Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK


Dosen Pengampu :
Drs.Syamsul A'Dlom.M.A

Disusun Oleh :
Maulana Achmad Adam
Deni Akbar
Intan Nur Diaz

FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QOLAM
GONDANGLEGI MALANG
2022

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2
A. Pengertian Kompetensi Pedagogik ................................................................................. 2
B. Pentingnya Kompetensi Pedagogik ................................................................................ 3
C. Aspek Kompetensi Pedagogik ........................................................................................ 5
D. Implementasi Penguasaan Kompetensi Pedagogik oleh Guru ........................................ 9
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 12
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................................. 13
DAFTAR RUJUKAN .............................................................................................................. 14

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 69, pembinaan dan pengembangan
guru meliputi pembinaan dan pengembangan profesi dan karier yaitu kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Menurut Permendikas No 16
Tahun 2007, standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama,
yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut
terintegrasi dalam kinerja guru.
Dalam konteks itu, kompetensi guru dapat diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk perangkat tindakan cerdasdan penuh tanggung jawab yang
dimiliki seseorang untuk memangku jabatan guru sebagai profesi. (Zuldafrial dan Lahir, 2014:45)
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman wawasan atau
landasan kependidikan, pemahaman terhadap siswa, pengembangan kurikulum atau silabus,
perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan
teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya. (Zuldafrial dan Lahir, 2014:46)
Kompetensi pedagogik ini hanya ada pada profesi mengajar. Dengan adanya kompetensi
pedagogik, guru memiliki kesiapan yang ditunjukkan dengan penguasaan pengetahuan dan ketrampilan
mengajar sehingga pembelajaran dapat berjalan secara maksimal untuk mencapai tujuannya.

B. Perumusan Masalah

1. Apa pengertian kompetensi pedagogik?


2. Apa saja pentingnya kompetensi pedagogik?
3. Apa saja aspek kompetensi pedagogik?
4. Bagaimana implementasi penguasaan kompetensi pedagogik oleh guru?

C. Tujuan Penulisan

1. Mahasiswa mengetahui pengertian kompetensi pedagogik.


2. Mahasiswa mengetahui pentingnya kompetensi pedagogik.
3. Mahasiswa mengetahui aspek kompetensi pedagogik.
4. Mahasiswa mengetahui implementasi penguasaan kompetensi pedagogik oleh guru.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kompetensi Pedagogik

Kata kompetensi secara harfiah dapat diartikan sebagai kecakapan atau kemampuan. Dalam

bahasa arab kompetensi disebut dengan kafaah, dan juga al ahliya, yang berarti memiliki

kemampuan dan keterampilan dalam bidangnya sehingga ia mempunyai kewenangan atau

otoritas untuk melakukan sesuatu dalam ilmunya tersebut.

Kompetensi diartikan dengan berbagai cara, tetapi pada dasarnya kompetensi merupakan

kebulatan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan skiap yang ditampilkan melalui unjuk

kerja yang diharapkan bisa dicapai seseorang setelah menyelesaikan suatu program pendidikan.

Kompetensi merupakan kombinasi yang kompleks antara pengetahuan, sikap, keterampilan,

dan nilai-nilai yang ditunjukkan dalam konteks pelaksanaan tugas. (Zuldafrial dan Lahir,

2014:44)

Menurut Finch & Crunkilton dalam Zuldafrial dan Lahir (2014:44), kompetensi adalah

sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan

untuk menunjang keberhasilan. Kompetensi berarti kewenangan (kekuasaan) untuk

menentukan atau memutuskan sesuatu hal. (Rokayah,2014:31)

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman

wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap siswa, pengembangan kurikulum

atau silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan

dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. (Zuldafrial dan Lahir, 2014:46)

Majmudin dalam (2008) mengutarakan pengertian dari kompetensi pedagogik guru ialah

“Kemampuan pemahaman tentang peserta didik secara mendalam dan penyelengaraan

2
pembelajaran yang mendidik”. Hal ini berarti bahwa kompetensi pedagogik guru adalah

kemampuan seorang guru dalam 4 memahami peserta didik secara mendalam dan kemampuan

dalam menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kompetesi pedagogik adalah

kemampuan seorang guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik dan kemampuan

menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

B. Pentingnya Kompetensi Pedagogik

Menurut Hari Santosa dalam Sri Muniarti (2014), ada beberapa manfaat yang diperoleh

baik guru maupun siswa dengan adanya kompetensi pedagogik.

