Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

EMPAT KOMPETENSI GURU

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Mashudi
Dr. Siti Halidjah, M.Pd
Disusun oleh
Benedikta Sitiana (F2211221004)
Nia Amirah Rifa’at (F2211221010)
Nuri Kurniati (F2211221005)
Sri Nurjanah (F2211221009)
Susi Yuniarti (F2211)

PROGRAN STUDI S2
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN MENJADI FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNG PURA
PONTIANAK
202
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur atas rahmat dan ridho Allah
SWT. Karena tanpa rahmat dan ridhonya kami tidak dapat menyelesaikan dengan
baik dan selesai tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terimaka kasih kepada Prof. Dr. H. Mashudi dan
Dr. Siti Halidjah, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Wawasan Pendidikan
Dasar Dan Pengembangan Profesi yang memberikan kami tugas mengerjakan
makalah ini. Kami juga mengucapkan berterimakasih kepada teman-teman kami
yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan
makalah ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang Empat Kompetensi Guru.
Mungkin dalam makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.
Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen demi
tercapainya makalah yang sempurna.

Pontianak, 10 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...............................................................................................................i


Daftar Isi .......................................................................................................................ii

BAB I
PENDAHULUAN
A.latar Belakang................................................................................................1
B.Rumusan Masalah .........................................................................................1
C.Tujuan penulisan -.........................................................................................2
D.Manfaat penulisan .........................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
A.Kompetensi Pedagogik ...................................................................................
B.Kompetensi Sosial ...........................................................................................
C.Kompetensi Profesional ..................................................................................
D.Kompetensi Kepribadian.................................................................................
BAB III
PENUTUP .....................................................................................................................
Kesimpulan .....................................................................................................................

Saran ...............................................................................................................................

Daftar Pustaka .................................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
disebutkan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan,
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen
dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Sedangkan profesional adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.
Kompetensi bersifat personal dan kompleks, serta merupakan satu
kesatuan utuh yang menggambarkan berbagai potensi. potensi tersebut yang
mencangkup pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai yang dimiliki
seseorang yang terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian
bagian yang dapat diaktualisasikan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk
menjalankan profesi tersebut. Jadi, kompetensi guru dapat dimaknai sebagai
kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diwujudkan dengan
tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai
agen pembelajaran.
Agung (2014:39) menyatakan kemampuan siswa dalam memahami
dan mengerti terhadap materi yang disajikan tergantung pada kemampuan dan
kompetensi guru mengelola kelas dengan baik. Kompetensi guru merupakan
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan.
Undang-Undang Guru dan Dosen serta PP No. 19 Tahun 2005
menyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi
pedagogik/metodologis, profesionalisme, sosial dan kepribadian. Dan dalam
makalah kami kali ini kami akan membahas tentang kompetensi guru
meliputi kompetensi pedagogik, sosial, professional dan kepribadian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Kompetensi Pedagogik?
2. Apa Yang Dimaksud Dengan Kompetensi Sosial?
3. Apa Yang Di Maksud Degan Kompetensi Profesional?
4. Apa Yang Di Maksud Dengan Kompetensi Kepribadian?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Dapat Mengetahui Tentang Kompetensi Pendagogik
2. Untuk Dapat Mengetahui Tentang Kompetensi Sosial
3. Untuk Dapat Mengetahui Tentangkompetensi Profesional
4. Untuk Dapat Mengetahui Tentang Kompetensi Kepribadian
D. Manfaat Penulisan
Dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
manfaat dari makalah ini adalah untuk memahami empat kompetensi guru.
BAB II
PENDAHULUAN

