Anda di halaman 1dari 3

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI MALAYSIA

Lebih dari 50 tahun Malaysia merdeka sistem kebijakan pendidikan terus mengalami
perkembangan penting. Mulai dari pengenalan Kurikulum dan lahirnya kurikulum sejalan
dengan pembaruan sistem pendidikan di Malaysia.
Globalisasi merupakan sebuah ide atau gagasan yang membantu menjelaskan
perubahan baru bagi kebijakan pendidikan di Malaysia yang menurut Alexander dan
Rivzi sebagai internasionalisasi pendidikan. Malaysia memiliki tuntutan yang besar
terhadap perguruan tinggi. Hal ini menggambarkan pertumbuhan ekonomi negara yang
cepat dan orang-orang Malaysia merasa penting terhadap pendidikan tinggi. Namun,
tempat yang tersedia di dalam negeri tidak memenuhi kebutuhan, sehingga 50% siswanya
belajar di luar negeri. Kebanyakan mahasiswa ingin belajar di luar negeri karena ada
anggapan bahwa gelar dari Barat itu lebih berharga dan dibutuhkan oleh pasar kerja baik
di Malaysia dan Internasional. Karena alasan tersebut, lebih dari ¾ mahasiswa memilih
jurusan perdagangan, manajemen ekonomi, dan bisnis di mana hampir semua pekerjaan
dibutuhkan. Dengan semakin majunya ekonomi Malaysia, maka Malaysia menjadi lebih
global dan pendidikan Internasional menjadi lebih menarik terutama bagi mahasiswa yang
membutuhkkan pendidikan.
Organisasi pendidikan di pusat terdiri atas Menteri Pendidikan. Kementerian yang
dikepalai oleh sekretaris tetap pendidikan bertanggung jawab langsung untuk pendidikan
Sekolah Menengah dan Purna Sekolah Menengah, Sekolah Teknik dan pengawasan grant
atau pemberian dana kepada negara–negara bagian. Kementerian Pendidikan ini terdiri
atas dua bagian: Bagian Administrasi yang mengurus perencanaan keuangan,
administrasi, personil dan pelajaran terpadu dan pengawasan terhadap pelajaran agama
Islam. Adapun bagian kedua berada di bawah pimpinan Penasehat Kepala Bagian
Pendidikan yang terdiri atas inspektorat federal, pendidikan guru, bagian sekolah, sindikat
ujian, pendidikan teknis, regristrasi guru, serta perencanaan pendidikan dan penelitian.
Kepala pendidikan di tiap negara bagian bertanggung jawab atas pengadministrasian
sekolah rendah dan menengah di tingkat wilayah dan mereka mareka bertanggung jawab
kepada kepala kementrian yang tetap yaitu, sekretaris.
Pada tahun 1974, Malaysia membentuk jawatan kabinet yang bertugas mengkaji
semua pelaksanaan pendidikan dan pada DKD 1990.an Malaysia mengadakan perubahan
kebijakan pendidikanya secara berarti diantaranya sebagai berikut :
1. Memperkenalkan pendidikan pra sekolah dalam sekolah rendah
2. Mengurangi tahun sekolah disekolah rendah dari 6 menjadi 5 tahun bagi murid yang
cerdas dan sebaliknya menambah tahun lama sekolah menjadi 7 tahun bagi murid yang
lambat.
3. Memberikan peluang pendidikan kepada semua pelajar dengan melanjutkan waktu belajar
mereka dari 9 hingga 12 tahun yaitu sampai tingkat 5 di peringkat sekolah menengah.
4. Mengutamakan pendidikan teknologi dengan tujuan melahirkan pelajar yang mahir dalam
bidang seni perusahaan, perdagangan dan ekonomi.[5]
Pada dasarnya sekolah di Malaysia dan Indonesia tidak jauh berbeda. Perbedaan
yang menonjol dari pendidikan kedua negara tersebut pada nama jenjang kedua negara.
Nagara Malaysia cenderung lebih maju di bidang pendidikan karena kurikulum yang
dipakai baku dan tidak sering ada pergantian kurikulum. Berbeda dengan Indonesia yang
sering terjadi pergantian kebijakan serta kurikulum sehingga pelaksana teknis di
Indonesia lambat untuk berkembang.[6]
Ketika Mahathir Muhammad menjabat sebagai Menteri Pendidikan, kebijakan
dan program keislaman di bidang pendidikan terlihat lebih awal mendapat perhatian
dibanding bidang lainnya. Beliau merupakan sosok yang dikenal banyak berperan
dan memberikan kontribusi bagi upaya islamisasi di Malaysia. Di awal karirnya
sebagai Menteri Pendidikan Malaysia tahun 1974, Mahathir mengawali langkahnya
dengan meninjau ulang sistem pengajaran agama Islam yang dipandangnya tidak
efektif dan tidak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman. Segera setelah
itu, ia mengadakan pengkajian kembali tentang pendidikan agama Islam dan sistem
pengajarannya serta membentuk dewan penasihat untuk pendidikan agama Islam.
Pembentukan dewan penasihat ini dimaksudkan untuk menggerakkan agar Islam
menjadi relevan dengan kebutuhan modernisasi masyarakat muslim Malaysia dan agar
gerakan ini dapat dilaksanakan secara koor-dinatif dan sistematis.21
Pada tahun 1975, Kementerian Pendidikan mengeluarkan dana yang cukup
besar untuk memperbaiki pelaksanaan pelatihan guru-guru agama Islam. Pada tahun
berikutnya, pemerintah mengumumkan pengambilalihan atas sepuluh sekolah Islam
terbaik di negara itu guna memperbaiki manajemen sekolah tersebut serta mening-
katkan kinerja para guru dan pegawainya untuk dijadikan sebagai sekolah model. Pada
tahun 1979, pemerintah mendeklarasikan pendirian Pusat Penelitian Islam Asia
Tenggara. Pada tahun yang sama, pengetahuan agama Islam ditetapkan sebagai
materi ujian di tingkat Sijil Pelajaran Malaysia (SPM). Setahun berikutnya pemerintah
mendirikan yang pertama kali Maktab Perguruan Islam ,VODPLF 7HDFKHU·V &ROOHJH)
yang dari sana murid-murid berpotensi akan dikirim ke Mesir, Pakistan, dan
Indonesia untuk melanjutkan studi mereka

Adapun kebijakan lainnya terhadap pendidikan Islam di Malaysia antara lain:


- Sejak merdeka pada tahun 1957, ilmu pengetahuan agama Islam telah dijadikan
sebagai kurikulum pendidikan nasional Malaysia.
- Pada tahun 1975, berbagai langkah penting untuk memperkuat pendidikan
Islam ditempuh oleh Departemen Pendidikan.
- Pada tahun 1982, Perdana Menteri Mahathir Muhammad mengambil keputusan
untuk menjalankan kebijakan penanaman nilai-nilai Islam di pemerintahan.
- Tahun 1983, Departemen Pendidikan menyatakan bahwa nilai-nilai moral akan
diajarkan kepada pelajar nonmuslim, sementara ilmu pengetahuan agama akan
diajarkan kepada para pelajar muslim.23
Dalam Proses Kebijakan Pendidikan di Malaysia , terdapat beberapa Fase dalam proses dalam
pembuatan rencana strategis perbaikan pendidikan di Malaysia, Berikut merupakan proses kebijakan
pendidikan di Malaysia :

1. Gelombang 1 ( 2013-2015 ) : Pembangunan Kerangka sistematik dengan daya dukung


pengajar dan berfokus pada ketrampilan dasar dengan kunci keberhasilan yaitu 100 % murid
mampu berbahasa malaysia dan serta target berbahasa inggris
2. Gelombang 2 ( 2016 – 2020 ) : Mempercepat perbaikan sistem dengan kinerja pelajar
lulusan Malaysia setara dengan rata rata standar internasional serta 50 % pengurangan
kesenjangan pendidikan di kota dan desa serta penurunan 25 % dalam kesenjangan sosial
ekonomi serta kesenjangan gender.
3. Gelombang 3 ( 2021 – 2025 ) : Bergerak menuju keunggulan dengan peningkatan flexibelitas
Operasional dengan performa yang dimiliki Malaysia pada TIMSS( Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMSS) adalah studi internasional tentang
kecenderungan atau arah perkembangan matematika dan Programme for
International Student Assessment (PISA) yang diinisiasi oleh Organisation for
Economic Co-operation and Development (OECD) adalah suatu studi untuk
mengevaluasi sistem pendidikan yang diikuti oleh lebih dari 70 negara di
seluruh dunia.PISA berada di peringkat 3 teratas dalam hal sistem pendidikan

Anda mungkin juga menyukai