Perbandingan Pendidikan
Tentang
SISTEM DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI MALAYSIA
Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing:
Dra. Nini
1443 H / 2021 M
PEMBAHASAN
1
Armansyah Putra. Mengkaji dan Membandingkan Kurikulum 7 Negara (Malaysia, Singapura, Cina,
Korea, Jepang, Amerika, dan Finlandia). Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Samawa,
Malaysia memiliki beberapa jenjang dalam pendidikannya yakni:
1. Pendidikan Prasekolah (Bila di Indonesia TK / PAUD)
Pendidikan prasekolah atau disebut dengan “TADIKA”
mengajar anak mulai usia 4-6 tahun.
2. Pendidikan Rendah (Bila di Indonesia SD sederajat)
Sama halnya SD di Indonesia, Pendidikan Rendah di Malaysia
ditempuh selama 6 tahun pada usia 7 hingga 12 tahun. Dengan jenjang
tingkatan sebagai berikut: (a). Darjah 1 / kelas 1 SD, (b) Darjah 2 /
kelas 2 SD, (c) Darjah 3 / kelas 3 SD, (d) Darjah 4 / kelas 4 SD, (e)
Darjah 5 / kelas 5 SD, ( f) Darjah 6 / kelas 6 SD
3. Pendidikan Menengah (Bila di Indonesia SMP – SMA sederajat)
Sekolah Menengah di Malaysia dibagi 2 yaitu Sekolah Mengah
Rendah dan Sekolah Menengah Tinggi yang berlangsung selama 5
tahun. Sekolah Menengah Rendah / SMP ditempuh selama 3 tahun,
dengan jenjang tingkatan: (a) Tingkatan 1 / kelas VII (1 SMP), (b)
Tingkatan 2 / kelas VIII (2 SMP) (c) Tingkatan 3 / kelas IX (3 SMP)
Sekolah Menengah Tinggi / SMA hanya ditempuh selama 2
tahun, dengan jenjang tingkatan: (a) Tingkatan 4 / kelas X (1 SMA)
(b) Tingkatan 5 / kelas XI (2 SMA). Berbeda dengan SMA di
Indonesia Sekolah Menengah Tinggi di Malaysia hanya ditempuh
selama 2 tahun saja, berarti hanya sampai kelas 2 SMA.
4. Pendidikan Pra-Universiti (Bila di Indonesia kelas XII /3 SMA
Di Malaysia ada jenjang pendidikan setelah SMA dan sebelum
perguruan tinggi, jenjang pendidikan ini disebut pendidikan pra
Universiti setingkat dengan kelas XII/3 SMA.
5. Pengajian Tinggi
2
Abdul Hayyi, al-Kattani, Study in Islamic Countries. (Jakarta: Gema insani, 2009.) h. 161-164
latihan perguruuan dahulu telah dianggap kurang sesuai dengan matlamat
pendidikan yang baru. Untuk menghadapi cobaan dan tuntunan dari
perubahan strategi pengajaran dan pembelajaran dalam bilik darjah supaya
memainkan peranannya yang lebih berkesan, guru hendaklah senantiasa
berusaha melengkapi diri dengan ilmu pengetahuan dan kemahiran mengajar
dari masa ke masa.3
B. Kebijakan Pendidikan di Malaysia
Globalisasi merupakan sebuah ide atau gagasan yang membantu
menjelaskan perubahan baru bagi kebijakan pendidikan di Malaysia yang
menurut Alexander dan Rivzi sebagai internasionalisasi pendidikan. Malaysia
memiliki tuntutan yang besar terhadap perguruan tinggi. Hal ini
menggambarkan pertumbuhan ekonomi negara yang cepat dan orang-orang
Malaysia merasa penting terhadap pendidikan tinggi. Namun, tempat yang
tersedia di dalam negeri tidak memenuhi kebutuhan, sehingga 50% siswanya
belajar di luar negeri. Kebanyakan mahasiswa ingin belajar di luar negeri
karena ada anggapan bahwa gelar dari Barat itu lebih berharga dan dibutuhkan
oleh pasar kerja baik di Malaysia dan Internasional. Karena alasan tersebut,
lebih dari ¾ mahasiswa memilih jurusan perdagangan, manajemen ekonomi,
dan bisnis di mana hampir semua pekerjaan dibutuhkan. Dengan semakin
majunya ekonomi Malaysia, maka Malaysia menjadi lebih global dan
pendidikan Internasional menjadi lebih menarik terutama bagi mahasiswa
yang membutuhkkan pendidikan.4
Organisasi pendidikan di pusat terdiri atas Menteri Pendidikan.
