Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR GURU PROFESIONAL

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah TPKI

Disusun oleh :

Muhammad Abdur Rofiqi

(1120021)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini bisa tersusun
hingga selesai. Tidak lupa sholawat serta salam saya haturkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW. Karena rahmat dan hidayah-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul “KONSEP DASAR GURU PROFESIONAL”.

Makalah ini dibuat karena merupakan salah satu tugas mata kuliah TPKI di program studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam. Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Nur Ulwiyah, M.Pdi selaku Dosen Pembimbing mata kuliiah TPKI.

Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, dan masih membutuhkan banyak
perbaikan. Maka dari itu saya akan menerima segala kritik dan saran yang diberikan demi
terciptanya makalah yang sempurna.

Mojokerto, 20-November-2020

Muhammad Abdur Rofiqi


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

 Latar Belakang
 Rumusan Masalah
 Manfaat Pembahasan

BAB II : PEMBAHASAN

1. Pengertian profesi.
2. Pengertian dan Syarat-syarat profesi Keguruan.
3. Sejarah perkembangan profesi keguruan.
4. Kode etik profesi Guru.
5. Pengertian kode etik Guru.

BAB III : PENUTUP

 Simpulan

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi. Profesi
mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya. Profesi
adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan/menuntut
keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi.
Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu
dengan kurikulum yang dapat dipertanggung jawabkan.

Pada dasarnya profesi guru adalah profesi yang sedang tumbuh. Walaupun ada
yang berpendapat bahwa guru adalah jabatan semi profesional, namun sebenarnya lebih
dari itu. Hal ini dimungkinkan karena jabatan guru hanya dapat diperoleh pada lembaga
pendidikan yang lulusannya menyiapkan tenaga guru, adanya organisasi profesi, kode
etik dan ada aturan tentang jabatan fungsional guru.

Jabatan guru dilatar belakangi oleh adanya kebutuhan tenaga guru. Kebutuhan ini
meningkat dengan adanya lembaga pendidikan yang menghasilkan calon guru untuk
menghasilkan guru yang profesional. Pada masa sekarang ini LPTK menjadi satu-satunya
lembaga yang menghasilkan guru. Walaupun jabatan profesi guru belum dikatakan
penuh, namun kondisi ini semakin membaik dengan peningkatan penghasilan guru,
pengakuan profesi guru, organisasi profesi yang semakin baik, dan lembaga pendidikan
yang menghasilkan tenaga guru sehingga ada sertifikasi guru melalui Akta Mengajar.
Organisasi profesi berfungsi untuk menyatukan gerak langkah anggota profesi dan untuk
meningkatkan profesionalitas para anggotanya. Setelah PGRI yang menjadi satu-satunya
organisasi profesi guru di Indonesia, kemudian berkembang pula organisasi guru sejenis
(MGMP). Oleh sebab itu, perlu adanya pembahasan lebih lanjut mengenai hal ini
sehingga diperoleh pemahaman yang lebih mendalam.

B. Rumusan masalah

1. Apa itu profesi?


2. Apa pengertian dan syarat-syarat profesi Guru?
3. Bagaimana sejarah perkembangan profesi keguruan?
4. Apa pengertian kode etik profesi keguruan?

C. Manfaat pembahasan

1. Untuk mengetahui pengertian dan syarat-syarat menjadi guru.


2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan profesi keguruan.
3. Untuk mengetahui kode etik guru serta pengertian kode etik itu sendiri.

BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian profesi

Istilah profesi dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk menunjukkan


tentang pekerjaan seseorang. Seseorang yang bekerja sebagai dokter, dikatakan
profesinya sebagai dokter dan orang yang pekerjaannya mengajar di sekolah dikatakan
profesinya sebagai guru. Bahkan ada orang yang mengatakan bahwa profesinya sebagai
tukang batu, tukang parkir, pengamen, penyanyi, pedagang, dan sebagainya. Jadi istilah
profesi dalam konteks ini, sama artinya dengan pekerjaan atau tugas yang dilakukan
seorang dalam kehidupan sehari-hari.

Keragaman dalam memahami istilah profesi dalam kehidupan sehari-hari


mengindikasikan suatu pengertian yang dapat menegaskan kriteria suatu pekerjaan
sehingga dapat disebut suatu profesi. Artinya, tidak semua pekerjaan atau tugas yang
dilakukan dapat disebut sebagai profesi. Pekerjaan-pekerjaan yang memenuhi kriteria-
kriteria tertentu yang dapat disebut sebagai suatu profesi.

