Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KOMPETENSI PEMBELAJARAN
(KOMPETENSI PEDAGOGIK, KOMPETENSI KEPRIBADIAN,
KOMPETENSI SOSIAL, DAN KOMPETENSI PROFESIONAL) i

Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran


Dosen Pembimbing:
Dr. Resdianto Permata Raharjo, M.Pd

Di susun oleh:
1. Anis Faikatul Jannah (NIM 2097184031)
2. Fajar Aqil Azizi (NIM 2097184039)
3. Yuni Rahmah (NIM 2097184004)

UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI i


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
iINDONESIA
JOMBANG, SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat allah SWT yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam
ciptaan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Habibillah
Muhammad Saw yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama
yang tentunya dengan bahasa yang sangat indah.

Penulis disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan
makalah yang diberi judul “Kompetensi Pembelajaran (Kompetensi Pedagogik, Kompetensi
Kepribadian, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Profesional)” sebagai tugas mata kuliah
Perencanaan Pembelajaran. Dalam makalah ini penulis akan mencoba untuk menjelaskan
pengertian dari kompetensi pembelajaran dan beberapa kompetensi lain yang mencakup
didalamnya, seperti kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga terselesaikannya makalah ini. Penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran sangat di butuhkan guna memperbaiki karya-karya
penulis dilain waktu.

Jombang, September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................ 1
1.3 TUJUAN ................................................................................................................................. 2
1.4 MANFAAT ............................................................................................................................. 2
BAB II..................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 3
2.1 KOMPETENSI ....................................................................................................................... 3
2.2 KOMPETENSI PEDAGOGIK ............................................................................................... 4
2.3 KOMPETENSI KEPRIBADIAN ........................................................................................... 5
2.4 KOMPETENSI SOSIAL ........................................................................................................ 8
2.5 KOMPETENSI PROFESIONAL ........................................................................................... 9
BAB III ................................................................................................................................................. 12
PENUTUP ............................................................................................................................................ 12
3.1 KESIMPULAN ..................................................................................................................... 12
3.2 SARAN ................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perencaaan pembelajaran meliputi kegiatan perumusan tujuan yang ingin di capai
dalam suatu kegiatan pembelajaran, metode yang digunakan untuk menilai
pencapaian tujuan tersebut, bahan materi yang disajikan, cara menyampaikannya,
persiapan alat atau media yang digunakan. Perencanaan pembelajaran memiliki tujuan
untuk menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar, metode penggunaan alat dan
perlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar bahasan dan
mengelola alokasi waktu yang tersedia dan membelajarkan siswa sesuai yang
diprogramkan.

Dalam perencanaan pembelajaran terdapat kompetensi pembelajaran. kompetensi


adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standardiasi yang diharapkan.
Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
lingkungan belajar. Jadi dapat diartikan kompetensi pembelajaran adalah suatu bentuk
tujuan pembelajaran yang sesuai dengan standardiasi yang diharapkan.

Kompetensi dalam perencanaan pembelajaran mencakup kompetensi pedagogik,


kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi
pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta
didik. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Kompetensi
sosial merupakan kompetensi yang harus di miliki oleh seorang guru agar proses
belajar mengajar berjalan dengan baik. Kompetensi profesional merupakan
kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru atau
pendidik profesional.

Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan lebih detail definisi kompetensi,
menjelaskan kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian,
dan kompetensi sosial.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Untuk memudahkan pembahasan maka akan dibahas sub masalah sesuai dengan
latar belakang diatas, yakni:
1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi?
2. Apa yang dimaksud kompetensi pedagogik?
3. Apa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian?
4. Apa yang dimaksud dengan kompetensi sosial?
5. Apa yang di maksud dengan kompetensi profesional?

1
1.3 TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui definisi kompetensi.
2. Mengetahui tentang kompetensi pedagogik.
3. Mengetahui tentang kompetensi kepribadian.
4. Mengetahui tentang kompetensi sosial.
5. Mengetahui tentang kompetensi profesional.