Kementerian yang dikepalai oleh sekretaris tetap pendidikan bertanggung
3
Chalidjah Hasan, Kajian Perbadingan Pendidikan, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1995.) h.139
4
Nanang Fattah, Analisis Kebijakan Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2014.) h. 147
jawab langsung untuk pendidikan Sekolah Menengah dan Purna Sekolah
Menengah, Sekolah Teknik dan pengawasan grant atau pemberian dana
kepada negara–negara bagian. Kementerian Pendidikan ini terdiri atas dua
bagian: Bagian Administrasi yang mengurus perencanaan keuangan,
administrasi, personil dan pelajaran terpadu dan pengawasan terhadap
pelajaran agama Islam. Adapun bagian kedua berada di bawah pimpinan
Penasehat Kepala Bagian Pendidikan yang terdiri atas inspektorat federal,
pendidikan guru, bagian sekolah, sindikat ujian, pendidikan teknis, regristrasi
guru, serta perencanaan pendidikan dan penelitian. Kepala pendidikan di tiap
negara bagian bertanggung jawab atas pengadministrasian sekolah rendah dan
menengah di tingkat wilayah dan mereka mareka bertanggung jawab kepada
kepala kementrian yang tetap yaitu, sekretaris.
Pada tahun 1974, Malaysia membentuk jawatan kabinet yang bertugas
mengkaji semua pelaksanaan pendidikan dan pada DKD 1990.an Malaysia
mengadakan perubahan kebijakan pendidikanya secara berarti diantaranya
sebagai berikut :
1. Memperkenalkan pendidikan pra sekolah dalam sekolah rendah
2. Mengurangi tahun sekolah disekolah rendah dari 6 menjadi 5 tahun
bagi murid yang cerdas dan sebaliknya menambah tahun lama sekolah
menjadi 7 tahun bagi murid yang lambat.
3. Memberikan peluang pendidikan kepada semua pelajar dengan
melanjutkan waktu belajar mereka dari 9 hingga 12 tahun yaitu sampai
tingkat 5 di peringkat sekolah menengah.
4. Mengutamakan pendidikan teknologi dengan tujuan melahirkan
pelajar yang mahir dalam bidang seni perusahaan, perdagangan dan
ekonomi.5
Pada dasarnya sekolah di Malaysia dan Indonesia tidak jauh berbeda.
Perbedaan yang menonjol dari pendidikan kedua negara tersebut pada nama
5
Abdurrahman Assegaf. Internasionalisasi pendidikan, (Yogyakarta : Gama Media, 2003.) h.116-117
jenjang kedua negara. Nagara Malaysia cenderung lebih maju di bidang
pendidikan karena kurikulum yang dipakai baku dan tidak sering ada
pergantian kurikulum. Berbeda dengan Indonesia yang sering terjadi
pergantian kebijakan serta kurikulum sehingga pelaksana teknis di Indonesia
lambat untuk berkembang.6
C. Pengembangan Kurikulum Di Malaysia
Kita tidak akan dapat memahami perkembangan kurikulum di
Malaysia sepenuhnya dan rasional pembentukannya sekiranya kita tidak
menyoroti sejarah pendidikan dan sejarah negara ini sendiri. Untuk
memahami di mana kita berdiri sekarang kita harus melihat kembali
perjalanan yang telah kita tempuh. Demikian juga halnya dengan kurikulum
Malaysia pada masa kini yang diasaskan oleh zaman sebelum merdeka dan
selepas merdeka.7
1. Kurikulum Sebelum merdeka
Sebelum kedatangan British, sistem pendidikan formal tidak
ditekankan di Tanah Melayu dan lebih menumpukan kepada
pendidikan agama di sekolah-sekolah pondok. Tenaga pengajar pula
adalah terdiri daripadagolongan-golongan agama seperti para ulama
dan ustadz. Selepas kedatangan Inggris pula, Inggris telah membawa
masuk kaum pendatang dari China dan India untuk dijadikan pekerja-
pekerja ladang dan sebagainya. Ini telah menyebabkan berlakunya
perkembangan sekolah persendirian pelbagai kaum seperti sekolah
Cina, sekolah India dan sekolah Melayu yang masing-masing
6
Armansyah Putra. Mengkaji dan Membandingkan Kurikulum 7 Negara (Malaysia, Singapura, Cina,
Korea, Jepang, Amerika, dan Finlandia). Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Samawa,
Sumbawa Besar, 2017.
7
Falinah Misol. Falsafah dan Perkembangan Kurikulum Malaysia. h.2
mempunyai isi pelajaran yang berorientasikan negara asal dan kepada
budaya dan bahasa masing-masing.
Sistem pendidikan di sekolah Melayu, pendidikan bermula dari
darjah 1 hingga darjah 6. Hanya sebahagian sahaja daripada pelajar-
pelajar sekolah Melayu yang dapat melanjutkan pelajaran ke sekolah
Inggeris. Sebahagian daripada orang Melayu juga menghantar anak-
anak mereka ke sekolah-sekolah agama yang terdiri daripada rumah,
pondok masjid dan surau. Dengan cara ini, nilai serta pendidikan Islam
adalah kukuh di kalangan rakyat Melayu pada masa itu.
Sekolah Cina pula mengambil kurikulum dari negara China.
Buku-buku dan bahan-bahan juga diambil dari negara asal. Sekolah
Cina yang pertama adalah didirikan oleh Persatuan Mubaligh London
di Malaka pada1815. Tahap pendidikan di sekolah Cina juga hanya
sampai di tahap rendah sahaja. Sistem persekolahan Tamil juga adalah
lebih menjurus kepada kurikulum pendidikan dari negara India. Buku
teks dan guru-guru adalah didatangkan khas dari Sri Lanka.