1. Bagi Guru

a. Guru dapat mengembangkan kemampuannya anak didiknya dengan maksimal karena guru

yang menguasai beberapa teori tentang pendidikan dengan mengerti bermacam-macam

teori pendidikan dapat memilih mana yang paling baik untuk membantu perkembangan

anak didik.

b. Guru juga diharapkan memahami bermacam-macam model pembelajaran. Dengan

semakin mengerti banyak model pembelajaran, maka dia akan lebih mudah mengajar pada

anak sesuai dengan situasi anak didiknya. Pada dasarnya peningkatan kompetensi

pedagogik guru akan menghindarkan kegiatan pembelajaran bersifat monoton ,tidak

disukai siswa dan membuat siswa kehilangan minat serta daya serap dan konsentrasi

belajarnya.

c. Guru mampu menyusun rancangan dan melaksanakan strategi pembelajaran yang sesuai

dengan kompetensi, karakteristik dan kebutuhan siswa dalam belajarnya

2. Bagi Siswa

a. Siswa dapat terpenuhi rasa ingin tahunya. Guru harus dapat membangkitkan dan mengelola

rasa ingin tahu anak dalam setiap kegiatan pembelajaran. Guru tidak hanya bercerita atau

3
menerangkan mata pelajaran tapi juga merangsang daya berpikir kritis siswa memlaui

ketrampilan bertanya dan uji coba.

b. Siswa memiliki keberanian berpendapat dan kemampuan menyelesaikan masalah. Guru

harus mampu mendesaian metode pengajarannya yang membuat siswa aktif berpendapat

atau menjawab ragam soal/permasalahan pengetahuan lengkap dengan alasannya.

Sehingga siswa berani berpendapat dari berbagai macam sudut pandang ,mampu

menyatakan pendapat tanpa rasa takut salah ,cemas atau ditertawakan guru dan

temannya.Sekaligus siswa dapat dihargai pendapat orisinalitasnya dalam mengajukan

pemikiran dan pemecahan masalah yang berbeda dari teman temannya.

c. Siswa dapat lebih nyaman dalam kegiatan belajarnya. Guru harus menghargai imajinasi

siswa ,rasa humor serta keberbakatan yang dimiliki siswa ,walaupun siswa memiliki

kelemahan pada satu atau berbagai mata pelajaran.Sehingga siswa memiliki rasa percaya

diri dan perasaan berharga dari bakat atau kemampuan yang menonjol pada satu atau

beberapa bidang studi akademik maupun non akademik yang dikuasainya.

d. Siswa memiliki kepribadian mantap dan memiliki rasa percaya diri. Seorang guru harus

dapat mengakui dan menerima setiap keunikan dan perbedaan setiap siswanya tanpa dibeda

bedakan baik lantaran prestasi atau latar belakang lainnya.Selanjutnya diarahkan menuju

etika universal yang disepakati bersama , sehingga siswa merasa diperlakukan secara adil

dan bijak sana.

e. Siswa memiliki sopan santun dan taat pada peraturan. Guru harus dapat menjadai teladan

dalam berperilaku baik dalam ucapan dan tindakan.Kemampuan guru untuk menciptkan

iklim “fair” dan disiplin dalam kegiatan belajarnya akan menciptakan rasa hormat siswa.

f. Siswa tumbuh jiwa kepemimpinannya dan mudah beradaptasi. Guru dituntut dapat

menciptakan suasana kondusif dalam kegiatan pembelajaran guna membangun keberanian

dan kemampuan nyata siswa dalam mengkespresikan prestasi yang dimiliki setiap siswa.

4
Dengan dikuasainya kompetensi pedagogik oleh guru, diharapkan guru dapat memahami

siswa dan melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan peraturan yang berlaku dan

sesuai dengan kebutuhan siswa. Sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan lebih baik

dan lebih menyenangkan.

C. Aspek Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik menurut Mulyasa dalam Zarni (2014:15) sekurangkurangnya

meliputi:

1. Pemahaman Wawasan atau Landasan Kependidikan Wawasan atau landasan kependidikan

merupakan kompetensi pedagogik mendasar bagi guru. Wawasan pendidikan dimiliki oleh

seorang guru dari pendidikan formal dengan syarat yang telah ditetapkan pemerintah sesuai

standar pendidikan nasional. Wawasan tentang kependidikan harus selalu dipelajari dan

dikembangkan oleh seorang guru agar guru selalu bisa menyelaraskan antar pengalaman,

ilmu yang dimiliki dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

2. Pengembangan Kurikulum/Silabus Dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal

69, pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional

pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pengembangan dan penyiapan

kurikulum pembelajaran haruslah memadukan beberapa unsur antara lain, perkembangan

peserta didik, perkembangan IPTEK, lingkungan dan faktor-faktor lain yang dianggap

berpengaruh positif terhadap perkembangan peserta didik. Hal-hal tersebut perlu dipahami

7 oleh para pengembang kurikulum, guru, calon guru, dan kepala sekolah agar dapat

melaksanakan pembelajaran secara efektif.

3. Perancangan Pembelajaran Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi

pedagogik yang harus memiliki guru, yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran.

Menurut Mulyasa dalam Zarni (2014:19) perancangan pembelajaran sedikitnya mencakup

5
tiga kegiatan, yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan

program pembelajaran.Yakni dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Identifikasi Kebutuhan

Kegiatan ini meliputi aktivitas pencarian akan hal-hal yang dibutuhkan dalam proses

penyiapan pembelajaran terhadap peserta didik. Identifikasi kebutuhan bertujuan antara

lain untuk melibatkan dan memotivasi peserta didik agar kegiatan belajar dirasakan sebagai

bagian dari kehidupan dan mereka merasa memilikinya.

b. Identifikasi Kompetensi

Kompetensi yang jelas akan memberikan petunjuk yang jelas pula terhadap materi yang

harus dipelajari, penetapan metode dan media pembelajaran, serta memberi petunjuk

terhadap penilaian. Oleh karena itu, setiap kompetensi merupakan perpaduan dari

pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan

bertindak.

c. Penyusunan Program Pembelajaran

Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), sebagai produk program pembelajaran jangka pendek,

yang mencakup komponen program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program.

4. Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik

Pembelajaran yang mendidik dan diologis merupakan respon terhadap praktek pendidikan

anti realitas. Titik tolak penyusunan program pendidikan atau politik harus beranjak dari

kekinian, eksistensial, dan konkrit yang mencerminkan aspirasi-aspirasi masyarakat.

Program tersebut diharapkan akan meransang kesadaran masyarakat dalam menghadapi

tema-tema realitas kehidupan. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah

6
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku dan

pembentukan kompotensi peserta didik.

5. Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran

Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran dimaksudkan untuk

memudahkan atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, guru dituntut

untuk memiliki kemampuan menggunakan dan mempersiapkan materi pembelajaran dalam

suatu sistem jaringan komputer yang dapat di akses oleh peserta didik. Fasilitas pendidikan

pada umumnya mencakup sumber belajar, sarana dan prasarana penunjang lainnya,

sehinnga peningkatab fasilitas pendidikan harus ditekankan pada peningkatan sumber-

sumber belajar, baik kuantitas maupun kualitasnya. Perkembangan sumber-sumber belajar

ini memungkinkan peserta didik belajar tanpa batas, tidak hanya diruang kelas, tetapi bisa

di laboratorium, perpustakaan, di rumah, dan di tempattempat lain.

6. Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan pembentukan

kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan

dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, serta penilaian

program.

a. Penilaian Kelas

Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir. Ulangan

harian dilakukan setiap dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan bahasan

atau kompetensi tertentu. Ulangan umum dilaksanakan secara bersama untuk kelaskelas

paralel, dan pada umumnya dilakukan ulangan umum bersama, baik tingkat rayon,

kecamatan, kabupaten maupun propinsi. Sedangkan ujian akhir dilakukan pada akhir

program pendidikan.

b. Tes Kemampuan Dasar

7
Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis dan

berhitung yang diperlukan dalam rangka memperbaiki program pembelajaran. Tes

kemampuan dasar dilakukan pada setiap tahun akhir kelas III.

c. Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi

Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan penilaian guna

mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta

didik dalam satuan waktu tertentu.

d. Benchmarking

Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang sedang berjalan,

proses, dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan. Ukuran keunggulan

dapat ditentukan di tingkat sekolah, daerah, atau nasional. Penilaian dilaksanakan secara

berkesimbungan sehingga peserta didik dapat mencapai satuan tahap keunggulan

pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan usaha dan keuletanya. Untuk dapat

memperoleh data dan informasi tentang pencapaian benchmarking dapat diadakan

penilaian secara nasional yang dilaksanakan pada akhir satuan pendidikan.

e. Penilaian Program

Penilaian program dilakukan oleh Deperteman Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan

secara kontinu dan berkesinambungan. Penilaian program dilakukan untuk mengetahui

kesesuaian kurikulum dengan dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, serta

kesesuaiannya dengan tuntutan perkembangan masyarakat dan kemajuan zaman.

7. Pengembangan Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang

Dimilikinya.

Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari kompetensi pedagogik yang harus

dimiliki guru, untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki oleh setiap peserta

didik. Pengembangan peserta didik dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara, antara

8
lain melalui kegiatan ekstra kurikuler, pengayaan dan remedial, serta bimbingan konseling

(BK).

a. Kegiatan Ekstra Kurikuler

Kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan tambahan di suatu lembaga pendidikan,

yang dilakukan diluar kegiatan kurikuler. Jenis-jenis kegiatan ini, antara lain: paduan suara

paskibraka, pramuka, olah raga, kesenian, panjat tebing, pencipta alam dan lainnya.

b. Pengayaan dan Remedial

Program ini merupakan pelengkap dan penjabaran dari program mingguan dan harian.

Berdasarkan hasil analisis terhadap kegiatan belajar, tugas-tugas, hasil tes, dan ulangan

dapat diperoleh tingkat kemampuan belajar setiap peserta didik.

c. Bimbingan dan Konseling

Pendidikan Sekolah berkewajiban memberikan bimbingan dan konseling kepada peserta

didik yang menyangkut pribadi, sosial, belajar, dan karir. Oleh karena itu, guru mata

pelajaran dan wali kelas harus senantiasa berdiskusi dan berkoordinasi dengan guru

bimbingan dan konseling secara rutin dan berkesimbungan.

D. Implementasi Penguasaan Kompetensi Pedagogik oleh Guru

Penguasaan kompetensi pedagogik erat kaitannya dengan kemampuan guru melakukan

pembelajaran. Menurut Ishartiwi (2007:9), beberapa hal yang dapat dilakukan guru untuk

mengimplementasikan kompetensi tersebut, yaitu:

1. Guru menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan tuntuan karakteristik masyarakat

masa depan. Dalam hal ini guru selalu mengikuti perkembangan “ trend” yang sedang

berkembangan di masyarakat, tetapi tetap berprinsip dengan jati diri. Kondisi ini akan

membantu guru akarap dengan siswa tetapi tetap berwibawa sebagai tauladan, sehingga

mempunyai pengaruh positif bagi peserta didik.

9
2. Guru harus dapat mengajar dalam kelas dengan keragaman kemampuan siswa. Dalam hal

ini guru dapat mengembangkan seluruh modalitas belajar dan seluruh spektrum kecerdasan

siswa. Tentu saja dalam satu kelas bervariasi dominasi kecerdasan dan cara siswa untuk

menyerap informasi. Guru harus membantu setiap siswa, hindari mengejek siswa yang

lambat pemahamannya, dan memuji bagi siswa pandai. Kondisi yang demikian dapat

memancing konflik siswa.

3. Guru selalu mengembangkan diri dan berwawasan profesional tinggi sesuai perkembangan

keilmuan. Melalui forum srawung ilmiah guru dapat memperoleh pengetahuan

perkembangan bidang ilmunya. Guru juga dapat memanfaatan akses internet dalam

mengikuti perkembangan tersebut. Hal yang penting adalah guru membimbing siswa untuk

memperkaya pengetahuan dalam bidangnya melalui akses berbagai sumber. Artinya guru

jangan terpaku dengan buku paket.

4. Guru dalam pembelajaran memberikan tugas yang menantang siswa untuk berekplorasi

tentang pengetahuan yang dipelajari. Dalam mengajar guru mengkaitkan denga isu-isu

yang sedang berkembang, dan membimbing siswa untuk menganalisis dan mencarai

alternatif pemecaahannya dengan pertimbangan alasan yang jelas. Variasi tugas

pembelajaran sangat penting antara individu dan tugas kelompok. Selanjutnya siswa diberi

kesempatan untuk memaparkan ide gagasannya, serta siswa mendapat balikan secara kritis

konseptual dan kontekstual dari guru. Kondisi ini dapat menumbuhkan multi interaksi antar

anggota kelas.

5. Guru Mengajarkan ilmu “Bukan Hanya untuk sukses Ujian Nasional”, tetapi pembelajaran

yang bermakna. Siswa memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam hal ini guru

mengajarkan bahawa fungsi belajar untuk kelangsungan hidup. Oleh karena itu luaran hasil

belajar adalah siswa cerdas, bukan hanya siswa mendapat nilai benar secara mutlak. Namun

guru juga menekankan usaha pencapaian nilai tersebut melalui cara benar, dan menghindari

10
dari sikap menghalalkan semua cara. Aspek kejujuran, usaha, berpikir pada diri siswa lebih

dihargai, sebagai proses belajar.

6. Guru selalu membaca bidang ilmu dan bidang pembelajaran untuk menambah pemahaman,

dan ditindak lanjuti penerapannya dalam pembelajaran sekaligus sambil melakukan

penelitian (PTK) melalui tugas pelaksanaan pembelajaran. Penelitian tindakan kelas dapat

dilakukan secara efektif oleh setiap guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tanpa

harus meninggalkan tugas utamanya mengajar. (Mulyasa,2008:154) Hal ini untuk

pengembangan diri dengan melibatkan siswanya, agar dapat melakukan pembaharuan-

pembaharuan (mengajar dengan menggunakan basis ilmiah).

11
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kompetesi pedagogik adalah kemampuan seorang guru dalam mengelola pembelajaran

peserta didik dan kemampuan menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

2. Manfaat yang diperoleh baik guru maupun siswa dengan adanya kompetensi pedagogik

Bagi Guru

a. Guru dapat mengembangkan kemampuannya anak didiknya dengan maksimal.

b. Guru juga diharapkan memahami bermacam-macam model pembelajaran.

c. Guru mampu menyusun rancangan dan melaksanakan strategi pembelajaran

Bagi Siswa

a. Siswa dapat terpenuhi rasa ingin tahunya.

b. Siswa memiliki keberanian berpendapat dan kemampuan menyelesaikan masalah.

c. Siswa dapat lebih nyaman dalam kegiatan belajarnya.

d. Siswa memiliki kepribadian mantap dan memiliki rasa percaya diri.

e. Siswa memiliki sopan santun dan taat pada peraturan.

f. Siswa tumbuh jiwa kepemimpinannya dan mudah beradaptasi.

3. Kompetensi pedagogik sekurang-kurangnya meliputi:

a. Pemahaman Wawasan atau Landasan Kependidikan

b. Pengembangan Kurikulum/Silabus

c. Perancangan Pembelajaran

d. Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik

e. Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran

f. Evaluasi Hasil Belajar

12
g. Pengembangan Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang

Dimilikinya.

4. Hal-hal yang dapat dilakukan guru untuk mengimplementasikan kompetensi pedagogik,

yaitu:

a. Guru menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan tuntuan karakteristik masyarakat

masa depan.

b. Guru harus dapat mengajar dalam kelas dengan keragaman kemampuan siswa.

c. Guru selalu mengembangkan diri dan berwawasan profesional tinggi sesuai

perkembangan keilmuan

d. Guru dalam pembelajaran memberikan tugas yang menantang siswa untuk

berekplorasi tentang pengetahuan yang dipelajari.

e. Guru Mengajarkan ilmu “Bukan Hanya untuk sukses Ujian Nasional”, tetapi

pembelajaran yang bermakna

f. Guru selalu membaca bidang ilmu dan bidang pembelajaran untuk menambah

pemahaman, dan ditindak lanjuti penerapannya dalam pembelajaran sekaligus sambil

melakukan penelitian (PTK) melalui tugas pelaksanaan pembelajaran.

B. Saran

Sebagai calon pendidik kita harus mengetahui, memahami, dan mempunyai

kompetensi yang telah ditentukan, salah satunya yaitu kompetensi pedagogik. Dengan begitu

maka kita akan menjadi guru yang profesional.

13
DAFTAR RUJUKAN

Anggota Ikapi.2011.Undang-undang Guru dan Dosen.Bandung:Fokus Media

Ishartiwi.2007.Menjadi Guru Idola Di Era Global.(Online).

http://staffnew.uny.ac.id/upload/131569336/pengabdian/makalah-menjadiguru-

idola.pdf Diakses pada 17 September 2017

Mulyasa.2008.Menjadi Guru Profesional.Bandung:Remaja Rosdakarya

Muniarti, Sri.2014.Kompetensi Pedagogik Untuk Guru.(Online)

https://www.academia.edu/6658636/KOMPETENSI_PEDAGOGIKUNTUK_GURU

Diakses pada 17 September 2017

Republik Indonesia.2003. UU No 20 Tahun 2003 (Sisdiknas).Sekretariat Negara. Jakarta.

Republik Indonesia.2005. UU No 14 Tahun 2005 (Guru & Dosen).Sekretariat Negara. Jakarta.

Republik Indonesia.2007.Permendiknas No 16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik dan

Kompetensi Guru. Sekretariat Negara. Jakarta.

Rokayah.2014. Kompetensi Pedagogik Guru dalam Kegiatan Pembelajaran.(Online).

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=298586&val=5993&title=KOMP

ETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN. Diakses

pada 16 September 2017

14

Anda mungkin juga menyukai