Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SISTEM, PROBLEMATIKA DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN


DI MALAYSIA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perbandingan Pendidikan
Dosen Pengampu : Taufik Mustofa, S.Pd.I., M.Pd.I

Disusun oleh
Kelompok 4

Nur Fitria Reza (1710631110108)


Neng Fitria Nuraeni (1710631110109)
M Fadlu (1710631110094)
Novita (1710631110107)
Mia Musyarofah (1710631110086)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan beribu-ribu ni’mat dan
hidayahnya kepada kita semua, shalawat berserta salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada
baginda besar Muhammad SAW. sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas akademik . Adapun topik yang dibahas didalam makalah ini
adalah mengenai . Makalah ini akan memperdalam pengetahuan kita tentang “Sistem,
Problematika dan Kebijakan Pendidikan di Malaysia”.
Terima kasih banyak kami ucapkan kepada Dosen Mata Kuliah kita. Yang telah
memberikan tugas ini kepada kita. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Karawang,26 Noember 2020

Penulis
Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL (Cover)...................................................................................................i


KATA PENGANTAR ........................................................................................................ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................iii

BAB I      Pendahuluan
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Pembuatan Makalah.....................................................................................1

BAB II       Pembahasan
A. Sistem Pendidikan di Malaysia................................................................................2
B. Problematika Pendidikan di Malaysia......................................................................4
C. Kebijakan Pendidikan di Malaysia..........................................................................5
D. Pengembangan Kurikulum di Malaysia...................................................................7

BAB III     Penutup
A. Kesimpulan............................................................................................................12

Daftar Pustaka

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang penting baik negara yang sudah  maju maupun negara yang
sedang berkembang. Bagi negara maju, pendidikan digunakan sebagai upaya untuk terus
meningkatkan kualitas hidup para warga negaranya. Sedangkan bagi negara berkembang,
pendidikan dilaksanakan sebagai upaya untuk mengejar ketertinggalan mereka dikancah
Internasionalk sehingga mereka dapat disejajarkan dengan negara maju. Namun pendidikan di
negara maju dan negara berkembang juga masih memiliki masalah mengenai pendidikan yang
disebabkan oleh beberapa faktor. Melalui perbadingna pendidikan dapat kita ketahui apa
sebenarnya masalah-masalah yang membelit dunia pendidikan, baik di negara maju maupun
negara berkembang.

Salah sau negara berkembang anggota ASEAN adalah Malaysia. Malaysia merupakan tetangga
serumpun dengan Indonesia, namun perkembangannya sangat pesat, mulai dari sektor ekonomi
sampai pendidikan. Pendidikan di Malaysia jauh melampaui pendidikan di Indonesia. Beberapa
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah sangat mendukung tercapainya pendidikan yang lebih
maju. Hal tersebut menjadikan kami tertarik untuk mengulas lebih dalam tentang pendidikan di
Malaysia. Oleh karena itu, kami menyusun makalah mengenai “Sistem dan Kebijakan
Pendidikan di Malaysia”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem pendidikan di Malaysia ?
2. Bagiamana Problematika Pendidikan di Malaysia ?
3. Bagaimana kebijakan pendidikan di Malaysia ?
4. Bagaimana pengembangan kurikulum di Malaysia ?
C. Tujuan
1. Mengetahui sistem pendidikan di Malaysia
2. Mengetahui Pendidikan di Malaysia
3. Mengetahui kebijakan pendidikan di Malaysia
4. Mengetahui pengembangan kurikulum di Malaysia

4
BAB II

PEMBAHASAN

A.  Sistem Pendidikan di Malaysia

Sistem pendidikan di Malaysia diatur oleh Kementerian Pendidikan Malaysia (KPM).


Pendidikan formal yang ada di Malaysia dimulai dari pra-sekolah. Pendidikan rendah,
pendidikan menengah, pendidikan pra-universiti dan pengajian tinggi. Pendidikan merupakan
tanggung jawab pemerintah federal. Sistem pendidikan nasional meliputi pendidikan pra sekolah
hingga perguruan tinggi. Pada tahun 2004 pendidikan pra sekolah, dasar dan menengah berada
dibawah yuridis Kementerian Pendidikan. Sedangkan pendidikan tinggi merupakan tanggung
jawab Kementerian Pendidikan Tinggi. Semua bentuk penyelenggaraan pendidikan didasarkan
pada visi dan misi. Adapun visi dan misi utama pemerintahan Malaysia adalah menjadikan
negerinya sebagai pusat pendidikan berkualitas dan siap bersaing dangan lembaga pendidikan
tinggi di negara lain seperti Singapura dan Australia.