1.4 MANFAAT
Makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca, yakni:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang kompetensi pembelajaran.
2. Menambah pengetahuan tentang beberapa kompetensi pembelajaran yaitu
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KOMPETENSI
Berdasarkan pada arti estimologi kompetensi diartikan sebagai kemampuan yang
dibutuhkan untuk melakukan atau melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. Kompetensi merupakan suatu
karakteristik yang mendasar dari seseorang individu, yaitu penyebab yang terkait
dengan acuan kriteria tentang kinerja yang efektif. Kompetensi dengan demikian
merupakan sejumlah karakteristik yang mendasari seseorang dan menunjukkan cara-
cara bertindak, berpikir, atau menggeneralisasikan situasi secara layak dalam jangka
panjang.

Ada lima tipe karakteristik kompetensi, yaitu: (1) motif-motif, sesuatu yang
secara konsisten dipikirkan dan diinginkan, yang menyebabkan tindakan seseorang,
(2) ciri-ciri, karekteristik fisik dan respon-respon yang konsisten terhadap situasi atau
informasi, (3) konsep diri, sikap-sikap, nilai-nilai, atau gambaran tentang diri sendiri
seseorang, (4) pengetahuan, informasi yang dimiliki seseorang dalam area spesifik
tertentu, (5) keterampilan, kecakapan seseorang untuk menampilkan tugas fisik atau
tugas mental tertentu.

Level kompetensi seseorang terdiri dari dua bagian. Bagian yang dapat dilihat dan
dikembangkan, disebut permukaan seperti pengetahuan dan keterampilan, dan bagian
yang tidak dapat dilihat dan sulit dikembbangkan disebut sebagai sentral dan inti
kepribadian, seperti sifat-sifat, motif, sikap dan niai-nilai.

Penerapan istilah dan konsep kompetensi bisa berlaku di semua bidang kehidupan
manusia termasuk bidang pendidikan. Konsep kompetensi telah digunakan dalam
kurikulum sekolah di Indonesia pada awal abad ke-21. Kompetensi mencakup
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Secara tradisional, kurikulum di Indonesia
diberikan label sesuai dengan tahun pemberlakuannya, seperti kurikulum 1975
diberlakukan tahun 1975, begitu pula kurikulum 1994 dan kurikulum 2004.
Mengingat kompetensi sudah menjadi landasan konseptual kebijakan kurikulum,
pemikiran ini diharapkan dapat memberikan konstribusi yang berharga bagi seluruh
pemangku kepentingan pendidikan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di
Indonesia. Melalui kurikulum yang berbasis pada kompetensi dan guru kompeten
dalam mengajar, pendidikan di Indonesia dapat menghasilkan generasi muda bangsa
Indonesia yang mandiri, berdaya saing, dan berperadapan unggul dalam konteks
kehidupan lokal, nasional, dan global.

Kompetensi mempunyai makna dan cangkupan yang cukup luas. Banyak orang
seringkali mentafsirkan secara sempit bahwa kompetensi bermakna sama dengan
pekerjaan. Secara filosofis kompetensi tidak sama dengan pekerjaan. Pada hakikatnya
kompetensi dan pekerjaan memang memiliki keterkaitan yang sangat erat. Seseorang
dikatakan kompeten dalam pekerjaan tertentu apabila kompetensi yang terdapat pada

3
dirinya dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan konteks pekerjaan untuk meraih
kinerja optimal.

2.2 KOMPETENSI PEDAGOGIK


Istilah kompetensi pedagogik berasal dari dua kata yaitu ‘kompetensi’ dan
‘pedagogik’. Kata kompetensi dalam behasa Inggris competency (competence) yang
berarti kecakapan dan kemampuan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
kompetensi diartikan sebagai kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan
(memutuskan sesuatu).

Dilihat dari segi proses pembelajaran, kompetensi pedagogik merupakan


kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik. Hal ini harus
mampu diwujudkan oleh setiap guru untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam
Standar Pendidikan Nasional, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir (a), dalam Mulyasa
(2007, hlm. 75), mengemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasi ragam potensi yang dimilikinya. Dalam kaitannya
dengan kompetensi pedagogik, masih banyak guru yang belum memiliki keterampilan
dalam mengelola pembelajaran dengan baik, mulai dari mendesain kegiatan
pembelajaran, mengelola pembelajaran, hingga melakukan evaluasi da perbaikan
terhadap pembelajaran yang dilakukan. Untuk itu, diperlukan upaya secara sistematis
dalam rangka mengatasi hal tersebut. Berbagai pelatihan dan workshop dapat
dijadikan alternatif dalam meningkatkan keterampilan guru. Namun demikian, yang
tidak kalah penting adalah menyiapkan calon-calon guru yang kompeten dalam
bidang pendidikan.

Kompetensi pedagogik guru penting untuk ditingkatkan, karena kompetensi


pedagogik guru akan meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar. Guru yang
profesional adalah guru yang dapat menguasai konten (materi subjek) dan ilmu
mengajar (pedagogik). Konten meliputi pengetahuan yang mestinya dikuasai oleh
pendidik, sedangkan ilmu pedagogik meliputi pengenalan dan pemahaman tentang
karakteristik dan potensi peserta didik, menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembeajaran yang efektif dan menilai serta melakukan evaluasi pembelajaran.

❖ Standar kompetensi pedagogik memuat beberapa subkompetensi yaitu:


1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, budaya,
kultural, emosional, dan intelektual.
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
3. Mengembangkan kurikulum yang berkaitan dengan mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
4. Menyelenggarakan pembelajaranyang mendidik.

4
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran.
6. Menfasilitasi pengembangan potensi peserta didik dan membantu
pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimiliki.
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

❖ Kompetensi pedagogik dapat di ukur melalui indikator-indikator, yaitu:


1. Memahami peserta didik secara mendalam:
a. Memahami peserta didik dengan memafaatkan prinsip-prinsip
perkembangan kognitif.
b. Memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
kepribadian.
c. Mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.
2. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk
kepentingan pembelajaran:
a. Memahami landasan pendidikan.
b. Menerapkan teori belajar dan pembelajaran.
c. Menentukan strategi pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
3. Melaksanakan pembelajaran:
a. Menata latar pembelajaran.
b. Melaksanakan pembelajaran kooperatif.
4. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran:
a. Merancang dan melaksanakan evaluasi proses dan hasil pembelajaran
secara berkesinambungan dengan berbagai metode.
b. Memanfaatkan hasil penilaian pembelajara untuk perbaikan kualitas
program pembelajaran secara umum.
5. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi.
a. Memfasilitasi peserta untuk pengembangan berbagai potensi akademik.

2.3 KOMPETENSI KEPRIBADIAN


Kompetensi merupakan sesuatu kemapuan atau keahlian yang wajib dimiliki oleh
seseorang terkait dengan tugas keprofesionalannya. Kepribadian ialah seluruh tingkah
laku seseorang yang diintegritaskan, sebagaimana yang tampak pada orang lain.
Kepribadian ini bukan hanya yang melekat pada diri seseorang, tetapi lebih
merupakan hasil daripada suatu pertumbuhan yang dalam suatu lingkungan kultural.
Setiap individu lahir dengan karakteristik dan kepribadian yang berbeda, bahkan jika
kembar identik sekalipun akan memiliki kepribadian yang berbeda. Setiap individu
memiliki karakter yang berbeda-beda, begitupun dengan seorang guru memiliki gaya
kepribadian, gaya mengajar, dan gaya belajar yang berbeda. Dapat disimpulkan

5
kepribadian menunjukkan keunikan diri seorang individu tentang segala sesuatu yang
ada pada dirinya yang menjadikannya berbeda dengan individu lain.

