Anda di halaman 1dari 12

PT.

SIDO MUNCUL
(PT Industri Jamu Dan Farmasi )

A. Sejarah
PT Sido Muncul bermula tahun 1940 dari sebuah industri rumah tangga pada yang
dikelola oleh Ibu Rahkmat Sulistio di Yogyakarta dan dibantu oleh 3 orang karyawan. Ibu
Rakhmat kemudian memproduksi jamu dalam bentuk yang praktis (serbuk) karena banyaknya
permintaan akan jamu yang mudah dikonsumsi dan mudah disajikan. Tahun 1951 didirikan
perusahaan sederhana yaitu Sido Muncul yang berarti “Impian yang terwujud” yang berlokasi
di Jalan Mlaten Trenggulun.
Tolak Angin merupakan produk pertama dan andalan Ibu Rahkmat. Jamu ini mulai
dikenal dan disukai masyarakat sehingga permintaan pun meningkat. Seiring
perkembangannya, pabrik tidak mampu lagi memenuhi kapasitas produksi yang besar akibat
permintaan pasar yang terus meningkat. Tahun 1984 pabrik dipindahkan ke Lingkungan
Industri Kecil di Jalan Kaligawe, Semarang.
Untuk memenuhi demand pasar yang terus meningkat, maka pabrik mulai dilengkapi
dengan mesin-mesin modern, jumlah karyawan ditambah sesuai dengan kapasitas yang
diperlukan. Saat ini jumlah karyawan PT Sido Muncul mencapai sekitar 2000 orang sebagai
usaha untuk mengantisipasi kemajuan pabrik di masa mendatang. Tahun 1997 diadakan
peletakan batu pertama pembangunan pabrik baru di Klepu, Kecamatan Bergas, Ungaran
dengan luas 29 ha oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X disaksikan oleh Direktur Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan (Drs. Wisnu Katim).
Pabrik baru ini diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik
Indonesia, dr. Ahmad Sujudi pada 11 November 2000 (Gambar 1). Pada waktu peresmian,
pabrik mendapatkan 2 sertifikat yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB)
dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi. Hal ini menjadikan PT
Sido Muncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Pada 8 Maret 2001, PT Sido

ANDREW PRIYO HIMAWAN


18032010011
Muncul menerima Kehati Award untuk kategori Peduli Lestari Kehati, yang merupakan salah
satu penghargaan di bidang pelestarian lingkungan untuk dunia usaha.

Foto udara Pabrik PT Sido Muncul yang baru selesai dibangun pada tahun 2000 dengan luas 29 ha

Setelah 66 tahun terlibat dalam industri jamu tradisional PT Sido Muncul mulai
memproduksi produk-produk baru yang berbahan dasar alami seperti minuman serbuk Alang
Sari, Alang Sari plus Fiber, Kunyit Asam, Kunyit Asam Fiber, Kunyit Asam Sirih, Anak Sehat
aneka rasa, Jahe wangi, STMJ aneka rasa, permen Jahe Wangi. Permen Tolak Angin dan
Permen Kunyit Asam. Sampai saat ini PT Sido Muncul telah memproduksi sekitar 200 produk
yang berbeda untuk memperluas pasar.
Keberadaan PT Sido Muncul tidak hanya untuk mengembangkan usaha, namun juga
menjadi bagian dari masyarakat dengan adanya kegiatan-kegiatan sosial. PT Sido Muncul
mempunyai 2 lokasi untuk pabrik, yaitu pabrik lama yang ukurannya lebih kecil terletak di Jl.
Industri IIA nomor 19 A di Lingkungan Industri Kecil (LIK) Jalan Raya Demak Km. 4
Semarang dengan area seluas 20.000 m2 dan luas bangunan 14.000 m2, sedangkan pabrik baru
berlokasi di Jl. Soekarno Hatta Km. 28 Klepu, Kec. Bergas, Ungaran diatas tanah seluas 29 ha.
B. Material dan Manajemen Material
Menurut Hadi (2012) material adalah item (barang) yang dibeli atau dibuat, yang
disimpan untuk keperluan kemudian, baik untuk dipakai, diproses lebih lanjut atau dijual.
Bahan baku pada dasarnya berbeda dengan apa yang disebut sebagai bahan mentah (raw
materials). Bahan mentah diartikan sebagai bahan dasar yang berasal dari berbagai tempat,
dimana barang tersebut dapat digunakan untuk diolah dengan suatu prses tertentu ke dalam
bentuk lain yang memiliki wujud yang berbeda dengan bentuk aslinya. Sedangkan bahan baku
didefinisikan sebagai bahan mentah yang menjadi dasar dibuatnya suatu produk yang mana
bahan tersebut dapat diolah melalui proses tertentu untuk dijadikan wujud yang lain. Menurut
Adisaputro dan Asri (1982), jenis-jenis bahan baku dapat dikelompokkan menjadi :

ANDREW PRIYO HIMAWAN


18032010011
Bahan baku langsung atau direct material adalah semua bahan baku
Bahan Baku yang merupakan bagian daripada barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang
Langsung dikeluarkan untuk membeli bahan baku langsung ini memiliki hubungan
yang erat dan sebanding dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan.
Bahan baku tidak langsung atau indirect material adalah bahan baku
yang ikut berperan dalam proses produksi tetapi tidak secara langsung
tampak pada barang jadi yang dihasilkan. Menurut Revino (2005)
manajemen material dapat didefinisikan sebagai Sekumpulan aktivitas
atau kegiatan pengaturan yang dilakukan terhadap material atau
bahan-bahan utama. Dalam praktiknya, manajemen material
memanfaatkan suatu manajemen terpadu untuk merencanakan,
memperoleh, mengkonversi, mengalirkan dan mendistribusikan
"Material atau Bahan produksi” mulai dari bahan baku sampai
menjadi barang jadi. Dorongan manajemen material ini adalah untuk
memuaskan kebutuhan dari suatu sistem operasi atau kerja.
Manajemen secara sederhana didefinisikan sebagai
pengaturan, pengorganisasian, ataupun pengendalian. Sedangkan
material pada dasarnya didefinisikan sebagai apapun yang dapat
Bahan Tidak
disentuh ataupun digunakan. Dalam manajemen material,
Langsung
pengertian ini tidak berhenti sampai disini, akan tetapi istilah
material juga digunakan untuk menyatakan setiap bahan baku,
elemen bahan mentah, unsur-unsur zat, komponen setengah jadi
dihasilkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen material
merupakan suatu ilmu untuk mengatur atau mengendalikan material
agar dapat menghasilkan suatu produk atau barang yang memiliki
nilai tambah.
Fungsi dari manajemen material adalah untuk menyediakan
material secara tepat, pada lokasi operasi yang tepat, pada waktu
yang tepat, dan dalam kondisi yang dapat digunakan serta dengan
biaya seminimal mungkin. Kebijakan dalam manajemen material
hendaknya harus meliputi kualitas material, kesesuaian harga,
penjadwalan produksi, serta manajemen persediaan.

ANDREW PRIYO HIMAWAN


18032010011
C. Pengadaan Material
Menurut Revino (2005) pengadaan atau yang dalam praktiknya kita sebut pembelian
atau purchasing merupakan kegiatan yang memegang peranan penting dalam suatu perusahaan
secara umum, dan pada sebuah perusahaan manufaktur pada khususnya. Hal ini tentu saja
disebabkan oleh bagian dari peranannya itu sendiri dalam bisnis, yaitu:
1. Fungsi bisnis dalam menentukan laba usaha melalui penghematan biaya material,
2. Salah satu bagian vital yang turut menyempurnakan kegiatan produksi,
3. Departemen yang bertanggungjawab terhadap material di luar manufaktur.
Peranan dasar purchasing tersebut sudah umum diterapkan pada perusahaan-
perusahaan bisnis, di mana perusahaan tidaklah mungkin melaksanakan operasinya tanpa
pembelian atau pengadaan barang dan atau pun jasa. Karenanya, pembelian bagian
bertanggung jawab penuh terhadap pengadaan material, peralatan (equipment) dan jasa dalam
suatu perusahaan manufaktur.
Pembelian dapat dibedakan menjadi pembelian barang dan pembelian jasa, dimana
keduanya memiliki perbedaan. Barang yang dimaksudkan dalam hal ini meliputi bahan baku,
komoditas, peralatan, komponen, dan produk jadi dari suatu hasil pabrikasi. Sedangkan
pembelian jasa merupakan suatu aktivitas yang semakin meningkat kepentingannya.
Pembelian jasa berbeda dengan pembelian bahan baku, komponen atau peralatan yang
dibutuhkan oleh pabrik pada umumnya. Permintaan jasa dalam hal ini adalah sebagai berikut :
1. Fasilitas yang berhubungan dengan kontruksi, peralatan perawatan dan rumah tangga;
2. Material dan logistik, sehubungan dengan manajemen inventory, biaya audit, transportasi
dan gudang;
3. Komunikasi, seperti otomatisasi pemprosesan data, fotografi, percetakan, telepon, dan
hubungan masyarakat;
4. Berhubungan dengan karyawan, seperti kanton, pelatihan dan penyuluhan, perjalanan
bisnis, pakaian seragam dan kesejahteraan tertentu;
5. Professional, seperti akuntan dan pemeriksa, arsitektur dan engineering, pelelangan,
konsultasi dan aspek hukum.
Terdapat empat faktor yang menentukan tingkat mutu jangka panjang pada saat
perusahaan membeli material, yaitu (Revino, 2005) :
1. Mencantumkan spesifikasi yang benar dan lengkap untuk tingkat mutyu yang
dibutuhkan;
2. Memilih pemasok yang memiliki kemampuan produksi dan teknik pengerjaan yang baik
secara mutu maupun biaya;
ANDREW PRIYO HIMAWAN
18032010011
3. Membina dan mengembangkan pengertian bersama yang realistis dengan pemasok
mengenai mutu yang dibutuhkan dan menciptakan motivasi untuk mewujudkannya;
4. Mengukur unjuk kerja mutu maupun biaya pemasok dan menerapkan kontrol secara logis
dan layak.
D. Manajemen Persediaan (Inventory)
Menurut Handoko (1999) persediaan atau inventory adalah istilah umum yang
menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya
terhadap pemenuhan permintaan. Permintaan tersebut meliputi bahan mentah, barang dalam
proses, barang jadi ataupun produk final (produk jadi). Pengertian persediaan yang
disampaikan Harjanto (2004) yaitu barang atau bahan yang disimpan dan digunakan untuk
memenuhi tujuan tertentu. Misalnya saja untuk proses produksi, perakitan, untuk dijual
kembali dan sebagai suku cadang dari sebuah mesin.
Pendapat lain mengatakan bahwa persediaan adalah barang yang dimiliki untuk diproses
selanjutnya dijual (Achun, 2008). Berdasarkan pengertian tersebut maka perusahaan jasa tidak
memiliki persediaan, perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagang sedang
perusahaan industri memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan
barang dalam proses dan persediaan barang jadi siap disalurkan pada konsumen. Sedangkan
Revino (2005) mendefinisikan persediaan melalui dua sisi, yaitu :
1. Sisi yang berkenaan dengan biaya atau finansial, maka persediaan berarti uang, asset,
atau uang tunai dalam bentuk barang;
2. Sisi yang lain merupakan sisi yang berkenaan dengan operasional, dimana hal ini dilihar
dari sudut pandang material atau barang secara fisik, baik berupa bahan baku, barang
setengah jadi, maupun barang jadi dalam bentuk yang siap untuk dijual.
Klasifikasi persediaan menurut Revino (2005) dijelaskan sebagai berikut :
1. Persediaan bahan baku (raw materials)
Merupakan material dasar atau material yang belum mendapat sentuhan operasi pabrik
sejak pertama kali diterima dari pemasok.
2. Barang beli di luar (Bought Out Part)
Merupakan barang jadi atau semi jadi yang dibeli dari pihak luar sesuai dengan
spesifikasi yang dibutuhkan.
3. Produk setengah jadi (Work in Process)
Merupakan barang-barang yang masih dalam tahap poses penyelesaian produksi dan
baru dalam proses setengah jadi.

ANDREW PRIYO HIMAWAN


18032010011
4. Persediaan barang jadi (Finished Goods)
Barang yang telah selesai diproduksi dan siap untuk dipasarkan.
5. Perawatan, perbaikan, dan operasi (maintenance, repair and operation)
Barang-barang yang digunakan untuk kepentingan pendukung proses operasional pabrik
dan bukan sebagai bahan pembuat barang jadi. Misal : suku cadang mesin, oli, solar, gas, dan
sebagainya.
6. Perkakas
Merupakan peralatan perkakas kerja pada pabrik, baik yang standar maupun yang
khusus.
7. Aneka ragam
Termasuk di dalamnya adalah peralatan kantor, alat tulis kantor, kertas fotokopi, dan
sebagainya.
Menurut Revino (2005), dari sisi akuntansi, terdapat empat metode dalam menghitung
dan mengatur persediaan, yaitu :
1. Identifikasi Barang
Metode ini dilakukan dengan melakukan pembebanan biaya aktual pada barang atau
material itu sendiri. Cara ini dipandang tidak praktis dalam banyak kasus, sehingga
dikembangkanlah tiga metode dalam manajemen persediaan sebagaimana diuraikan pada
nomor selanjutnya.
2. Biaya rata-rata
Pada metode ini, diasumsikan bahwa masing-masing barang menanngung biaya yang
sama, dimana biaya total daribarang siap jual sehingga menjadi biaya unit rata-rata.
3. First in First Out (FIFO)
Pada metode ini diasumsikan bahwa biaya-biaya dari barang-barang yang dibeli saat
awal dibenankan pada barang-barang yang dijual pada saat awal atau pertama dijual, dan biaya
barang yang dibeli terakhir dibebankan pada barang persediaan sisa.
4. Last in First Out (LIFO)
Dalam metode ini, diasumsikan bahwa biaya barang yang dibeli pada saat akhir
dibebankan pada barang yang pertama kali dijual, sehingga biaya persediaan di tangan terdiri
dari biaya-biaya barang dari pembelian yang paling awal atau pertama.

ANDREW PRIYO HIMAWAN


18032010011
E. Material Requirements Planning (MRP)
Perencanaan kebutuhan material (Material Requirements Planning) adalah metode
penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders. Metode MRP
merupakan metode perencanaan dan pengendalian pesanan dan inventori untuk item-item
dependent demand (antara lain: bahan baku, parts, subassemblies, dan assemblies), dimana
permintaan cenderung discontinuous and lumpy (Russel dan Taylor, 2000).
Metode MRP merupakan metode perencanaan dan pengendalian pesanan dan inventori
untuk item-item dependent demand, di mana permintaan cenderung discontinuous and lumpy.
Item-item yang termasuk dalam dependent demand adalah : bahan baku (raw materials), parts,
subassemblies, dan assemblies, yang kesemuanya disebut manufacturing inventories. Teknik-
teknik MRP dan CRP paling cocok diterapkan dalam lingkungan job shop manufacturing,
meskipun MRP dapat pula diadopsi dalam lingkungan repetitive manufacturing.
Menurut Baroto (2002) MRP adalah suatu prosedur logis berupa aturan keputusan dan
teknik transaksi berbasis komputer yang dirancang untuk menterjemahkan jadwal induk
produksi menjadi “kebutuhan bersih” untuk semua item. Sistem MRP dikembangkan untuk
membantu perusahaan manufaktur mengatasi kebutuhan akan item-item dependent secara
lebih baik dan efisien. Disamping itu, sistem MRP dirancang untuk membuat pesanan-pesanan
produksi dan pembelian untuk mengatur aliran bahan baku dan persediaan dalam proses
sehingga sesuai dengan jadwal produksi untuk produk akhir. Hal ini memungkinkan
perusahaan memelihara tingkat minimum dari item-item yang kebutuhannya dependent, tetapi
tetap dapat menjamin terpenuhinya jadwal produksi untuk produk akhirnya. Sistem MRP juga
dikenal sebagai perencanaan kebutuhan berdasarkan tahapan waktu (Time-phase requirements
planning). Time phased MRP dimulai dengan mendaftar item pada MPS untuk:
1. Menentukan jumlah semua komponen dan material yang dibutuhkan untuk produksi
2. Menentukan waktu komponen dan material dibutuhkan
Material Requirements Planning merupakan suatu konsep dalam sistem produksi untuk
menentukan cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan material dalam proses produksi,
sehingga material yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai dengan yang dijadwalkan. Tujuannya
untuk mengurangi kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan material, karena kebutuhan
material didasarkan atas rencana jumlah produksi. Material Requirements Planning mulai
digunakan secara meluas dalam sistem produksi seiringdengan semakin berkembangnya
pemakaian komputer dalam bidang apapun (sekitar awal tahun 1970 an).

ANDREW PRIYO HIMAWAN


18032010011
F. Supply Chain Manajemen (SCM)
Supply Chain Management atau dikenal dengan manajemen rantai pasok mencakup
semua bagian bisnis perusahaan mulai dari suppliers, produsen, distributor dan pelanggan, baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam memenuhi permintaan pelanggan. Rantai
pasokan tidak hanya meliputi pembuat dan suppliers tetapi juga pengangkut, gudang, pengecer,
dan bahkan pelanggan itu sendiri.
Manajemen Rantai Suplai (Supply chain management) adalah sebuah ‘proses payung’ di
mana produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen dari sudut struktural. Sebuah
supply chain (rantai suplai) merujuk kepada jaringan yang rumit dari hubungan yang
mempertahankan organisasi dengan rekan bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi
dalam menyampaikan kepada konsumen. Tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai suplai
adalah untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan (Chopra, 2001, h5).
Rantai suplai yang terintegrasi akan meningkatkan keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh
rantai suplai tersebut.
Pada tiap-tiap organisasi seperti perusahaan manufaktur, rantai pasokan meliputi seluruh
fungsi-fungsi yang terlibat dalam penerimaan dan pengisian permintaan pelanggan. Fungsi ini
termasuk, tetapi tidak dibatasi, perkembangan produk baru, pemasaran, operasi, distribusi,
keuangan, dan customer service. Rantai pasokan merupakan hal yang dinamis dan melibatkan
aliran informasi yang konstan, produk, dan keuangan antar tingkat-tingkat yang berbeda. Pada
kenyataannya, tujuan utama dari berbagai rantai pasokan adalah memenuhi kebutuhan
pelanggan dan dalam prosesnya, menghasilkan keuntungan bagi dirinya sendiri. Rantai
pasokan menimbulkan gambaran atas pergerakan produk atau pasokan dari supplier kepada
pembuat produk, distributor, pengecer, pelanggan sepanjang rantai.

Gambar Bagan Tingkatan Supply Chain Management

ANDREW PRIYO HIMAWAN


18032010011
Keterlibatan banyak pihak dalam SCM, membuat perusahaan harus berpikir keras
untuk menjamin jalannya sistem tersebut. Peranan sistem informasi menjadi sangat penting
disini, hanya sistem informasi yang dapat menghubungkan seluruh kompenen tersebut
dengan baik. Proses pengolahan data juga menjadi lebih mudah, bahkan perusahaan dapat
mengakses data di setiap tempat secara real time.

Sumber: http://janduennebier.wordpress.com/2009/01/05/supply-chain-management/
Gambar Sistem Informasi pada Supply Chain Management
Secara sederhana gambaran peranan sistem informasi dalam SCM digambarkan
pada Gambar diatas. Melalui fasilitas inter-networking, setiap bagian pada perusahaan
terhubung, mulai dari proses distribusi dari gudang ke distribution center (DC), departemen
penjualan, departemen manufacture, departemen penjualan, kantor pusat, bahkan terkoneksi
pada konsumen.

ANDREW PRIYO HIMAWAN


18032010011
G. Pemrosesan Bahan Baku Menjadi Produk Jadi
Proses pengecekan oleh bagian QC dilakukan diberbagai proses produksi. Proses
produksi setelah bahan baku diolah secara umum dapat dilihat pada dibawah ini:

Pencampuran dalam batch (peracikan)

Giling kasar

Proses ekstraksi

Proses evaporasi

Ekstrak kental
QC
Pembuatan produk

Pencampuran ekstrak & bahan pengering

Pengeringan
QC
Pencampuran dengan bahan tambahan makanan

Packing primer
QC
Packing sekunder
QC

Produk Jadi

Penyimpanan

Gambar Diagram Alur Produksi Minuman Serbuk PT Sido Muncul


Berdasarkan Gambar diatas dapat dilihat alur proses produksi secara umum dari PT
Sido Muncul dengan tahapan sebagai berikut:
a. Peracikan
Peracikan dilakukan dalam suatu gudang yang dibatasi untuk karyawan tertentu. Hal ini
dilakukan untuk menjaga kerahasiaan produk. Peracikan dilakukan dengan menimbang
bahan-bahan yang dibutuhkan sesuai dengan formulasinya masing-masing.

ANDREW PRIYO HIMAWAN


18032010011
b. Penggilingan
Proses ini dilakukan untuk memperbesar luas permukaan simplisia dengan menggunakan
mesin penggiling. Simplisia yang telah digiling ditempatkan pada wadah besar untuk
proses ekstraksi.
c. Ekstraksi
Ekstraksi dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan ethanol dan pengepresan air bersih.
Ekstraksi dengan etanol dilakukan untuk melarutkan zat aktif yang terkandung didalam
bahan baku kering. Sedangkan ekstraksi dengan pengepresan dilakukan untuk melarutkan
rasa, warna, dan mengeluarkan seluruh kandungan air yang terdapat dalam simplisia
sehingga didapatkan sari murni. Pengepresan dilakukan dengan menggunakan tekanan.
d. Evaporasi
Proses ini dilakukan untuk menguapkan air dari ekstrak, sehingga didapatkan ekstrak kental
yang merupakan sari murni dari bahan baku. Hasil dari proses ini adalah ekstrak kental.
e. Pembuatan Produk
Pembuatan produk dapat dilakukan dengan berbagai macam proses tergantung pada hasil
akhir yang diinginkan. Proses ini dapat berupa penggilingan untuk pembuatan produk,
pemadatan pada cetakan untuk pembuatan kaplet, dan sebagainya.
f. Pencampuran Ekstrak dengan Bahan Pengering dan Bahan Tambahan Makanan
Proses pencampuran bahan pada umumnya sama. Bahan yang telah diformulasikan
dicampur dengan mixer sehingga didapatkan campuran bahan yang homogen.
g. Pengeringan
Pengeringan dilakukan untuk mendapatkan kadar air standar yang diinginkan sebelum
proses pengemasan. Hal ini dilakukan untuk memperpanjang proses penyimpanan dari
produk.
h. Packing Primer dan Sekunder
Kemasan primer pada produk PT Sido Muncul umumnya terbuat dari bahan metalized dan
dikemas menggunakan automatic packaging machine vertical. Kemasan primer yang
digunakan dalam bentuk sachet dan setiap sachet nya terdapat cap expired date. Setelah
tahapan pengemasan primer selesai, diambil beberapa sampel oleh bagian laboratorium QC
untuk dilakukan pemeriksaan mutu (kadar air, mikrobiologis, dan organoleptik). Setelah
mendapatkan pengesahan dari laboratorium QC, dilakukan pengemasan sekunder dengan
menggunakan karton kotak. Setelah itu, dilakukan laminasi dengan plastic menggunakan
mesin shrinking.

ANDREW PRIYO HIMAWAN


18032010011
i. Produk Jadi dan Penyimpanan
Produk jadi yang disimpan dalam gudang penyimpanan akan keluar dari gudang untuk
beredar di pasaran setelah ada permintaan dari divisi marketing perusahaan, namun
sebelumnya harus dilakukan tahap penimbangan untuk mengetahui terjadinya kekurangan
isi dalam dos maupun kesalahan pengisian produk dalam dos. Selain itu juga dilakukan
pencatatan tanggal kadaluarsa dari produk yang akan dipasarkan oleh bagian dokumentasi.

USULAN METODE
PT. Sido Muncul dalam menjalankan setiap aktivitas selalu menerapkan 5R yang
merupakan komitmen seluruh karyawan. Adapun 5R adalah penjabaran dari :
1. Ringkas
Maksudnya adalah membuang seluruh barang yang tidak diperlukan sehingga hanya ada
barang yang diperlukan ditempat kerja. Sehingga tidak diperlukan waktu lama untuk mencari
keperluan pekerjaan karena barang yang menumpuk.
2. Rapi
Maksudnya adalah merapikan seluruh barang sesuai dengan tempatnya masing-masing.
Hal ini dilakukan untuk menghidari hasil pekerjaan berserakan dan meminimalisir kemungkinan
hilang atau terbuangnya berkas dan barang penting.
3. Resik
Maksudnya adalah membersihkan tempat kerja masing-masing. Setiap setiap
karyawan adalah cleaning service areanya masing-masing.
4. Rawat
Maksudnya adalah memastikan 3R (ringkas, rapi & resik) sebelumnya dijalankan
secara disiplin. 3R harus dilakukan secara terus menerus, tidak hanya pada saat tertentu saja.
5. Rajin
Maksudnya adalah dalam menjalankan aktivitas 4R (ringkas, rapi, resik & rawat) selalu
dicek secara rutin dan dilakukan evaluasi agar tetap terjaga dalam menjalankan 4R.

ANDREW PRIYO HIMAWAN


18032010011

Anda mungkin juga menyukai