Secara garis besar permasalahan pendidikan di Malaysia dapat dirinci sebagai berikut: (1)
Permasalahan permasalahan yang timbul dari hak-hak bumiputra dan non-bumiputra; (2)
Kesenjangan dalam pencapaian pendidikan orang Melayu dan non-Melayu melalui kesempatan
kerja dan pendapatan; (3) Masalah putus sekolah siswa Melayu dan non-Melayu; (4) Hubungan
yang tegang antara siswa Melayu dan non-Melayu; (5) Kurangnya hubungan antara siswa
Melayu dan siswa non-Melayu, terutama setelah jam sekolah; dan (6) Kurangnya pengetahuan
dan kurangnya pemahaman yang mendalam tentang budaya, praktik, dan kebiasaan ras.
Sejak tahun 1984, setiap calon kepala sekolah Singapura yang dipilih oleh Kementerian
Pendidikan Singapura diwajibkan untuk mengikuti program pascasarjana Diploma of
Educational Administration penuh-waktu di National Institute of Education selama setahun
sebelum bisa menjadi kepala sekolah (Lim, 2002). Program akademik ini terdiri dari dua bagian.
Bagian yang pertama adalah kuliah yang diberikan oleh para dosen di ruang kelas. Dalam
program akademik ini selain diberikan berbagai teori mengenai administrasi pendidikan. Bagian
yang kedua adalah kesempatan untuk magang di salah satu sekolah yang ditunjuk. Dalam
kesempatan ini, kepala sekolah yang berprestasi baik ditunjuk menjadi mentor bagi calon kepala
sekolah. Dalam periode dua kali satu bulan, calon kepala sekolah mengamati kepala sekolah
yang menjadi mentornya dalam menjalankan tugas sebagai seorang administrator sekolah dan
mendapatkan kesempatan untuk menimba pengalaman dari mentornya. Pada tahun 2001, sistem
Diploma of Educational Administration diganti dengan Leaders in Education Programme. Ada
dua perbedaan pokok antara kedua program ini. Pertama, program yang baru ini menekankan
pentingnya melatih kemampuan berinovasi dan melakukan manajemen perubahan (change
management) bagi para calon kepala sekolah karena mempertimbangkan perkembangan dunia
yang makin cepat dan tak dapat diduga. Kedua, program baru ini lebih singkat daripada program
Diploma of Educational Administration. Program hanya ini berdurasi enam bulan yang juga
ditempuh secara penuh waktu. Ini memungkinkan makin banyak calon kepala sekolah yang
dapat dihasilkan. Namun demikian, sistem mentoring bagi calon kepala sekolah yang telah
dilaporkan begitu berhasil tidak sepenuhnya ditinggalkan. Para calon kepala sekolah Singapura
saat ini tetap memiliki kesempatan magang di sekolah dan belajar dari kepala sekolah senior.
Learning Support Programme 🡪 Program ini ditujukan untuk membantu siswa yang
memiliki kekurangan dalam kemampuan Bahasa atau berhitung saat memasuki lebel
primary 1. Melalui program ini, siswa akan dibimbing oleh guru khusus dalam kelompok
kecil.
Gifted Education Programme (GEP) 🡪 Program ini ditujukan bagi siswa yang memiliki
kemampuan pembelajaran lebih. Untuk mengikuti program ini, siswa akan diberikan tes
pada level primary 3. Siswa yang dinilai layak dalam program ini akan ditempatkan di
sekoalh primer tertentu pada level primary 4 sampai primary 6. Siswa akan diajar dalam
kelas khusus dengan kurikulum pembelajaran yang lebih tinggi.
Co-Curricular Activities (CCA) 🡪 Selain pembelajaran dalam kelas, siswa diharapkan untuk
aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler. Pada tiap sekolah, terdapat beragam kegiatan
ekstrakurikuler seperti olahraga, musik, seni, dan sebagainya.
Subject-Based Banding 🡪 Program ini memberikan pilihan kepada siswa dalam
menentukan tingkat kesulitan mata pelajaran yang diambil. Tujuan program ini adalah
agar siswa yang memiliki kesulitan dalam mata pelajaran tertentu dapat mengambil
mata pelajaran tersebut pada tingkat yang lebih mudah dan fokus pada mata pelajaran
lainnya.
Sistem pendidikan singapura dianggap salah satu sistem pendidikan termaju di kawasan Asia,
namun hal itu tidak menutup kemungkinan bahwa negara yang memiliki julukan kota singa ini
tidak memiliki hambatan dalam prosesnya. Beberapa hambatan pendidikan yang dialami oleh
Singapura dalam memajukan Sistem Pendidikannya:
Sistem sekolah negara diarahkan pada pencapaian tinggi dalam ujian, tetapi penekanan
pada hafalan, dikombinasikan dengan tekanan untuk berhasil, memengaruhi keterampilan
sosial, kesehatan, dan kebahagiaan anak secara keseluruhan.
Sempitnya wilayah atau kecilnya negara, sedikitnya jumlah penduduk menjadi hambatan dalam
mengembangkan negaranya, kekurangan jumlah penduduk salah satu faktor penghambat dalam
hal tenaga kerja di singapura, sehingga perlu mendatangkan tenaga kerja dari negara lain.
4) Daya Dukung Kemajuan Dan Faktor-Faktor Kelemahan Sistem Pendidikan Di Myanmar
Myanmar merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat pendidikan yang masih
berada di bawah tingkat pendidikan Indonesia. Banyak hal yang menjadi penyebab rendahnya
pendidikan tersebut. Salah satunya bahwa Myanmar merupakan negara yang masih mengalami
konflik internal di negaranya sehingga hal itu dapat menjadi tolak ukur Indonesia dalam
memajukan pendidikan di Indonesia.
Dua sub-sektor utama dalam sektor pendidikan yaitu sub-sektor pendidikan dasar dan
sub-sektor pendidikan tinggi.
Pendidikan dan perawatan anak usia dini (ECCE) didefinisikan sebagai kegiatan
mengasuh anak di bawah usia 5 tahun secara fisik, sosial, mental dan spiritual, mengacu
pada kedua program prasekolah (kelompok umur 3-5 tahun) dan membesarkan beragam
anak dan tempat penitipan anak merupakan program yang beragam untuk anak-anak
muda dari usia 3 tahun.
b) Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan tahap pertama dari pendidikan dasar dan pada prinsipnya
adalah wajib. Pendidikan dasar berlangsung lima tahun, termasuk tahun penerimaan (TK
atau kelas 1) itu diselenggarakan dalam dua siklus: tingkatan yg lebih rendah (kelas 1
sampai 3), dan primer atas (kelas 4 dan 5). Usia masuk pendidikan dasar adalah +5,
meskipun banyak anak yang masuk kelas 1 lebih dari 6 tahun. Pada akhir pendidikan
dasar, peserta didik mengikuti ujian.
c) Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan tahap kedua dari pendidikan dasar dan terdiri dari dua
siklus: Sekolah menengah pertama yang berlangsung empat tahun (kelas 6-9), dan
sekolah menengah atas (kelas 10-11). Pada akhir pendidikan menengah, siswa menjalani
Ujian Pendidikan Dasar Sekolah Menengah. Puncak program pendidikan dasar adalah
Ujian Pendidikan Tinggi (matrikulasi). Pendidikan teknis dan kejuruan ditawarkan dalam
lembaga pertanian dan SMA, sekolah teknik tinggi, sekolah kejuruan dan perdagangan.
B) Sub-Sektor Pendidikan Tinggi
Ada 156 institusi pendidikan tinggi di Myanmar. 64 lembaga yang sebagian besar, berada
di bawah yurisdiksi Kementerian Pendidikan sementara 92 lembaga di bawah 11
kementerian lain dan Publik Jasa Seleksi dan Dewan Pelatihan. Seluruh institusi
pendidikan tinggi dibiayai negara. 156 lembaga pendidikan tinggi mengkhususkan diri
dalam berbagai bidang seperti seni dan sains, hukum, pendidikan ekonomi dan bisnis,
pendidikan guru, bahasa asing, teknik, ilmu komputer, ilmu kelautan, pertahanan,
pertanian, kehutanan, ilmu kedokteran hewan, dan budaya dan seni, dan lain-lain, dan
dan menawarkan berbagai program-sarjana, diploma pascasarjana, program gelar master
dan doktor.
Sebagai hasil dari pengaruh kolonial Perancis, Lao PDR mengikuti kalender akademik
Barat, September hingga Juni. Setelah keberhasilan revolusi tahun 1975, Laos menjadi bahasa
pengantar di semua tingkat pendidikan Dalam struktur saat ini pendidikan Laos, pendidikan
dasar selama lima tahun (wajib), diikuti oleh tiga tahun menengah rendah, tiga tahun menengah
atas, dan kemudian tiga sampai tujuh tahun pendidikan postsecondary, tergantung pada bidang
studi. Sementara anak-anak dapat mulai sekolah dasar pada usia enam, usia tujuh modal
sebenarnya, kecuali beberapa wilayah perkotaan. Sebuah kurikulum nasional bersatu standar
yang digunakan, dan penggunaan teknologi modern dalam pendidikan Lao sangat terbatas.