MAKALAH
PENDIDIKAN PROFESI
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
2
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN..................................................…………………………………….6
3.1 Profesi……….………….............……………………............................................6
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa selesaikan makalah ilmiah mengenai Konsep
Dasar Profesi Kependidikan. Makalah ilmiah ini telah kami susun secara maksimal dengan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang sudah ikut berkontribusi didalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu,
Kami menyadari seutuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi
4
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka untuk menerima segala
masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca, sehingga kami bisa melakukan
perbaikan makalah ilmiah sehingga menjadi makalah yang baik dan benar. Akhir kata kami
berharap semoga makalah ilmiah tentang Konsep Dasar Profesi Kependidikan ini bisa memberi
manfaat ataupun inpirasi pada pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
Derasnya arus infomasi di era globalisasi ini menuntut semua lapisan kehidupan untuk
mengembangkan segala diensinya baik itu dibidang pengetahuan, nilai dan sikap, maupun
keterampilan. Perkembangan dimensi manuasia dapat dilakukan melalui pendidikan seperti
kemampuan intelektual, kecerdasan mengendalikan emosi, dan memiliki kreatifitas yang tinggi.
5
Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis untuk memperiapan generasi muda yang
memiliki kebudayaan, kecerdasan emosional yang tinggi dan meguasai mega skill yang mantap.
Menurut Michael J. Marquard, 1996 (dalam buku Mohd. Surya 1997) menjelang abad 21 ada
beberapa perubahan yang akan membawa pengaruh terhadap dunia pendidikan, antara lain ini
telah dirasakan adanya perubahan dalam:
a. Lingkungan ekonomi dan social
b. Lingkungan kerja
c. Harapan konsumen dan pelanggan
d. Harapan pekerja
Menurut Mekagiansar (1996) memsuki abad 21 pendidikan akan mengalami perubahan
paradigma:
a. Belajar terminal ke belajar sepanjang hayat
b. Belajar yang berfokus penguasaan pengetahuan ke belajar holistic
c. Ciri hubungan guru dan murid yang bersifat konfrontatif ke citra hubungan kemitraan
d. Pengajaran yang menekan pengetahuan skolastik ke kesimpangan focus pendidikan nilai
e. Kampanye buta aksara ke kampenye melawan buta teknologi, budaya dan computer.
f. Penampilan guru yang terisolasi ke penampilan tim kerja
g. Konsentrasi eksklusif pada kompetisi ke orientasi kerja sama
1.3 Tujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
Profesi pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka yang menyatakan
bahwa seseorang itu mengabdikan dirinya pada suatu jabatan atau pelayanan karena orang
tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu. Istilah profesi, menurut Everest Hughes
(dalam Piet A Sahartian, 1994) merupakan simbol dari suatu pekerjaan dan selanjutnya menjadi
7
pekerjaan itu sendiri. Hoyle,(dalam Dedi supriadi, 1997) merupakan salah satu versi tentang
ciri-ciri pokok suatu profesi walaupun tidak sepenuhnya dapat sesuai dengan kebutuhan, dan
kondisi kita yaitu:
a. Fungsi signifikan sosial: suatu profesi merupakan suatu pekerjaan yangmemiliki fungsi
dan signifikansi sosial yang benar.
b. Keterampilan: untuk mewujudkan fungsi ini dituntut derajat keterampilantertentu.
c. Proses pemerolehan keterampilan tersebut bukan hanya dilakukan secara rutin,melainkan
sifat pemecahan masalah atau penanganan situasi krisis yang menuntut pemecahan.
d. Batang tubuh ilmu: suatu profesi didasarkan pada suatu disiplin ilmu yang jelas,
sistematis dan ekplisit.
e. Masa pendidikan: upaya mempelajari dan menguasai batang tubuh ilmu
danketerampilan-keterampilan tersebut membutuhkan masa latihan yang sama, bertahun-
tahun, dan tidak cukup hanya beberapa minggu atau bulan. Hal inidilakukan sampai
tingkat perguruan tinggi.
f. Sosialisasi nilai-nilai profesional: proses pendidikan tersebut juga merupakanwahana
untuk sosialisasi nilai-nilai profesional dikalangan para siswa/mahasiswa.
g. Kode etik: dalam memberikan pelayanan kepada client, seorang profesional berpegang
teguh kepada kode etik yang pelaksanaannya dikontrol oleh organisasi profesi. Setiap
pelanggaran taerhadap kode etik dapat dikenakan sanksi
Sucipto, Kosasi, dan Abimanyu pada tahun 1994 menyusun sejumlah syarat atau kriteria
yang mesti ada dalam jabatan guru, yaitu;
Gambaran rinci tentang syarat-syarat jabatan kependidikan tersebut dijelaskan sebagai berikut:
Lebih khusus Sanusi (1991) mengajukan 6 asumsi yang melandasi perlunya profesionalisasi
dalam pendidikan,yakni sebagai berikut:
Kode etik merupakan pernyataan-pernyataan yang berisi persyaratan tindakan yang harus
dilakukan dan tindakan yang tidak boleh dilakukan oleh pihak-pihak terkait dalam kegiatan
9
layanan.Kode etik berisi seperangkat nilai,sebab nilai-nilai dan etik erat kaitannya. Etik
seseorang individu mencerminkan nilai yang mereka anut. Menurut Hermawan (1979), tujuan
umum kode etik profesi adalah:
Peranan guru di sekolah ditentukan oleh kedudukannya sebagai orang dewasa, sebagai
pengajar, pendidik dan sebagai evaluator dan sebagai pegawai.Yang paling utama ialah
kedudukannya sebagai pengajar dan pendidik, yakni sebagai guru. Berdasarkan kedudukannya
sebagai guru ia harus menunjukkan kelakuan yang layak bagi guru menurut harapan masyarakat.
Apa yang dituntut dari guru dalam aspek etis, intelektual dan sosial lebih tinggi dari pada yang
dituntut dari orang dewasa lainnya. Guru sebagai pendidik dan Pembina generasi muda harus
menjadi teladan, didalam maupun diluar sekolah. Guru harus senantiasa sadar akan
kedudukannya selama 24 jam sehari. Dimana dan kapan saja ia akan selalu dipandang sebagai
10
guru yang harus memperlihatkan kelakuan yang dapat ditiru oleh masyarakat, khususnya oleh
anak didik.
Penyimpangan dari kelakuan yang etis oleh guru mendapat sorotan dan kecaman yang lebih
tajam. Masyarakat tidak dapat membenarkan pelanggaran-pelanggaran seperti berjudi, mabuk,
pelanggaran seks, korupsi atau ngebut, namun kalau guru melakukannya maka dianggap sangat
serius . Guru yang berbuat demikian akan dapat merusak murid-murid yang dipercayakan
kepadanya. Orang yang kurang bermoral dianggap tidak akan mungkin menghasilkan anak didik
yang mempunyai etik tinggi. Sebaliknya harapan-harapan masyarakat tentang kelakuan guru
menjadi pedoman bagi guru. Guru-guru memperhatikan tuntutan masyarakat tentang kelakuan
yang layak bagi guru dan menjadikannya sebagai norma kelakuan dalam segala situasi sosial di
dalam dan di luar sekolah. Ini akan terjadi bila guru menginternalisasi norma-norma itu sehingga
menjadi bagian dari pribadinya.
Ada norma-norma yang umum bagi semua guru di suatu Negara, adapula yang di tentukan
oleh norma-norma yang khas yang berlaku di daerah tertentu menurut adat istiadat yang terdapat
dilingkungan itu. Kedudukan guru juga ditentukan oleh fakta bahwa ia seorang dewasa .Dalam
masyarakat kita orang yang lebih tua harus di hormati. Oleh sebab guru lebih tua daripada
muridnya maka berdasarkan usianya ia mempunyai kedudukan yang harus dihormati, apalagi
karena guru juga dipandang sebagai pengganti orang tua. Hormat anak terhadap orang tuanya
sendiri harus pula diperlihatkannya terhadap gurunya dan sebaliknya guru harus pula dapat
memandang murid sebagai anak (Nasution,1995).
Adapun sejumlah kegiatan yang harus dilakukan guru sejalan dengan peranannya sebagai
evaluator dalam interaksi belajar-mengajar ini adalah:
belajar, bimbingan pribadi atau mungkin juga bersangkutan dengan pelaksanaan program
itu sendiri.
c. Merancang alat pengukur yang akan digunakan, baik dalam kaitannya dengan penilaian
rancangan program pengajaran, pelaksanaan pengajaran, terutama yang bersangkutan
dengan rancangan tes yang memiliki sasaran siswa sebagai subjek belajar.
d. Mengembangkan rancangan tes sesuai dengan bentuk yes yang telah ditetapkan, sesuai
dengan tujuan serta pengalaman belajar yang dimiliki siswa.
e. Berusaha memahami tingkat kelebihan alat pengukur yang digunakan
f. Mengadministrasikan tes, baik dari pemberian skor, penentuan hasil, pengarsipan, dan
penyimpanan alat ukur.
g. Menyusun bahan umpan-balik hasil tes terhadap siswa maupun guru itu sendiri sebagai
perancang maupun pelaksana program dalam interaksi belajr-mengajar.
(Masnur,Hasanah, Bassenang,1987).
mulai cara pengamatan dalam prilaku murid sampai tes hasil belajar. keempat, guru mempu
bersifir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya. Kelima, guru
seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Profesi pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka yang menyatakan
bahwa seseorang itu mengabdikan dirinya pada suatu jabatan atau pelayanan karena orang
tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu. Kode etik merupakan pernyataan-
13
pernyataan yang berisi persyaratan tindakan yang harus dilakukan dan tindakan yang tidak boleh
dilakukan oleh pihak-pihak terkait dalam kegiatan layanan.Kode etik berisi seperangkat
nilai,sebab nilai-nilai dan etik erat kaitannya. Peranan guru di sekolah ditentukan oleh
kedudukannya sebagai orang dewasa, sebagai pengajar, pendidik dan sebagai evaluator dan
sebagai pegawai. Dalam proses ini, pendidikan prajabatan, pendidikan dalam masa jabatan
termasuk penataran, pembinaan dari organisasi profesi dan tempat kerja, penghargaan
masyarakat terhadap profesi keguruan. Penegakan kode etik profesi, sertifikasi, peningkatan
kualitas calon guru, imbalan, dan lain – lain.
3.2 Saran
Dengan adanya tugas dan peranan guru dalam dunia pendidikan khususnya dalam proses
belajar mengajar diharapkan guru dapat mengetahui serta menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya dengan baik dan diharapkan terjalin hubungan antara peserta didik sebagai subjek dan
objek pembelajaran sehingga tujuan pendidikan mudah tercapai. Masyarakat juga diharapkan
dapat membantu peran guru sebagai pengajar, pendidik, pembimbing, tenaga profesional, dan
pembaharu. Semoga pembaca dapat menjadikan makalah ini sebagai sumber referensi untuk
penulisan karya selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA