Anda di halaman 1dari 16

TUGAS PROFESI KEPENDIDIKAN

(Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Sosial Guru)


Dosen pengampu
Husniati, M. Pd

Oleh
Kelompok 4 :
1. Lina kartika (E1E018081)
2. Lukmanul Hakim (E1E018084)
3. Nuzwatun adawiyah (E1E018111)
4. Nurmala kartina (E1E018107)

Kelas 2c Reguler Pagi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
taufik serta hidayahnya. Sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan kompetensi guru
professional (kompetensi sosial dan kompetensi professional) pada Mata Kuliah profesi
kependidikan
Shalawat dan salam semoga selalu senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat dan pengikut beliau hinggga akhir zaman. Yang
telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam terang benderang bercahayakan iman,
islam, dan ihsan.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Dosen Mata Kuliah
profesi kependidikan yang telah mendukung kami hingga terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan belum sempurna apa yang kami
sampaikan, sehingga apabila ada kekurangan dalam penulisan serta isi atau materi, kami mohon
saran dan kritiknya secara langsung maupun tidak langsung, untuk kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 31 maret 2019


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
1.1 latar belakang ................................................................................................................................ 4
1.2 rumusan masalah ........................................................................................................................... 5
1.3 tujuan penulisan ............................................................................................................................ 5
BAB II........................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 6
2.1 kompetensi profesional guru ............................................................................................................... 6
2.1.1 pengertian kompetensi professional guru..................................................................................... 6
2.1.2 Ruang lingkup kompetensi Profesional guru ........................................................................... 8
2.2 kompetensi sosial guru ........................................................................................................................ 9
2.2.1 pengertian kompetensi sosial ....................................................................................................... 9
2.2.2 Ruang Lingkup Kompetensi Sosial Guru .................................................................................. 11
2.2.3 Karakteristik Guru yang Memiliki Kompetensi Sosial .............................................................. 11
2.2.4 Pentingnya Kompetensi Sosial guru .......................................................................................... 12
BAB III ....................................................................................................................................................... 14
PENUTUP .................................................................................................................................................. 14
3.1 kesimpulan ........................................................................................................................................ 14
3.2 Saran ................................................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 16
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 latar belakang

Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia di mana setiap orang yang telah
lahir akan mendapat pendidikan dari orang tuanya. Mendidik seorang anak sejak kecil adalah
bagian dari pendidikan dini yang diberikan oleh keluarga yang lambat laun akan memperoleh
pendidikan di institusi tertentu dan masyarakat. Pendidikan adalah usaha sadar untuk
memanusiakan manusia, di mana saat ini tugas seorang guru bukan hanya sebagai pengajar
namun juga menjadi seorang pendidik. Seorang pendidik diharapkan mampu melaksanakan
fungsi pendidikan dan dapat mencapai tujuan pendidikan. Pendidik adalah seorang manusia
yang dengan kesadarannya mampu mempengaruhi orang lain dengan tujuan transfer
pengetahuan dan karakter. Pembelajaran dengan memberikan pengetahuan yang tinggi tanpa
dibarengi dengan karakter yang baik, maka akan menjadikan ilmu yang diperoleh kurang
bermanfaat. Begitu juga sebaliknya, orang berkarakter tetapi tidak berilmu, maka sama saja
kebermanfaatanya kurang maksimal. Sehingga perlu adanya keseimbangan antara keduanya.
Peran pendidik dalam menjadikan peserta didik yang berwawasan luas dan berkarakter
sangat penting. Sehingga kualitas pendidik sangat diperhatikan demi terciptanya peserta
didik yang diharapkan. Ada beberapa syarat agar sesorang bisa dikatakan pendidik. Noeng
Muhadjir menyebutkan sebagaimana dikutip oleh Siswoyo (2013: 117), bahwa prasyarat
seseorang bisa sebagai pendidik apabila seseorang tersebut: (1) memiliki pengetahuan lebih,
(2) mengimplisitkan nilai dalam pengetahuan itu dan (3) bersedia menularkan pengetahuan
beserta nilainya kepada orang lain.
Di era yang serba modern di mana belajar itu mudah dilakukan dengan berbagai media
yang ada, membuat guru sebagai pendidik harus bisa memberikan pelayanan pendidikan
kepada peserta didik sesuai kebutuhan dan jamannya. Dengan begitu guru harus memiliki
kemampuan mengelola pembelajaran, kemampuan memberikan teladan yang baik,
kemampuan menjadi guru yang profesioanl, dan kemampuan untuk berkomunikasi dan
berinteraksi. Maka dari itu seorang pendidik atau guru harus memiliki 4 kompetensi yaitu
kompetensi paedagogik, kompetensi professional, kompetensi sosial, dan kompetensi
personal, dalam makalah ini akan dibahas tentang kompetensi profesionl dan kompetensi
sosial

1.2 rumusan masalah


1. apa yang dimaksud dengan kompetensi profesional guru?
2. Apa itu kompetensi sosial guru?

1.3 tujuan penulisan


1. untuk mengetahui kompetensi profesional guru
2. untuk mengetahui kompetensi sosial guru
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 kompetensi profesional guru

LUKMANUL HAKIM
2.1.1 pengertian kompetensi professional guru
Guru adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
pendidikan tinggi, Berkaitan dengan profesional yang di maksud dengan Guru profesional adalah
guru yang memiliki kemampuan mengorganisasikan lingkungan belajar yang produktif. Kata
“profesi” secara terminologi diartikan suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi
bagi pelakunya dengan titik tekan pada pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. Kamampuan
mental yang dimaksudkan di sini adalah ada persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen
untuk melakukan perbuatan praktis.

Berkaitan dengan kompetensi profesional UU nomor 19 tahun 2005 tentang standar


nasional pendidikan pasal 28 ayat (3) butir c: yang dimaksud dengan kompetensi profesional
adalah adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan
dalam standar nasional pendidikan.

Arikunto mengemukakan bahwa kompetensi profesional mengharuskan guru memiliki


pengetahuan yang luas dan dalam tentang (bidang studi) yang akan diajarkan serta penguasaan
metodologi yaitu menguasai konsep teoretik, maupun memilih metode yang tepat dan mampu
menggunakannya dalam proses belajar mengajar.

Surya mengemukakan kompetensi profesional adalah berbagai kemampuan yang


diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional. Kompetensi profesional
meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus
diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan
dengan sejawat guru lainnya. Gumelar dan Dahyat merujuk pada pendapat Asian Institut for
Teacher Education, mengemukakan kompetensi profesional guru mencakup kemampuan dalam
hal;

1. Mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikan baik filosofis, psikologis, dan
sebagainya.

2. Mengerti dan menerapkan teori belajar sesuai dengan tingkat perkembangan


perilaku peserta didik.

3. Mampu menangani mata pelajaran atau bidang studi yang ditugaskan kepadanya.

4. Mengerti dan dapat menerapkan metode mengajar yang sesuai.

5. Mampu menggunakan berbagai alat pelajaran dan media serta fasilitas belajar lain.

6. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pengajaran.

7. Mampu melaksanakan evaluasi belajar dan,

8. Mampu menumbuhkan motivasi peserta didik.

Anwar mengemukakan kemampuan profesional mencakup;

1. penguasaan pelajaran yang terkini atas penguasaan bahan yang harus diajarkan, dan
konsep-konsep dasar keilmuan bahan yang diajarkan tersebut,

2. Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan


keguruan,

3. Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa komponen kompetensi


profesional guru yaitu:
1. penguasaan materi ajar,
2. Kemampuan mengelola pembelajaran,
3. pengetahuan tentang evaluasi.
Ketiga kelompok kompetensi ini pada dasarnya merupakan hasil kerja kognitif seorang guru.
Sarwono mendefinisikan kognitif sebagai kognisi yaitu bagian dari jiwa manusia yang mengolah
informasi, pengetahuan, pengalaman, dorongan, perasaan, dan sebagainya baik yang datang dari
luar maupun dari dalam diri sendiri membentuk simpulan-simpulan yang menghasilkan perilaku.
Dari pengertian ini guru yang tidak memiliki ranah kognitif akan mengalami kesulitan dalam
memahami dan meyakini manfaat ilmu pengetahuan dan menangkap pesan moral yang
terkandung dalam setiap ilmu pengetahuan.
Seorang guru mempunyai kewajiban yang lebih komprehensif dalam melaksanakan
keprofesionalan sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang Guru dan Dosen tahun 2005
adalah
1. merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta
menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran,
2. meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni,
3. bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin,
agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status
ekonomi peserta didik dalam pembelajaran,
4. menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta
nilai-nilai agama dan etika, dan
5. memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

LINA HARTIKA

2.1.2 Ruang lingkup kompetensi Profesional guru


secara umum dapat diidentifikasi dan disarikan tentang ruang lingkup kompetensi
professional guru sebagai berikut.
1. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis,
sosiologis, dan sebagainya;
Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan, menyangkut
keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan,
dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan.
Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila
dan UUD 1945, sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula
bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan
hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia.
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak.
Landasan sosiologis pendidikan di Indonesia menganut paham integralistik yang bersumber dari
norma kehidupan masyarakat: (1) kekeluargaan dan gotong royong, kebersamaan, musyawarah
untuk mufakat, (2) kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup bermasyarakat, (3) negara
melindungi warga negaranya, dan (4) selaras serasi seimbang antara hak dan kewajiban. Oleh
karena itu, pendidikan di Indonesia tidak hanya meningkatkan kualitas manusia secara orang per
orang.
2. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik;
3. Mampu menangani dan mengembangkan bidang setudi yang menjadi tanggungjawabnya;
4. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi;
5. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang
relevan;
6. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran;
7. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik;
8. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik;

2.2 kompetensi sosial guru

NURMALA KARTINA

2.2.1 pengertian kompetensi sosial

Menurut Buchari Alma (2008:142), kompetensi sosial adalah kemampuan guru dalam
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sekolah maupun di luar
lingkungan sekolah. Seorang guru harus berusaha mengembangkan komunikasi dengan orang
tua peserta didik sehingga terjalin komunikasi dua arah yang berkelanjutan. Dengan adanya
komunikasi dua arah, peserta didik dapat dipantau secara lebih baik dan dapat mengembangkan
karakternya secara lebih efektif pula. Suharsimi juga memberikan argumennya mengenai
kompetensi sosial. Menurut beliau, kompetensi sosial haruslah dimiliki seorang guru, yang mana
guru harus memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dengan siswa, sesama guru, kepala
sekolah, dan masyarakat sekitarnya.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, Pasal 28 ayat (3) butir d, dikemukakan bahwa yang
dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar,
kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-
kurangnya memiliki kompetensi untuk:
1. Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat.
2. Menggunakan tekhnologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, dan
orang tua/wali peserta didik.
4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
Kompetensi sosial menurut Slamet yang dikutip oleh Syaiful Sagala dalam bukunya kemampuan
Profesional Guru dan tenaga Kependidikan terdiri dari sub kompetensi yaitu :
1. Memahami dan menghargai perbedaan serta memiliki kemampuan mengelola konflik
dan benturan.
2. Melaksanakan kerja sama secara harmonis.
3. Membangun kerja team (team work) yang kompak, cerdas, dinamis dan lincah
4. Melaksanakan komunikasi secara efektif dan menyenangkan.
5. Memiliki kemampuan memahami dan menginternalisasikan perubahan lingkungan yang
berpengaruh terhadap tugasnya.
6. Memiliki kemampuan menundukkan dirinya dalam system nilai yang berlaku di
masyarakat.
7. Melaksanakan prinsip tata kelola yang baik.
Berdasarkan beberapa pengertian kompetensi sosial di atas, dapat disimpulkan bahwa
kompetensi sosial guru adalah kemampuan dan kecakapan seorang guru dalam berkomunikasi
dan berinteraksi secara efektif pada pelaksanaan proses pembelajaran serta masyarakat sekitar
NUZWATUN ADAWIYAH

2.2.2 Ruang Lingkup Kompetensi Sosial Guru


Berkaitan dengan ruang lingkup kompetensi sosial guru, Sanusi (1991) mengungkapkan bahwa
“kompetensi sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan
lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru”. Menurut Permendiknas
No. 16 tahun 2007 terdapat 5 kompetensi sosial yang harus dimiliki oleh guru yang diuraikan
secara perinci sebagai berikut:

1. Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua peserta didik.
2. Bersikap simpatik.
3. Dapat bekerja sama dengan dewan pendidikan/komite sekolah.
4. Pandai bergaul dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan.
5. Memahami dunia sekitarnya (lingkungannya).

LUKMAN

2.2.3 Karakteristik Guru yang Memiliki Kompetensi Sosial


Menurut Musaheri, ada dua karakteristik guru yang memiliki kompetensi sosial, yaitu:
1. Berkomunikasi secara santun
Les Giblin menawarkan lima cara terampil dalam melakukan komunikasi dengan santun,
yaitu:
1. Ketahuilah apa yang ingin anda katakan
2. Katakanlah dan duduklah
3. Pandanglah pendengar
4. Bicarakan apa yang menarik minat pendengar
5. Janganlah membuat sebuah pidato.
2. Bergaul secara efektif
Bergaul secara efektif mencakup mengembangkan hubungan secara efektif dengan siswa.
Dalam bergaul dengan siswa, haruslah menggunakan prinsip saling menghormati, mengasah,
mengasuh dan mengasihi.
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru berkaitan dengan kompetensi
sosial dalam berhubungan dengan orang lain, antara lain:
1. Bekerja sama dengan sesame guru
Guru-guru harus berinteraksi dengan ssesama guru. Mereka harus dapat bekerja sama dan
saling menukar pengalaman. Dalam bekerjasama, akan tumbuh semangat dan gairah kerja
yang tinggi.
Dalam ayat 7 kode etik guru disebutkan bahwa “Guru memelihara hubungan seprofesi,
semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial”. Ini berarti bahwa: (1) guru
hendaknya menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru dalam lingkungan
kerjanya, dan (2) guru hendaknya menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan
dan kesetiakawanan sosial didalam dan diluar lingkungan kerjanya.
2. Bekerjasama dengan kepala sekolah
Kepala sekolah merupakan unsur pembina guru yang paling strategis dalam jabaran tugas
di lingkungan pendidikan formal. Menurut Smith, mereka harus mampu menciptakan
sistem kerja yang harmonis, menampakkan suatu tim kerja yang mampu mendorong guru
bekerja lebih efektif.
3. Bekerja sama dengan siswa
Guru bertugas menciptakan iklim belajar yang menyenangkan sehingga siswa dapat
belajar dengan nyaman dan gembira. Kreatifitas siswa dapat dikembangkan apabila guru
tidak mendominasi proses komunikasi belajar, tetapi guru lebih banyak mengajar,
memberi inspirasi agar mereka dapat mengembangkan kreatifitas melalui berbagai
kegiatan belajar sehingga siswa memperoleh berbagai pengalaman belajar Hal itu dapat
memberi kesegaran psikologis dalam menerima informasi. Disinilah terjadi proses
individualisasi dan proses sosialisasi dalam mendidik.

2.2.4 Pentingnya Kompetensi Sosial guru


Dalam menjalani kehidupan, guru menjadi seorang tokoh dan panutan bagi peserta didik
dan lingkungan sekitarnya. Abduhzen mengungkapkan bahwa “ Imam Al-Ghazali menempatkan
profesi guru pada posisi tertinggi dan termulia dalam berbagai tingkat pekerjaan masyarakat.
Guru mengemban dua misi sekaligus, yaitu tugas keagamaan dan tugas sosiopolitik.” Yang
dimaksud dengan tugas keagamaan menurut Al-Ghazali adalah tugas guru ketika ia melakukan
kebaikan dengan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada manusia guru merupakan makhluk
termulia di muka bumi. Sedangkan yang dimaksud dengan tugas sosiopolitik adalah bahwa guru
membangun, memimpin, dan menjadi teladan yang menegakkan keteraturan, kerukunan, dan
menjamin keberlangsungan masyarakat.
Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang
mencerminkan seorang pendidik. Tuntutan akan kepribadian sebagai pendidik kadang-kadang
dirasakan lebih berat dibanding profesi lainnya. Ungkapan yang sering digunakan adalah bahwa
“guru bisa digugu dan ditiru”. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru
bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau diteladani. Untuk itu, guru
haruslah mengenal nilai-nilai yang dianut dan berkembang di masyarakat tempat melaksanakan
tugas dan bertempat tinggal. Apabila ada nilai yang bertentangan dengan nilai yang dianutnya,
maka haruslah ia menyikapinya dengan hal yang tepat sehingga tidak terjadi benturan nilai
antara guru dengan masyarakat. Apabila terjadi benturan antara keduanya maka akan berakibat
pada terganggunya proses pendidikan. Oleh karena itu, seorang guru haruslah memiliki
kompetensi sosial agar nantinya apabila terjadi perbedaan nilai dengan masyarakat, ia dapat
menyelesaikannya dengan baik sehingga tidak menghambat proses pendidikan.
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
kompetensi profesional adalah adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi
standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.

secara umum dapat diidentifikasi dan disarikan tentang ruang lingkup kompetensi
professional guru sebagai berikut.
1. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis,
sosiologis, dan sebagainya;
2. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik;
3. Mampu menangani dan mengembangkan bidang setudi yang menjadi tanggungjawabnya;
4. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi;
5. Mampu mengembangkan dan menggunakan sebagai alat, media dan sumber belajar yang
relevan;
6. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran;
7. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik;
8. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik;

kompetensi sosial adalah kemampuan guru dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
Berkaitan dengan ruang lingkup kompetensi sosial guru, Sanusi (1991) mengungkapkan bahwa
“kompetensi sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan
lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru”. Menurut Permendiknas
No. 16 tahun 2007 terdapat 5 kompetensi sosial yang harus dimiliki oleh guru yang diuraikan
secara perinci sebagai berikut:
1. Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua peserta didik.
2. Bersikap simpatik.
3. Dapat bekerja sama dengan dewan pendidikan/komite sekolah.
4. Pandai bergaul dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan.
5. Memahami dunia sekitarnya (lingkungannya).
3.2 Saran
Menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, pemakalah mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun kepada para
pembanca guna menyempurnakan makalah ini. Atas perhatiannya, pemakalah ucapkan terima
kasih.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sulistyowati, Eka, dkk. 2017. Tersedia di


http://ekisulistyowati.blogs.uny.ac.id/2017/11/17/makalah-kompetensi-guru/
2. Hermadi. 2016. Kompetensi Profesional Guru. Tersedia di
https://www.kompasiana.com/hermadiskw74/5840c365ee92736f048b457c/kompeten
si-profesional-guru
3. Mutamaddin, assalam. 2015. Terseda di
https://assalam1986blog.wordpress.com/2015/12/17/kompetensi-sosial-guru/

Anda mungkin juga menyukai