Kompetensi kepribadian guru tercermin dalam sikap dan perbuatannya dalam


membina dan membimbing anak didik. Sebagai teladan, guru harus memiliki
kepribadian yang dapat dijadikan profil idola, seluruh kehidupannya adalah figur yang
paripurna. Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008
Tentang Guru, Bab II tentang Kompetensi dan Sertifikasi, Pasal 3 ayat (5) 16,
kompetensi kepribadian sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) sekurang-
kurangnnya mencakup kepribadian yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, arif
dan bijaksana, demokratis, mantap, berwibawa, stabil, dewasa, jujur, sportif, menjadi
teladan bagi peserta didik dan masyarakat, secara objektif mengevaluasi kinerja
sendiri, serta mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

Subkompetensi kepribadian yang dewasa memiliki indikator: menampikan


kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.
Subkompetensi kepribadian yang arif memiliki indikator: menampilkan tindakan yang
didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta
menunjukan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak. Subkompetensi kepribadian
yang berwibawa memiliki indikator: memiliki perilaku yang berpengaruh positif
terhadap peserta didik dan memiiki perilaku yang disegani. Subkompetensi
kepribadian akhlak mulia dapat menjadi teladan memiliki indikator: bertindak sesuai
dengan norma agama (iman dan takwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki
perilaku yang diteladani peserta didik.

Lampiran Pemendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi dan


Kompetesi Guru memuat kompetensi kepribadian untuk guru kelas dan guru mata
pelajaran, pada semua jenjang pendidikan dasar dan menengah sebagai berikut:

a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia, mencakup: 1) menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan
yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender; dan 2) bersikap sesuai
dengan norma agama yang dianut, hukum dan sosial yang berlaku dalam
masyarakat, dan kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi
peserta didik dan masyarakat, mencakup: 1) berperilaku jujur, tegas, dan
manusiawi; 2) berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia; dan
3) berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di
sekitarnya.
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, mencakup: 1) menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan
stabil; dan 2) menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.
d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru,
dan rasa percaya diri, mencakup: 1) menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab

6
yang tinggi; 2) bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri; dan 3) bekerja
mandiri secara profesional.
e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru, mencakup: 1)memahami kode etik
profesi guru; 2) menerapkan kode etik profesi guru; dan 3) berperilaku sesuai
dengan kode etik guru.

Kepribadian yang murni dan tulus merupakan syarat utama bagi seorang pendidik
dalam mengantar dan membimbing anak didiknya menuju cita-citanya, mengingat
peranan sebuah kepribadian sangat mempengaruhi perkembangan peserta didik yang
sedang belajar. Sistem pendidikan yang tidak ditopang oleh guru yang memiliki
kompetensi kepribadian yang baik hanya akan menghasilkan orang pintar saja tetapi
bukan orang yang baik. Di Indonesia ini tak terbilang banyaknya orang yang pintar
bahkan sangat pintar, mereka dapat melakukan apa saja dengan kepintarannya, tak
peduli merugikan orang lain atau tidak, yang penting memberi keuntungan baginya.
Orang-orang itu adalah output dari pendidikan. Jadi terkesan bahwa pendidikan juga
terlibat dalam pemberdayaan orang-orang pintar tetapi merusak Negara. Hal ini tentu
bertentangan dengan fungsi pendidikan yakni melahirkan generasi yang berguna bagi
lingkungan sekitarnya. Pendidikan selayaknya menghasilkan orang pintar dan juga
orang baik.

Kepribadian seorang guru merupakan dasar bagi guru dalam menjalankan tugas
keguruannya secara profesional sebab kegiatan pendidikan pada dasarnya merupakan
komunikasi personal antara guru dan siswa. Esensi kepribadian guru semuanya
bermuara ke dalam intern pribadi guru. Ciri khas kepribadian guru terlihat dari
bagaimana cara guru melakukan pekerjaannya, karena sadar atau tidak kehadirannya
di kelas akan berdampak pada perkembangan siswa, termasuk motivasi siswa dalam
belajar. Berbeda dengan kompetensi lainnya, kompetensi kepribadian perlu perhatian
khusus karena sebagian besar kepribadian tidak terbentuk melalui pembelajaran
langasung dalam konteks pendidikan formal, tetapi sebagian besar terbentuk sebagai
hasil dari akumulasi pengalaman belajar dan pendampingan yang diperoleh
berdasarkan preposisi serta pendidikan sebelumnya dibentuk bahkan di lingkungan
keluarga.

Pada dasarnya semua guru dalam hatinya menginginkan untuk dapat


melaksanakan tugasnya dengan baik. Mereka juga ingin memberikan hasil yang
positif dan terbaik kepada peserta didiknya, mereka juga berharap dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik ke arah yang lebih positif dan baik melalui
proses pembeajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut tentu guru harus memiliki
kepribadian yang baik, dan memiliki konsep diri yang positif. Konsep diri positif
adalah sikap dan pandangan guru terhadap seluruh keadaan dirinya secara positif.
Konsep diri positif ini akan mempengaruhi sikap dan tingkah laku guru sehari-hari
dalam berinteraksi dengan para siswanya dan akan tercermin dalam perilaku
mengajarnya. Jika guru memiliki pandangan yang negatif terhadap dirinya, maka akan
terlihat dalam perilaku mengajarnya. Biasanya mereka ini kurang percaya diri,minder,
suka marah-marah, dan kurang sabar menghadapi peserta didiknya. Sebaliknya guru

7
yang berpandangan positif terhadap dirinya dan siswa-siswa, ia akan menunjukkan
sikap dan perilaku yang poritif pula, selalu tampil prima, penuh rasa percaya diri,
menghargai siswanya, mampu mengelola kelas dengan baik dalam proses
pembelajaran, untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan.

2.4 KOMPETENSI SOSIAL


Kompetensi sosial merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru
agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Kompetensi sosial berkaitan
dengan kompetensi yang dimiliki guru dalam berkomunikasi dengan siswa. Unsur
yang paling penting dalam komunikasi bukan sekadar pada apa yang ditulis atau di
lakukan dan bagaimana pesan disampaikan kepada penerima pesan. Jadi, syarat utama
dalam komunikasi secara efektif adalah karakter kokoh yang dibangun dari integritas
yang kuat. Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang efektif antara
masingmasing pihak, komunikator, dan komunikan. Hubungan yang efektif akan
terjadi apabila ada komunikasi yang efektif. Seorang guru yang memiliki kompetensi
sosial dalam melakukan pembelajaran harus memiliki kemampuan berbahasa yang
meliputi berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Pengetahuan dan kemampuan
guru dalam berbahasa merupakan ilmu untuk diterapkan dan disalurkan kepada siswa.
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
penjelasan Pasal 28 Ayat 3 menyatakan bahwa kompetensi sosial adalah
“Kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pedidik, tenaga kependidikan,
orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat”.
❖ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Sosial
Menurut Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 BAB II Pasal 3 Ayat 2
Kompetensi guru, berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi
sosial guru yang merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat
yang sekurangkurangnya meliputi:
1. Berkomunikasi lisan, tulis, atau isyarat secara umum
2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional
3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, orang tua
atau wali peserta didik
4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan
norma serta system nilai yang berlaku dan menerapkan prinsip
persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.
❖ Indikator Kompetensi Sosial
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007
(dalam Marselus, 2011, hlm. 61) indikator dari kompetensi sosial adalah sebagai
berikut:
1. Bersikap objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis
kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang, keluarga, dan status
sosial ekonomi.
2. Berkomunikasi secara efektif, empati dan santai dengan sesama pendidik,
tenaga kependidikan, siswa, dan orang tua.
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah repulbik Indonesia yang
memiliki keberagaman sosial budaya.

8
4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri ataupun profesi lain baik
secara tulis ataupun lisan.

❖ Bentuk-Bentuk Kompetensi Sosial


Khilstrom dan Cantor merumuskan bentuk-bentuk kompetensi sosial, diantaranya
adalah :
a. Menerima orang lain.
b. Mengakui kesalahan yang diperbuat.
c. Menunjukkan perhatian pada dunia luas.
d. Tepat waktu dalam membuat perjanjian.
e. Mempunyai hati nurani sosial.
f. Berpikir, berbicara, dan bertindak secara sistemik.
g. Menunjukkan rasa ingin tahu.
h. Tidak membuat penilaian tergesa-gesa.
i. Membuat penilaian secara obyektif.
j. Peka terhadap kebutuhan dan hasrat orang lain.
k. Menunjukkan perhatian segera terhadap lingkungan.

Perhatian guru terhadap hubungan sosialnya dengan siswa sangat diperlukan.


Karena hubungan keduanya berlangsung di dalam dan di luar kelas. Hubungan
tersebut berpengaruh langsung terhadap tujuan pembelajaran. Kesuksesan hubungan
guru dan siswa, juga akan mendukung suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Berkaitan dengan hubungan sosial guru dan siswa maka perlu ada upaya-upaya
untuk meningkatkan kompetensi sosial guru, diantaranya sebagai berikut:
a. Mengembangkan Kecerdasan Sosial.
b. Belajar Berkomunikasi dengan Baik.
c. Supervisi
d. Workshop atau Lokakarya.
e. Seminar.
f. Daftar pertanyaan/questionnaire.

Kompetensi sosial meliputi bersikap Objektif terhadap peserta didik dalam


melakukan pembelajaran, berkomunikasi secara efektif, emaptik dan santun dengan
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali serta masyarakat, beradaptasi di
tempat bertugas di seluruh wilayah Indonesia yang memiliki keragaman sosial
budaya, dan berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain pada
kategori cukup.

2.5 KOMPETENSI PROFESIONAL


Dalam kehidupan sehari-hari sering mendengar istilah profesional,
profesionalisme dan profesi yang dianggap memiliki arti yang sama. Padahal
anggapan tersebut salah. Untuk itu agar lebih jelas, yang dimaksud dengan
profesionalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus
dilakukan oleh orang yang profesional. Sedangkan profesi adalah pekerjaan yang
untuk melaksanakannya memerlukan sejumlah persyaratan tertentu. Kompetensi
profesional guru merupakan berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat
mewujudkan dirinya sebagai guru atau pendidik profesional.

9
Berkaitan dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005
mengenai Guru dan Dosen, Pasal 1 ayat (1) menjelaskan bahwa Guru merupakan
tenaga professional yang memiliki tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia sekolah pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.
Berbicara mengenai kompetensi profesioal berarti berbicara tentang seberapa
guru dapat memberikan pelayanan pembelajaran terhadap peserta didiknya. Karena
kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang menghubungkan isi materi pemebelajaran dengan
memanfaatkan menggunakan teknologi komunikasi dan informasi serta memberikan
bimbingankepada peserta didik yang sesuai dengan standar nasional pendidikan. Oleh
karena itu, guru dituntut harus memiliki wawasan yang luas serta penguasaan
mengenai konsep teoritik, mampu memilih model, strategi, dan metode yang tepat
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

❖ Kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah


sebagai berikut:
1) Mampu dalam menguasai materi pembelajaran, struktur, konsep dan pola
pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang di ampu.
2) Penguasaan pada standar kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
3) Mampu dalam mengembangkan materi pembelajaran dengan kreatif dan
inovatif .
4) Melakukan kegiatan reflektif secara berkesinambungan dalam yang
bertujuan untuk mengembangka keprofesionalan.
5) Mampu dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
mengembangkan diri.
❖ Ruang Lingkup Profesional Guru
Adapun Ruang lingkup kompetensi profesional guru meluputi :
1) Memiliki kemampuan dalam memahami dan mengimplementasikan
landasan kependidikan baik psikologis, filosofis, sosiologis dan sebagainya.
2) Memiliki kemampuan dalam mengimplementasikan teori belajar yang
sesuai dengan tingkat pekembangan peserta didik.
3) Memiliki kemampuan dalam mengembangkan materi pelajaran yang di
ampuhnya.
4) Memiliki kemampuan dalam menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi.
5) Memiliki kemampuan dalam memanfaatkan berbagai alat, media dan
sumber belajar.
6) Memiliki kemampuan dalam mengatur dan melaksanakan program
pembelajaran.
7) Memiliki kemampuan dalam mengevaluasi hasil belajar peserta didik.
8) Memiliki kemampuan dalam membentuk kepribadian peserta didik.

10
Kompetensi profesional guru menuntut agar seorang guru mampu dalam memilih,
memilah dan mengelompokkan materi pembelajaran yang akan diajarkan pada peserta
didik dan disesuaikan dengan jenisnya. Kompetensi profesional juga menuntut guru
agar mampu untuk menguasai materi pelajaran yang diajarkan kepada peserta didik
termasuk langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam memperdalam penguasaan
bidang studi yang di ampunya.
❖ Syarat atau Kriteria Guru Profesional
Adapun syarat dam kriteria guru profesional sebagai berikut :
a) Sehat jasmani dan rohani.
b) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
c) Berlaku adil.
d) Berwibawa.
e) Mempu dalam merencanakan dan melaksanaka evaluasi pembelajaran.
f) Menguasai bidang yang ditekuni.
Dalam mengaplikasikan kompetensi profesional, guru dituntut untuk menyajikan
pembelajaran yang bermakna yakni proses pembelajaran yang mengikutsertakan
secara aktif peserta didiknya baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun
psikomotorik. Untuk mencapai hal tersebut secara optimal guru perlu meningkatkan
kompetensi profesionalnya secara terus menerus agar semakin berkualitas dalam
menyajikan pembelajaran yang bermakna untuk peserta didiknya.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Memiliki kompetensi berarti akan menjadi modal bagi seseorang dalam meraih
keunggulan hidupnya. Keunggulan tersebut akan ditentukan oleh kualitas
kompetensi yang mencakup unsur pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
2. Kompetensi pedagogik meliputi memahami pemahaman wawasan dan landasan
kependidikan, memiliki kemampuan mengelola pembelajaran, memiliki
pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum, perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik
berada pada kategori cukup.
3. Kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dengan lisan dan tulisan; menggunakan
teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; bergaul secara efektif
peserta didik, sesama pendidik, tenaga pendidik, orang tua/wali peserta didik; dan
bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
4. Kompetensi profesional guru yang meliputi kemampuan dalam menciptakan iklim
belajar yang kondusif, mampu mengembangkan strategi dan manajemen
pembelajaran, mampu memberikan umpan balik (feedback) dan penguatan
(reiforcement), serta mampu meningkatkan diri berada pada kategori sedang dan
merupakan faktor determinan yang signifikan dan secara positif berpegaruh
terhadap minat belajar siswa.
5. Guru merupakan bagian penting dari sistem pendidikan, kehadiran guru dengan
segala kompetensinya sangat memberikan pengaruh kepada keberhasilan
pendidikan. Guru tidak hanya bertugas dalam mentransfer ilmu, tapi lebih dari itu
guru memiliki tanggung jawab yang besar dalam mengembangkan potensi,
keterampilan, kecerdasan, serta kepribadian siswa. Sehingga untuk mencapai itu
semua guru harus memiliki kompetensi kepribadian yang tinggi, sebagai
kompetensi kunci dari tiga kompetensi profesional lainnya.

3.2 SARAN
Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
dan pembaca. Serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan untuk para calon
pengajar ataupun pengajar. Penulis meminta maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan atau kalimat dalam makalah ini. Penulis mengharapkan saran dan kritik
untuk memperbaiki karya-karya penulis lainnya

12
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Ade dan Andri Puji Astuti. 2010. Deskripsi Kompetensi Pedagogik Guru
Dan Calon Guru Kimia SMA Muhammadiyah 1 Semarang. URL:
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/download/3032/29
46#:~:text=Dilihat%20dari%20segi%20proses%20pembelajaran,dalam%20p
engelolaan%20pembelajaran%20peserta%20didik.&text=Seorang%20guru%
20yang%20profesional%20adalah,terdidik%20dan%20terlatih%20dengan%2
0baik. Diakses pada 08 September 2021.
Balqis, Putri dkk. 2014. Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Pada SMPN 3 Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar. URL:
https://media.neliti.com/media/publications/73338-ID-kompetensi-
pedagogik-guru-dalam-meningka.pdf. Diakses 08 September 2021. Diakses
pada 08 September 2021.
Tyagita, Brigitta Putri Atika. 2018. Strategi Peningkatan Kompetensi Pedagogik
Guru Untuk Meningkatkan Mutu Sekolah. URL:
https://ejournal.uksw.edu/kelola/article/download/938/1075/. Diakses pada
08 September 2021.
Putri, Santina Dwi dan Suwatno. 2017. Pengaruh Kompetensi pedagogik dan
Kompetensi Sosial Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Pengantar Administrasi Perkantoran Kelas X Administrasi Perkantoran Di
SMK Negeri 1 Subang. URL:
https://Ejournal.Upi.Edu/Index.Php/Jpmanper/Article/Download/8101/5124.
Diakses pada 08 September 2021.
Prijanto, Jossapat Hendra. 2015. Kompetensi Kepribadian Guru Dan Relevasinya
Terhadap Tugas Mengajar Di Kelas. URL:
https://jurnal.makmalpendidikan.net/index.php/JPD/article/download/83/73/.
Diakses pada 08 September 2021.
Dwintari, Julita Widya. 2017. Kompetensi Kepribadian Guru Dalam Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Penguatan Pendidikan Karakter.
URL:
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/pkn/article/download/4271/3826.
Diakses pada 08 September 2021.
Arifai, Ahmad. 2018. Kompetensi Kepribadian Guru Dalam Perspektif Pendidikan
Islam. URL: https://media.neliti.com/media/publications/300434-
kompetensi-kepribadian-guru-dalam-perspe-847f93b2.pdf. Diakses pada 08
September 2021.
Zola, Nilma dan Mudjiran Mudjiran. 2020. Analisis Urgensi Kompetensi Kepribadian
Guru. URL: https://jurnal.iicet.org/index.php/j-
edu/article/download/701/587. Diakses pada 08 September 2021.
Rahmawati, Anggun dan C. Indah Nartani. 2009. Kompetensi Sosial Guru Dalam
Berkomunikasi Secara Efektif Dengan Siswa Melalui Kegiatan Pembelajaran
Bahasa Indonesia Di SD Negeri Rejowinangu 3 Kota Gede Yogyakarta.

13
URL: https://media.neliti.com/media/publications/259031-kompetensi-sosial-
guru-dalam-berkomunika-51b4bd37.pdf. Diakses pada 08 September 2021.
Huda, Mohammad Nurul. 2017. Peran Kompetensi Sosial Guru Dalam Pendidikan.
URL: https://media.neliti.com/media/publications/73338-ID-kompetensi-
pedagogik-guru-dalam-meningka.pdf. Diakses pada 08 September 2021.
Lutfiah, Lia Lu’lu’ul dan Eni Winaryati. 2010. Pengaruh Kompetensi Sosial Guru
Terhadap Hasil Belajar Siswa. URL:
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/download/3061/29
70. Diakses pada 08 September 2021.
Utami, Indah Hari dan Aswatun Hasanah. Kompetensi Profesional Guru Dalam
Penerapan Pembelajaran Tematik Di SD Negeri Maguwoharjo 1
Yogyakarta. URL: https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/Pionir/article/download/6232/3809. Diakses pada 08
September 2021.
Nurutami, Rizkiana dan Adman. 2016. Kompetensi Profesional Guru Sebagai
Determinan Terhadap Minat Belajar Siswa. URL:
https://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper/article/download/3345/2337.
Diakses pada 08 September 2021.
Idris, Muh. Standar Kompetensi Guru Profesional. URL: https://e-
jurnal.stail.ac.id/index.php/tadibi/article/download/27/28/ Diakses pada 08
September 2021.
Somantrie, Hermana. 2010. “Kompetensi” Sebagai Landasan Konseptual Kebijakan
Kurikulum Sekolah Di Indonesia. URL:
https://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/download/497/3
38/. Diakses pada 08 September 2021.

14

Anda mungkin juga menyukai