Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS PERBEDAAN DAN

PERSAMAAN KURIKULUM DI
BERBAGAI NEGARA
Oleh :
Muhammad Fikri Kartawijaya
NPM 20188100068
INDONESIA
 Kurikulum di Indonesia pertama dibentuk pada
tahun 1974, kurikulum ini pada saat itu
meneruskan kurikulum yang sudah digunakan
oleh Belanda.
 Tahun 1952 kurikulum Indonesia mengalami
penyempurnaan yang disebut Rencana Pelajaran
Terurai 1952 (Pancawardhana).
 Tahun 1968 dilakukan perubahan struktur
kurikulum dari Pancawardhana menjadi
pembinaan Jiwa pancasila, pengetahuan dasar,
dan kecakapan khusus.
 Tahun 1975 terjadi pergantian kurikulum disebut
kurikulum 1975 yang menekankan pada tujuan agar
pendidikan lebih efisien dan efektif.
 Tahun 1984 terjadi pergantian kurikulum yang
mengusung process skill approach.
 Tahun 1994 dan 1999 merupakan kurikulum yang
sangat padat untuk siswa, bahkan kepadatan itu
memicu kritik yang selalu bertebaran.
 Tahun 2002 terjadi pengembangan kurikulum
dengan nama Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK).
 Tahun 2004 terjadi pengembangan kurikulum
menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan)
 Tahun 2013 terbentuk lagi kurikulum 2013
yang menekankan rasa kemandirian pada
siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diinginkan oleh guru.
SINGAPURA
 Sistem pendidikan Singapura didasarkan pada
pemikiran bahwa setiap siswa memiliki bakat
dan minat yang unik.
 Untuk memaksimalkan potensi mereka, siswa
diarahkan menurut kemampuan belajar
mereka sebelum menguasai tahap orientasi.
 Sekolah lanjutan di Singapura dikenal
diseluruh dunia atas kemampuannya untuk
mengembangkan siswa melalui pemikiran
yang kritis dan keterampilan intelektual.
 Departemen Pendidikan Singapura (Ministry
of Education) tampaknya lebih banyak bekerja
dan memberi perhatian besar pada
pengembangan pendidikan ketimbang
memanfaatkan pendidikan sebagai sumber
rezeki bagi oknum atau pegawai departemen
itu.
 Keunggulan sistem pendidikan di Singapura
terletak pada kebijakan dua bahasa (Bahasa
Inggris/Melayu/Mandarin/Tamil).
BELANDA
 Pendidikan di Belanda bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa Belanda dan
juga mencetak generasi muda intelek dalam
segala bidang untuk menjadi penerus bangsa
yang baik sesuai dengan faham Liberalisme
dan Kapitalisme.
 Sistem penjenjangan di Belanda meliputi
pendidikan tingkat dasar dan lanjutan,
pendidikan tingkat menengah kejuruan, dan
pendidikan tingkat tinggi.
 Siswa yang studi di sekolah umum, agama, dan netral
dibiayai pemerintah.
 Sekolah swasta dibiayai yayasan atau sekolah itu
sendiri.
 Bentuk sistem pendidikan di Belanda adalah
Sentralisasi (Pemerintah pusat – Pejabat provinsi –
Sekolah/guru)
 Di Belanda, ujian nasional SD bersifat optional, sekolah
boleh memilih ikut atau tidak ikut. Namun banyak SD
disana tak mau ketinggalan, ramai-ramai ikut UN agar
dihargai masyarakat dan lulusannya mulus masuk
Sekolah Menengah.
INGGRIS
 Negara Inggris mempunyai sistem yaitu pendidikan
dasar dan menengah, Pendidikan Tinggi dan dewasa
pendidikan.
 Pendidikan Inggris diawasi oleh departemen
pendidikan dan departemen bisnis, inovasi, dan
ketrampilan.
 Penuh waktu pendidikan adalah pendidikan wajib
semua anak usia 5-12 tahun (inklusif).
 Tidak ada persyaratan untuk mengikuti kurikulum
nasional atau memberikan pelajaran formal.
 Orang tua tidak perlu menjadi guru yang berkualitas,
atau mengikuti jam sekolah.
 Orang tua yang memilih untuk mendidik
anak-anak mereka selain di sekolah harus
membiayai penyediaan pendidikan itu sendiri.
KOREA SELATAN
 Korea Selatan merupakan salah satu negara dikawasan Asia
yang menduduki peringkat ke-2 dunia dalam dunia
pendidikan setelah Finlandia.
 Moto pendidikan di Korsel adalah “Level up! Our future will
change!”, yang bermakna apabila tingkat kualitas
pendidikan, maka masa depan kita akan berubah menjadi
lebih baik.
 Akses internet sangat didukung untuk pendidikan oleh
pemerintah.
 Terdapat “English zone” untuk siswa agar membantu siswa
bisa mudah memahami bahasa Inggris.
 Konsumsi ikan sangat ditekankan oleh pemerintah kepada
siswa.
 Pemerintah Korea Selatan memprioritaskan
Matematika dan Sains sebagai subject utama.
 Tingkat kedisiplinan siswa di Korsel sangat
tinggi berawal dari meja makan ke meja
belajar.
AMERIKA SERIKAT
 Satu kelas terdiri dari dua puluh sampai tiga
puluh siswa.
 Guru sekolah dasar di Amerika Serikat
dibekali pendidikan lanjutan mengenai
perkembangan cognitive dan psychological
development.
 Siswa diwajibkan mengambil sejumlah mata
pelajaran wajib (Mandatory subjects) dan
memilih mata pelajaran pilihan (elective).
 Mata pelajaran wajib meliputi :
1. Science (Ilmu pengetahuan alam) meliputi
Biologi, Kimia, dan Fisika.
2. Mathematics (Matematika) meliputi aljabar,
geometri, pre-calculus, dan statistika.
3. English meliputi sastra, humaniora, mengarang
dan verbal (praktek)
4. Physical education (Olahraga)
 Mata pelajaran pilihan :
1. Atletics meliputi cross country, football,
baseketball, track and field, swimming, tennis,
gymnastics, waterpolo, soccer, softball,
wrestling, dll.
2. Career and technical education
3. Computer word processing
4. Foreign languages
5. Performing art/visual art
THAILAND
 Sistem pendidikan di Thailand terbagi menjadi
3, yaitu : Pendidikan Formal, Pendidikan non
Formal, dan pendidikan informal.
 Pendidikan Formal terdiri dari pendidikan
dasar dan pendidikan tinggi.
 Pendidikan non-formal terdiri dari program
sertifikat kejuruan, program short course
sekolah kejuruan dan interest group program.
JEPANG
 Di Jepang pendidikan dasar tidak mengenal ujian
kenaikan kelas, tetapi siswa yang telah
menyelesaikan proses belajar di kelas satu secara
otomatis akan naik ke kelas dua.
 Pendidikan di tingkat TK bukanlah pengajaran,
tetapi lebih tepat disebut pendidikan.
 Pendidikan di tingkat SMP menitikberatkan pada
pendidikan bahasa Jepang, Matematika, IPA dan
IPS.
 Kurikulum di tingkat SMA diadakan sistem
penjurusan seperti di Indonesia.
FINLANDIA

 Negara Finlandia menempati nomor satu dalam kualitas


pendidikan berdasarkan survey Internasional yang
komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization Economic
and Development (OECD).
 Siswa di Finlandia mulai sekolah pada usia 7 tahun.
 Jam sekolah di Finlandia hanya 30 jam perminggu.
 Guru-guru Finlandia adalah guru-guru dengan kualitas
terbaik dengan pelatihan terbaik pula.
 Tidak ada ujian sekolah dalam sistem pendidikan di Finlandia.
 Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan
berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan.
 Kehebatan dan keberhasilan sistem pendidikan
di Finlandia adalah gabungan antara
kompetensi guru yang tinggi, kesabaran,
toleransi, dan komitmen pada keberhasilan
melalui tanggung jawab pribadi.
 Sistem di Finlandia sangat fleksibel dan
keanekaragaman, penekanan pada
pengetahuan yang luas dan profesionalisme
terhadap tenaga pendidikan.
AUSTRALIA
 Kurikulum yang diterapkan di Australia
adalah kurikulum UBD (Understanding by
Design), memberikan pemahaman kepada
siswa dan bukan hanya sekedar pengetahuan.
 Ujian nasional di Australia dilaksanakan
dengan menekankan pemahaman siswa
dengan cara presentasi, diskusi kelompok
kecil, dll.
 Sistem perkuliahaan dilakukan secara cause
work dan by research.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai