DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
1. DIAH WULANDARI (1820205003)
2. FARRAS JUNIAR (1810205005)
3. YUNI KARTIKA (1810205032)
4. TRIJAYA SASTIA PURI (1810205026)
i
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang penulisan makalah ini adalah karena adanya perkembangan
dan perubahan global dalam berbagai aspek kehidupan yang datang begitu cepat,
telah menjadi tangtangan nasional dan menuntut perhatian segera dan serius.
Salah satu upaya untuk mengantisipasi perkembangan global adalah dengan
mengembangkan kurikulum pendidikan khususnya pada pendidikan kejuruan
yang mampu memberikan keterampilan dan keahlian. Salah satu langkah strategis
untuk mengantisipasi permasalahan tersebut adlaah dengan diterapkannya
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Lebih lanjut menurut Djemari Mardapi
(2003), ada dua pertimbangan perlunya menerapkan kurikulum berbasis
kompetensi (KBK), pertama persaingan yang terjadi di era global terletak pada
kemampuan SDM hasil lembaga pendidikan, dan kedua standar kompetensi yang
jelas akan memudahkan lembaga pendidikan dalam mengembangkan sistem
penilaiannya. Berdasarkan dua pertimbangan tersebut, sesungguhnya penerapan
KBK bukan semata-mata sebagai upaya perbaikan terhadap kurikulum
sebelumnya, akan tetapi lebih disebabkan oleh situasi dan kebutuhan masyarakat
yang menuntut tersedianya SDM yang unggu dan kompeten.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana hubungan antara kurikulum dan kompetensi?
2. Bagaimana ciri-ciri, tujuan, dan landasan kurikulum berbasis kompetensi?
3. Bagaimana perbedaan antara KBK dan KTSP?
C. Tujuan Penulisan
Dengan merumuskan masalah dapat ditarik tujuan penulisan sebagai berikut :
1. Menjelaskan tentang hubungan antara kurikulum dan kompetensi.
2. Menjelaskan ciri-ciri, tujuan,dan landasan kurikulum berbasis kompetensi.
3. Menjelaskan perbedaan antara KBK dan KTSP.
1
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum dan Kompetensi
2
kepribadian peserta didik yang menyeluruh dan pengembangan pembangunan
masyarakat dan bangsa, ilmu, kehidupan agama, ekonomi, budaya, seni, teknologi
dan tantangan kehidupan global.
Pengertian Kompetensi menurut para ahli sebagai berikut :
1. Finch dan Crunkilton (1999:220), mendefinisikan kompetensi sebagai
penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang
diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Menurut definisi ini kompetensi
memiliki agregat pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat
mendukung keberhasilan dalam melakukan pekerjaan, dan untuk mencapai
kompetensi lulusan diperlukan kurikulum.
2. Robert A. Roe (2001), menyatakan bahwa kompetensi adalah kompetensi
dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan satu peran atau
tugas, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan-
keterampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan untuk
membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan pada
pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan.
3. Menurut Garcia-Barbero (1998:167), menyebutkan bahwa kompetensi adalah
kombinasi dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas profesional.
4. Sedangkan Dobson (2003:8) memberikan definisi kompetensi, yaitu
seseorang diharuskan untuk melakukan suatu pekerjaan (kinerja), dimana hal
tersebut harus dilakukan sesuai dengan kondisi yang telah ditentukan dan
apa yang dikerjakan tersebut memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan
(standar).
5. Berdasarkan SK Mendiknas nomor 045/U/2002, menyatakan bahwa
kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat
dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
3
B. Kurikulum Berbasis Kompetensi
4
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kurikulum berbasis kompetensi berupaya
mengkondisikan setiap peserta didik agar memiliki pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak
sehingga proses penyampaiannya harus bersifat kontekstual dengan
mempertimbangkan faktor kemampuan, lingkungan, sumber daya, norma,
integrasi dan aplikasi berbagai kecakapan kinerja, dengan kata lain KBK
berorientasi pada pendekatan konstruktivisme.
C. Konsep KBK
Pusat kurikulum mendefinisikan bahwa kurikulum basis kompetensi
merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil
belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar dan
pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah.
Menurut Balitbang Depdiknas (2002), Kurikulum ini berorirentasi pada:
1. Hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui
serangkaian pengalaman belajar yang bermakna,
2. Keberagaman yang dapat diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya.
Kurikulum berbasis kompetensi memuat standar kompetensi dasar pada
setiap mata pelajaran. Standar komptensi diartikan sebagai kebulatan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan tingkat penguasaan yang diharapkan
dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran, cakupan standard penampilan
(performance standard). Kompetensi dasar merupakan jabaran dari standar
kompetensi, maksudnya pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus
dikuasai dan dapat diperagakan oleh siswa pada masing-masing standar
kompetensi.