Secara etimologi, istilah profesi berasal dari bahasa inggris yaitu profession atau
bahasa latin, profecus yang artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan mampu,
atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminologi, profesi berarti
suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi sebagai pelakunya yang
ditekankan pada pekerjaan mental; yaitu adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai
instrumen untuk melakukan perbuataan praktis, bukan pekerjaan manual. Jadi suatu
profesi harus memiliki tiga pilar pokok yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan
akademik.

Menurut Anonim, Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan


penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi
profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi
tersebut.

Menurut Ornstein dan Levine, bahwa suatu pekerjaan atau jabatan dapat disebut
profesi bila pekerjaan atau jabatan itu dilakukan dengan:
1. Melayani masyarakat, merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat (tidak
berganti-ganti pekerjaan).
2. Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan khayalak ramai
(tidak setiap orang dapat melakukannya).
3. Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek (teori baru
dikembangkan dari hasil penelitian).
4. Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang
5. Terkendali berdasarkan lisensi baku dan atau mempunyai persyaratan masuk (untuk
menduduki jabatan tersebut memerlukan izin tertentu atau ada persyaratan khusus yang
ditentukan untuk dapat mendudukinya).
6. Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu (tidak diatur
olah orang lain)
7. Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan tampilan unjuk kerjanya
berhubungan dengan layanan yang diberikan (langsung bertanggung jawab terhadap apa
yang diputuskannya tidak dipindahkan ke atasan atau instransi yang lebih tinggi).
Mempunyai sekumpulan unjuk kerja yang baku .
8. Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien dengan penekanan terhadap layanan
yang akan diberikan .
9. Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya, relatif bebes dari supervisi
dalam jabatan (misalnya dokter memakai tenaga administrasi untuk mendata klien
sementara tidak ada supervise dari luar terhadap pekerjaan dokter sendiri).
10. Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri.
11. Mempunyai asosiasi profesi atau kelompok ‘elit’ untuk mengetahui dan mengakui
keberhassilan anggotanya.
12. Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau menyaksikan
yang berhubungan dengan layanan yang diberikan.
13. Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik dan kepercayaan diri setiap
anggotanya, dan
14. Mempunyai status social dan ekonomi yang tinggi (bila dibandingkan dengan jabatan
lainnya).
Menelaah pengertian profesi tersebut, dapat dipahami bahwa profesi adalah
pekerjaan atau jabatan khusus yang dilakukan untuk melayani masyarakat. Untuk
melakukan tugas pelayanan dibutuhkan bidang ilmu, keterampilan , hasil penelitian ,
aplikasi teori, dan latihan khusus. Pekerjaan itu dilaksanakan secara otonom, bertanggung
jawab, berkomitmen, dan diatur oleh suatu kode etik serta diwadahi oleh organisasi atau
asosiasi profesi sehingga mendapat pengakuan atau kepercayaan dari masyarakat.
2. Pengertian dan syarat-syarat profesi keguruan
Khususnya untuk jabatan guru, sebenarnya juga sudah ada yang mencoba menyusun
kriterianya. Misalnya National education Association (NEA) menyarankan criteria
berikut:
1) Jabatan yang Melibatkan Kegiatan Intelektual
2) Jabatan yang Menggeluti Batang Tubuh Ilmu yang Khusus
3) Jabatan yang Memerlukan Persiapan Latihan yang Lama
4) Jabatan yang Memerlukan Latihan dalam Jabatan yang Sinambung
5) Jabatan yang Menjanjikan Karir Hidup dan Keanggotaan yang Permanen
6) Jabatan yang Menentukan Baku (Standarnya) Sendiri
7) Jabatan yang Lebih Mementingkan Layanan Di Atas Keuntungan Pribadi
8) Jabatan yang Mempunyai Organisasi Profesional yang Kuat dan Terjalin Erat
3. Sejarah perkembangan profesi keguruan
Dalam bukunya Sejarah Pendidikan Indonesia, Nasution secara jelas melukiskan
sejarah pendidikan di Indonesia terutama dalam zaman colonial belanda, termasuk juga
sejarah profesi keguruan. Guru-guru yang pada mulanya diangkat dari orang-orang yang
tidak dididik secara khusus menjadi guru, secara berangsur-angsur dilengkapi dan
ditambah dengan guru-guru yang lolos dari sekolah guru (Kweekschool) yang pertama
kali didirikan di Solo tahun 1852. Karena kebutuhan guru yang mendesak maka
Pemerintah Hindia-Belanda mengangkat lima macam guru, yakni:
(1) guru lulusan sekolah guru yang dianggap sebagai guru yang berwenang penuh,
(2) guru yang bukan lulusan sekolah guru, tetapi lulus ujian yang diadakan untuk menjadi
guru,
(3) guru bantu, yakni yang lulus ujian guru bantu,
(4) guru yang dimagangkan kepada guru senior, yang merupakan calon guru, dan
(5) guru yang diangkat karena keadaan yang amat mendesak yang berasal dari warga
yang pernah mengecap pendidikan. Tentu saja yang terakhir ini sangat beragam dari satu
daerah dengan daerah lainnya.
Guru pernah mempunyai status yang sangat tinggi dalam manyarakat, mempunyai
wibawa yang sangat tinggi, dan dianggap sebagai orang yang serba tahu dalam sejarah
pendidikan guru di Indonesia. Peranan guru saat itu tidak hanya mendidik anak di depan
kelas, tetapi mendidik masyarakat, tempat bagi masyarakat untuk bertanya, baik untuk
memecahkan masalah pribadi ataupun masalah social. Namun, kewibawaan guru mulai
memudar sejalan dengan kemajuan zaman, perkembangan ilmu dan tegnologi, dan
kepedulian guru yang meningkat tentang imbalan atau balas jasa. Dalam era tegnologi
yang maju sekarang, guru bukan lagi satu-satunya tempat bertanya dalam masyarakat.
Pendidikan masyarakat mungkin lebih tinggi dari guru, dan kewibawaan guru berkurang
antara lain karena ststus guru dianggap kalah gengsi dari jabatan lainnya yang
mempunyai pendapatan yang lebih baik.
4. Kode etik profesi keguruan
1) Guru berbakti membimbing anak didik seutuhya untuk membentuk manusia
pembangunan yang berpancasila.
2) Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan anak didikk masing-masing.
3) Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang
anak didikk, tetapi menghindari diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
4) Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan
orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
5) Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya
maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
6) Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengembangkan
dan meningkatkan mutu profesinya.
7) Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesame guru baik
berdasarkan lungkungan kerjamaupun di dalam hubun gan keseluruhan.
8) Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu
organisasi guru professional sebagai sarana pengabdiannya.
9) Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijakan pemerintah
dalam bidang pendidikan.
5. Pengertian kode etik guru
Secara harfiah “kode etik” berarti sumber etik. Etik artinya tata susila (etika) atau
hal-hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan suatu pekerjaan.
Jadi, “kode etik guru” diartikan : aturan tata-susila keguruan. Maksutnya aturan-
aturan tentang keguruan ( yang menyangkut pekerjaan-pekerjaan guru) dilihat
dari segi susila. Maksud kata susila adalah hal yang berkaitan dengan hal baik dan
tidak baik menurut ketentuan-ketentuan umum yang berlaku . dalam hal ini
kesusilaan diartikan sebagai kesopanan, sopan santun dan keadaban.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Secara etimologi, istilah profesi berasal dari bahasa inggris yaitu profession atau bahasa
latin, profecus yang artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam
melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminologi, profesi berarti suatu pekerjaan yang
mempersyaratkan pendidikan tinggi sebagai pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental.
Syarat-syarat profesi keguruan, yaitu; jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual,
jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus, jabatan yang memerlukan
professional yang lama (dibandingkan dengan pekerjaan yang memerlukan latihan umum
belaka), jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan, jabatan yang
menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen, jabatan yang menentukan baku
(standarnya) sendiri, jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi, dan
jabatan yang mempunyai organisasi profesi yang kuat dan terjalin erat.
sejarah pendidikan di Indonesia terutama dalam zaman colonial belanda, termasuk juga
sejarah profesi keguruan. Guru-guru yang pada mulanya diangkat dari orang-orang yang tidak
dididik secara khusus menjadi guru, secara berangsur-angsur dilengkapi dan ditambah dengan
guru-guru yang lolos dari sekolah guru (Kweekschool) yang pertama kali didirikan di Solo tahun
1852.
Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota
profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat.
Pengembangan profesi keguruan meliputi kompetensi professional keguruan
danpendidikan professional keguruan.

DAFTAR PUTAKA
Kelompok3tik2017, (Makalah Konsep Dasar Guru Profesional).
(https://kelompok3tik2017.wordpress.com) diakses 29-05-2017.
PGRIGK, (Kode Etik Guru Indonesia). (https://pgrigk.wordpress.com) diakses 2008
Pejoeang toga, (Pengertian Kode Etik Pendidik). (https://pejoeangtoga.blogspot.com) diakses
Des 2019.

Anda mungkin juga menyukai