Anda di halaman 1dari 8

KOMPETISI ESAI PENDIDIKAN

ISLAMIC WEEK 2014

ADOPSI SISTEM PENDIDIKAN ALA FINLANDIA UNTUK KURIKULUM


2013

Diusulkan oleh:
NURAINA FIKA LUBIS
1103113887
Angkatan : 2011

UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2014

1
Adopsi Sistem Pendidikan ala Finlandia untuk Kurikulum 2013

Belajar merupakan kegiatan wajib bagi siswa-siswi Indonesia, yakni dari


tingkat anak usia dini (PAUD), SD, SMP,serta SMA. Belajar dapat mencerdaskan
dan meningkatkan kreativitas siswa. Seiring berjalannya waktu, siswa dituntut
meningkat frekuensi belajar dan berinovasi dalam belajar agar dapat menghadapi
tantangan di masa depan.
Inovasi terbaru dalam pendidikan Indonesia adalah pembaharuan kurikulum,
yakni “Kurikulum 2013” yang berbasis karakter siswa. Kurikulum 2013 atau disebut
juga dengan Pendidikan berbasis Karakter adalah sebuah Kurikulum yang
mengutamakan pemahaman, skill, dan tentunya pendidikan berkarakter,
(http://edukasi.kompasiana.com/2014/08/28/esai-pendidikan-masa-kini-efektif-
kah-kurikulum-2013-675879.html.). Pada tahun 2014, kurikulum ini telah
dilaksanakan oleh sebagian besar sekolah negeri dan swasta di Indonesia, baik dari
tingkat SD hingga SMA.
Kurikulum 2013 dibuat berdasarkan Permendikbud No. 54 tahun 2013 tentanf
Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Adanya peraturan tersebut mewajibkan agar
sekolah SD sampai dengan SMA memakai kurikulum tersebut, menggantikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Namun, pelaksanaan kurikulum 2013
banyak menimbulkan pro dan kontra bagi siswa, guru, serta orang tua siswa.
Pernyataan pro pada Kurikulum 2013 yakni kurikulum ini dapat membuat
siswa menjadi lebih aktif dalam diskusi dan presentasi, kemampuan penalaran
menjadi lebih baik, serta kecenderungan untuk mencari informasi secara mandiri
meningkat. Kurikulum sebelumnya hanya menekankan siswa untuk kemampuan
menghapal yang hanya menyimpan informasi sementara di otak, sementara
kurikulum 2013 menuntut siswa mempunyai kemampuan penalaran yang berguna
menyimpan informasi jangka panjang di otak. Guru tidak perlu menerangkan secara
panjang lebar kepada siswa karena siswa yang akan mencari informasi sendiri. Guru
hanya mengarahkan siswa untuk mencari informasi secara mendalam.