Di Malaysia, warga negaranya dapat menempuh pendidikan dari sekolah milik kerajaan, sekolah
swasta maupun secara individu. Sistem pendidikan yang wajib ditempuh yakni sekolah rendah
dan sekolah menengah. Meskipun, bentuk pemerintahan adalah kerajaan, namun kerajaan tidak
memiliki hak untuk menentukan kurikulum atau cara pengajaran yang harus diterapkan. Semua
kewenangan tersebut telah sepenuhnya dilimpahkan kepada Kementrian Pelajaran Malaysia,
sementara untuk peraturan pendidikan tinggi diatur oleh Kementrian Pengajian Tinggi Malaysia
yang didirikan tahun 2004. Mulai dari tahun 2003 hingga saat ini, Malaysia telah menggunakan
Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam mata pelajaran tertentu sepeti sains dan
matematika.

Malaysia memiliki beberapa jenjang dalam pendidikannya yakni :

a. Pendidikan Prasekolah (Bila di Indonesia TK / PAUD)


Pendidikan prasekolah atau disebut dengan “TADIKA” mengajar mulai usia 4-6 tahun.
b. Pendidikan Rendah (Bila di Indonesia SD sederajat)
Sama halnya SD di Indonesia, Pendidikan Rendah di Malaysia ditempuh selama 6 tahun
pada usia 7 hingga 12 tahun. Dengan jenjang tingkatan sebagai berikut: (a). Darjah 1 /

5
kelas 1 SD, (b) Darjah 2 / kelas 2 SD, (c) Darjah 3 / kelas 3 SD, (d) Darjah 4 / kelas 4
SD, (e) Darjah 5 / kelas 5 SD, ( f) Darjah 6 / kelas 6 SD.
c. Pendidikan Menengah (Bila di Indonesia SMP – SMA sederajat)
Sekolah Menengah di Malaysia dibagi 2 yaitu Sekolah Mengah Rendah dan Sekolah
Menengah Tinggi yang berlangsung selama 5 tahun.
 Sekolah Menengah Rendah / SMP ditempuh selama 3 tahun, dengan jenjang
tingkatan: (a) Tingkatan 1 / kelas VII (1 SMP), (b) Tingkatan 2 / kelas VIII (2
SMP) (c) Tingkatan 3 / kelas IX (3 SMP)
 Sekolah Menengah Tinggi / SMA hanya ditempuh selama 2 tahun, dengan
jenjang tingkatan: (a) Tingkatan 4 / kelas X (1 SMA) (b) Tingkatan 5 / kelas XI (2
SMA)

Berbeda dengan SMA di Indonesia Sekolah Menengah Tinggi di Malaysia hanya ditempuh
selama 2 tahun saja, berarti hanya sampai kelas 2 SMA.

d. Pendidikan Pra-Universiti (Bila di Indonesia kelas XII /3 SMA


Di Malaysia ada jenjang pendidikan setelah SMA dan sebelum perguruan tinggi, jenjang
pendidikan ini disebut pendidikan pra Universiti setingkat dengan kelas XII/3 SMA.
e. Pengajian Tinggi
Pengajian tinggi adalah Perguruan Tinggi, merupakan program pendidikan tinggi yang
ada di Malaysia. Jenis-jenis Pengajian Tinggi meliputi: Universiti, Politeknik, Kolej,
Diploma, Ijazah, Ijazah kehormat dan Kedoktoran.

Perhatian pemerintah Malaysia terhadap masalah pendidikan memang sangat ketat dan
sistematis, tenaga pengajar saja harus dimasukkan dahulu ke universitas khusus bagi Guru. Dan
jangan ditanya tentang gaji para guru di Malaysia beserta tunjangan-tunjangannya, sangat jauh
lebih besar dibandingkan gaji guru PNS di Indonesia. Ketatnya perhatian pemerintah Malaysia
terhadap sistem pendidikan mereka dapat diukur dari tidak hanya dalam pembangunan fisik
pendidikan mereka saja, tetapi dari banyaknya perubahan-perubahan sistem yang mereka
lakukan, dan perubahan tersebut selalu berdampak positif bagi manajemen sistem pendidikan
mereka juga. Tugas dan tanggung jawab guru di Malaysia hari ini bukan saja banyak berbeda
dari masa yang lalu, tetapi juga lebih berat serta kompleks. Ini adalah akibat dari perkembangan
dan kemajuan pendidikan negara yang pesat.