A. Kompetensi Pedagogik
Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
dikemukakan kompetensi pedagogik adalah "kemampuan mengelola pembel-
ajaran peserta didik. Kompetensi ini sebagai kompetensi pengelolaan
pembelajaran. Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan seorang guru
dalam merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan
interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan melakukan
penilaian.
Depdiknas (2004:9) mengemukakan kompetensi Penyusunan rencana
pembelajaran meliputi:
1. Mampu mendeskripsikan tujuan,
2. Mampu memilih materi,
3. Mampu mengorganisir materi,
4. Mampu menentukan metode/strategi pembelajaran,
5. Mampu menentukan sumber belajar/ media/alat peraga pembelajaran,
6. Mampu menyusun perangkat penilaian,
7. Mampu menentukan teknik penilaian, dan
8. Mampu mengalokasikan waktu.
Kompetensi pedagogik ini dibagi menjadi sepuluh kompetensi inti
atau sub kompetensi yang seharusnya dikuasai guru, yaitu:
a. Menguasai karakteristik peserta didik kultural, emosional, dan intelektual
b. Menguasai teori belajar dan prinsipprinsip pembelajaran yang mendidik;
c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang
diampu;
d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik;
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran;
f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki;
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik;
h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar;
i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran; peningkatan kualitas pembelajaran (dalam
Hibabullah:2012)

