Anda di halaman 1dari 8

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL, PROGRAM REMEDIAL DAN

PENGAYAAN

(ESSAY DIBUAT UNTUK MEMENUHI SALAH SATU MATA KULIAH KURIKULUM


FISIKA SEKOLAH MENENGAH)

Dosen Pembimbing Renol Afrizon,S.Pd.M.Pd

Disusun oleh:

Nada Afriza (21033168)

Ridwan Marshal (21033173)

Sahri Ropiah Lubis (21033119)

Shifa Azzahra Rinata (21033177)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP
No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa
kurikulum pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah dikembangkan oleh setiap
satuan pendidikan. Penetapan kriteria minimal ketuntasan belajar merupakan tahapan
awal pelaksanaan penilaian hasil belajar sebagai bagian dari langkah pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi
yangmenggunakan acuan kriteria dalam penilaian, mengharuskan pendidik dan satuan
pendidikan menetapkan kriteria minimal yang menjadi tolok ukur pencapaian
kompetensi. Oleh karena itu, diperlukan panduan yang dapat memberikan informasi
tentang penetapan kriteria ketuntasan minimal yang dilakukan di satuan pendidikan.

Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah


menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan
kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai
ketuntasan dinamakan KKM. Dalam rangka membantu peserta didik mencapai standar
isi dan standar kompetensi lulusan, pelaksanaan atau proses pembelajaran perlu
diusahakan agar interaksi, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan kesempatan yang cukup bagi prakarsa,
kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
BAB II

PEMBAHSANAN

A. Kriteria Ketuntasan Minimal


Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan
hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan
pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik
atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.
Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga
dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus).
 Fungsi KKM
a. sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik
sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti.
b. sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti
penilaianmata pelajaran.
c. dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan
evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.
d. merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik
dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat.
e. merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi
tiapmata pelajaran.

 Prinsip KKM
a. Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang
dapat dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif.
b. Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis
ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator
c. Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan
rata-rata dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar
tersebut.
d. Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK)
merupakan ratarata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat
dalam SK tersebut
e. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari
semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun
pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar
(LHB/Rapor)peserta didik
f. Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya
perbedaan nilai ketuntasan minimal.

 Langkah-langkah Penetapan KKM


a. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan
mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas.
b. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran
disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam
melakukan penilaian
c. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan
d. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan
kepada orang tua/wali peserta didik.

B. Program Remedial
Program Remedial adalah kegiatan yang ditunjukkan untuk membantu siswa
yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pembelajaran. Pembelajaran
remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada siswa untuk
memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan minimum
yang ditetapkan. Pembelajaran perbaikan adalah pembelajaran yang diberikan kepada
peserta didik yang belum mencapai ketuntasan KD tertentu, menggunakan berbagai
metode yang diakhiri oleh penilaian untuk mengukur kembali tinggat ketuntasan
peserta didik.
 Tujuan Remedial
Tujuan guru melaksanakan kegiatan remedial adalah membantu siswa
yang mengalami kesulitan menguasai kompetensi yang telah ditentukan agar
mencapai hasil belajar yang lebih baik..

 Fungsi Remedial
a. Fungsi korektif : Memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar
guru yakni dilaksanakan guru berdasarkan hasil kesulitan belajar siswa
yang diketemukan.
b. Fungsi pemahaman : Meningkatkan pemahaman guru dan siswa
terhadap kelebihan dan kekurangan dirinya, yakni memberikan
pemahaman lebih baik kepada siswa maupun guru.
c. Fungsi penyesuaian: menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik
siswa, penyesuaian guru terhadap karakteritik siswa.
d. Fungsi akselerasi: Mempercepat penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran
e. Fungsi pengayaan: Memperkaya pemahaman siswa tentang materi
pembelajaran.
f. Fungsi Terapeutik: Membantu Mengatasi Kesulitan Siswa dalam
Aspek Sosial-Pribadi.

 Prinsip Remedial
a. Adaptif : Setiap siswa memiliki keunikan sendiri-sendiri.
b. Interaktif : Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan siswa
untuk secara intensif berinteraksi dengan guru dan sumber belajar yang
tersedia.
c. Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian
d. Pemberian Umpan Balik : Umpan balik berupa informasi yang
diberikan kepada siswa mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan
sesegera mungkin.
e. Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan

 Bentuk Kegiatan Remedial


a. Memberian buku pelajaran dengan pelajaran yang bersangkutan
b. Mengkaji ulang soal-soal pelajaran yang telah lalu
c. Melakukan aktivitas fisik (praktek)
d. Kegiatan kelompok/diskusi kelompok
e. Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar
lebih.
f. Menggunakan sumber belajar lain.

C. Kegiatan Pengayaan
Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok
cepat agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan
memanfaatkan sisa waktu yang dimilki.
 Macam Pengayaan
a. Vertikal : siswa yang istimewa/baik dapat langsung berpindah dari satu
pelajaran yang telah dikuasainya kesatuan pelajaran yang telah
berikutnya.
b. Horizontal : siswa yang istimewa/baik yaitu yang telah menguasai
pelajaran sesuai dengan hasil yang ditunjukannya dalam penguasaan
tujuan pelajaran pada tes diasnostik atau formatif.

 Tujuan Pengayaan
a. Menerapkan pengetahuan atau keterampilan dalam suatu situasi baru
b. Menerapkan lebih lanjut kemampuan siswa pada pengajara pokok
c. Melatih cara berpikir untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi

 Bentuk Kegiatan Pengayaan


a. Menerapkan pokok bahasan pada situasi yang berbeda
b. Menciptakan alat/instrumen, atau membuat pameran yang
berhubungan dengan pengetahuan yang dipelajari pada pengajaran
pokok.
c. Menelaah lebih lanjut aspek-aspek yang lebih kompleks dari konsep
yang diajarkan pada pokok bahsan.
d. Menyatakan tafsiran atau keyainannya tentang soal-soal yang
berhubungan dengan pokok bahsan.
 Prinsip Pengayaan
a. Inovasi : guru perlu menyesuaikan program yang diterapkannya
dengan kekhasan peserta didik, karakteristik kelas serta lingkunga
hidup dan budaya peserta didik.
b. Kegiatan yang memperkaya: dalam menyusun materi dan mendesain
kegiatan pembelajaran pengayaan, membangkitakan minat,
merangsang pertanyaan, dan sumber- sumber yang bervariasi dan
memperkaya.
c. Merencanakan metode yang luas dan metode yang bervariasi :
misalnya dengan memberikan project, mengembangkan minat dan
aktivitas-aktivitas mengunggah.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) harus ditetapkan sebelum awal tahun
ajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas
ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan
tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara serta merta karena hasil
empirik penilaian. Pada acuan norma, kurva normal sering digunakan untuk
menentukan ketuntasan belajar peserta didik jika diperoleh hasil ratarata kurang
memuaskan.
Peserta didik memiliki kemampuan dan karakteristik yamg berbeda-beda.
Sesuai dengan kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda tersebut maka
permasalahan yang dihadapi pesrta didik berbeda-beda pula. Dalam melaksanakan
pembelajaran, seorang pendidik perlu tanggap terhadap kesulitan yang dihadapi
maupun kelebihan yang dimiliki peserta didik. Pada hakikatnya semua peserta didik
akan dapat mencapai standar konpetensi yang ditentukan, hanya waktu pencapaiannya
yang berbeda. Ada peserta didik yang lambat dalam penguasaan suatu materi dan ada
pula peserta didik yang sangat cepat dalam penguasaan materi.

B. SARAN
Kami yakin bahwa tulisan kami ini masih jauh dari sempurna,untuk itu saran
dan kritik dari pembaca senantiasa kami harapkan dari perbaikan makalah
selanjutnya. Semoga pembahasan makalah inidapat bermaanfaat bagi pembaca
DAFTAR PUSTAKA

Mardapi, D., Hadi, S., & Retnawati, H. (2015). Menentukan kriteria ketuntasan minimal
berbasis peserta didik. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 19(1), 38-45.

Khasanah, S. (2019). Upaya Peningkatan Kinerja Guru dalam Menetapkan Kriteria


Ketuntasan Minimal Melalui Workshop. Bangun Rekaprima: Majalah Ilmiah Pengembangan
Rekayasa, Sosial dan Humaniora, 5(1, April), 51-60.

Sapira, S., Silitonga, H. T. M., & Mursyid, S. EVALUASI PROGRAM REMEDIAL


MENGGUNAKAN MODEL CONTEXT, INPUT, PROCESS, PRODUCT PADA
PEMBELAJARAN FISIKA. Jurnal Inovasi Penelitian dan Pembelajaran Fisika, 2(2), 1-10.

Prastiwi, S. I., Siregar, J., & Hidayat, M. (2021, December). INVESTIGASI REMEDIAL
DAN PENGAYAAN MATA PELAJARAN FISIKA DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI.
In Seminar Nasional Ilmu Fisika dan Terapannya (Vol. 1, No. 1, pp. 122-127).

Isa, A. Program Perbaikan Dan Pengayaan. -.

Dwiretnowati, E. (2012). Pengelolaan Program Pengayaan dalam Persiapan Menghadapi


Ujian Nasional di SMP Negeri 1 Donorojo Pacitan (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).

Rohman, N., Istiningsih, I., & Hasibuan, A. T. (2022). Analisis Kesiapan Mengajar
Mahasiswa Prodi PGMI melalui Program Pengayaan Keterampilan Mengajar. Edumaspul:
Jurnal Pendidikan, 6(1), 790-798.

Hasibuan, A. Z., & Aisiah, A. (2020). PELAKSANAAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN


DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA A KOTA PADANG. Jurnal Pendidikan
Tambusai, 4(1), 434-444.

Sulaiman, S. (2020). PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM MENETAPKAN


KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) BELAJAR MELALUI WORKSHOP DI
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. SEUNEUBOK LADA: Jurnal ilmu-ilmu Sejarah,
Sosial, Budaya dan Kependidikan, 7(1), 80-92.

Yetti, Y. (2018). PENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENETAPKAN


KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) MELALUI WORKSHOP. Jurnal
Pendidikan Tambusai, 2(1), 195-204.

Anda mungkin juga menyukai