Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Kelompok 5:
FAKULTAS TEKNIK
2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan anugerah nya seingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Kelompok 5
2
Daftar Isi
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah pendekatan dalam
perancangan kurikulum yang berfokus pada pengembangan kompetensi
atau keterampilan siswa sebagai tujuan utama. Era Republik Indonesia 4.0,
juga dikenal sebagai Revolusi Industri 4.0, mengacu pada era di mana
teknologi digital dan konektivitas semakin mendominasi berbagai aspek
kehidupan manusia, termasuk bidang ekonomi, industri, pendidikan, dan
masyarakat secara keseluruhan.
Era RI 4.0 ditandai oleh perubahan teknologi yang sangat cepat,
termasuk perkembangan dalam bidang kecerdasan buatan, Internet of
Things (IoT), big data, robotika, dan lainnya. KBK memungkinkan siswa
untuk mengembangkan kompetensi yang relevan dan dapat beradaptasi
dengan cepat terhadap perubahan ini.
KBK memasukkan keterampilan digital sebagai salah satu
kompetensi utama yang harus dimiliki siswa. Ini penting karena
kemampuan beroperasi dengan teknologi digital, seperti pengolahan data,
penggunaan perangkat lunak, dan pemahaman tentang internet, semakin
penting dalam dunia kerja.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kurikulum dan Kompetensi
2. Bagaimana hubungan antara kurikulum dan kompetensi?
3. Apa Yang dimaksud dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi di Era
RI 4.0
4. Bagaimana ciri-ciri, tujuan, dan landasan kurikulum berbasis
kompetensi
5. Bagaimana kelebihan dan kekurangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi
4
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari kurikulum dan kompetensi
2. Menjelaskan tentang hubungan antara kurikulum dan kompetensi
3. Mengetahui Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi di Era RI 4.0
4. Menjelaskan ciri-ciri, tujuan,dan landasan kurikulum berbasis
kompetensi
5. Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
pengaturan mengenai tujuan, ist dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Lebih
lanjut pada pasal 36 ayat (3) disebutkan bahwa kurikulum disusun
sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan
7
yang dapat mendukung keberhasilan dalam melakukan pekerjaan,
dan untuk mencapai kompetensi lulusan diperlukan kurikulum.
Robert A. Roe (2001), menyatakan bahwa kompetensi
adalah: Competence is defined as the ability to adequately perform
a task, duty or role. Competence integrates knowledge, skills,
personal values and attitudes. Competence builds on knowledge
and skills and is acquired through work experience and learning
by doing Dari definisi tersebut kompetensi dapat digambarkan
sebagai kemampuan untuk melaksanakan satu peran atau tugas,
kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan-
ketrampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan
untuk membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan
pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan.
Berdasarkan SK Mendiknas nomor 045/U/2002,
menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat tindakan
cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai
syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
B. Kurikulum Berbasis Kompetensi
Menurut Eve Krakow (2003) pengajaran berbasis kompetensi
adalah keseluruhan tentang pembelajaran aktif (active learning) dimana
guru membantu siswa untuk belajar bagaimana belajar dari pada hanya
mempelajari isi (learn how to learn rather than just cover content).
1. Hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik
melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan.
8
2. Keberagaman yang dapat diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya.
Penerapan KBK berorientasi pada pembelajaran tuntas (mastery
learning).
9
dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan
kurikulum sekolah.
Menurut Balitbang Depdiknas (2002), Kurikulum ini berorirentasi pada:
1. Hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik
melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna,
2. Keberagaman yang dapat diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya.
Kurikulum berbasis kompetensi memuat standar kompetensi dasar
pada setiap mata pelajaran. Standar komptensi diartikan sebagai kebulatan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan tingkat penguasaan yang
diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran, cakupan
standard penampilan (performance standard). Kompetensi dasar
merupakan jabaran dari standar kompetensi, maksudnya pengetahuan,
keterampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai dan dapat
diperagakan oleh siswa pada masing-masing standar kompetensi.
D. Tujuan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Dari definisi - definisi di atas kurikulum berbasis kompetensi
menekankan pada mengeksplorisasikan kemampuan/potensi peseerta didik
secara optimal, mengkonstruk apa yang dipelajari dan mengupayakan
penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kurikulum berbasis
kompetensi berupaya mengkondisikan sikap peserta didik agar memiliki
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak.
E. Landasan Kurikulum Berbasis Kompetensi
10
2. TAP MPR No. IV/MPR/1999/BAB IV E.
3. GBHN (1999-2004) BAB V Tentang “Arah Kebijakan Pendidikan”.
4. UU RI No. 22 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah No.25 tahun 2000
Tentang Otonomi daerah yang substansinya perubahan dalam
pengelolaan pendidikan.
5. UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sisi diknas bahwa “Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
bangsa”.
11
integritas sosial, serta membudayakan dan mewujudkan karakter nasional.
Dengan kurikulum ini memudahkan guru dalam penyajian pengalaman
belajar yang sejalan dengan prinsip belajar sepanjang hayat yang mengacu
pada empat pilar pendidikan universal (UNESCO), yaitu: learning to
know, learning to do, learning to be, dan learning to live together.
G. Komponen Utama Kurikulum Berbasis Kompetensi
Menurut Kepmen 045/U/2002 Kurikulum berbasis kompetensi
merupakan kerangka inti yang memiliki empat komponen dasar yaitu:
12
2. Penilaian Berbasis Kelas (PBK).
Memuat prinsip, sasaran, dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang
lebih akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik melalui penilaian
terpadu dengan kegiatan belajar mengajar di kelas (berbasis kelas)
dengan mengumpulkan kerja siswa (fortofolio), hasil karya (produk),
penugasan (proyek), kinerja (performance), dan tes tertulis. Penilaian ini
mengidentifikasi kompetensi/hasil belajar yang telah dicapai, dan
memuat pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah
dicapai serta peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan.
3. Kegiatan Belajar Mengajar.
Memuat gagasan-gagasan pokok tentang pembelajaran dan pengajaran
untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan serta gagasan-gagasan
pedagogis dan andragogis yang mengelola pembelajaran agar tidak
mekanistik.
4. Pengelolaan Kurikulum Berbasis sekolah.
Memuat berbagai pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber
daya lain untuk meningkatkan mutu hasil belajar. Pola ini dilengkapi
dengan gagasan pembentukan jaringan kurikulum, pengembangan
perangkat kurikulum (antara lain silabus), pembinaan profesional tenaga
kependidikan, dan pengembangan sistem informasi kurikulum. Terdapat
lima unsur pokok kompetensi dan empat gugus utama kompetensi.
Adapun lima unsur pokok kompetensi tersebut adalah:
1. Pengembangan Kepribadian (MK),
2. Pengembangan Keahlian Keilmuan (MKK),
3. Pengembangan Keahlian Berkarya (MKB),
4. Pengembangan Perilaku Berkarya (MPB), dan
5. Pengembangan Berkehidupan Bermasyarakat (MBB).
6. Sedangkan empat gugus utama kompetensi meliputi: factual knowledge,
conceptual knowledge, procedural knowledge, dan metacognitive
knowledge.
13
Bila unsur-unsur kompetensi utama ini diwujudkan ke dalam sebuah matrik,
maka akan tampak sebagai berikut.
Gugus Kompetensi Factual
Conceptual Procedural Metacognitiv
knowledg
knowledge knowledge knowledge
Unsur kompetensi e
Pengembangan
X X X
Kepribadian
Penegmbangan
X X
Keahlian Keilmuan
Pengembangan
X X
Keahlian Berkarya
Pengembangan
X X
Perilaku Berkarya
Pengembangan
Berkehidupan X X X
Bermasyarakat
14
belajar dengan memecahkan masalah dan berpikir. Pengalaman-
pengalaman itu dapat diperoleh melalui kegiatan mengindra,
mengingat, berpikir, merasa, berimajinasi, menyimpulkan, dan
menguraikan sesuatu. Kegiatan tersebut dijabarkan melalui kegiatan
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
3. Guru diberi kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing.
4. Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari
suatu mata pelajaran memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap
kekurangan peserta didik.
5. Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan siswa untuk
mengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan
penilaian yang terfokus pada konten.
15
c. Guru diberi kewenangan untuk menyusun silabus yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah/daerah
masing-masing.
d. Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap
aspek dari suatu mata pelajaran memudahkan evaluasi dan
perbaikan terhadap kekurangan peserta didik. Penilaian
yang menekankan pada proses memungkinkan siswa untuk
mengeksplorasi kemampuannya secara optimal,
dibandingkan dengan penilaian yang terfokus pada konten.
2. Kekurangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Menurut Kepmen 045/U/2002 kekurangan KBK yaitu :
1. Kurangnya sumber amnusia yang potensial dalam
menjabarkan KTSP dengan kata lain masih rendahnya
kualitas seorang guru, karena dalam KTSP seorang guru di
tuntut untuk lebih kreatif dalam menjalankan pendidikan.
2. Kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
sekolah.
KBK lebih menekankan pada kemampuan (kompetensi)
melakukan sesuatu,
sehingga pendekatan ilmu pengetahuan yang lebih
menekankan pada isi atau materi berupa pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi hasil
belajar kurang diperhatikan.
3. Kurangnya guru yang berkualitas dan profesional untuk
melakukan kerjasama dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum berbasis kompetensi menjadi pendekatan pendidikan yang
sangat relevan di era Revolusi Industri 4.0 (RI 4.0). Hal ini dikarenakan
pendekatan ini menekankan pengembangan keterampilan praktis, literasi
digital, berpikir kritis, dan kemampuan berkolaborasi yang sangat
diperlukan dalam menghadapi tantangan dunia yang terus berubah. Dalam
implementasinya, banyak hal yang perlu diperhatikan:
1. Identifikasi kompetensi kunci yang sesuai dengan kebutuhan
masa kini dan masa depan, termasuk aspek literasi digital,
pemahaman teknologi, kreativitas, dan kemampuan berpikir
kritis.
2. Pengembangan kurikulum yang relevan dan fleksibel, yang
mampu mengakomodasi perubahan cepat dalam teknologi dan
ekonomi.
3. Pelatihan guru yang memadai dalam mengajar kurikulum berbasis
kompetensi dan dalam mengintegrasikan teknologi dalam
pembelajaran.
4. Pemenuhan sumber daya, terutama dalam hal infrastruktur TIK
yang memadai di sekolah.
5. Evaluasi yang berkelanjutan untuk memonitor perkembangan
peserta didik dan merespons perubahan dalam kebutuhan
kompetensi.
17
1) Hubungan antara kurikulum dan kompetensi adalah kurikulum
harus memuat berbagai aspek pengembangan kepribadian peserta
didik yang menyeluruh dan pengembangan pembangunan
masyarakat dan bangsa, ilmu, kehidupan agama, ekonomi, budaya,
seni, teknologi dan tantangan kehidupan global. Sedangkan
kompetensi diartikan sebagai kemampuan peserta didik dalam
menguasai suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi dalam
menunjang keberhasilan melalui kurikulum pendidikan
2) Ciri-cirinya menekankan pada kompetensi siswa, hasil belajar,
penyampaian dalam pembelajaran, proses dan hasil upaya
penguasaan kompetensi. Tujuannya adalah mengeksplorisasikan
kemampuan/potensi peseerta didik secara optimal, mengkonstruk
apa yang dipelajari dan mengupayakan penerapan dalam kehidupan
sehari-hari. Landasan kurikulum adalah Pancasila, TAP MPR No.
IV/MPR/1999/BAB IV E, GBHN (1999-2004) BAB V Tentang
“arah kebijakan pendidikan”, UU. RI No. 22 Tahun 19999 dan
Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 Tentang Otonomi daerah
yang substansinya perubahan dalam pengelolaan pendidikan, UU
No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisi diknas bahwa “pendidiakn
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak bangsa”.
B. Saran
1. Penyempurnaan Kurikulum: Diperlukan perubahan yang terus-
menerus dalam kurikulum untuk menjaga relevansi dengan
perkembangan RI 4.0. Proses peninjauan dan pembaruan kurikulum
harus menjadi praktek rutin.
2. Pengembangan Keterampilan Guru: Guru perlu mendapatkan
pelatihan yang kontinu terkait dengan kurikulum berbasis
kompetensi dan teknologi. Program pelatihan berkualitas tinggi
harus tersedia untuk memastikan kualitas pengajaran.
3. Akses Kesetaraan: Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu
memastikan bahwa semua sekolah, terutama yang berada di daerah
18
terpencil, memiliki akses yang setara terhadap sumber daya,
termasuk teknologi dan perpustakaan.
4. Kolaborasi dengan Dunia Usaha: Kerjasama yang erat dengan dunia
usaha, termasuk perusahaan teknologi, dapat membantu sekolah
mendapatkan sumber daya tambahan dan pemahaman mendalam
tentang kebutuhan kompetensi di dunia kerja.
5. Fleksibilitas Kurikulum: Kurikulum harus memiliki fleksibilitas
untuk mengakomodasi minat dan bakat individu peserta didik.
Pilihan kegiatan ekstrakurikuler atau jalur khusus dapat mendukung
perkembangan pribadi yang lebih baik.
6. Peran Orang Tua: Orang tua juga perlu terlibat dalam mendukung
pendidikan berbasis kompetensi dengan memahami pentingnya
pembelajaran di luar sekolah, mendorong anak-anak untuk
mengembangkan keterampilan praktis, dan memberikan akses ke
sumber daya teknologi di rumah.
19
DAFTAR PUSTAKA
20