Berdasarkan uraian di atas, merencanakan program belajar mengajar


merupakan proyeksi pendidik mengenai kegiatan yang harus dilakukan
peserta didik selama pembelajaran berlangsung, yang mencakup: merumuskan
tujuan, menguraikan deskripsi satuan bahasan, merancang kegiatan belajar
mengajar, memilih berbagai media dan sumber belajar, serta merencanakan
penilaian penguasaan tujuan. Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi
guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan dari pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik yang dimaksud
antara lain kemampuan untuk memahami peserta didik secara mendalam dan
penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik. Pemahaman tentang peserta
didik meliputi pemahaman tentang psikologi perkembangan anak, sedangkan
pembelajaran yang mendidik meliputi kemampuan merancang pembelajaran,
mengimplementasikan pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran,
dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan. Sedangkan menurut Peraturan
Pemerintah mengenai guru bahwa kompetensi pedagogik guru adalah
kemampuan pendidik dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang
sekurang-kurangnya meliputi beberapa hal berikut.
1. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan. Pendidik memiliki
latar belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki keahlian
secara akademik dan intelektual. Merujuk pada sistem pengelolaan
pembelajaran yang berbasis subjek (mata pelajaran), pendidik
seharusnya memiliki kesesuaian antara latar belakang keilmuan
dengan subjek yang dibina. Selain itu, pendidik memiliki pengetahuan
dan pengalaman dalam penyelenggaraan pembelajaran di kelas.
Secara autentik kedua hal tersebut dapat dibuktikan dengan ijazah
akademik dan ijazah keahlian mengajar (akta mengajar) dari lembaga
pendidikan yang diakreditasi pemerintah.
2. Pemahaman terhadap peserta didik. Pendidik memiliki pemahaman
akan psikologi perkembangan anak sehingga mengetahui dengan
benar pendekatan yang tepat yang dilakukan pada anak didiknya.
Pendidik dapat membimbing anak melewati masa-masa sulit dalam
usia yang dialami anak. Selain itu, pendidik memiliki pengetahuan
dan pemahaman terhadap latar belakang pribadi anak sehingga dapat
mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi anak serta menentukan
solusi dan pendekatan yang tepat.
3. Pengembangan kurikulum/silabus. Pendidik memiliki kemampuan
mengembangkan kurikulum pendidikan nasional yang disesuaikan
dengan kondisi spesifik lingkungan sekolah.
4. Perancangan pembelajaran. Pendidik memiliki merencanakan sistem
pembelajaran yang memamfaatkan sumber daya yang ada. Semua
aktivitas pembelajaran dari awal sampai akhir telah dapat
direncanakan secara strategis, termasuk antisipasi masalah yang
kemungkinan dapat timbul dari skenario yang direncanakan.
5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Pendidik
menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif dan
menyenangkan. Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk dapat
mengeksplor potensi dan kemampuannya sehingga dapat dilatih dan
dikembangkan.
6. Pemanfaatan teknologi pembelajaran. Dalam menyelenggarakan
pembelajaran, pendidik menggunakan teknologi sebagai media.
Menyediakan bahan belajar dan mengadministrasikan dengan
menggunakan teknologi informasi. Membiasakan anak berinteraksi
dengan menggunakan teknologi.
7. Evaluasi hasil belajar. Pendidik memiliki kemampuan untuk
mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan meliputi perencanaan,
respons anak, hasil belajar anak, metode dan pendekatan. Untuk dapat
mengevaluasi, pendidik harus dapat merencanakan penilaian yang
tepat, melakukan pengukuran dengan benar, dan membuat kesimpulan
dan solusi secara akurat.
8. Pengembangan Peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya. Pendidik memiliki kemampuan untuk
membimbing anak, menciptakan wadah bagi anak untuk mengenali
potensinya dan melatih untuk mengaktualisasikan potensi yang
dimiliki. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan kemampuan ini adalah dengan melaksanakan
penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas, berbasis pada
perencanaan dan solusi atas masalah yang dihadapi anak dalam belajar
sehingga hasil belajar anak dapat meningkat dan target perencanaan
pendidik dapat tercapai. Pada prinsipnya, semua aspek kompetensi
pedagogik di atas senantiasa dapat ditingkatkan melalui
pengembangan kajian masalah dan alternatif solusi.
Menurut Hatta (2018 : 79-101) Ada sepuluh kompetensi pedagogik yang
sangat layak untuk diketahui oleh guru dan sekaligus untuk dikuasai, seperti :
1. Menguasai bahan ajar/ materi
2. Mengelola program pembelajaran
3. Kemampuan mengelola kelas
4. Menggunakan media pembelajaran
5. Memahami Landasan Kependidikan
6. Mengelola Interaksi Belajar Mengajar
7. Memberi Penilaian kepada Siswa untuk Kepentingan Pengajaran.
8. Mengenal Fungsi Bimbingan Penyuluhan
9. Mengenal dan Menyelenggarakan Administrasi Sekolah
10. Diskripsi dan garis-garis program peningkatan kompetensi guru melalui
asosiasi profesi dan keahlian sejenis.
B. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan
orangtua/ wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Peran yang dibawa
pendidik dalam masyarakat berbeda dengan profesi lain. Oleh karena itu
perhatian yang diberikan masyarakat terhadap pendidik pun berbeda dan ada
kekhususan, terutama adanya tuntutan untuk menjadi pelopor pembangunan di
daerah tempat pendidik tinggal. Kompetensi ini berhubungan dengan
kemampuan pendidik sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk
sosial, meliputi:
1. Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat
untuk meningkatkan kemampuan profesional;
2. Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap
lembaga kemasyarakatan dan;
3. Kemampuan untuk menjalin kerja sama baik secara individual maupun
secara kelompok. Beberapa kompetensi sosial yang perlu dimiliki
