Anda di halaman 1dari 20

Makalah

Kurikulum Pendidikan Kejuruan dan Teknologi

”Kurikulum Berbasis Kompetensi di Era RI 4.0”

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. H Nizwardi Jalinus, M.Ed.

Disusun oleh:

Kelompok 5:

1. Muhammad Ikhsan (210670


2. Muhammad Marta Syaputra (21067055)
3. Prem Andika Saputra (210670

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan anugerah nya seingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.

Berikut ini penulis membuat sebuah makalah mengenai “Kurikulum


Berbasis Kompetensi di era RI 4.0” yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
kita. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak lain yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan mendasar dalam


pembuatan makalah ini, maka dari itu penulis mengundang pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang bermanfaat dan bersifat membangun untuk
kemajuan ilmu pengetahuan ini.

Padang, 06 November 2023

Kelompok 5

2
Daftar Isi

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah pendekatan dalam
perancangan kurikulum yang berfokus pada pengembangan kompetensi
atau keterampilan siswa sebagai tujuan utama. Era Republik Indonesia 4.0,
juga dikenal sebagai Revolusi Industri 4.0, mengacu pada era di mana
teknologi digital dan konektivitas semakin mendominasi berbagai aspek
kehidupan manusia, termasuk bidang ekonomi, industri, pendidikan, dan
masyarakat secara keseluruhan.
Era RI 4.0 ditandai oleh perubahan teknologi yang sangat cepat,
termasuk perkembangan dalam bidang kecerdasan buatan, Internet of
Things (IoT), big data, robotika, dan lainnya. KBK memungkinkan siswa
untuk mengembangkan kompetensi yang relevan dan dapat beradaptasi
dengan cepat terhadap perubahan ini.
KBK memasukkan keterampilan digital sebagai salah satu
kompetensi utama yang harus dimiliki siswa. Ini penting karena
kemampuan beroperasi dengan teknologi digital, seperti pengolahan data,
penggunaan perangkat lunak, dan pemahaman tentang internet, semakin
penting dalam dunia kerja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kurikulum dan Kompetensi
2. Bagaimana hubungan antara kurikulum dan kompetensi?
3. Apa Yang dimaksud dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi di Era
RI 4.0
4. Bagaimana ciri-ciri, tujuan, dan landasan kurikulum berbasis
kompetensi
5. Bagaimana kelebihan dan kekurangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi

4
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari kurikulum dan kompetensi
2. Menjelaskan tentang hubungan antara kurikulum dan kompetensi
3. Mengetahui Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi di Era RI 4.0
4. Menjelaskan ciri-ciri, tujuan,dan landasan kurikulum berbasis
kompetensi
5. Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum dan Kompetensi


1) Pengertian Kurikulum

Untuk memahami tentang makna dari kurikulum, berikut


ini akan disampaikan pengertian dari kurikulum berdasarkan
pendapat dari berbagai ahli. Menurut Hilda Taba (1962),
mengemukakan bahwa kurikulum adalah: "A curriculum usually
contains a statement of aims and of specific objectives; it indicates
some selection and organization of content; it either implies or
manifests certain patterns of learning and teaching, whether
because the objectives demand them or because the content
organization requires them. Finally, it includes a program of
evaluation of the outcomes". Pengertian kurikulum menurut Hilda
Taba tersebut menekankan pada tujuan suatu statemen, tujuan-
tujuan khusus, memilih dan mengorganisir suatu implikasi dalam
pola pembelajaran dan adanya evaluasi.

Sementara Unruh dan Unruh (1984) mengemukakan bahwa


"curriculum is definedas a plan for achieving intended learning
outcomes: a plan concerned with purposes, withwhat is to be
learned, and with the result of instruction". Ini berarti bahwa
kurikulum merupakan suatu rencana untuk mencapai keberhasilan
pembelajaran yang di dalamnya mencakup rencana yang
berhubungan dengan tujuan, dengan apa yang harus dipelajari, dan
dengan hasil dari pembelajaran.

Lebih lanjut menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat (19),
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan

6
pengaturan mengenai tujuan, ist dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Lebih
lanjut pada pasal 36 ayat (3) disebutkan bahwa kurikulum disusun
sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan

 peningkatan iman dan takwa,


 peningkatan akhlak mulia
 peningkatan potensi kecerdasan, dan minat peserta didik.
 keragaman potensi daerah dan lingkungan,
 turutan pembangunan daerah dan nasional
 tutan dunia kerja
 perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
 agama;
 dinamika perkembangan global; dan
 persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

Dari berbagai pengertian tentang kurikulum di atas dapat


disimpulkan bahwa pada dasarnya kurikulum harus memuat
berbagai aspek pengembangan kepribadian peserta didik yang
menyeluruh dan pengembangan pembangunan masyarakat dan
bangsa, ilmu, kehidupan agama, ekonomi, budaya, seni, teknologi
dan tantangan kehidupan global.
2) Pengertian Kompetensi
Finch dan Crunkilton (1999:220), mendefinisikan
kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas,
keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk
menunjang keberhasilan. Pernyataan tersebut dapat ditulis sebagai:
"competencies for vocational and technical education are those
tasks, skills, attitudes, values, and appreciations that are deemed
critical to successful employment". Menurut definisi ini
kompetensi memiliki agregat pengetahuan, keterampilan, dan sikap

7
yang dapat mendukung keberhasilan dalam melakukan pekerjaan,
dan untuk mencapai kompetensi lulusan diperlukan kurikulum.
Robert A. Roe (2001), menyatakan bahwa kompetensi
adalah: Competence is defined as the ability to adequately perform
a task, duty or role. Competence integrates knowledge, skills,
personal values and attitudes. Competence builds on knowledge
and skills and is acquired through work experience and learning
by doing Dari definisi tersebut kompetensi dapat digambarkan
sebagai kemampuan untuk melaksanakan satu peran atau tugas,
kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan-
ketrampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan
untuk membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan
pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan.
Berdasarkan SK Mendiknas nomor 045/U/2002,
menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat tindakan
cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai
syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
B. Kurikulum Berbasis Kompetensi
Menurut Eve Krakow (2003) pengajaran berbasis kompetensi
adalah keseluruhan tentang pembelajaran aktif (active learning) dimana
guru membantu siswa untuk belajar bagaimana belajar dari pada hanya
mempelajari isi (learn how to learn rather than just cover content).

Sedangkan menurut Pusat kurikulum, Balitbang Depdiknas


(2002:3), mendefinisikan bahwa kurikulum berbasis kompetensi
merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil
belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan
pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum
sekolah. Kurikulum ini berorientasi pada:

1. Hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik
melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan.

8
2. Keberagaman yang dapat diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya.
Penerapan KBK berorientasi pada pembelajaran tuntas (mastery
learning).

Menurut Eve Krakow (2003), kurikulum berbasis kompetensi


memuat standar kompetensi dan kompetensi dasar pada setiap mata
pelajaran. Standar kompetensi diartikan sebagai kebulatan pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam
mempelajari suatu matapelajaran. Cakupan standar kompetensi standar isi
(content standard) dan standar penampilan (performance standard).
Kompetensi dasar, merupakan jabaran dari standar kompetensi, adalah
pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai dan
dapat diperagakan oleh siswa pada masing-masing standar kompetensi.
Materi pokok atau materi pembelajaran, yaitu pokok suatu bahan kajian
yang dapat berupa bidang ajar, isi, proses, keterampilam, serta konteks
keilmuan suatu mata pelajaran. Sedangkan indikator pencapaian
dimaksudkan adalah kemampuan-kemampuan yang lebih spesifik yang
dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menilai ketuntasan belajar. Kurikulum
berbasis kompetensi menekankan pada mengeksplorasi kemampuan/potensi
peserta didik secara optimal, mengkonstruk apa yang dipelajari dan
mengupayakan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kurikulum
berbasis kompetensi berupaya mengkondisikan setiap peserta didik agar
memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sehingga proses penyampaiannya
harus bersifat kontekstual dengan mempertimbangkan faktor kemampuan,
lingkungan, sumber daya, norma, integrasi dan aplikasi berbagai kecakapan
kinerja, dengan kata lain KBK berorientasi pada pendekatan
konstruktivisme.

C. Konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi

Pusat kurikulum mendefinisikan bahwa kurikulum basis kompetensi


merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan
hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar

9
dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan
kurikulum sekolah.
Menurut Balitbang Depdiknas (2002), Kurikulum ini berorirentasi pada:
1. Hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik
melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna,
2. Keberagaman yang dapat diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya.
Kurikulum berbasis kompetensi memuat standar kompetensi dasar
pada setiap mata pelajaran. Standar komptensi diartikan sebagai kebulatan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan tingkat penguasaan yang
diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran, cakupan
standard penampilan (performance standard). Kompetensi dasar
merupakan jabaran dari standar kompetensi, maksudnya pengetahuan,
keterampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai dan dapat
diperagakan oleh siswa pada masing-masing standar kompetensi.
D. Tujuan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Dari definisi - definisi di atas kurikulum berbasis kompetensi
menekankan pada mengeksplorisasikan kemampuan/potensi peseerta didik
secara optimal, mengkonstruk apa yang dipelajari dan mengupayakan
penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kurikulum berbasis
kompetensi berupaya mengkondisikan sikap peserta didik agar memiliki
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak.
E. Landasan Kurikulum Berbasis Kompetensi

Landasan KBK menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai berikut:
1. Pancasila Sebagai Landasan Filosofi Pengembangan Kurikulum
Nasional. Sebagai suatu sistem kurikulum nasional, KBK
mengakomodasikan berbagai perbedaan secara tanggap budaya dengan
memadukan berbagai kepentingan dan kemampuan daerah. KBK
menerapkan strategi yang mengingatkan kebermaknaan pembelajaran
untuk semua peserta didik terlepas dari latar budaya, etnik, agama dan
gender melalui pengelolaan kurikulum berbasis sekolah.

10
2. TAP MPR No. IV/MPR/1999/BAB IV E.
3. GBHN (1999-2004) BAB V Tentang “Arah Kebijakan Pendidikan”.
4. UU RI No. 22 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah No.25 tahun 2000
Tentang Otonomi daerah yang substansinya perubahan dalam
pengelolaan pendidikan.
5. UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sisi diknas bahwa “Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
bangsa”.

F. Ciri-ciri Kurikulum Berbasis Kompetensi

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional KBK memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik secara
individual maupun klasikal.
2. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman.
3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan
metode yang bervariasi.
4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar yang lain
yang memenuhi unsur edukasi.
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil dalam upaya penguasaan
atau pencapaian suatu kompetensi.
Menurut Hasbullah (2010), komite sekolah merupakan badan
mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka
meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di
satuan pendidikan baik pada pendidikan prasekolah, jalur pendidikan
sekolah, maupun jalur pendidikan luar sekolah. Anggota-anggota komite
sekolah terdiri dari kepala sekolah dan dewan guru, orang tua siswa, dan
masyarakat.

Dengan demikian kurikulum berbasis kompetensi ditujukan untuk


menciptakan tamatan yang kompeten dan cerdas dalam membangun
identitas budaya dan bangsanya. Kurikulum ini dapat memberikan dasar-
dasar pengetahuan, keterampilan, pengalaman belajar yang membangun

11
integritas sosial, serta membudayakan dan mewujudkan karakter nasional.
Dengan kurikulum ini memudahkan guru dalam penyajian pengalaman
belajar yang sejalan dengan prinsip belajar sepanjang hayat yang mengacu
pada empat pilar pendidikan universal (UNESCO), yaitu: learning to
know, learning to do, learning to be, dan learning to live together.
G. Komponen Utama Kurikulum Berbasis Kompetensi
Menurut Kepmen 045/U/2002 Kurikulum berbasis kompetensi
merupakan kerangka inti yang memiliki empat komponen dasar yaitu:

1) Kurikulum dan Hasil Belajar


2) Penilaian Berbasis Kelas
3) Kegiatan Belajar Mengajar, dan
4) Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah.

