Oleh Kelompok 10
1. Merindi Putri Islami (21033025)
2. Nada Afriza (21033168)
3. Muhammad Reza Fauzi (21033095)
∫ εP ( ε ) dε ∫εe k BT
dε
0 0
¿ε>¿ ^
❑
= ❑^ −ε
∫ P ( ε ) dε ∫ e k T dε
B
0 0
−ε
P ( ε ) menyatakan fungsi distribusi Boltzman 1 e k B
T
kB T
−ε
d kT ε −ε
e =
B
2 e
k T
dT
B
k BT
−ε −ε
kB T 2 d k T
Maka e =k B T e B
dT
Sehingga: ^
❑ −ε
d
∫ ε e k T dε
dT 0
B
^
❑ −ε
=∫ e
2 kB T
¿ ε > ¿ kB T = ^
❑ −ε
dε =¿ k B T ¿
∫e kB T 0
dε
0
d
kB T
2 dT
¿ ε > ¿ kB T
k BT
2 k BT
¿ ε > ¿ kB T
k BT
¿ ε > ¿ kB T
Penjelasannya
Energi rata-rata <ε > ¿ tiap ragam dihitung berdasarkan statistika Boltzmann yang
menyatakan bahwa "sejumlah besar (ansamhel statistik) entitas fisis sejenis yang
terbedakan dan berada pada kesetimbangan termal pada temperatur T, fraksi entitas fisis
yang meniliki energi sebanding dengan faktor Boltzman.
−ε
Exp. ( )
kB T
Penurunan rumus:
C
4
RT ( λ ) ¿ ρT ( λ)
N (V )
ρT (V ) dv = ( ε ) dv
V
8 πv 2
Dengan N ( v ) = 3
V k B T dv
c
Sehingga:
8 πv 2
ρT (V ) dv = 3
V k B T dv
c
8 π k BT 2
ρT (V ) dv = 3
V dv
c
C
8 π kB T
RT ( v ) ¿ 4
3
V2
c
8π kBT 2
RT ( v ) = 3
V
c
−εn
k BT
∑n ε n e
¿ε≥ −εn
=¿ ε n=nhv
k BT
∑n e
−ε n
kB T
∑n nhv e hv
¿ε≥ −ε n
=¿ α= =¿ hv =α k B T
kB T
kBT
∑n e
Maka:
−nhv (k B T )
∑n nαk B T e
¿ε≥ =(hv (k B T ))=α
∑ n e−nhv (k B T)
−nα
¿ ε > ¿ α k B T ∑n n e
d −nα −nα
Dimana e =−n e
dx
−nα d −nα
Maka: n e =−α e
dx
d −nα
(∑ −n e )
dx n
Sehingga: −nα
(∑ ¿ ¿n e )
¿
¿ ε > ¿ α k B T (−α )
−nα −α −2 α −3 α
∑n e =1+e +e +e +…
1 −α −2 α −3 α
−α
=1+e +e + e + …
1−e
−nα 1
∑n e = −α
1−e
d −nα d 1
∑ e =
dx n dx 1−e−α
d −α −2
∑ e =−( 1−e ) −e
−nα −α
dx n
−2
d −nα −e
∑ e = −2 2
dx n (1−e )
d −nα
(∑ −n e )
dx n
−nα
¿
(∑¿ ¿ ne )
¿ ε > ¿ k B T (−α )
−α
e
2
( 1−e−α ) −a
¿ ε > ¿ k B T (−α ) (1−e )
−α
e
α
( 1−e−α )
2
e
¿ ε > ¿ kB T ( α ) α
e
α kBT hv
α
karena α = maka:
e −1 kB T
hv
k B T kB T
¿ε>¿ hv
kB T
e −1
hv
¿ε>¿ hv
kB T
e −1
Kerapatan energi dirumuskan, yakni:
N (V ) 8 πv
ρT (V ) dv = ( ε ) dv dimana N ( V ) dv = 3 V 2 dv
V c
8 πv 2
3
V
c hv
ρT (V ) dv = hv
dv
v k BT
e −1
2
8πv hv
ρT (V ) dv = 3 hv
c kB T
e −1
C
4
ρT ( v ) ¿ ρT (v) dv
C
8 π v2
4 hv
ρT ( v ) ¿
c3 hv
kB T
e −1
c 3 e K T −1
B
( )
2
c 8π v hv
PT ( V )= dv
4 c3 hv
KB T
e −1
( )
2
v hv
PT ( ∝ )=2 π dv
c2 hv
K BT
e −1
( )
2
2π v hv
RT ( ∝ )= 2 2 hv
dv
λ v KBT
e −1
( )
2π hv
RT ( ∝ )= 2
h hv
dv
λ K BT
e −1
( )
2π hv
RT ( ∝ )= 2
h hv
λ K BT
e −1
c
2 πh
( )
λ hv
RT ( ∝ )= 2 hv
λ KB T
e −1
( )
2 πh c 2 hv
RT ( ∝ )= 3 hv
=0
λ KB T
e −1
[ ( )]
2
d 2 πh c hv
=0
dλ λ3 hv
K BT
e −1
2 πh c 2
[ ( )]d 1
dλ λ
e
hv
K BT
hv
−1
=0
[ (0−(5 λ e −1 )−
( hKTc λ ))
]
hv 3
h KBT e hc
λ K BT
2
2 πh c
( )
3 hc λ
λ hc
KB T
KT C
( ) ( [ ])
hv hc
( )
3 KB T 2 4 ∝ K BT hc λ
λ e −1 −2 πh c 5 λ e −1 + hc
=0
KB T
KT C
( ) ( [ ])
hv 2 hc hv
3 KB T 2 4 ∝ K BT 3 KB T hc
λ e −1 −2 πh c 5 λ e −1 + λ e =0
KT
5 λ [e
4
]=λ [ e hc
∝ K BT 3
hv
KBT hc
KT ]
5 λ [e −1 ] e
hc hc
∝ KB T ∝ KB T hc
=
KT
[ ]
hc hc
∝ KB T ∝ KB T hc
5 λT e −1 =e
KT
hc
∝ KB T
e hc
λT =
( )
hc
∝ K BT
5K e −1
Terbukti dengan pergeseran wien dimana λ maksimal adalah T =2,988 x 10−3
∞
PT ( λ )=∫ ¿ ¿d λ
0
PT ( λ )=¿) (
[ λ KB T
)
1
hc e 4 −1
(1− 2
hc
λ KBT
) dx
]
[( ) ]
∞ 2 2 5 5 2
−2 π h c U K B T 1
¿∫ 2
. 5 2 4 dx
0 λ KBT h c e −1
5 4 4
2 π K T π λ4
¿ 3 2
h c 15
5 4 4 5 4
2π K T π 2π K
¿ 3 2 dengan σ = 3 2
h c 15 h c
4 4
PT ( λ )=c T =σ T
b Prinsip kerja radiasi benda hitam adalah cahaya yang masuk ke rongga
lubang kecil di dinding berongga tidak dapat keluar segera. Sebab cahaya
tersebut dipantulkan berkali-kali oleh dinding rongga. Agar cahay tersebut
dapat keluar, dapat dilakukan dengan cara menaikkan suhu dinding
rongga.
• Teori Planck
(
elektron diemisikan dari permukaan logam energi kinetiknya K =
1
2m v
2
):
K=hv−W
dengan W adalah kerja yang diperlukan untuk melepaskan W ini bergantung
pada jenis logam Milikan pada 1916 melakukan eksperimen seperti dalam
Gb.1.2. Energi kinetik K diukur dengan memberikan potensial stop V
(sehingga K=eV) ditunjukkan oleh penunjukan ampermeter sama dengan 0.
Jika V=0 maka W=hvo. Sedangkan konstanta Planck h adalah kemiringan
kurva V-f.
Gb.1.2. Eksperimen efek foto-listrik (a), dan potensial stop sebagai fungsi
frekuensi cahaya
5. Tuliskankan dan jelaskanlah rumusan-rumusan yang diperoleh berdasarkan
analisa matematis dari Eksperimen EFL
Jawab :
E=hv
h
ℏ=
2π
E=ωO + EK
hv= K vo + K mak
Keterangan : E=Energi tiap foton
h = kosntanta planck
v = frekuensi
vo = frekuensi ambang
1 2
hv=ωo + mv
2
Misal : Jenis Aluminium (Al) ω o=20 J
E= 10 J (tidak terjadi)
E= 21) J (belum, e- sudah lepas)
E = 25 J (e-), 3J
b. Diperlukan frekuensi ambang untuk menghasilkan efek fotolistrik
c. Ketakbergantungan potensial penghenti terhadap intensitas cahaya
d. Tidak ada waktu tunda antara penymaran sampai terjadinya arus fotoelektrik
e. Kuat arus fotoelektrik bet-banding lurus terhadap intensitas cahaya
C. ATOM HIDROGEN
1. Jelaskan perkembangan teori atom
Jawab :
Pada beberapa abad sebelum masehi, filsuf Yunani diantaranya Leucippus
dan Democritus berpendapat bahwa semua materi terdiri dari partikel-partikel
kecil yang tak terbagi. Democritus menyatakan bahwa jika suatu materi dibagi
menjadi bagian yang lebih kecil kemudian terus dibagi lagi maka sampai pada
suatu saat di mana didapat bagian yang sangat kecil yang tidak dapat dihancurkan
atau dibagi lagi yang disebut atom. Namun, pemikiran filosofis tersebut tidak
begitu diterima pada saat itu hingga pada awal abad ke18, John Dalton
merumuskan teori atom yang berhasil menjelaskan hukum-hukum dasar kimia —
hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, dan hukum kelipatan
perbandingan.
a. Teori Atom Dalton
Teori atom Dalton menyatakan bahwa:
1. Setiap unsur tersusun dari partikel yang sangat teramat kecil yang disebut
atom.
2. Semua atom dari satu unsur yang sama adalah identik, namun atom unsur
satu berbeda dengan atom unsur-unsur lainnya.
3. Atom dari satu unsur tidak dapat diubah menjadi atom dari unsur lain
melalui reaksi kimia; atom tidak dapat diciptakan aiaupun dimusnahkan
dalam reaksi kimia
4. Senyawa terbentuk dari kombinasi atom-atom dari unsur-umsur yang
berbeda dengan rasio atom yang spesiiik.
Teori atom Dalton ini memberikan gambaran model atom seperti model
bola pejal atau model bola billiard.
b. Teori Atom J.J. Thomson
Pada tahun 1897, JJ Thomson melakukan eksperimen dengan sinar
katoda. Eksperimen tersebut menunjukkan bahwa sinar katoda terdefleksi
(terbelokkan) oleh medan magnet. Hal ini menunjukkan bahwa sinar katoda
merupakan radiasi partikel yang bermuatan listrik. Pada eksperimen dengan
medan listrik, sinar katoda terbelokkan menuju ke arah kutub bermuatan
positif. Hal ini menunjukkan bahwa sinar katoda merupakan radiasi partikel
bermuatan negatif. Selanjutnya, partikel sinar katoda ini disebut sebagai
elektron. Penemuan elektron ini kemudian mengacu pada kesimpulan bahwa
di dalam atom terdapai elektron yang bermuatan negatif. Menurut model atom
Thomson, elektron bermuatan negatif tersebar dalam bola bermuatan positif
seperti model roti kisrnis, dimana kismis-kismis adalah elektron-elektron, dan
roti adalah bola bermuatan positif.
c. Teori Atom Rutherford
Pada tahun 1911, Ernest Rutherford melakukan eksperimen
menembakkan partikel-partikel bermuatan posiiif pada lempeng emas tipis. la
menemukan bahwa sehagian besar partikel-partikel a tersebut menembus
melewati lempeng emas, namun ada sebagian yang mengalami pembelokan
bahkan terpantulkan. Hal ini mengacu pada kesimpulan model atom
Rutherford: model inti, di mana dalam atom yang sebagian besar merupakan
ruang kosong terdapat inti yang padat pejal dan masif bermuatan positif yang
disebut sebagai inti atom; dan elektron-elektron bermuatan negatif yang
mengitari inti atom.
( )
2
n
λ n=b 2 ; n=3 , 4 , 5 …. . (1)
n −4
di mana b adalah suatu konstanta. Persamaan (1) ini selanjutnya secara umum
dituliskan sebagai berikut:
1 1 1
=R( 2 − 2 ) (2)
λn 2 n
dengan R=1.0968 x107 m-1 disebut konstanta Rydberg. Karena masih ada garis-
garis spektrum yang tidak terliput dalam persamaan (2), maka selanjutnya Balmer
dan Ritz mengemukakan rumus yang lebih umum,
1
λn ( 1 1
)
=R 2 − 2 ; n>m
m n
(3)
Dengan rumusan empiris ini, Lyman menemukan deret ultraviolet untuk m=1,
n=2, 3, 4, … dan Paschen menemukan deret inframerah untuk m=3, n=4, 5, 6, …
Berdasarkan percobaan hamburan partikel -, pada tahun 1911 Ernest Rutherford
menyarankan struktur atom yang terdiri dari inti bermuatan positif dan electron-
elektron yang mengitarinya; elektron ditemukan pertama kali oleh J. J. Thomson
pada 1897. Sayangnya, teori fisika pada masa itu tak mampu menjelaskan hasil
penemuan E. Rutherford dalam kaitannya dengan rumusan Balmer-Ritz di atas.
Pada tahun 1913, Niels Bohr mengkombinasikan konsep atom Rutherford dan
sifat gelombang partikel de Broglie, untuk menjelaskan rumusan garis-garis
spektrum atom hidrogen dari Balmer-Ritz.
Postulat pertama mendasarkan model Bohr pada keberadaan inti atom. Itu
postulat kedua memperkenalkan kuantisasi. Namun, perhatikan perbedaannya
Kuantisasi Bohr terhadap momentum sudut orbital elektron atom yang
bergerak di bawah pengaruh gaya kuadrat terbalik (Coulomb).
L=nħ n = 1, 2, 3, ...
D. EFEK COMPTON
1. Jelaskanlah prinsip kerja dari Eksperimen Efek Compton
Jawab :
Efek Compton adalah fenomena yang terjadi dalam fisika partikel, terutama
dalam konteks fisika atom dan subatom. Efek Compton merupakan hasil dari
tumbukan antara foton (partikel cahaya) dan partikel bermuatan seperti elektron.
Prinsip kerja Efek Compton dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Foton datang dalam bentuk sinar-X atau sinar gamma ke sebuah partikel,
seperti elektron, yang bermuatan negatif dalam sebuah atom.
2. Ketika foton berinteraksi dengan elektron, sebagian energi foton akan diserap
oleh elektron, dan sebagian lainnya akan tersebar (disebarkan) oleh elektron
tersebut.
3. Foton yang tersebar mengalami perubahan panjang gelombangnya (pergeseran
panjang gelombang), yang disebut sebagai "pergeseran Compton." Pergeseran ini
merupakan indikasi bahwa foton telah kehilangan sebagian energinya dalam
proses tumbukan.4. Besarnya pergeseran Compton tergantung pada sudut
tumbukan antara foton dan elektron serta energi kinetik awal elektron.
5. Efek Compton adalah bukti eksperimental dari sifat partikel foton, karena efek
ini mengungkapkan bahwa foton dapat berperilaku seperti partikel, seperti
elektron.
Prinsip kerja Efek Compton menjadi salah satu bukti penting dalam
mendukung teori dualitas gelombang-partikel cahaya (dualitas foton), yang
menyatakan bahwa cahaya memiliki sifat gelombang dan partikel. Efek ini juga
memiliki aplikasi penting dalam spektroskopi sinar-X dan sinar gamma, yang
digunakan dalam berbagai bidang seperti kedokteran, ilmu material, dan ilmu
fisika atom.
Dengan kata lain, prinsip kerja Efek Compton melibatkan interaksi antara
foton dan partikel bermuatan (seperti elektron) yang mengakibatkan perubahan
energi dan panjang gelombang foton yang tersebar. Efek ini merupakan salah satu
aspek penting dalam pemahaman kita tentang sifat partikel cahaya dan
fenomena subatom.
Jika energi foton sinar X mula-mula hf dan energi foton sinar X yang terhambur
menjadi (hf - hf) dalam hal ini f>r, dan panjang gelombang berubah menjadi lebih
besar.
Dengan menggunakan hukum kekekalan momentum dan kekekalan energi
Compton berhasil menunjukkan bahwa perubahan panjang gelombang foton
terhambur dengan panjang gelombang semula
Jawab :
h
λ - λ=
'
¿
mc
h
P=
λ
hc
E = hf = = Pc
λ
Hukum kekekalan momentum
'
Σ P=Σ P
P= ⃗
⃗ P' + ⃗
Pe
⃗ P−⃗
Pe=⃗ P'
¿= √ ¿ ¿
Pe.e = √ e 2 ¿ ¿
Pe.e = √ ¿ ¿
Pe.e = √ E2 +¿ ¿ ¿ (1)
Hukum kekekalan energi
E + E0 =E' +¿Ee
Ee = ( E+ E0 ¿−E' (2)
Mekanika relativistik
E Ee2=E 02 +¿ (3)
Substitusikan persamaan 1 ke 3 dan persamaan 2 ke 3
Ee 2 = E02 + ( Pe. e¿2
2
'
λ λ 1
− = 2¿ )
hc hc mc
' hc
λ −λ= ¿
2 )
mc
' h
λ −λ= ¿) (terbukti)
mc
4. Apa yang dapat disimpulkan dari peristiwa Efek Compton.
Jawab :
Efek Compton merupakan peristiwa terhamburnya sinar X atau foton saat
menumbuk elektron diam menjadi foton terhambur dan elektron. Hasil
pengamatannya menunjukkan bahwa setelah keluar dari lempengan, gelombang
elektromagnetik mengalami hamburan. Terbukti panjang gelombang bertambah
panjang Peristiwa efek compton ini juga menggunakan hukum kekekalan
momentum dan hukum kekekalan energi sehingga diperolehlah rumus efek
compton.
24
h 6.63 x 10 j s
λ= = =¿1.66x10-10 m = 0,166 nm
mv 4.0 x 10−24 kg . m/s
yang sesuai dengan panjang gelombang yang diamati 0,165 nm. Eksperimen
Davisson-Germer secara langsung memverifikasi hipotesis de Broglie tentang
sifat gelombang bergerak tubuh.
Menganalisis eksperimen Davisson-Germer sebenarnya kurang mudah
daripada yang ditunjukkan di atas karena energi elektron meningkat ketika ia
memasuki jumlah kristal yang sama dengan fungsi kerja permukaan. Oleh karena
itu kecepatan elektron di eksperimen lebih besar di dalam kristal dan panjang
gelombang de Broglie di sana lebih pendek daripada nilai-nilai di luar. Komplikasi
lain muncul dari gangguan antar gelombang difraksi oleh berbagai keluarga
bidang Bragg, yang membatasi terjadinya maksima untuk kombinasi energi
elektron dan sudut datang tertentu daripada hanya untuk kombinasi apa pun yang
mematuhi persamaan Bragg. Elektron bukanlah satu-satunya benda yang perilaku
gelombangnya dapat didemonstrasikan. Itu difraksi neutron dan seluruh atom
ketika telah dihamburkan oleh kristal yang sesuai diamati, dan pada kenyataannya
difraksi neutron, seperti sinar-x dan difraksi elektron, telah terjadi digunakan
untuk menyelidiki struktur kristal.
∞
( x )= ∫ x ℘ ( x ) dx (1)
−∞
∞
σ x= ∫ ¿ ¿ ¿
2
(2)
−∞
Dengan :
¿ (4)
Ketakpastian posisi partikel, yang tidak lain adalah standard deviasi,
diperoleh dengan mengambil akar varian. Dengan demikian dari fungsi
gelombang y (x) dapat diperoleh nilai ketakpastian posisi sebesar 3. Tulis
kesimpulan sdr tentang prinsip ketidakpastian Heisenberg
∆ x= √¿ x 2 >−¿ x ¿ 2 (5)
∆ p=√ ¿ p >−¿ p ¿
2 2
(6)
Dengan :
∞
¿ p≥ ∫ p ℘ ( p ) dp (7)
−∞
Dan
∞
¿ p≥ ∫ p ℘ ( p ) dp
2
(8)
−∞
3. Tulis kesimpulan sdr tentang prinsip ketidakpastian Heisenberg
Jawab :
Prinsip Ketidakpastian menyatakan, bahwa posisi dan kecepatan
elektron tidak bisa ditentukan pada saat yang bersamaan, karena semakin akurat
kecepatannya ditentukan, maka semakin tidak akurat penentuan posisinya,
demikian sebaliknya.Prinsip ketidakpastian Heisenberg ini jugalah yang
mendasari lahirnya Fisika Kuantum.