pendidik, antara lain berikut ini:
a) Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orangtua peserta
didik
b) Bersikap simpatik
c) Dapat bekerja sama dengan komite sekolah maupun dewan
pendidikan.
d) Pandai bergaul dengan rekan kerja dan mitra pendidikan.
e) Memahamilingkungan sekitarnya.
Menurut Sagala (2009:38) kompetensi sosial terkait dengan
kemampuan guru sebagai makhluk sosial dalam berinteraksi dengan orang
lain. Sebagai makhluk sosial guru berperilaku santun, mampu berkomunikasi
dan berinteraksi dengan lingkungan secara efektif dan menarik mempunyai
rasa empati terhadap orang lain. Kemampuan guru berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan menarik dengan peserta didik, sesame pedidik
dan tenaga kependidikan, orang tua dan wali peserta didik, masyarakat sekitar
sekolah dan sekitar dimana pendidik itu tinggal, dan dengan pihak-pihak
berkepentingan dengan sekolah.
Kompetensi sosial sebagaimana dimaksud pada PP 74 Tahun 2008
merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-
kurangnya meliputi kompetensi untuk:
a. Berkomunikasi lisan, tulis, dan/ atau isyarat secara santun;
b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional;
c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik tenaga
kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta
didik;
d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan
norma serta sistem nilaiyang berlaku;
e. Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.
Guru di mata masyarakat dan siswa merupakan panutan yang perlu
dicontoh dan dijadikan suri teladan dalam kehidupan sehari-hari. Guru perlu
memiliki kemampuan sosial dengan masyarakat, dalam rangka pelaksanaan
proses pembelajaran yang efektif. Dengan dimilikinya kemampuan tersebut,
maka hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan dengan lancar,
sehingga jika ada keperluan dengan orang tua siswa atau masyarakat sekitar,
para guru tidak akan mendapat kesulitan.
Kemampuan sosial meliputi kemampuan guru dalam berkomunikasi,
bekerja sama, bergaul simpatik dan mempunyai jiwa yang menyenangkan.
Untuk itu kriteria kinerja guru yang harus dilakukan berkaitan dengan
kompetensi sosial adalah:
a. Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis
kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status
sosial ekonomi.
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia
yang memiliki keragaman sosial budaya.
d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara
lisan dan tulisan, atau bentuk lain.
Jenis kompetensi sosial yang harus dimiliki guru menurut Cece Wijaya dalam
Profesi Keguruan, Djam’an Satori dkk. ( dalam Hatta 2018 : 26-31) adalah
sebagai berikut :
1. Terampil berkomunikasi (baik dengan siswa, maupun dengan orang tua
siswa )
2. Bersikap Simpatik
3. Melakukan Kebersamaan
4. Pandai Bergaul dengan Teman Sejawat dan Mitra Pendidikan
5. Memahami Lingkungan sekitar
C. Kompetensi Profesional
Kompetensi professional adalah kemampuan pendidik dalam
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang
memungkinkan mereka membimbing peserta didik dalam menguasai materi
yang diajarkan. Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi
kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan yang menaungi
materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
Setiap subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial. Subkompetensi
profesional adalah menguasai subtansi keilmuan yang terkait dengan bidang
studi dengan memiliki indikator esensial, memahami materi ajar yang ada
dalam kurikulum sekolah, memahami struktur konsep dan metode keilmuan
yang menaungi atau koheren dengan materi ajar memahami hubungan konsep
antarmata pelajaran terkait, dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam
kehidupan sehari-hari. Subkompetensi menguasai struktur dan metode
keilmuan, memiliki indikator esensial, menguasai langkah-langkah penelitian,
dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi.
Kompetensi atau kemampuan profesional yaitu kemampuan yang
harus dimiliki guru berkenaan dengan aspek:
a. Dalam menyampaikan pembelajaran, guru mempunyai peranan dan tugas
sebagai sumber materi yang tidak pernah kering dalam mengelola proses
pembelajaran. Kegiatan mengajarnya harus disambut oleh siswa sebagai
suatu seni pengelolaan proses pembelajaran yang diperoleh melalui
latihan, pengalaman, dan kemauan belajar yang tidak pernah putus.
b. Dalam melaksanakan proses pembelajaran, keaktifan siswa harus selalu
diciptakan, dan berjalan terus dengan menggunakan metode dan strategi
mengajar yang tepat. Guru menciptakan suasana yang dapat mendorong
siswa untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta
menemukan fakta dan konsep yang benar. Karena itu guru harus
melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan multimedia, sehingga
terjadi suasana belajar sambil bekerja, belajar sambil mendengar dan
belajar sambil bermain, sesuai kontek materinya.
c. Di dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru harus memperhatikan
prinsip-prinsip didaktik metodik sebagai ilmu keguruan. Misalnya
bagaimana menerapkan prinsip apersepsi, perhatian, kerja kelompok dan
prinsip-prinsip lainnya.
d. Dalam hal evaluasi, secara teori dan praktik, guru harus dapat
melaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin diukurnya. Jenis tes yang
digunakan untuk mengukur hasil belajar harus benar dan tepat.
Diharapkan pula guru dapat menyusun butir secara benar, agar tes yang
digunakan dapat me-motivasi siswa belajar.
Kemampuan yang harus dimiliki guru dalam proses pembelajaran
dapat diamati dari aspek-aspek:
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
b. Menguasai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran/
bidang pengembangan yang diampu.
c. Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif.
d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi
dan pengembangan diri.