2
Pernyataan kontra kurikulum 2013 yakni, menambah penat siswa akibat jam
belajar bertambah, ditambah tugas menumpuk yang diberikan oleh guru mereka.
Waktu beristirahat, menenangkan pikiran, menyalurkan bakat, dan bermain siswa
berkurang karena sibuk belajar. Tak jarang, siswa merasa stress dan tertekan akibat
banyaknya beban otak mereka. Jika keadaan seperti ini dibiarkan, siswa akan menjadi
malas belajar. Tak hanya siswa, para guru pun mengeluh kelelahan akibat
penambahan jam mengajar. Waktu mereka untuk memeriksa tugas-tugas siswa serta
waktu untuk keluarga di rumah berkurang.
Kelemahan kurikulum 2013 lainnya pada saat proses belajar seperti ada
sebagian siswa yang tidak dapat aktif di kelas, cenderung diam ketika berdiskusi;
siswa yang tidak dapat mencari informasi secara mandiri dan selalu tergantung
kepada siswa lain saat belajar, serta siswa yang tidak dapat menyerap materi pelajaran
jika tidak dijelaskan secara rinci oleh gurunya. Jika siswa tersebut hanya berdiam diri,
kompetensinya akan tertinggal oleh siswa lainnya. Lebih parah, siswa tersebut dapat
tinggal kelas.
Jika siswa maupun guru terus mengeluh dengan kelemahan kurikulum 2013,
kualitas pendidikan Indonesia akan tetap, bahkan sedikit demi sedikit menurun. Oleh
karena itu, pemerintah harus membuat terobosan baru guna menutupi kelemahan
kurikulum 2013 ini. Salah satunya yaitu mengadopsi kurikulum dari negara
Finlandia.
Finlandia merupakan negara maju di kawasan Eropa Utara yang memiliki
prestasi terbaik sedunia dalam bidang pendidikan. Prestasi tersebut yakni peringkat
satu dari 43 negara OECD (Organization for Economic Cooperation and
Development) dalam kemampuan membaca berdasarkan tes PISA (Program Penilaian
Mahasiswa Internasional) tahun 2000. Pada tes PISA tahun 2003 terhadap 41 negara
OECD, Finlandia mendapat peringkat dua dalam matematika, peringkat satu dalam
kemampuan membaca, peringkat satu dalam sains (bersama dengan Jepang), serta
peringkat dua dalam pemecahan masalah, (http://id.wikipedia.org/wiki/Finlandia).
Prestasi luar biasa dalam bidang pendidikan menjadikan Finlandia menjadi
negara paling cerdas di dunia. Negara maju lainnya seperti Amerika Serikat, Perancis,

3
Jerman, Inggris, dan lain-lain kalah dalam sistem pendidikan dengan Finlandia. Hal
ini terjadi karena kebijakan pendidikan Finlandia konsisten selama lebih dari 40 tahun
(http://sbelen.wordpress.com/2011/08/08/mengapa-mutu-pendidikan-finlandia-ter-
baik–di-dunia/), serta kewajiban pendidikan anak usia dini (PAUD).
Pendidikan di Finlandia tidak mengenal tingkatan, seperti sekolah lokal,
sekolah bertaraf nasional, serta sekolah bertaraf internasional. Pembagian kelas
berdasarkan kecerdasan siswa, seperti kelas unggulan, kelas internasional, serta kelas
bilingual tidak diperbolehkan. Semua sekolah dan siswa diperlakukan sama. Bahkan,
standar sekolah swasta pun disamakan dengan sekolah negeri. Hal ini membuat siswa
tidak merasa dibedakan dengan siswa lainnya. Perilaku iri dan minder terhadap siswa
yang lebih cerdas berkurang karena penyamarataan kemampuan siswa.
Sebaliknya, sistem pendidikan di Indonesia memiliki kurikulum yang berubah
sesuai zaman, dengan alasan perkembangan IPTEK yang terus meningkat. Kurikulum
2013 pun terlalu dipaksakan kepada sekolah dan siswa sehingga menimbulkan
ketidakcocokan bagi siswa. Contohnya, pada SMA diadakan pelajaran lintas minat,
yaitu siswa jurusan IPA belajar mata pelajaran IPS sesuai yang dipilih olehnya dan
siswa jurusan IPS belajar mata pelajaran IPA sesuai yang dipilih olehnya. Hal ini
menyebabkan mata pelajaran dan jam belajar siswa di sekolah bertambah. Kejadian
ketika ada siswa jurusan IPA dan ia tidak berminat pada mata pelajaran IPS sama
sekali, tetapi ia wajib mengambil mata pelajaran IPS walaupun terpaksa. Sebaliknya,
ada siswa jurusan IPS dan ia tidak berminat pada mata pelajaran IPA sama sekali,
tetapi ia wajib mengambil mata pelajaran IPS walaupun terpaksa. Alhasil, siswa-
siswa tersebut tidak mencintai mata pelajaran lintas minat sehingga mendapatkan
nilai yang kurang maksimum pada mata pelajaran tersebut. Ketika siswa jurusan IPA
yang jago berhitung, tetapi lemah dalam menghapal sehingga ia memperoleh hasil
yang tidak maksimum dalam mata pelajaran IPS yang kebanyakan dikuasai dengan
menghapal. Sebaliknya siswa jurusan IPS yang jago menghapal, tetapi lemah dalam
berhitung sehingga ia memperoleh hasil yang tidak maksimum dalam mata pelajaran
IPA yang kebanyakan dikuasai dengan berhitung.