Kesimpulan bahawa sistem pendidikan yang terdapat di Tanah
melayu semasa penjajahan Inggris adalah tidak bersifat nasionalis dan
sekadar untuk membolehkan setiap anggota masyarakat untuk
menjalankan fungsinya yang memang sudah tersedia dalam
masyarakat. Contohnya anak-anak Melayu hanya dididik supaya
mereka boleh menjadi petani yang lebih baik daripada ibu bapa
mereka tetapi masih mengekalkan slot atau tempat mereka di dalam
masyarakat. Sistem pendidikan ini tidak menggalakkan pemikiran
yang keluar dari pada kepompong pada masa tersebut. Pelajaran-
pelajaran seperti sastera, sejarah dan ilmu kemanusiaan tidak
ditekankan untuk mengelakkan rakyat Tanah Melayu pada masa
tersebut terdedah kepada pemikiran-pemikiran yang boleh menyoal
keadaan-keadaan mereka dan menyedari keadaan sosial dan ekonomi
pada masa itu. Keadaan ini membawa kelebihan kepada Inggris untuk
mengekalkan status quo masyaakat dan keamanan tanpa persoalan
dan pemberontakan.8
2. Kurikulum selepas kemerdekaan
Perubahan dalam bidang latihan perguruan di Malaysia dapat
ditinjau dari beberapa tempo, seperti :
a. Tempo Razak (1955-1957), mempersiapkan usul-usul bagi
sistem pendidikan Malaysia. Di antara usul tersebut bahwa
bahasa Melayu dan inggris dijadikan sebagai bahasa wajib bagi
semua murid-murid di sekolah-sekolah, selain bahasa Tamil
dan Cina.
b. Tempo Rahman Talib (1960-1965), menumbuhkan pusat
latihan harian supaya melatih lebih ramai guru yang
diperlukan, khususnya guru bahasa Malaysia bagi sekolah
rendah. Beberapa sekolah perguruan ditumbuhkan pula untuk
melatih guru-guru sekolah menengah rendah.
c. Tempo Aminuddin (1965-1970), memperkenalkan pusat
latihan perguruan daerah dalam setiap negeri untuk melatih
lebih ramai guru selaras dengan pengenalan sistem pendidikan
aneka jurusan di peringkat sekolah menengah rendah.
d. Tempo sain dan matematik (1971-1981), mengintegrasikan
institusi latihan perguruan sekolah rendah dan sekolah
menengah rendah dengan memberi keutamaan kepada pengajar
matematik dan sain paduan.
e. Tempo reformasi (1982-1992), menstruktur semua sistem
latihan perguruan termasuk perubahan kurikulumnya selaras
dengan pelaksanaan program KBSR di sekolah rendah dan
program KSSR di sekolah rendah.
8
Ibid., h.3
1) KBSR, Singkatan dari Kurikulum Bersepadu Sekolah
Rendah. KBSR diganti dari pada Kurikulum Baru
Sekolah Rendah iaitu pada tahun 1993. Berdasarkan
Laporan Jawatankuasa Kabinet yang mengkaji
perlaksanaan Dasar PelajaranKebangsaan (1979),
Rancangan Kurikulum Baru Sekolah Rendah (KBSR)
mula dilaksanakan di semua sekolah rendah di seluruh
negara mulai tahun1983. Konsep Bersepadu Unsur
pengetahuan, kemahiran dan nilai digabungkan supaya
wujud kesepaduan dari segi intelek, rohani, emosi dan
jasmani. Merangkumi aspek teori dan amali serta nilai
murni guna melahirkan insan yang seimbang.
2) KSSR, Satu usaha penambahbaikan dalam sistem
pendidikan negara terutamanya di peringkat sekolah
rendah yang dilaksanakan supaya kurikulum
persekolahan memenuhi keperluan dan cabaran semasa
serta akan datang. KPM membangunkan Kurikulum
Standard Sekolah Rendah (KSSR) berasaskan prinsip-
prinsip Kurikulum Bersepadu Sekolah Rendah (KBSR)
dan berlandaskan Falsafah Pendidikan Kebangsaan.
Kementerian Pelajaran Malaysia (KPM) telah
melaksanakan satu kajian dan mendapati wujudnya
keperluan untuk melakukan transformasi kurikulum
sekolah rendah. Merupakan penyusunan semula dan
penambahbaikan kurikulum persekolahan rendah sedia
ada. Tujuan transformasi adalah untuk memastikan
murid dibekalkan dengan pengetahuan, kemahiran dan
nilai yang relevan dengan keperluan semasa bagi
menghadapi cabaran abad ke-21.9
9
Chalidjah Hasan. Kajian Perbadingan Pendidikan.( Surabaya : Al-Ikhlas, 1995.) h.137-138
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hayyi, al-Kattani. 2009. Study in Islamic Countries. Jakarta: Gema insani