Sedangkan kompetensi profesional sebagaimana dimaksud pada


Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang guru merupakan
kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan,
teknologi dan, atau seni budaya yang diampunya. Oleh sebab itu sebagai
seorang guru sekurang-kurangnya memiliki penguasaan:
a. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi
program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/ atau kelompok mata
pelajaran yang akan diampu;
b. Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi atau seni yang relevan,
yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan
pendidikan, mata pelajaran, dan/ atau kelompok mata pelajaran yang akan
diampu.
Menurut Hamdayama (2016:7) tugas guru yang diemban timbul dari
rasa percaya masyarakat terdiri dari menstransfer kebudayaan dalam arti luas,
keterampilan dalam menjalani hidup (life skill), terlibat dalam kegiatan-
kegiatan menjelaskan, mendefinisikan, membuktikan, dan
mengklasifikasikan, selain harus menunjukkan sebagai orang yang
berpengetahuan luas, terampil dan sikap yang bisa dijadikan panutan. Untuk
itu guru harus memiliki kompetensi dalam membimbing siswa untuk siap
menghadapai kehidupan yang sebenarnya (the real life) dan bahkan mampu
memberikan keteladanan yang baik.
Ada dua hal yang perlu diketahui, dipahami dan dikuasai sehubungan dengan
kompetensi professional menurut Hatta ( 2018 : 31-31 ) yaitu :
“ 1) kemampuan dasar guru, dan (2) keterampilan dasar guru ,
keduanya yang harus dimiliki seorang guru dan merupakan
kemampuan yang berkenaan dengan penguatan materi pembelajaran
bidang studi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan
substansi isi materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi
keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut serta menambah
wawasan keilmuan sebagai guru. Masing-masing kompetensi itu
memiliki subkompetensi dan indikator isensial sesuai dengan jumlah
bidang studi atau rumpum matapelajaran”
D. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan
perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai moral
yang luhur terpuji sehingga dalam sikapnya sehari-hari akan terpancar
keindahan apabila dalam sikap pergaulan, pertemanan, dan juga ketika
melaksanakan tugas dalam pembelajaran. Guru akan bertambah berwibawa
apabila pembelajaran disertai nilai-nilai luhur terpuji dan mencerminkan guru
yang digugu dan ditiru.
Kepribadian pendidik merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan
belajar anak didik. Dalam kaitan ini, Zakiah Darajat dalam Syah (2000)
menegaskan bahwa kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia
menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan
menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan anak didiknya terutama
bagi anak didik yang masih kecil (tingkat dasar) dan mereka yang sedang
mengalami kegoncangan iiwa (tingkat menengah).
Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan
pendidik dalam menggeluti profesinya meliputi fleksibilitas kognitif dan
keterbukaan psikologis. Fleksibilitas kognitif atau keluwesan ranah cipta
merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan
dan memadai dalam situasi tertentu. Pendidik yang fleksibel pada umumnya
ditandai dengan adanya keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain itu, ia
memiliki resistensi atau daya tahan terhadap ketertutupan ranah cipta yang
prematur dalam pengamatan dan pengenalan. Dalam Undang-undang Guru
dan Dosen dikemukakan kompetensi kepribadian adalah "kemampuan
kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa, serta menjadi
teladan peserta didik pendapat lain juga menganggap kompetensi kepribadian
ini sebagai kompetensi personal yaitu kemampuan pribadi seorang pendidik
yang diperlukan agar dapat menjadi pendidik yang baik.
Kompetensi personal ini mencakup kemampuan pribadi yang
berkenaan dengan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan
perwujudan diri. Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat
Asian Institut fot Teacher Education, mengemukakan kompetensi pribadi
meliputi:
1. Pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama,
2. Pengetahuan tentang budaya dan tradisi,
3. Pengetahuan tentang inti demokrasi,
4. Pengetahuan tentang estetika,
5. Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial,
6. Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan,
7. Setia terhadap harkat dan martabat manusia.
Sedangkan kompetensi guru secara lebih khusus lagi adalah bersikap
empati, terbuka, berwibawa, bertanggung jawab, dan mampu menilai diri
pribadi. Fohnson sebagaimana dikutip Anwar (2004:63) mengemukakan
