OLEH :
OLEH :
Bembi Akbar Serawai
E1D012014
Mengetahui,
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam kegiatan magang ini yaitu bagaimana
manajemen persediaan bahan baku pada PTPN VII wilayah Bengkulu ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam kegiatan magang ini yaitu :
1. Ikut bekerja dan berpartisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh PTPN VII Unit
Padang Pelawi Bengkulu.
2. Untuk mengkaji bagaimana manajemen persediaan bahan baku pada PTPN VII Unit
Padang Pelawi Bengkulu.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan magang ini yaitu :
1. Bagi PTPN VII, sebagai sumbangan pikiran dan tenaga dalam keberlangsungan
kegiatan magang yang dilakukan, diharapkan juga dengan adanya kegiatan magang
yang dilakukan oleh kami perusahaan merasakan hal-hal positif.
2. Bagi penulis, sebagai pengaplikasian ilmu yang selama ini didapat di perkuliahan.
3. Bagi masyarakat umum, sebagai sumber informasi mengenai Manajemen Persedian
yang dilakukan oleh PTPN VII unit Padang Pelawi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Sofjan Assauri (2004:171) Persediaan bahan baku (Raw Material stock) yaitu
persediaan dari barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi, barang
mana dapat diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun dibeli dari suplier atau perusahaan
yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan pabrik yang menggunakan nya.
Pada umumnya dalam menentukan kebutuhan bahan baku untuk keperluan proses
produksi dapat diramalkan. Tujuan pengendalian persediaan bahan baku adalah berusaha
menyediakan bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi, sedemikian rupa proses
produksi dapat berjalan dengan lancar tanpa kekurangan ataupun kelebihan persediaan terlalu
besar.( Asri 1986, dalam Nopi 2002).
Pengelolaan dan pengendalian persediaan merupakan kegiatan yang ditemui dalam
banyak sektor, meliputi perusahaan agoindustri, industri manufaktur, toko perdagangan
bahkan militer. Alasan yang paling mendasar kenapa setiap perusahaan perlu mengelola
persediaan adalah tidak memungkinkan secara fisik atau ekonomi barang dapat diperoleh
dengan cepat dan tepat pada saat dibutuhkan. Berdasarkan hal ini, maka pengelolaan
persediaan akan menjawab waktu dan jumlah kebutuhan. Model-model persediaan
dikembangkan berangkat dari dua permasalahan ini. Perbedaan yang mendasar antara
berbagai sistem persediaan yang ada antara lain tingkat persediaan dan karakteristik barang,
biaya yang terkait dengan persediaan dan perilaku sistem persediaan itu sendiri (R. A
Hadiguna, 2009).
Misi Perusahaan :
1. Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh dan tebu dengan menggunakan
teknologi budidaya dan proses pengolahan yang efektif serta ramah lingkungan.
2. Mengembangkan usaha industri yang terintegrasi dengan bisnis inti (karet, kelapa
sawit, teh dan tebu) dengan menggunakan teknologi terbarukan.
3. Membangun tata kelola usaha yang efektif.
4. Mewujudkan daya saing guna menumbuhkembangkan perusahaan.
5. Memelihara dan meningkatkan stakeholders value.
4.3 Struktur Organisasi
Gambar 1. Struktur Organisasi ptpn VII Unit Usaha Padang Pelawi Bengkulu
Sumber : Estate Profile PKBL PTPN VII Unit Usaha Padang Pelawi Bengkulu
Posisi PTPN VII unit usaha Padang Pelawi pada Peta Propinsi diringkas pada gambar
dibawah ini.
Gambar 2. Posisi PTPN VII Unit Usaha Padang Pelawi Dalam Peta Propinsi
Sumber : Estate Profile PKBL PTPN VII Unit Usaha Padang Pelawi Bengkulu
PTPN VII unit usaha Padang Pelawi meiliki luas areal 5.804 Ha. Secara ringkas peta luas
areal PTPN VII unit usaha Padang Pelawi seperti tertera pada gambar dibawah ini.
Gambar 3. Peta Luas Areal PTPN VII Unit Usaha Padang Pelawi
Sumber : Estate Profile PKBL PTPN VII Unit Usaha Padang Pelawi Bengkulu
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Tanaman
5.1.1 Jenis Bibit
PTPN VII Unit Usaha Padang Pelawi merupakan perkebunan milik Negara dengan
komoditi yang diusahakan yaitu tanaman karet. Jenis tanaman karet yang dibudidayakan
addalah jenis PB 260. Sebelumnya perusahaan menggunakan jenis bibit GT, bibit jenis GT
memiliki keunggulan yaitu umur tanaman yang panjang bisa mencapai 30 tahun, namun bibit
jenis GT juga memiliki kekurangan yaitu umur siap/matang sadap yang lama dan penyadapan
bisa dilakukan 3 - 4 hari sekali. Mengingat bahwa pabrik memiliki kapasitas 40 ton perhari
hal ini tidak diringi dengan produksi tanaman karet kebun inti maka perusahaan melakukan
perubahan jenis bibit dari GT menjadi PB 260. Pemilihan bibit jenis PB 260 dengan
pertimbangan bahwa jenis bibit ini memiliki kelebihan umur matang sadap yang rlebih cepat
yakni berkisar antara 3,5 - 4 tahun sudah matang sadap dan penyadapan bisa dilakukan 2 hari
sekali. Sehingga dengan melihat kelebihan tersebut perusahaan melakukan replanting.
Dengan produksi tanaman yang bisa dilakukan dengan sesering mungkin hal ini dapat
mendorong jumlah kapasitas produksi di pabrik menjadi meningkat.
5.1.2 Pembibitan
Pembibitan merupakan tempat penyiapan dan penyediaan bahan tanam (bibit), baik yang
berasal dari hasil perbanyakan generatif (benih) maupun vegetatif (klonal). Pembibitan sangat
diperlukan untuk penyiapan dan penyediaan bibit tanaman perkebunan untuk memenuhi
kebutuhan areal pertanaman dalam skala luas dan hanya satu kali dalam setiap satu siklus
umur ekonomis tanaman (20 – 25 tahun). Berikut merupakan tahapan-tahapan proses
pembibitan :
1. Seleksi Benih
Benih yang digunakan berupa biji diperoleh dari kebun sendiri dan berasal dari
tanaman yang berumur lebih dari 10 tahun. Benih diperoleh pada saat musim biji yang
biasanya terjadi pada bulan Januari. Benih yang telah diperoleh harus diseleksi untuk
mendapat benih berkualitas baik. Ada dua cara seleksi benih yang biasa digunakan
adalah metode pantul, dimana biji satu persatu dijatuhkan di atas alas yang keras, misal
lantai, lembaran kayu. Biji yang baik adalah biji yang memantul/melenting, sementara
biji yang afkir adalah biji yang menggulir ke samping dengan bunyi hampa.
2. Persemaian Biji
Tujuan persemaian biji adalah untuk memperoleh bibit yang pertumbuhannya
seragam dengan cara seleksi dan mengelompokkan bibit yang tumbuh cepat dan baik
serta memisahkan bibit yang tumbuh lambat dan kurang baik. Sebelum dilakukan
persemaian, media persemaian (kimbed) harus dipersiapkan terlebih dahulu.
Pemeliharaan kimbed dilakukan dengan melakukan penyiraman pagi dan sore.
Penyiraman pada pagi hari dilakukan pada pukul 06.00 - 09.00 WIB, sementara
penyiraman pada sore hari dilakukan pada pukul 15.00 - 18.00 WIB.
Biji akan tumbuh menjadi kecambah setelah 10-14 hari. Jika biji tumbuh lebih dari 14
hari maka biji tersebut diafkir. Pemindahan ke lokasi pembibitan untuk batang bawah
sewaktu kecambah masih pendek dan sebelum membentuk daun (fase pancing).
Kecambah yang telah dicabut dari kimbed harus ditanam di pembibitan pada hari itu
juga.
3. Persemaian Bibit
Persemaian bibit dilakukan adalah sebagai persemaian tempat pemeliharaan bibit sebagai
batang bawah yang akan diokulasi. Bibit dipelihara untuk beberapa bulan sampai tiba
saatnya untuk siap diokulasi. Sebelum pelaksanaan penanaman kecambah yang akan
dijadikan bibit batang bawah.
4. Okulasi
Okulasi merupakan cara pembiakan vegetatif dengan tujuan meningkatkan sifat
tanaman agar lebih baik, sehingga produktivitas menjadi lebih tinggi dan lebih tahan
terhadap hama dan penyakit. Okulasi dilakukan di Perkebunan Bayah adalah Brown
Budding, yaitu okulasi pada batang yang sudah berwarna coklat dan berusia 9 – 12 bulan.
Untuk mendapatkan klon yang baik maka dalam pemilihan batang bawah dan entres
harus memenuhi beberapa kriteria. Kriteria batang bawah yang baik antara lain : 1)
berusia 9 – 12 bulan, 2) memiliki lingkaran batang ± 4 cm, dan 3) daun tua dan tidak
gundul. Kriteria entres yang baik antara lain, 1) entres berasal dari tanaman yang jelas
klonnya, 2) tidak terserang hama dan penyakit, 3) pertumbuhan tanaman lurus ke atas, 4)
mempunyai banyak mata tunas, 5) berdaun banyak dan agak tua, dan 6) kulit berwarna
coklat, mudah dikelupas dan tidak mudah patah.
Kontrol okulasi dilakukan 2-3 minggu setelah okulasi dan pembalut dapat dibuka.
Pemeriksaan dilakukan dengan menggores sedikit jendela okulasi, bila berwarna hijau
segar, maka okulasi tersebut dinyatakan berhasil.
5. Bibit Polibag
Pemindahan bibit hasil okulasi ke polybag bertujuan untuk memudahkan saat bibit
akan ditanam dilahan, teknisnya dilakukan pembongkaran dengan cangkul pada bibit
okulasian. Akar tunggang dipotong dan disakan 20 – 25 cm kemudian dioles rootone
yang merupakan zat perangsang tumbuh akar.
Bibit ditanam pada polybag berukuran 40 x 25 cm dengan media tanah dan pupuk
kandang perbandingan 2 : 1, bagian bawah polybag diberi lubang – lubang yang
berfungsi mengalirkan kelebihan air pada polybag. Bibit ditata dengan posisi mata tunas
saling berlawanan arah sehingga nantinya saat tunas sudah besar memiliki ruang tumbuh
dan tidak mengganggu satu sama lain. Bibit omti dalam polybag berumur + 5 bulan dan
berpayung dua siap untuk ditanam
5.1.3 Pra Penanaman
Sebelum melakukan pemindahan dari tempat pembibitan ke kebun inti, perusahaan
melakukan persiapan penanaman yaitu persiapan lahan, pemberantasan akar-akar dari
tanaman lama yang sudah di replanting dan pemberantasan tanaman-tanaman pengganggu,
pengecekan PH tanah. Biasanya pada tahap ini perusahaan bekerjasama dengan perusahaan
lain, seperti perusahaan alat berat untuk melakukan pembentukan lahan.
5.1.4 Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan tidak hanya terfokus pada tanaman saja namun
pemeliharaan juga dilakukan pada bagian pendukung seperti jalan, jembatan, teras dan
saluran air.pemeliharaan terbagi menjadi 2 tahap yaitu, tahap pemeliharaan Tanaman Belum
Menghasilkan (TBM) dan pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM). Pada pemeliharaan
tanaman menghasilkan yang dilakukan yaitu :
1. Pemeliharaan jembatan, teras, dan saluran air
2. Menyulam/menyisip
3. Pengendalian Gulma
a. Pengendalian lalang
b. Pengendalian gulma lain
4. Pemberantasan hama dan penyakit
a. Pemberantasan hama
b. Pemberantasan penyakit tanaman
5. Pemupukan tanaman
6. Persiapan Panen
a. Sensus panen
b. Pembuatan hanca
c. Menggambar alur sadap
d. Menyiapkan kerja pemanen
Pemeliharaan tanaman menghasilkan yang dilakukan antara lain :
1. Pemeliharaan jalan, jembatan, teras, dan saluran air
2. Pengendalian gulma
a. Wiping lalang
b. Pengendalian gulma lain; penyiangan gawangan, semprot barisan
3. Pengendalian hama dan penyakit
a. Hama tanaman menghasilkan
b. Penyakit tanaman menghasilkan
4. Analisa daun
5. Pemupukan tanaman
5.1.5 Pemanenan
Panen merupakan satu kegiatan penentu untuk menggali produksi karet secara optimal.
Pemanenan yang dilakukan PTPN VII unit padang pelawi yaitu ketika usia tanaman karet 3,5
– 4 tahun (bibit PB 260).
1. Sistem penyadapan
Sistem penyadapan yang dilakukan PTPN VII menggunakan beberapa sistem penyadapan
antara lain, sistem sadap HAFAS dan SODECI.
2. Persiapan bukaan sadap
Tanaman karet yang sudah siap disadap memiliki kriteria antara lain : tanaman sudah
berumur 3,5 – 4 tahun (bibit PB 260), lilit batang > 45 cm, jumlah tanaman siap sadap dalam
satu area sudah mencapai 60%. Waktu buka sadap yang cocok untuk tanaman karet yaitu
bulan oktober sampai april. Kriteria lain yang harus diperhatikan yaitu, tinggi bukaan sadap
130 cm dari tanah, lereng sadap 400, tebal kulit 7 mm, dan kedalaman sadapan 1 mm dari
kambium.
3. Pelaksanaan Penyadapan
Sistem pelaksanaan penyadapan yang dilakukan oleh PTPN VII unit usaha Padang Pelawi
adalah sistem sadap Terang Tanah, penyadapan dimulai pukul 05.30 WIB dengan urutan
pekerjaan sebagai berikut :
a. Pengutipan cump lump dikumpulkan dalam ember
b. Serap ditarik dikumpul dalam keranjang
c. Menggandakan mangkok tempat latek bila ada kelebihan
d. Pengumpulan latex jam 11.00 WIB
e. Latex CL segera disetor ke tempat pengumpulan.
5.2 Coorporate Social Responsibility (CSR)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2008.http://koleksi-skripsi.blogspot.com/2011/04/pengendalian-persediaan-bahan
baku.html. (Diakses Pada 15 Mei 2015)
Hadiguna R.A. 2009. Manajemen Pabrik : Pendekatan Sistem untuk Efisiensi dan Efektivitas.
Bumi Aksara, Jakarta.
Triana N. 2002. Analisis Peramalan Pasokan Bahan Baku dan Penjualan serta Penentuan
Harga Pokok Produksi Benih Padi di PT. Pertani (Persero) Sentra Produksi Benih
(SPB) Sukasari Kab. Bengkulu Utara (Skripsi). Fakultas Pertanian, Universitas
Bengkulu, Bengkulu (tidak dipublikasikan).