4
Pada tes PISA tahun 2012 dalam kemampuan matematika, Indonesia berada
pada peringkat 63 dari 64 negara OECD, sedangkan Finlandia berada pada peringkat
12. Pada kemampuan membaca, Indonesia berada pada peringkat 61, sedangkan
Finlandia pada peringkat enam. Pada kemampuan sains, Indonesia berada pada
peringkat 63, sedangkan Finlandia berada pada peringkat lima,
(www.oecd.org/.../pisa-2012-results-overview.pdf). Berdasarkan peringkat tes PISA
di atas, kemampuan akademik siswa Indonesia jauh tertinggal dibandingkan
Finlandia. Akibat hasil tes tersebut, sebaiknya Indonesia mengadopsi sistem
pendidikan Finlandia.
Salah satu sistem pendidikan Finlandia yang dapat diterapkan di Indonesia
yakni wajibnya pendidikan anak usia dini (PAUD) oleh orang tua. Pendidikan anak
usia dini (PAUD) di Indonesia hanya dilaksanakan oleh lembaga Playgroup dan
Taman Kanak-kanak (TK), tetapi terlepas dari peran orang tua. Pada usia bayi hingga
enam tahun adalah masa kritis perkembangan anak sehingga membutuhkan perhatian
khusus dari orang tua. Orang tua mengajarkan sikap yang benar dan kemampuan
motorik pada anak dari usia bayi sampai enam tahun sehingga anak mereka tumbuh
cerdas saat usia sekolah. Bahkan, orang tua di Finlandia mendapatkan Maternity
Package oleh pemerintah Finlandia saat anak mereka lahir. Maternity Package berisi
panduan untuk mendidik anak. Intinya, perkembangan kecerdasan anak terletak pada
pendidikan anak usia dini oleh orang tua.
Sistem pendidikan Finlandia lainnya yang dapat diadopsi pada kurikulum
2013 yakni metode belajar menyenangkan (learning is fun). Metode belajar
menyenangkan diterapkan melalui belajar aktif. Guru menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan melalui implementasi belajar aktif dan para siswa belajar dalam
kelompok-kelompok kecil, (http://sbelen.wordpress.com/2011/08/08/mengapa-mutu
-pendidikan-finlandia-ter-baik–di-dunia/). Implementasi belajar aktif berlangsung
dua arah, yakni antara guru dan siswa. Guru tidak hanya menerangkan secara satu
arah, tetapi siswa aktif mencari informasi lengkap berdasarkan arahan guru. Siswa
melakukan hal berikut untuk mendapatkan informasi, seperti riset, diskusi dengan
siswa lainnya, studi pustaka, membaca, survey, memecahkan masalah (problem