6
Sebagai seorang pendidik yang bertanggung jawab, guru harus menyadari tugas dan amanah
yang diserahkan kepadanya untuk mendidik generasi yang akan menjadi dewasa nanti.
Perubahan sistem pendidikan di Malaysia besar, khusunya reformasi pendidikan dalam decade
80-an dengan perkenalan program KBSR dan KSSR, memerlukan perlengkapan diri dengan ilmu
pengetahuan dan kemahiran mengajar yang canggih, demi meningkatkan upaya dan prestasinya
dalam bidang kerja yang kian menjabar.

Perubahan peranan guru pada hari ini diiringi dengan perubahan strategi pengajaran dan
pembelajaran dalam bilik darjah. Ini bermakna, sistem latihan perguruuan dahulu telah dianggap
kurang sesuai dengan matlamat pendidikan yang baru. Untuk menghadapi cobaan dan tuntunan
dari perubahan strategi pengajaran dan pembelajaran dalam bilik darjah supaya memainkan
peranannya yang lebih berkesan, guru hendaklah senantiasa berusaha melengkapi diri dengan
ilmu pengetahuan dan kemahiran mengajar dari masa ke masa.

B. Problematika Pendidikan di Malaysia

Meskipun sistem pendidikan di Malaysia memasuki era globalisasinya seiring dengan kehendak
dan perkembangan dunia, namun, sehingga kini kita masih dapat melihat Malaysia masih
meneruskan kesinambungan sistem persekolahan lama dengan mengekalkan sekolah
kebangsaan, sekolah jenis kebangsaan Cina dan sekolah jenis kebangsaan Tamil. Kerap juga kita
mendengar isu-isu sekolah-sekolah ini diperdebatkan, namun sehingga kini masih belum ada
penyelesaian yang terbaik. Isu-isu ini kurang mendapat kerjasama daripada masyarakat Malaysia
yang mempunyai pelbagai kepentingan serta pandangan yang berbeza. Disebabkan ia merupakan
satu isu yang sensitif, usaha mencari jalan penyelesaian masih tiada penghujungnya.     Sudah
menjadi kebiasaan setiap keputusan yang dibuat seringkali dipengaruhi oleh politik tanah air
yang berlaku semenjak zaman penjajah lagi. Kita semua sedia maklum bahawa pelbagai usaha
telah dilaksanakan oleh pihak kerajaan bagi menaikkan mutu pendidikan kebangsaan. Tetapi
setakat ini, hasilnya masih kurang memuaskan. Rakyat Malaysia seharusnya sedar akan
kepentingan sekolah sebagai tempat untuk membina asas hubungan yang baik, beramah mesra
serta bergaul dengan rakan-rakan daripada pelbagai latar belakang bangsa dan agama.

Namun, usaha ini seakan-akan terbantut disebabkan kewujudan sekolah pelbagai aliran yang
menjarakkan lagi jurang integrasi di antara kaum. Di sekolah-sekolah jenis kebangsaan Cina dan

7
Tamil, bilangan murid-murid berbangsa lain amatlah kurang. Masalah bahasa yang menjadi
faktor utama ibu bapa kaum lain tidak menghantar anak-anak mereka ke sekolah jenis
kebangsaan. Begitu juga di sekolah kebangsaan, bahasa ibunda kaum lain tidak diterapkan di
dalam mata pelajaran di sekolah. Maka, wujudlah sistem aliran yang berbeza-beza.

Lalu pengisian kurikulum dan ko-kurikulum turut menjadi masalah dalam memupuk perpaduan
dan integrasi kaum di Negara kita. Seperti yang kita sedia maklum, kurikulum bertindak sebagai
hala penentu kepada perkembangan murid-murid dan pelajar-pelajar. Hal ini penting kerana ia
memberi kesan sama ada positif atau negatif kepada masyarakat dalam membentuk jati diri dan
disiplin. Adalah amat penting agar perkembangan kurikulum dan kokurikulum mengikut
perkembangan rakyat. Namun, wujud beberapa kelemahan di dalam pengisian kurikulum dan
ko-kurikulum. Sebagai contoh, sekolah kebangsaan tidak menjadikan bahasa ibunda kaum Cina
dan India sebagai subjek wajib. Ini telah menyebabkan ibu bapa Cina dan Tamil menjauhi
sekolah kebangsaan. Ini kerana bagi mereka bahasa ibunda merupakan identiti mereka yang
harus dipelihara.

Terdapat juga cadangan dan pandangan agar diwujudkan satu sistem persekolahan yang
menerapkan bahasa Mandarin dan Tamil sebagai subjek yang wajib diambil oleh murid-murid
Cina dan India. Manakala murid-murid Melayu boleh mengambil subjek ini sebagai subjek
pilihan. Ini secara tidak langsung dapat merapatkan jurang perbezaan bahasa seterusnya
meningkatkan lagi perpaduan kaum dalam kalangan rakyat. Justeru itu, Masyarakat Malaysia
perlu memahami bahawa objektif penggubalan dasar pendidikan adalah berlandaskan keperluan
pembentukan negara Malaysia sebagai sebuah negara demokrasi yang mempunyai masyarakat
yang berbilang bangsa, agama, bagi membolehkan Malaysia maju ke hadapan. Kurikulum
Bersepadu Sekolah Rendah (KBSR) serta Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah (KBSM)
yang diperkenalkan untuk meningkatkan pendidikan dan perpaduan masyarakat masih
memerlukan penambahbaikan bagi memastikan keberkesanannya dalam usaha menyatupadukan
rakyat.

C. Kebijakan Pendidikan di Malaysia

Globalisasi merupakan sebuah ide atau gagasan yang membantu menjelaskan perubahan baru
bagi kebijakan pendidikan di Malaysia yang menurut Alexander dan Rivzi sebagai

8
internasionalisasi pendidikan. Malaysia memiliki tuntutan yang besar terhadap perguruan tinggi.
Hal ini menggambarkan pertumbuhan ekonomi negara yang cepat dan orang-orang Malaysia
merasa penting terhadap pendidikan tinggi. Namun, tempat yang tersedia di dalam negeri tidak
memenuhi kebutuhan, sehingga 50% siswanya belajar di luar negeri. Kebanyakan mahasiswa
ingin belajar di luar negeri karena ada anggapan bahwa gelar dari Barat itu lebih berharga dan
dibutuhkan oleh pasar kerja baik di Malaysia dan Internasional. Karena alasan tersebut, lebih
dari ¾ mahasiswa memilih jurusan perdagangan, manajemen ekonomi, dan bisnis di mana
hampir semua pekerjaan dibutuhkan. Dengan semakin majunya ekonomi Malaysia, maka
Malaysia menjadi lebih global dan pendidikan Internasional menjadi lebih menarik terutama bagi
mahasiswa yang membutuhkkan pendidikan.

Organisasi pendidikan di pusat terdiri atas Menteri Pendidikan. Kementerian yang dikepalai
oleh sekretaris tetap pendidikan bertanggung jawab langsung untuk pendidikan Sekolah
Menengah dan Purna Sekolah Menengah, Sekolah Teknik dan pengawasan grant atau pemberian
dana kepada negara–negara bagian. Kementerian Pendidikan ini terdiri atas dua bagian: Bagian
Administrasi yang mengurus perencanaan keuangan, administrasi, personil dan pelajaran terpadu
dan pengawasan terhadap pelajaran agama Islam. Adapun bagian kedua berada di bawah
pimpinan Penasehat Kepala Bagian Pendidikan yang terdiri atas inspektorat federal, pendidikan
guru, bagian sekolah, sindikat ujian, pendidikan teknis, regristrasi guru, serta perencanaan
pendidikan dan penelitian. Kepala pendidikan di tiap negara bagian bertanggung jawab atas
pengadministrasian sekolah rendah dan menengah di tingkat wilayah dan mereka mareka
bertanggung jawab kepada kepala kementrian yang tetap yaitu, sekretaris.

Pada tahun 1974, Malaysia membentuk jawatan kabinet yang bertugas mengkaji semua
pelaksanaan pendidikan dan pada DKD 1990.an Malaysia mengadakan perubahan kebijakan
pendidikanya secara berarti diantaranya sebagai berikut :

1. Memperkenalkan pendidikan pra sekolah dalam sekolah rendah


2. Mengurangi tahun sekolah disekolah rendah dari 6 menjadi 5 tahun bagi murid yang
cerdas dan sebaliknya menambah tahun lama sekolah menjadi 7 tahun bagi murid yang
lambat.

9
3. Memberikan peluang pendidikan kepada semua pelajar dengan melanjutkan waktu
belajar mereka dari 9 hingga 12 tahun yaitu sampai tingkat 5 di peringkat sekolah
menengah.
4. Mengutamakan pendidikan teknologi dengan tujuan melahirkan pelajar yang mahir
dalam bidang seni perusahaan, perdagangan dan ekonomi.

Pada dasarnya sekolah di Malaysia dan Indonesia tidak jauh berbeda. Perbedaan yang
menonjol dari pendidikan kedua negara tersebut pada nama jenjang kedua negara. Nagara
Malaysia cenderung lebih maju di bidang pendidikan karena kurikulum yang dipakai baku dan
tidak sering ada pergantian kurikulum. Berbeda dengan Indonesia yang sering terjadi pergantian
kebijakan serta kurikulum sehingga pelaksana teknis di Indonesia lambat untuk berkembang.

D. Pengembangan Kurikulum Di Malaysia

Kita tidak akan dapat memahami perkembangan kurikulum di Malaysia sepenuhnya dan


rasional pembentukannya sekiranya kita tidak menyoroti sejarah pendidikan dan sejarah
negara ini sendiri. Untuk memahami di mana kita berdiri sekarang kita harus melihat kembali
perjalanan yang telah kita tempuh. Demikian juga halnya dengan kurikulum Malaysia pada
masa kini yangdiasaskan oleh zaman sebelum merdeka dan selepas merdeka.

1. Kurikulum Sebelum merdeka


Sebelum kedatangan British, sistem pendidikan formal tidak ditekankan di
Tanah Melayu dan lebih menumpukan kepada pendidikan agama di sekolah-sekolah
pondok. Tenaga pengajar pula adalah terdiri daripadagolongan-golongan agama
seperti para ulama dan ustadz. Selepas kedatangan Inggris pula, Inggris telah
membawa masuk kaum pendatang dari China dan India untuk dijadikan pekerja-
pekerja ladang dan sebagainya. Ini telah menyebabkan berlakunya perkembangan
sekolah persendirian pelbagai kaum seperti sekolah Cina, sekolah India dan sekolah
Melayu yang masing-masing mempunyai isi pelajaran yang berorientasikan negara
asal dan kepada budaya dan bahasa masing-masing.
Sistem pendidikan di sekolah Melayu, pendidikan bermula dari darjah 1 hingga
darjah 6. Hanya sebahagian sahaja daripada pelajar-pelajar sekolah Melayu yang
dapat melanjutkan pelajaran ke sekolah Inggeris. Sebahagian daripada orang Melayu

10
juga menghantar anak-anak mereka ke sekolah-sekolah agama yang terdiri daripada
rumah, pondok masjid dan surau. Dengan cara ini, nilai serta pendidikan Islam adalah
kukuh di kalangan rakyat Melayu pada masa itu.
Sekolah Cina pula mengambil kurikulum dari negara China. Buku-buku dan bahan-
bahan juga diambil dari negara asal. Sekolah Cina yang pertama adalah didirikan
oleh Persatuan Mubaligh London di Malaka pada1815. Tahap pendidikan di sekolah
Cina juga hanya sampai di tahap rendah sahaja. Sistem persekolahan Tamil juga
adalah lebih menjurus kepada kurikulum pendidikan dari negara India. Buku teks dan
guru-guru adalah didatangkan khas dari Sri Lanka.
Kesimpulan bahawa sistem pendidikan yang terdapat di Tanah melayu semasa
penjajahan Inggris adalah tidak bersifat nasionalis dan sekadar untuk membolehkan
setiap anggota masyarakat untuk menjalankan fungsinya yang memang sudah tersedia
dalam masyarakat. Contohnya anak-anak Melayu hanya dididik supaya mereka boleh
menjadi petani yang lebih baik daripada ibu bapa mereka tetapi masih mengekalkan
slot atau tempat mereka di dalam masyarakat. Sistem pendidikan ini tidak
menggalakkan pemikiran yang keluar dari pada kepompong pada masa tersebut.
Pelajaran-pelajaran seperti sastera, sejarah dan ilmu kemanusiaan tidak ditekankan
untuk mengelakkan rakyat Tanah Melayu pada masa tersebut terdedah kepada
pemikiran-pemikiran yang boleh menyoal keadaan-keadaan mereka dan menyedari
keadaan sosial dan ekonomi pada masa itu. Keadaan ini membawa kelebihan kepada
Inggris untuk mengekalkan status quo  masyaakat dan keamanan tanpa persoalan dan
pemberontakan.

2. Kurikulum selepas kemerdekaan


Perubahan dalam bidang latihan perguruan di Malaysia dapat ditinjau dari beberapa
tempo, seperti :
a. Tempo Razak (1955-1957), mempersiapkan usul-usul bagi sistem pendidikan
Malaysia. Di antara usul tersebut  bahwa bahasa Melayu dan inggris dijadikan
sebagai bahasa wajib bagi semua murid-murid di sekolah-sekolah, selain
bahasa Tamil dan Cina.

11
b. Tempo Rahman Talib (1960-1965), menumbuhkan pusat latihan harian
supaya melatih lebih ramai guru yang diperlukan, khususnya guru bahasa
Malaysia bagi sekolah rendah. Beberapa sekolah perguruan ditumbuhkan pula
untuk melatih guru-guru sekolah menengah rendah.
c. Tempo Aminuddin (1965-1970), memperkenalkan pusat latihan perguruan
daerah dalam setiap negeri untuk melatih lebih ramai guru selaras dengan
pengenalan sistem pendidikan aneka jurusan di peringkat sekolah menengah
rendah.
d. Tempo sain dan matematik (1971-1981), mengintegrasikan institusi latihan
perguruan sekolah rendah dan sekolah menengah rendah dengan memberi
keutamaan kepada pengajar matematik dan sain paduan.
e. Tempo reformasi (1982-1992), menstruktur semua sistem latihan perguruan
termasuk perubahan kurikulumnya selaras dengan pelaksanaan program
KBSR di sekolah rendah dan program KSSR di sekolah rendah.
 KBSR, Singkatan dari Kurikulum Bersepadu Sekolah Rendah. KBSR
diganti dari pada Kurikulum Baru Sekolah Rendah iaitu pada tahun
1993. Berdasarkan Laporan Jawatankuasa Kabinet yang mengkaji
perlaksanaan Dasar PelajaranKebangsaan (1979), Rancangan
Kurikulum Baru Sekolah Rendah (KBSR) mula dilaksanakan di semua
sekolah rendah di seluruh negara mulai tahun1983. Konsep Bersepadu
Unsur pengetahuan, kemahiran dan nilai digabungkan supaya wujud
kesepaduan dari segi intelek, rohani, emosi dan jasmani. Merangkumi
aspek teori dan amali serta nilai murni guna melahirkan insan yang
seimbang.
 KSSR, Satu usaha penambahbaikan dalam sistem pendidikan negara
terutamanya di peringkat sekolah rendah yang dilaksanakan supaya
kurikulum persekolahan memenuhi keperluan dan cabaran semasa
serta akan datang. KPM membangunkan Kurikulum Standard Sekolah
Rendah (KSSR) berasaskan prinsip-prinsip Kurikulum Bersepadu
Sekolah Rendah (KBSR) dan berlandaskan Falsafah Pendidikan
Kebangsaan. Kementerian Pelajaran Malaysia (KPM) telah

12
melaksanakan satu kajian dan mendapati wujudnya keperluan untuk
melakukan transformasi kurikulum sekolah rendah. Merupakan
penyusunan semula dan penambahbaikan kurikulum persekolahan
rendah sedia ada. Tujuan transformasi adalah untuk memastikan murid
dibekalkan dengan pengetahuan, kemahiran dan nilai yang relevan
dengan keperluan semasa bagi menghadapi cabaran abad ke-21.
Program latihan perguruan sering diperhatikan perubahan dari masa ke
masa di negara-negara yang mengikuti pelancaran program reformasi
pendidikan karena tuntunan masa.
Pada awal kemerdekaan, kurikulum latihan perguruan di negara-
negara ASEAN lazim berorientasi pada latihan kemahiran mengajar
dan ilmu pengetahuan semata-mata. Ekor dari perkembangan sistem
pendidikan serantau, kurikulum itu disusun dan
diorganisasikan semula kearah menyediakan guru, bukan saja
melengkapkan diri dengan berbagai ilmu pengetahuan berkaitan
dengan mata pelajaran yang akan diajar, tetapi juga menguasai
berbagai teknik dan kaidah mengajar yang sesuai dengan aliran masa.
Dalam decade 80-an, kurikulum latihan perguruan distrukturkan lagi
mengikuti reformasi pendidikan yang berlaku dikebanyakan negara
asia pasifik. Keutamaan perubahan kurikulum ini ialah melatih guru-
guru yang berupaya melatih anak-anak supaya mereka menjadi rakyat
yang berakhlak mulia serta sanggup memberi sumbangan kepada
kemajuan dan perkembangan negara. Untuk melatih guru-guru yang
cakap, berkualitas serta bertanggung jawab, kelayakan masuk institusi
latihan perguruan ditingkatkan. Dewasa ini calon yang akan diterima
masuk institusi latihan perguruan bukan saja perlu memperoleh
pencapaian akademik yang baik, tetapi juga dikehendaki lulus ujian
kelayakan pendidikan guru (UKLEG), sebelum dipertimbangkan
untuk menghadiri temuduga.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem pendidikan di Malaysia diatur oleh Kementerian Pendidikan Malaysia


(KPM).Pendidikan formal yang ada di Malaysia dimulai dari pra-sekolah. Pendidikan rendah,
pendidikan menengah, pendidikan pra-universiti dan pengajian tinggi. Pendidikan merupakan
tanggung jawab pemerintah federal. System pendidikan nasional meliputi pendidikan pra sekolah
hingga perguruan tinggi. Di Malaysia, warga negaranya dapat menempuh pendidikan dari
sekolah milik kerajaan, sekolah swasta maupun secara individu. Sistem pendidikan yang wajib
ditempuh yakni sekolah rendah dan sekolah menengah. Meskipun, bentuk pemerintahan adalah
kerajaan, namun kerajaan tak memiliki hak untuk menentukan kurikulum atau cara pengajaran
yang harus diterapkan.

14
Adapun Kebijakan Pendidikan di Malaysia Pada tahun 1974, Malaysia membentuk jawatan
kabinet yang bertugas mengkaji semua pelaksanaan pendidikan dan pada DKD 1990.an Malaysia
mengadakan perubahan kebijakan pendidikanya secara berarti diantaranya sebagai berikut :

 Memperkenalkan pendidikan pra sekolah dalam sekolah rendah


 Mengurangi tahun sekolah disekolah rendah dari 6 menjadi 5 tahun bagi murid yang
cerdas dan sebaliknya menambah tahun lama sekolah menjadi 7 tahun bagi murid
yang lambat.
 Memberikan peluang pendidikan kepada semua pelajar dengan melanjutkan waktu
belajar mereka dari 9 hingga 12 tahun yaitu sampai tingkat 5 di peringkat sekolah
menengah.
 Mengutamakan pendidikan teknologi dengan tujuan melahirkan pelajar yang mahir
dalam bidang seni perusahaan, perdagangan dan ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hayyi, al-Kattani. Study in Islamic Countries. Jakarta: Gema insani, 2009.

Assegaf, Abdurrahman. Internasionalisasi pendidikan. Yogyakarta : Gama Media, 2003.

Fattah, Nanang.  Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2014.

Hasan, Chalidjah. Kajian Perbadingan Pendidikan. Surabaya : Al-Ikhlas, 1995.

Misol, Falinah. Falsafah dan Perkembangan Kurikulum Malaysia.  

Putra , Armansyah.  Mengkaji dan Membandingkan Kurikulum 7 Negara (Malaysia, Singapura,


Cina, Korea, Jepang, Amerika, dan Finlandia). Program Studi Pendidikan Biologi Universitas
Samawa, Sumbawa Besar, 2017.

15
16

Anda mungkin juga menyukai