kemampuan personal pendidik, mencakup:
1. Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan sebagai pendidik,
dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.
2. Pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai- nilai yang seyogyanya
dianut oleh seorang pendidik.
3. Kepribadian, nilai sikap hidup ditampilkan dalam upaya untuk
menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para peserta
didiknya.
Dengan demikian, kompetensi personal mengharuskan pendidik
memiliki kepribadian yang mantap sehingga menjadi sumber inspirasi bagi
subjek didik, dan patut diteladani oleh peserta didik. Dewasa yang berarti
mempunyai kemandirian untuk bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos
kerja sebagai guru. Arif dan bijaksana yaitu tampilannya bermanfaat bagi
peserta didik, sekkolah dan masyarakat dengan menunjukkan keterbukaan
dalam berpikir dan bertindak. Berwibawa yaitu perilaku guru yang disegani
sehingga berpengaruh positif terhadap peserta didik. Memiliki akhlak mulis
dan memiliki perilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik . nilai
kompetensi kepribadian dapat digunakan sebagai sumber kekuatan, inspirasi,
motivasi, dan inovasi bagi peserta didiknya, Sagala (2006:34).
Berdasarkan uraian di atas, kompetensi kepribadian pendidik
tercermin dari indikator sikap dan keteladanan. Hal terakhir tentang
kompetensi kepribadian, diharapkan guru memiliki jiwa pendidik, terbuka,
mampu mengendalikan dan mengembangkan diri, serta memiliki integritas
kepribadian.
Zaman Ki Hajar Dewantoro dikemukakan bahwa Sistem Among,
yaitu guru harus Ing ngarso sungtulodo, Ing madya mangun karso, Tut
wuri handayani. Artinya kalau di muka harus memberi contoh dan teladan,
kalau sedang berada di tengah membangkitkan motivasi, tetapi bila berada di
belakang mendorong untuk belajar atau beraktivitas.
Guru dalam pendidikan memerlukan teori sistem Among seperti itu,
sekolah dijadikan “Taman Siswa”. Taman atau kebun yang menyenangkan,
sehingga proses pembelajaran dalam kelas atau di manapun terjadinya
pembelajaran memerlukan keceriaan.
Apa yang menjadi hakikat kompetensi kepribadian itu? Menurut
Djam’an Satori dalam bukuya “Profesi Keguruan” ( dalam Hatta 2018 : 20)
menyebutkan bahwa “kompetensi kepribadian guru mencakup sikap
(attitude), nilai-niai (Value), kepribadian (personality) sebagai elemen
perilaku (behavior) dalam kaitannya dengan (personality) yang ideal sesuai
dengan bidang pekerjaan yang dilandasi oleh latar balakang pendidikan,
peningkatan kemampuan dan pelatihan secara ligalitas kewenangan mengajar
yang linearitas”.
Apa yang harus kita lakukan dalam aksentasi kepada siswa kita dalam
pelaksanaan kompetensi kepribadian ketika berada dalam proses pembelajaran
1. Guru harus mengetahui kepribadian dan emosi anak
2. Memahami motivasi anak
3. Perilaku anak dalam kelompok kerja
4. Perilaku individu anak
5. Kebiasaan sikap anak sehari-hari di sekolah terhadap pembelajaran dan
tugas-tugas yang diberikan guru
6. Disiplin belajar anak.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu
pendidikan formal. Untuk itu guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk
mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya,
dalam rangka pembangunan pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan peran
yang sangat strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan, oleh karena itu
guru dituntut untuk bisa menguasai dari keempat kompetensi guru, mulai dari
kompetensi pedagogik, sosial, professional, dan kompetensi kepribadian.
Sebagai pendidik, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta
unsur-unsurnya, pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai- nilai yang
seyogyanya dianut oleh seorang pendidik. Dengan demikian, kompetensi
personal mengharuskan pendidik memiliki kepribadian yang mantap sehingga
menjadi sumber inspirasi bagi subjek didik, dan patut diteladani oleh peserta
didik.
DAFTAR PUSTAKA

Agung, Iskandar. (2014). Mengembangkan Profesionalitas Guru, Upaya


Meningkatkan Kompetensi Dan Profesionalisme Kinerja Guru. Jakarta: Bee
Media Pustaka.

Febriana, Rina. (2019). Kompetensi Guru. Jakarta: Bumi Aksara

Habibullah, A. (2012). Kompetensi pedagogik guru. Edukasi, 10(3), 294376.

Hamdayama, Jumanta. (2016). Metodologi Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hatta. (2018). Empat Kompetensi Untuk Membangun Profesionalisme Guru.


Sidoarjo : Nizamia Learning Center

Nurhadi, Ali. (2017). Profesi Keguruan Menuju Pembentukan Guru Profesional.


Kuningan: Goresan Pena.

Sagala, Syaiful. (2009). Kemampuan Profesional Guru Dan Tenaga Kependidikan.


Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai