Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

DESAIN PEMBELAJARAN BIOLOGI


“PENGEMBANGAN TUJUAN BELAJAR”

OLEH:
KELOMPOK II (A)
1. HARRI MASTURA (170.104.043)
2. MUHAMMAD YONI (170.104.068)
3. ANDI FATJRIANTI (170.104.072)

JURUSAN TADRIS IPA ( BIOLOGI )


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan
rahmat dan taufiq serta hidayah-Nya kepada kami , sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
“Desain Pembelajaran Biologi”,Insya Allah dengan baik dan tepat waktu.
Shalawat serta salam tidak lupa kita curahkan pada junjungan nabi kita Muhammad SAW
yang telah menuntun kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang yakni agama
islam.
Dengan dibuatnya makalah ini, semoga dapat menambah wawasan kita semua, bagi
pembaca pada umumnya dan kami sebagai penyusun pada khususnya.Makalah yang kami buat
memang jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dalam
pembuatan makalah selanjutnya.

Mataram, 15 Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Pengertian Kompetensi, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar........
B. Pengertian Tujuan Belajar.....................................................................
C. Tujuan Pembelajaran.............................................................................
D. Tujuan Umum dan Khusus dari Tujuan Pembelajaran..........................
E. Klasifikasi Tujuan Belajar....................................................................
F. Hubungan Tujuan dengan Kompetensi Dasar......................................
BAB V PENUTUP................................................................................................. 46
A. Kesimpulan ........................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kompetensi diartikan sebagai kemampuan seseorang yang dapat terobservasi
mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar performa yang ditetapkan. Pembentukan
kompetensi terjadi pada proses pembelajaran pada interaksi atau keterlibatan peserta didik
dalam pengelolaan pembelajaran, melibatkan peserta didik dengan memberikan
kesempatan dan mengikutsertakan mereka untuk turut ambil bagian dalam proses
pembelajaran.
Tujuan pembelajaran lahir dari upaya untuk menunjukkan manfaat yang ingin diraih
siswa, berupa ada batasan yang jelas terhadap apa yang akan dipelajari dan kegiatan apa
yang akan digunakan oleh siswa. Hal ini menjadi hal yang sangat diharapkan oleh para
pengajar atau pendidik untuk mencapai target atau tujuan yang jelas. Dengan mengetahui
apa yang diharapkan dalam bentuk sasaran pengajaran siswa dapat menentukan tata cara
belajar yang baik.
Oleh karena itu yang melatar belakangi kami dalam pembuatan makalah
pengembangan tujuan pembelajaran adalah untuk mengetahui pengertian dari
kompetensi, kompetensi inti dan kompetensi dasar untuk mengetahui pengertian tujuan
pembelajaran, tujuan dalam pembelajaran, mengklasfikasikan tujuan dari pembelajaran
dan menghubungkan tujuan dengan kompetensi dasar pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kompetensi, kompetensi inti dan kompetensi dasar ?
2. Apa pengertian tujuan belajar?
3. Jelaskan apa tujuan pembelajaran?
4. Sebutkan tujuan umum dan khusus dari tujuan pembelajaran?
5. Bagaiman klasifikasi dari tujuan belajar?
6. Bagaimana hubungan tujuan dengan kompetensi dasar?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kompetensi, kompetensi inti dan kompetensi dasar.
2. Untuk mengetahui pengertian tujuan belajar.
3. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran.
4. Untuk mengetahui tujuan umum dan khusus dari tujuan pembelajaran.
5. Untuk mengetahui klasifikasi dari tujuan belajar.
6. Untuk mengetahui hubungan tujuan dengan kompetensi dasar.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kompetensi, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
1. Pengertian Kompetensi
Kompetensi Berdasar pada arti estimologi, kompetensi diartikan sebagai k
emampuan yang dibutuhkan untuk melakukan atau melaksanakan pekerjaan yang
dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. Sehingga dapatlah
dirumuskan bahwa kompetensi diartikan sebagai kemampuan seseorang yang dapat
terobservasi mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar performa yang
ditetapkan. Kompetensi adalah seperangkat kemampuan yang harus dikuasai atau
dimiliki oleh siswa setelah melalui proses pembelajaran. Dalam kurikulum 2013,
kompetensi terbagi dua yaitu kompetensi inti dan kompetensi dasar.
Sedangkan menurut para ahli, kompetensi merukan :
a) Hoekstra dan Van Sluijs dalam Utwente (2012) mengatakan, bahwa kompetensi
merupakan kemampuan tersembunyi yang dimiliki oleh seseorang untuk
melakukan suatu tugas tertentu atau situasi masalah secara efektif dengan jelas
dan terukur.
b) E. Mulyasa (2006:37-38) mengatakan bahwa kompetensi merupakan perpaduan
dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam
kebiasaan berfikir dan bertindak.
c) Rychen, dkk. (2003:4), menulis tentang kompetensi dengan mengatakan bahwa:
kompetensi lebih dari sekedar pengetahuan dan keterampilan. Kompetensi
mencakup kemampuan untuk memenuhi kebutuhan kompleks, dengan
menggambar dan memobilisasi sumber daya tentang psikososial (termasuk
keterampilan dan sikap) dalam konteks tertentu. Misalnya, kemampuan untuk
berkomunikasi secara efektif adalah suatu kompetensi yang dapat membangun
pengetahuan individu tentang bahasa, keterampilan praktis tentang tekhnologi
informasi, dan sikap terhadap orang-orang ketika berkomunikasi.
Defenisis tersebut menekankan kompetensi pada tiga hal pokok, yakni:

3
1) kemampuan individu untuk menggunakan alat secara efektif untuk
berintegrasi dengan lingkungan baik peralatan-peralatan fisik seperti
tekhnologi informasi maupun peralatan sosial budaya seperti kemampuan
untuk menggunakan bahasa secara interaktif.
2) kemampuan individu untuk terlibat dengan orang lain, termasuk dengan
mereka yang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda dalam kelompok
yang heterogen.
3) kemampuan untuk mengambil tanggung jawa untuk mengelola kehidupan
sendiri, mensituasikan kehidupan dalam konteks sosial yang lebih luas, dan
mampu bertindak atau berbuat secara mandiri.
4) The International Board Of Standards For Training, Performance and
Instruction (IBSTPI), memberikan definisi tentang kompetensi, kompetensi
dipandang sebagai integrasi seperangkat keterampilan, pengetahuan, dan
sikap yang memungkinkan seseorang untuk secara efektif melakukan
aktivitas pekerjaan atau fungsi yang diberikan sesuai dengan standar yang
diharapkan. Kompetensi yang diharapkan dalam definisi ini kelihatannya
sangat relevan dengan konteks pekerjaan orang dewasa sebagai pekerja
professional dalam bidang pelatihan dan kinerja (training and performance),
seperti evaluator, instruktur, dan manager pelatihan. Artinya kompetensi
dihasilkan melalui proses pelatihan dengan maksud untuk memperbaiki
kinerja.
Berdasarkan beberapa defenisi yang diberikan diatas, maka kompetensi
dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. kemampuan untuk melakukan suatu tugas tertentu secara efektif, jelas dan
teratur.
b. pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap dalam berfikir dan bertindak.
c. kemampuan berkomunikasi secara efektif , keterampilan praktis, dan sikap
dalam berkomunikasi.
d. keterampilan, pengetahuan, dan sikap untuk melakukan aktivitas pekerjaan
secara efektif sesuai dengan standar.

4
Jika dilihat dari isinya, maka kompetensi dapat didefinisikan sebagai
integrasi pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melakukan tugas atau
pekerjaan secara efektif berdasarkan standar atau ukuran yang diberikan.
Secara umum standar dipahami sebagai aturanatau prinsipyang digunakan
sebgai dasar untuk penilaian. Standar juga dipahami sebagai suatu yang yang
ditetapkan oleh otoritas sebagai aturan untuk mengukur kuantitas, berat, luas, nilai,
atau kualitas. Dalam hubungan dengan kompetensi, istilah standar dipahami
sebagai apa yang seharusnya peserta didik ketahui dan dapat lakukan berdasarkan
tingkat pengetahuan dan keterampilan (NCLC,2004:7). Oleh karena itu, standar
kompetensi (SK) adalah ukuran kemampuan minimal yang mencakup pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang harus dicapai, diketahui, dan mahir dilakukan oleh
peserta didik pada setiap tingkatan dari suatu materi yang diajarkan. Adapun
kompetensi dasar (KD) merupakan penjabaran dari SK peserta didik yang cakupan
materinya lebih sempit disbanding dengan SK peserta didik (Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Atas,2008).
b. Pengertian Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar
Kompetensi Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik
yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang
pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke
dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik
untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus
menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element)
kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan
pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar.
Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten
Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya
sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang
berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta didik.

5
Horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata
pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam
satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling
memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu
berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi 2),
pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4).
Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus
dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi
yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak
langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang
pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti
kelompok 4). Kompetensi inti dirancan sedemikian rupa seiiring meningkatnya usia
peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, Integrasi vertikal berbagai
kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
c. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti
yang harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran. Kompetensi dasar setiap
mata pelajaran dikembangkan dengan merujuk kepada Kompetensi Inti dan setiap KI
memiliki KD yang sesuai. Dengan perkataan lain, KI 1 memiliki KD yang berkaitan
dengan sikap spiritual, KI 2 memiliki KD yang berkaitan dengan sikap sosial, KI 3
memiliki KD yang berkaitan dengan pengetahuan dan KI 4 memiliki KD yang
berkaitan dengan keterampilan.
Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.Mata pelajaran
sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak
selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada
filosofi esensialisme dan perenialisme.
Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari
berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi
rekonstruksi sosial, progresifisme atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut

6
dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi
maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan
dikembangkan tidak perlu terikat pada faedah filosofi esensialisme dan perenialisme.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap
kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SD/MI untuk setiap
mata pelajaran mencakup mata pelajaran: Pendidikan Agama dan Budi Pekerti,
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Prakarya, dan
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Setiap kompetensi berimplikasi tuntutan proses pembelajaran dan penilaian.
Hal ini bermakna bahwa pembelajaran dan penilaian pada tingkat yang sama
memiliki karakteristik yang reltif sama dan memungkinkan terjadinya akselerasi
belajar dalam 1 (satu) tingkat Kompetensi. Selain itu, untuk tingkat kompetensi yang
berbeda menurut pembelajaran dan penilaian dengan fokus dan penekanan yang
berbeda pula. Semakin tinggi Tingkat Kompetensi, semakin kopleks intensitas
pengalaman belajar peserta didik dalam proses pembelajaran serta penilaian.
Misalnya Kompetensi Dasar SD/MI untuk setiap mata pelajaran mencakup:
Pendidikan /agama dan /budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial,
Seni Budaya dan Prakarya, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Kompetensi Dasar SD/MI diorganisasikan dalam pembelajaran integratif dengan
pendekatan pembelajaran siswa aktif. Kompotensi dasar setiap mata pelajaran dikelas
tertentu ini merupakan jabaran lebih lanjut kompotensi inti, yang memuat tiga ranah.
Yaitu sikap,pengetahuan, dan keterampilan.
2. Pengertian Tujuan Belajar
Menurut beberapa ahli pengertian tujuan belajar:
a. B.F. Skinner pada tahun 1950 yang diterapkannya dalam ilmu perilaku (behavioral
science) dengan maksud untuk meningkatkan mutu pembelajaran
b. Robert F. Mager (1962) misalnya memberikan pengertian tujuan pembalajaran sebagai
perilaku yang hendak mencapai kompetensi tertentu.

7
c. Edwar L. Dejnozka dan David E. Kapel (1981), yang memandang bahwa tujuan pembelaja
ran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan
yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang
diharapkan. Perilaku ini dapat berupa fakta yang konkret serta dapat dilihat dan fakta yang
tersamar.
d. Fred Percival dan Henry Ellington (1984) yakni tujuan pembelajaran adalah suatu
pernyataan yang jelas dan menunjukkan penampilan atau keterampilan siswa tertentu yang
diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar.
Dari pengertian diatas kami dapat menyimpulkan bahwa, Dari pendapat para ahli
tersebut dapat disimpulkan tujuan pembelajaran adalah perilaku hasil belajar yang
diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pemb
elajaran tertentu. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk perilaku kompetensi
spesifik, aktual, dan terukur sesuai yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.
3. Tujuan pembelajaran
a. Robert F. Meager tujuan pembelajaran pada dasarnya merupakan harapan, yaitu apa yang
diharapkan dari siswa sebagai hasil belajar.
b. Sumiati dan Asra, tujuan pembelajaran, yaitu maksud yang dikomunikasikan
melalui peenyataan yang menggambarkan tentang perubahan yang diharapkan dari siswa.
c. H. Daryanto tujuan pembelajaran adalah tujuan yang menggambarkan pengetahuan,
kemampuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki siswa sebagai akibat dari hasil
pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur.
d. B. Suryosubroto tujuan pembelajaran adalah rumusan secara terperinci apa saja yang
harus dikuasai oleh siswa sesudah ia melewati kegiatan pembelajaran yang bersangkutan
dengan berhasil.
4. Tujuan umum dan khusus dalam pembelajaran
Tujuan pembelajaran umum adalah tujuan pembelajaran yang sifatnya masih umum dan
belum dapat menggambarkan tingkah laku yang spesifik.
a. Tujuan umum
1. Menentukan kesenjangan penampilan peserta didik yang disebabkan kekurangan
pendidikan dan pe;atihan pada masa lalu.

8
2. Mengidentifikasi bentuk kegiatan instruksional yang paling cepat
3. Menentukan popoulasi sasaran yang dpat mengikuti kegiatan instruksional tersebut
untuk mengetahui jumlah peserta didik yang potensial karena menghadapi masalah yang
sama.
b. Tujuan khusus dalam pembelajaran
Perumusan tujuan khusus secara pasti, artinya tujusn khusus tersebut mengandung
satu pengertian, atau tidak mungkin ditafsirkan ke dalam pengertian yang lain. Untuk itu,
tujuan khusus dirumuskan dalam bentuk kata kerja yang dapat dilihat oleh mata
(observable). Tujuan khusus merupakan satu – satunya dasar dalam menyusun kisi – kisi
dan alat untuk menguji validitas isi tes. Dalam menentukan isi pelajaran yang akan
diajarkan, pendesain instruksional merumuskannya berdasarkan kompetensi dasar yang ada
dalam tujuan khusus. Dengan perkataan lain, isi pelajaran yang akan diajarkan sesuai
dengan apa yang akan dicapai.
Tujuan khusus harus mengandung unsur – unsur yang dapat memberikan petunjuk
kepada penyusun tes agar ia dapat mengembangkan tes yang benar – benar dapat
mengukur perilaku yang terdapat di dalamnya, unsur – unsur itu dikenal dengan ABCD
yang berasal dar empat kata sebagai berikut:
KomponenKomponen (bagian-bagian) yang membangun sebuah tujuan instruksional
khusus terdiri atas empat komponen. Komponen yang dimaksud ialah ABCD. ABCD
singkatan dari Audience, Behavior, Condition dan Degree.
1. Audience, yaitu siswa (warga belajar, peserta didik) yang harus dapat mengerjakan
perbuatan yang dirumuskan dalam TPK/TIK (Tujuan Pembelajaran Khusus/Tujuan
Instruksional Khusus/ Indikator).
Warga belajar berkedudukan sebagai pelaku, yang harus melaksanakan kata kerja
operasional yang ditulis dalam tujuan instruksional khusus. Baik kata kerja operasional
yang tercakup ke dalam kawasan pengetahuan, kata kerja operasional yang termasuk ke
dalam lingkup keterampilan, maupun kata kerja yang termasuk ke dalam bidang sikap.
Audience ketika melakukan kata kerja operasional bisa secara indivual, bisa juga
secara kelompok. Hal ini tergantung kepada penentu sebuah rumusan tujuan bahan yang
dijarkan. Contoh audience:
-Siswa kelas I SMP

9
- Peserta penataran
-Peserta penyuluhan dll.
2. Behavior
Behavior, yaitu tingkah laku atau kegiatan warga belajar (siswa, peserta didik).
Tingkah laku yang diharapkan dapat dikerjakan oleh warga belajar setelah berakhir
program pengajaran tertentu.
Tingkah laku (behavior) dalam tujuan instruksional khsusus dinyatakan
dengan kata kerja operasional, yang menunjukkan tingkah laku yang dapat diamati atau
dapat diukur.Kegiatan kata kerja operasional dalam keterampilan berbicara bisa
dilaksanakan secara individual dan secara kelompok. Kegiatan secara individual, seperti
memperkenalkan diri, menjelaskan cara membuat sesuatu, mengemukakan fakta,
melaporkan isi bacaan, mengemukakan komentar, menceriterakan sesuatu, dan
berceritera berantai. Kegiatan secara kelompok, seperti mengadakan latihan wawancara
(kelompok), mengadakan latihan dialog, melakukan diskusi, dan mengadakan latihan
pemeranan/penokohan.
Contoh behavior:
- dapat menyebutkan dua contoh kata benda
-dapat menuliskan satu definisi kalimat majemuk
-dapat menerangkan komponen TIK/TPK 3 dll.
3. Condition
Condition, yaitu keadaan yang berupa syarat, kondisi yang harus dipenuhi pada
saat tingkah laku (kata kerja) dilakukan warga belajar ketika perbuatan tersebut
dievaluasi. syarat yang menjadi kondisi itu seperti
=> ketentuan: dengan menggunakan kamus, dengan menggunakan peta
=> larangan: - tidak bekerja sama - tidak membuka buku/catatan
=>kebolehan/izin:sambil mendengarkan radio kaset sambil menggunakan naskah.
Syarat seperti di atas sering diabaikan oleh pembuat TIK/TPK yang tidak
memperhatikan komponen kondisi. Hal ini membingungkan para pengawas, atau
memberi peluang kepada penjawab soal evaluasi, seperti bolehkah membuka
buku/catatan, bolehkah bekerja sama, boleh menggunakan kamus, dsb. Kebingungan
tersebut terjadi karena perencana TIK/TPK tidak menggunakan komponen kondisi.

10
Mengapa ketika pelaksanaan ulangan/ujian/evaluasi/ tes kita harus mengawas peserta
ulangan? Mengapa ujian masuk perguruan tinggi memerlukan pengawas? Hal ini
sebenarnya untuk menerapkan komponen kondisi agar peserta ujian tidak keluar dari
ketentuan-ketentuan syarat suatu kondisi. Contoh condition:
- tanpa melihat buku atau catatan
-tidak bekerja sama
- tidak diberi tahu teman
4. Degree
Degree, yaitu tingkat keberhasilan yang harus dipenuhi, standar atau ukuran
yang menunjukkan bahwa siswa telah mencapai tujuan khusus. Mencapai tujuan berarti
melakukan kata kerja operasional dengan benar.
Ada kemungkinan perumus TIK/TPK ada agak segan merumuskan sampai
dengan condition dan degree. Padahal condition dan degree akan memberikan
penjelasan yang berarti dan akan memberikan informasi lebih baik mengenai tujuan
yang hendak dicapai.
Contoh degree:
- dengan tanpa membuat kesalahan
- dengan benar
- dengan tidak salah
5. Klasifikasi Dari Tujuan Belajar
klasfikasi dari tujuan belajar Oemr Hamalik dibedakan menjadi 3 yaitu:
a. Berdasarkan Pendekatan
1) Tujuan jangka panjang yaitu tujuan yang berupa pengetahuan dan keterampilan yang
diggunakan sepanjang hidup. Contohnya tujuan untuk memberikan manusia beriman
dan berataqwa, berbudi pekerti yang luhur, seperti yang terdapat dalam undang-
undang sistem pendidikan nasional.
2) Tujuan pembelajaran (course) berkaitan dengan bidang studi yang akan diajarkan.
3) Tujuan setiap unit pembelajaran, hal ini berkaitan dengan tujuan setiap pokok
pembahasan dalam setiap pemateri, setiap bidag materi dan studi
4) Tujuan latihan, yaitu tujuan pembelajaran yang spesifik, bertujuan untuk mengajarkan
aspek latihan berupa keterampilan dan lebih cenderung bersifat prkatik.

11
b. Berdasarkan sumbernya
Tujuan pembelajaran dapat didasarkan atas kebutuhan masyarakat, kebutuhan
organisasi, dan kebutuhan individu.
c. Berdasarkan Jenis Perilakunya
Sedangkan menurut jenis perilakunya tujuan dibedakan menjadi tiga yaitu:
a. Ranah Kognitif, menekankan pada aspek intlektual dan memiliki jenjang dari yang
rendah sampai yang tinggi, yaitu:
1) Pengetahuan.
Pengetahuan menitik pada aspek ingatan terhadap materi yang diplajari mulai dari
fakta sampai teori.
2) Pemahaman
Pemahaman merupakan langkah awal untuk dapat menjelaskan dan menguraikan
sebuah konsep ataupun pengertian.Pemahan berupa kemampuan dalam
memperkirakan dan menafsirkan. Contohnya: memahami fakta dan prinsip dll
3) Penerapak aplikasi
Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan bahan yang telah diplajari
kedalam situasi yang baru/ nyata. Contohnya: mampu menerapkan sebuah teori
kedalam situasi yang praktis, mempertunjukan metode dan prosedur tertentu.
4) Analisis (pengkajian)
Analisis merupakan kemampuan dalam meinci bahan menjadi bahan-bahan
supaya strukturnya mudah untuk dipahami. Contohnya: mengidentifikasi bagian-
bagian dan mengenali prinsip-prinsip tertentu.
5) Sintesis
Sintesis adalah kemampuan mengkombinasikan bagian-bagian menjadi suatu
keseluruhan baru yng menitikberatkan pada tingkah laku kreatif dengan cara
memformulasikan pola dan struktur baru. Contohnya pembuatan cerita pendek,
menyusun rencana penelitian dll.
6) Evaluasi

12
Evaluasi adalah kemampuan dalam mempertimbangkan nilai untuk maksud
tertentu berdasarkan kriteria internal dan kriteria eksternal. Contohnya: menilai
sebuah karya orang lain, membrikan apresisi terhadap karya seni dll.
b. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah sikap, perasaan, emosi dan karakteristik moral yang
diperlukan untuk kehidupan dimasyarakat, dan terutama sangat dibutuhkan oleh siswa.
Menurut Bloom, krathwol dan Masia, ranah afektif terbagi menjadi 5 tingkatan yaitu:
1) Penerimaan (receiving) yaitu kemampuan siswa untuk mau mendengarkan materi
pembeljaran dengan melibatkan persaan.
2) Sambutan (responding) yaitu kemampuan siswa untuk memberikan timbal balik
positif terhadap lingkungan dan pembelajaran. Contohnya menanggapi, menyimak,
bertanya dll.
3) Menilai (valuing) yaitu penerimaan terhadap nilai-nilai yang ditanamkan dalam
pembelajaran, membuat pertimbangan terhadap berbagai nilai untuk diyakini dan
apikasikan.
4) Organisasi, yaitu kemampuan siswa dalam mengorganisasikan dalam suatu nilai.
5) Karakterisasi dengan suatu kompleks nilai. Contohnya: siswa menyatukan nilai
musik dalm kehidupan pribadi dan menerapkan konsep tersebut pada hobi
prbadinya, minatnya atau kariernya.
c. Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik, ranah ini menekankan pada gerakan-gerakan jasmaniah
dan kontrol fisik. Baik berupa pola-pola gerakan ataupun keterampilan fisik. Minsalnya:
beolahraga.
6. Hubungan Tujuan Dengan Kompetensi Dasar
Pemetaan keterhubungan tujuan dengan KD dan Indikator dilakukan dengan kegiatan sebagai
berikut:
a) Mengidentifikasi tema – tema yang digunakan sebagai pengikat keterpaduan
berbagai mata pelajaran.
b) Memetakan semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas. Karena matapelajaran
tematik adalah keterpaduan berbagai mata pelajaran yang diikat dengan tema,

13
dalam pemetaan tema harus dimulai dengan pemetaan mata pelajaran yang
diajarkan di kelas.
c) Mengidentifikasi Komptensi dasar setiap mata pelajaran yang diajarkan di kelas.
d) Menjabarkan Kompetensi Dasar kedalam Indikator.
e) Menganalisis keterhubungan tema – tema dengan Kompetensi Dasar dan indikator
dari semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas.
Analisis keterhubungan tema - tema dengan KD dan indikator,seperti format berikut:
Standar Kompetensi Dasar Tujuan
Kompetensi
Menjelaskan tatacara pen  Siswa mampu menjelaskan langkah-
gurusan jenazah langkah/tatacara memandikan jenazah
 Siswa mampu menjelaskan tata cara
mengkafani jenazah
 siswa mampu menjelaskan tata cara
menshalatkan jenazah
 siswa mampu menjelaskan tata cara
menguburkan jenazah

Memperagakan  Siswa mampu memperagakan


tatacara pengurusan /mempraktikkan tata cara memandikan
jenazah jenazah
 Siswa mampu memperagakan/mempraktik
Memahami kan tata cara mengkafani jenazah
ketentuan  Siswa mampu
hukum Islam memperagakan/mempraktikkan tata cara
tentang menshalatkan jenazah
pengurusan  Mampu memperagakan tata cara
jenazah. menguburkan jenazah

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan pembelajaran adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki,
atau dikuasai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. Tujuan pembel
ajaran adalah rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh siswa sesudah ia
melewati kegiatan pembelajaran yang bersangkutan dengan berhasil. Tujuan pembelajaran
umum adalah tujuan pembelajaran yang sifatnya masih umum dan belum dapat
menggambarkan tingkah laku yang spesifik, tujuan khusus merupakan satu – satunya dasar
dalam menyusun kisi – kisi dan alat untuk menguji validitas isi tes. Dalam menentukan isi pelajaran
yang akan diajarkan, pendesain instruksional merumuskannya berdasarkan kompetensi dasar yang
ada dalam tujuan khusus. Dengan perkataan lain, isi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan apa
yang akan dicapai. Berdasarkan sumbernya, tujuan pembeajaran dapat didasarkan atas
kebutuhan atas masyarakat, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan individu. Sedangkan
menurut jenis perilakunya tujuan dibedakan menjadi tiga yaitu: ranah kognitif, efektif dan
psikomotorik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Yaumi, Muhammad, 2016. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran (Disesuaikan Dengan

Kurikulum 2013). Jakarta:Kencana.

Anda mungkin juga menyukai