jakarta: PT Indeks Permata Puri
Media, 2009.
Solichin, Mohammad Muchlis, Memotret Guru Ideal- Profesional, Surabaya: Pena Salsabila,
2013.
Nasrun, “Profesi Pendidik: Tantangan dan Harapan. ”Ilmu Pendidikan Vol.2, No.1, 2017
Nana Sepriyanti, “Guru Professional adalah kunci ntuk mewujudkan pendidikan berkualitas.”
Jurnal Al-Ta’lim Jiid 1 ,No.1, 2012.
Wibowo, Mungin Edi, “Profesi Konselor dalam Kurikulum 2013 dan Permasalahannya” Jurnal
Bimbingan dan konseling Terapan Volume 1,No.2, 2013.

Anda mungkin juga menyukai