D. Tujuan KBK
Dari definisi - definisi di atas kurikulum berbasis kompetensi menekankan
pada mengeksplorisasikan kemampuan/potensi peseerta didik secara optimal,
mengkonstruk apa yang dipelajari dan mengupayakan penerapan dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam kurikulum berbasis kompetensi berupaya mengkondisikan
sikap peserta didik agar memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai
yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
5
E. Landasan KBK
Landasan KBK menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional sebagai berikut:
1. Pancasila Sebagai Landasan Filosofi Pengembangan Kurikulum Nasional
Sebagai suatu sistem kurikulum nasional, KBK mengakomodasikan berbagai
perbedaan secara tanggap budaya dengan memadukan berbagai kepentingan
dan kemampuan daerah. KBK menerapkan strategi yang mengingatkan
kebermaknaan pembelajaran untuk semua peserta didik terlepas dari latar
budaya, etnik, agama dan gender melalui pengelolaan kurikulum berbasis
sekolah.
2. TAP MPR No. IV/MPR/1999/BAB IV E.
3. GBHN (1999-2004) BAB V Tentang “Arah Kebijakan Pendidikan”.
4. UU RI No. 22 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah No.25 tahun 2000
Tentang Otonomi daerah yang substansinya perubahan dalam pengelolaan
pendidikan.
5. UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sisi diknas bahwa “Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak bangsa”.
F. Ciri-ciri KBK
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional KBK memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik secara individual
maupun klasikal.
2. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman.
3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi.
4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar yang lain yang
memenuhi unsur edukasi.
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi.
6
Menurut Hasbullah (2010), komite sekolah merupakan badan mandiri yang
mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan,
dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan baik pada pendidikan
prasekolah, jalur pendidikan sekolah, maupun jalur pendidikan luar sekolah.
Anggota-anggota komite sekolah terdiri dari kepala sekolah dan dewan guru,
orang tua siswa, dan masyarakat.
KURIKULUM PENILAIAN
DAN HASIL BERBASIS
BELAJAR KELAS
1 2
KURIKULUM
DAN HASIL
KURIKULUM BELAJAR
BERBASIS
KOMPETENSI
PENGELOLAAN
KURIKULUM KEGIATAN
BERBASIS BELAJAR
SEKOLAH MENGAJAR
3 4
Gambar 4 komponen dasar 7
1. Kurikulum Hasil Belajar (KHB).
Memuat perencanaan pengembangan peserta didik yang perlu dicapai secara
keseluruhan. Kurikulum dan hasil belajar ini memuat kompetensi, hasil belajar,
dan indikator keberhasilan. KHB memberikan suatu rentang kompetensi dan
hasil belajar siswa yang bermanfaat bagi guru untuk menentukan apa yang
harus dipelajari oleh siswa, bagaimana seharusnya mereka dievaluasi, dan
bagaimana pembelajaran disusun.
2. Penilaian Berbasis Kelas (PBK).
Memuat prinsip, sasaran, dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang lebih
akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik melalui penilaian terpadu
dengan kegiatan belajar mengajar di kelas (berbasis kelas) dengan
mengumpulkan kerja siswa (fortofolio), hasil karya (produk), penugasan
(proyek), kinerja (performance), dan tes tertulis. Penilaian ini mengidentifikasi
kompetensi/hasil belajar yang telah dicapai, dan memuat pernyataan yang jelas
tentang standar yang harus dan telah dicapai serta peta kemajuan belajar siswa
dan pelaporan.
3. Kegiatan Belajar Mengajar.
Memuat gagasan-gagasan pokok tentang pembelajaran dan pengajaran untuk
mencapai kompetensi yang ditetapkan serta gagasan-gagasan pedagogis dan
andragogis yang mengelola pembelajaran agar tidak mekanistik.
4. Pengelolaan Kurikulum Berbasis sekolah.
Memuat berbagai pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya
lain untuk meningkatkan mutu hasil belajar. Pola ini dilengkapi dengan
gagasan pembentukan jaringan kurikulum, pengembangan perangkat
kurikulum (antara lain silabus), pembinaan profesional tenaga kependidikan,
dan pengembangan sistem informasi kurikulum. Terdapat lima unsur pokok
kompetensi dan empat gugus utama kompetensi. Adapun lima unsur pokok
kompetensi tersebut adalah:
1. Pengembangan Kepribadian (MK),
2. Pengembangan Keahlian Keilmuan (MKK),
3. Pengembangan Keahlian Berkarya (MKB),
8
4. Pengembangan Perilaku Berkarya (MPB), dan
5. Pengembangan Berkehidupan Bermasyarakat (MBB).
6. Sedangkan empat gugus utama kompetensi meliputi: factual knowledge,
conceptual knowledge, procedural knowledge, dan metacognitive knowledge.
Bila unsur-unsur kompetensi utama ini diwujudkan ke dalam sebuah matrik,
maka akan tampak sebagai berikut.
Gugus Kompetensi
Factual Conceptual Procedural Metacognitiv
knowledge knowledge knowledge knowledge
Unsur kompetensi
Pengembangan
X X X
Kepribadian
Penegmbangan
X X
Keahlian Keilmuan
Pengembangan
X X
Keahlian Berkarya
Pengembangan
X X
Perilaku Berkarya
Pengembangan
Berkehidupan X X X
Bermasyarakat
Tabel unsur-unsur kompetensi utama
9
dalam proses belajar. Dengan demikian, siswa dapat belajar dengan bergerak
dan berbuat, belajar dengan berbicara dan mendengar, belajar dengan
mengamati dan menggambarkan, serta belajar dengan memecahkan masalah
dan berpikir. Pengalaman-pengalaman itu dapat diperoleh melalui kegiatan
mengindra, mengingat, berpikir, merasa, berimajinasi, menyimpulkan, dan
menguraikan sesuatu. Kegiatan tersebut dijabarkan melalui kegiatan
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
3. Guru diberi kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing.
4. Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata
pelajaran memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap kekurangan peserta
didik.
5. Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan siswa untuk
mengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan
penilaian yang terfokus pada konten.
10
2. Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan
dasar dan menengah keagamaan berpedoman pada panduan BSNP. Panduan ini
berisi sekurangnya model-model kurikulum satuan pendidikan keagamaan
jenjang pendidikan dasar dan menengah.
3. Kurikulum tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB,SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB,SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dikembangkan
sesuai dengan satuan pendidikan, potens daerah/karakteristik daerah, sosial
budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
4. Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah,
mengembangkan kurikulumtingkat satuan pendidikan dan silabusnya
berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di
bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab dibidang
pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, dan departemen yang menangani
urusan pemerintahan dibidang agama untuk MI, MTs, MA dan MAK.
5. Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya untuk program paket A,
B, dan C ditetapkan oleh dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab
dibidang pendidikan berdasarkan kerangka dasar kurikulum sesuai dengan
peraturan pemerintah ini dan standar kompetensi lulusan.
Kekurangan KBK
11
III. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa :
1. Hubungan antara kurikulum dan kompetensi adalah kurikulum harus memuat
berbagai aspek pengembangan kepribadian peserta didik yang menyeluruh dan
pengembangan pembangunan masyarakat dan bangsa, ilmu, kehidupan agama,
ekonomi, budaya, seni, teknologi dan tantangan kehidupan global. Sedangkan
kompetensi diartikan sebagai kemampuan peserta didik dalam menguasai suatu
tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi dalam menunjang keberhasilan
melalui kurikulum pendidikan
2. Ciri-cirinya menekankan pada kompetensi siswa, hasil belajar, penyampaian
dalam pembelajaran, proses dan hasil upaya penguasaan kompetensi.
Tujuannya adalah mengeksplorisasikan kemampuan/potensi peseerta didik
secara optimal, mengkonstruk apa yang dipelajari dan mengupayakan
penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Landasan kurikulum adalah Pancasila,
TAP MPR No. IV/MPR/1999/BAB IV E, GBHN (1999-2004) BAB V Tentang
“arah kebijakan pendidikan”, UU. RI No. 22 Tahun 19999 dan Peraturan
Pemerintah No. 25 tahun 2000 Tentang Otonomi daerah yang substansinya
perubahan dalam pengelolaan pendidikan, UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisi
diknas bahwa “pendidiakn nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak bangsa”.
3. Perbedaan antara KBK dan KTSP adalah terletak hanya pada kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan sekolah dan kepala sekolah dalam mengembangkan KTSP dan
silabus.
12
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.
Krakow, eve. (2003). learn how to learn rather than just cover content). Jakarta :
Rajawali Pers.
Hasbullah. (2010). Otonomi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Kepmen 045/U/2002.
Mardapi, D. (2003). Kerangka Dasar Pengembangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: UNY.
Rahdiyanta, D. (2015). Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). 19-kurikulum-
berbasis-kompetensi-pengertian-dan-konsep, 2-3.
Widuri, E. (2012). Perbandingan Pengajaran Dengan Menggunakan KBK dan
KTSP. 54986-ID-perbandingan-pengajaran-dengan-menggunakan-KBK-
dan-KTSP, 8-9.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
13