Keempat komponen dasar tersebut dapat digambarkan sebagai berikut

1. Kurikulum Hasil Belajar (KHB).


Memuat perencanaan pengembangan peserta didik yang perlu dicapai
secara keseluruhan. Kurikulum dan hasil belajar ini memuat kompetensi,
hasil belajar, dan indikator keberhasilan. KHB memberikan suatu rentang
kompetensi dan hasil belajar siswa yang bermanfaat bagi guru untuk
menentukan apa yang harus dipelajari oleh siswa, bagaimana seharusnya
mereka dievaluasi, dan bagaimana pembelajaran disusun.

12
2. Penilaian Berbasis Kelas (PBK).
Memuat prinsip, sasaran, dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang
lebih akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik melalui penilaian
terpadu dengan kegiatan belajar mengajar di kelas (berbasis kelas)
dengan mengumpulkan kerja siswa (fortofolio), hasil karya (produk),
penugasan (proyek), kinerja (performance), dan tes tertulis. Penilaian ini
mengidentifikasi kompetensi/hasil belajar yang telah dicapai, dan
memuat pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah
dicapai serta peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan.
3. Kegiatan Belajar Mengajar.
Memuat gagasan-gagasan pokok tentang pembelajaran dan pengajaran
untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan serta gagasan-gagasan
pedagogis dan andragogis yang mengelola pembelajaran agar tidak
mekanistik.
4. Pengelolaan Kurikulum Berbasis sekolah.
Memuat berbagai pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber
daya lain untuk meningkatkan mutu hasil belajar. Pola ini dilengkapi
dengan gagasan pembentukan jaringan kurikulum, pengembangan
perangkat kurikulum (antara lain silabus), pembinaan profesional tenaga
kependidikan, dan pengembangan sistem informasi kurikulum. Terdapat
lima unsur pokok kompetensi dan empat gugus utama kompetensi.
Adapun lima unsur pokok kompetensi tersebut adalah:
1. Pengembangan Kepribadian (MK),
2. Pengembangan Keahlian Keilmuan (MKK),
3. Pengembangan Keahlian Berkarya (MKB),
4. Pengembangan Perilaku Berkarya (MPB), dan
5. Pengembangan Berkehidupan Bermasyarakat (MBB).
6. Sedangkan empat gugus utama kompetensi meliputi: factual knowledge,
conceptual knowledge, procedural knowledge, dan metacognitive
knowledge.

13
Bila unsur-unsur kompetensi utama ini diwujudkan ke dalam sebuah matrik,
maka akan tampak sebagai berikut.
Gugus Kompetensi Factual
Conceptual Procedural Metacognitiv
knowledg
knowledge knowledge knowledge
Unsur kompetensi e
Pengembangan
X X X
Kepribadian
Penegmbangan
X X
Keahlian Keilmuan
Pengembangan
X X
Keahlian Berkarya
Pengembangan
X X
Perilaku Berkarya
Pengembangan
Berkehidupan X X X
Bermasyarakat

Keterangan : X –persilangan antar gugus dan unsur yang perlu


dikembangkan sebagai kompetensi utama (sebagai contoh).
Kelebihan KBK:
Kelebihan KBK menurut Kepmen 045/U/2002 adalah :
1. Mengembangkan kompetensi-kompetensi siswa pada setiap aspek mata
pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran
itu sendiri.
2. Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student
oriented). Siswa dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan
memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh
serta pikiran terlibat dalam proses belajar. Dengan demikian, siswa
dapat belajar dengan bergerak dan berbuat, belajar dengan berbicara
dan mendengar, belajar dengan mengamati dan menggambarkan, serta

14
belajar dengan memecahkan masalah dan berpikir. Pengalaman-
pengalaman itu dapat diperoleh melalui kegiatan mengindra,
mengingat, berpikir, merasa, berimajinasi, menyimpulkan, dan
menguraikan sesuatu. Kegiatan tersebut dijabarkan melalui kegiatan
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
3. Guru diberi kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing.
4. Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari
suatu mata pelajaran memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap
kekurangan peserta didik.
5. Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan siswa untuk
mengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan
penilaian yang terfokus pada konten.

A. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulim Berbasis Kompetensi


1. Kelebihan Kurikulum Berbasis Kompetensi
a. Mengembangkan kompetensi-kompetensi siswa pada setiap
aspek mata pelajaran dan bukan pada penekanan
penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri.
b. Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada siswa
(student oriented). Siswa dapat bergerak aktif secara fisik
ketika belajar dengan memanfaatkan indra seoptimal
mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran terlibat
dalam proses belajar. Dengan demikian, siswa dapat belajar
dengan bergerak dan berbuat, belajar dengan berbicara dan
mendengar, belajar dengan mengamati dan
menggambarkan, serta belajar dengan memecahkan
masalah dan berpikir. Pengalaman-pengalaman itu dapat
diperoleh melalui kegiatan mengindra, mengingat, berpikir,
merasa, berimajinasi, menyimpulkan, dan menguraikan
sesuatu. Kegiatan tersebut dijabarkan melalui kegiatan
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

15
c. Guru diberi kewenangan untuk menyusun silabus yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah/daerah
masing-masing.
d. Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap
aspek dari suatu mata pelajaran memudahkan evaluasi dan
perbaikan terhadap kekurangan peserta didik. Penilaian
yang menekankan pada proses memungkinkan siswa untuk
mengeksplorasi kemampuannya secara optimal,
dibandingkan dengan penilaian yang terfokus pada konten.
2. Kekurangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Menurut Kepmen 045/U/2002 kekurangan KBK yaitu :
1. Kurangnya sumber amnusia yang potensial dalam
menjabarkan KTSP dengan kata lain masih rendahnya
kualitas seorang guru, karena dalam KTSP seorang guru di
tuntut untuk lebih kreatif dalam menjalankan pendidikan.
2. Kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
sekolah.
KBK lebih menekankan pada kemampuan (kompetensi)
melakukan sesuatu,
sehingga pendekatan ilmu pengetahuan yang lebih
menekankan pada isi atau materi berupa pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi hasil
belajar kurang diperhatikan.
3. Kurangnya guru yang berkualitas dan profesional untuk
melakukan kerjasama dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum berbasis kompetensi menjadi pendekatan pendidikan yang
sangat relevan di era Revolusi Industri 4.0 (RI 4.0). Hal ini dikarenakan
pendekatan ini menekankan pengembangan keterampilan praktis, literasi
digital, berpikir kritis, dan kemampuan berkolaborasi yang sangat
diperlukan dalam menghadapi tantangan dunia yang terus berubah. Dalam
implementasinya, banyak hal yang perlu diperhatikan:
1. Identifikasi kompetensi kunci yang sesuai dengan kebutuhan
masa kini dan masa depan, termasuk aspek literasi digital,
pemahaman teknologi, kreativitas, dan kemampuan berpikir
kritis.
2. Pengembangan kurikulum yang relevan dan fleksibel, yang
mampu mengakomodasi perubahan cepat dalam teknologi dan
ekonomi.
3. Pelatihan guru yang memadai dalam mengajar kurikulum berbasis
kompetensi dan dalam mengintegrasikan teknologi dalam
pembelajaran.
4. Pemenuhan sumber daya, terutama dalam hal infrastruktur TIK
yang memadai di sekolah.
5. Evaluasi yang berkelanjutan untuk memonitor perkembangan
peserta didik dan merespons perubahan dalam kebutuhan
kompetensi.

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa :

17
1) Hubungan antara kurikulum dan kompetensi adalah kurikulum
harus memuat berbagai aspek pengembangan kepribadian peserta
didik yang menyeluruh dan pengembangan pembangunan
masyarakat dan bangsa, ilmu, kehidupan agama, ekonomi, budaya,
seni, teknologi dan tantangan kehidupan global. Sedangkan
kompetensi diartikan sebagai kemampuan peserta didik dalam
menguasai suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi dalam
menunjang keberhasilan melalui kurikulum pendidikan
2) Ciri-cirinya menekankan pada kompetensi siswa, hasil belajar,
penyampaian dalam pembelajaran, proses dan hasil upaya
penguasaan kompetensi. Tujuannya adalah mengeksplorisasikan
kemampuan/potensi peseerta didik secara optimal, mengkonstruk
apa yang dipelajari dan mengupayakan penerapan dalam kehidupan
sehari-hari. Landasan kurikulum adalah Pancasila, TAP MPR No.
IV/MPR/1999/BAB IV E, GBHN (1999-2004) BAB V Tentang
“arah kebijakan pendidikan”, UU. RI No. 22 Tahun 19999 dan
Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 Tentang Otonomi daerah
yang substansinya perubahan dalam pengelolaan pendidikan, UU
No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisi diknas bahwa “pendidiakn
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak bangsa”.
B. Saran
1. Penyempurnaan Kurikulum: Diperlukan perubahan yang terus-
menerus dalam kurikulum untuk menjaga relevansi dengan
perkembangan RI 4.0. Proses peninjauan dan pembaruan kurikulum
harus menjadi praktek rutin.
2. Pengembangan Keterampilan Guru: Guru perlu mendapatkan
pelatihan yang kontinu terkait dengan kurikulum berbasis
kompetensi dan teknologi. Program pelatihan berkualitas tinggi
harus tersedia untuk memastikan kualitas pengajaran.
3. Akses Kesetaraan: Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu
memastikan bahwa semua sekolah, terutama yang berada di daerah

18
terpencil, memiliki akses yang setara terhadap sumber daya,
termasuk teknologi dan perpustakaan.
4. Kolaborasi dengan Dunia Usaha: Kerjasama yang erat dengan dunia
usaha, termasuk perusahaan teknologi, dapat membantu sekolah
mendapatkan sumber daya tambahan dan pemahaman mendalam
tentang kebutuhan kompetensi di dunia kerja.
5. Fleksibilitas Kurikulum: Kurikulum harus memiliki fleksibilitas
untuk mengakomodasi minat dan bakat individu peserta didik.
Pilihan kegiatan ekstrakurikuler atau jalur khusus dapat mendukung
perkembangan pribadi yang lebih baik.
6. Peran Orang Tua: Orang tua juga perlu terlibat dalam mendukung
pendidikan berbasis kompetensi dengan memahami pentingnya
pembelajaran di luar sekolah, mendorong anak-anak untuk
mengembangkan keterampilan praktis, dan memberikan akses ke
sumber daya teknologi di rumah.

19
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.


Krakow, eve. (2003). learn how to learn rather than just cover content). Jakarta :
Rajawali Pers.
Hasbullah. (2010). Otonomi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Kepmen 045/U/2002.
Mardapi, D. (2003). Kerangka Dasar Pengembangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: UNY.
Rahdiyanta, D. (2015). Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). 19-kurikulum-
berbasis-kompetensi-pengertian-dan-konsep, 2-3.
Widuri, E. (2012). Perbandingan Pengajaran Dengan Menggunakan KBK dan
KTSP. 54986-ID-perbandingan-pengajaran-dengan-menggunakan-KBK-
dan-KTSP, 8-9.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

20

Anda mungkin juga menyukai