5
solving), dan lain-lain, tergantung materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Suasana
belajar seperti ini menimbulkan suasana menyenangkan kepada siswa dan membantu
siswa menggali potensinya untuk mendapatkan prestasi gemilang.
Semua siswa di Finlandia hanya belajar 30 jam per minggu. Bandingkan
dengan jam belajar siswa Indonesia saat penerapan kurikulum 2013. Jam belajar
siswa SD bertambah rata-rata empat jam per minggu. Untuk kelas 1 SD, jam belajar
bertambah dari 26 menjadi 30 jam, kelas 2 SD dari 27 menjadi 32 jam, kelas 3 SD
dari 28 menjadi 34 jam, dan kelas 4, 5, 6 SD dari 32 menjadi 36 jam. Sedangkan jam
pelajaran siswa SMP pun bertambah enam jam per minggu, dan siswa SMA
bertambah dua jam per minggu. Satu jam pelajaran adalah 35 menit, bukan 60 menit,
(http://fokus.news.viva.co.id/news/read/371744-kurikulum-pendidikan-2013--apa-
yang-baru-). Penambahan jam belajar ini hanya menambah penat siswa dan guru.
Akibat kepenatan ini, tak jarang ada siswa menjadi malas belajar sehingga tidak dapat
meraih hasil yang memuaskan. Sebaiknya pada kurikulum 2013, jam belajar siswa
hanya diterapkan 30 jam per minggu.
Pada sekolah di Finlandia, kenyamanan belajar diperoleh siswa ketika guru
memberikan perhatian khusus kepada siswa. Terlebih kepada siswa yang tergolong
lamban dan lemah dalam hal belajar, guru akan memberikan les privat kepada siswa
tersebut secara gratis sehingga kemampuannya setara dengan siswa lainnya dalam
memahami materi pelajaran. Hal seperti inilah yang harus dicontoh oleh para guru di
Indonesia. Para guru di Indonesia seringkali tidak memperhatikan kemampuan dan
potensi masing-masing siswanya sehingga siswa-siswa tersebut merasa dikucilkan
oleh gurunya. Akibatnya, ada siswa yang tinggal kelas. Memberikan les privat secara
sukarela kepada siswa yang lemah memahami pelajaran akan dapat menyetarakan
kemampuannya dengan siswa lainnya. Ini merupakan tujuan dari kurikulum 2013,
yakni menyetarakan kemampuan siswa. Selain itu, kasih sayang antara guru dengan
siswa dalam mengajar dapat membantu siswa tersebut meraih prestasi yang
cemerlang.
Indonesia bisa saja menerapkan semua sistem pendidikan Finlandia ke dalam
kurikulum 2013, tentunya didukung oleh kualitas guru. Di Finlandia, semua guru

6
harus lulusan S2 dan sepuluh besar lulusan universitas ternama, sedangkan di
Indonesia guru hanya berpendidikan S1, tetapi diikutsertakan guru yang lulus dengan
nilai pas-pasan. Sertifikasi guru saja tidaklah cukup, tetapi berikan beasiswa agar para
guru dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Guru pun harus
memperbaiki kualitas dirinya seperti mencari gaya belajar yang cocok untuk
siswanya, mempraktekkan belajar menyenangkan, mencari referensi tambahan, serta
memperhatikan kondisi dan kompetensi setiap siswanya. Jika semua guru seperti ini,
maka siswa akan semakin cerdas dan kreatif.
Kurikulum 2013 seharusnya sebagai pembaharu sistem pendidikan Indonesia.
Memasukkan sistem pendidikan ala Finlandia ke dalam kurikulum 2013 dapat
membuat siswa semakin aktif sehingga prestasinya meningkat. Penerapan sistem
pendidikan ala Finlandia dapat meningkatkan indeks prestasi pendidikan Indonesia
terhadap negara lain, bahkan peringkat tes PISA Indonesia meningkat. Oleh karena
itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebaiknya menyetujui adopsi sistem
pendidikan ala Finlandia untuk kurikulum 2013 agar generasi muda Indonesia
mampu menghadapi persaingan global.

7
Daftar Pustaka

Anita. 2014. Esai Pendidikan Masa Kini – Efektifkah Kurikulum 2013?.


http://edukasi.kompasiana.com/2014/08/28/esai-pendidikan-masa-kini-efektif-
kah-kurikulum-2013-675879.html. (20 September 2014).
Anonim. ___. Finlandia. http://id.wikipedia.org/wiki/Finlandia. (29 September
2014).
Anonim. 2012. Kurikulum Pendidikan 2013, Apa yang Baru.
http://fokus.news.viva.co.id/news/read/371744-kurikulum-pendidikan-2013--
apa-yang-baru-. (29 September 2013).
Belen, S. 2011. Mengapa Mutu Pendidikan Finlandia Terbaik di Dunia?.
http://sbelen.wordpress.com/2011/08/08/mengapa-mutu-pendidikan-finlandia-
terbaik-di-dunia/. (27 September 2014).
OECD. 2014. Result in Focus: What 15 Year-Olds Know and What They Can Do
With What They Know. www.oecd.org/.../pisa-2012-results-overview.pdf. (29
September 2014).

Anda mungkin juga menyukai