Anda di halaman 1dari 4

Nama : Margaretha V W Lubur

NIM : 2018005005

1 /2
Y
1. V S = ( )
ρ
Y
V s=
√ ρ
Y
V S 2=
ρ
Y =¿ V S 2 × ρ
¿ 5,105 ×5
¿ 11904242,38 ×5
¿ 59521211,9
2.

Tampak Bahwa pada suhu tinggi, sehingga k 0 T ≫ hω , osilatror berada dalam keadaan
kuantum terektisitasi tinggi. Pada keadaan demikian sifat kuantum sprektum dapat
diabaikan, sehingga dihasilkan energy klasik rata-rata έ =k 0 T . Pada suhu rendah, k 0 ≪ hω

dan energy k 0 T tidak cukup untuk mengeksitasikan osilator ketingkat eksitasi pertama.

Dalam hal ini energy osilator jauh jauh lebih kecil dari pada k 0 T . Oleh karena itu, pada suhu
rendah ini sifat kuantum gerakan lebih dominan.

3. Sesuai Hasil teori klasik C V =3 R maka C V =3 ¿


¿ 6 kal/ mol k
4. Suatu osilator harmonik yang sama pada keseimbangan termal memiliki perbandingan
antara jumlah keadaan N pada keadaan kuantum n + 1 ke keadaan kuantum n Sehingga

N n+1 −hω
k T
 =e b

Nn
Pecahan dari total N pada keadaan kuantum n adalah
−hω
kb T
Nn e

= ∞ −sℏω
kb T
∑ Ns ∑e
s=0 s=0

Maka
−sℏω
kb T

∑ se e
s
⟨ η⟩ = −sℏω
k bT
e
∑e
s

−ℏω
Kita misalkan x=e k T maka b

1 d x
∑ x s= 1−x dan ∑ sx 4=x dx ∑ x 2= ( 1−x )2
s s s

Sehingga persamaan menjadi


x
∑ sxs (1−x )2 x 1−x x
⟨ η⟩ = s s = = 2
=
∑x 1 (1−x ) 1 1−x
s 1−x
Kemudian kita ganti kembali harga x-nya dan hasilnya subsitusikan ke
persamaan energy Kristal, maka persamaannya menjadi
−ℏω
kb T
x e 1 1
⟨ η⟩ = =¿ = =
1−x −ℏω −ℏω −ℏω −ℏω

1−e kb T kb T
e ( 1−e )
kb T
e kb T
−e 0
1
⟨ η⟩ = −ℏω
kb T
e −1
Maka energy Kristal dapat dituliskan dengan:
U =∑ ηk , p ℏω k , p
kp

ℏω k , p
U =∑
kp eℏω /k b T −1
k ,p

Dengan menggunakan deret taylor maka persamaan diatas menjadi


e ± x =1± x ± x 2 ± x 3 … … .. maka
−ℏω
kb T hω
e =1+
kb T
Sehingga
ℏω kp 1
U =∑ =∑
kp ℏω 1
1+ kp −1 kp
kb T k bT

U =∑ k b T
kp

Diilhami oleh keberhasilan planck dalam menerangkan radiasi benda hitam,maka


konsep kuantisasi energi itu juga diterapkan einstein dalm teorinya tentang C V Zat
padat. Model Einstein tentang getaran kisi mengambil andaian sebagai berikut
 ε n=nhω , n=0,1,2 … … …

f ( ε n ) =e−ϵ /k 0 Tn

∑ εn f ( εn )
έ = n=0∞
∑ f ( εn )
n=0

Jika disubsitutiskan maka persamaan akan menjadi



έ = ℏω/k b T
e −1

5.
6. ω D =V s ¿
1 /3 1/3
¿ 5 ×105 ( 6 ∙ 3.142 ∙ 110 22 ) ¿ 5 ×105 ( 6 ∙ 9,86 ∙110 22)
5 46 1/ 3
¿ 5 ×10 ( 4,72 ×10 )
1 /3
¿ ( 2,36 ×10 52)
¿ 2,86 ×1017
7.
8. Kemukakan sampai sejauh mana kesesuaian (terhdap rentang suhu) kapasitas panas
padatan ramalan (a) Dulong petit, (b) Einstein, dan (c) Debye dengan hasil pengamatan
a) Menurut teori klasik setiap atom dalam Kristal, di samping memiliki 3 derajat
kebebasan untuk geraknya disekitar kedudukan setimbangnya (energy kinetic), juga
memiliki energy potensial atom salam gerak harmoniknya; sehingga energy total
sistem atom dalam kristal menurut hukum ekipertesi U = 3RT. Dengan demikian
kapasitas panas Kristal pada volume konstan adalah CV = 3R, yang sesuai dengan
penemuan emperik Dulong-petit (1019), yang berlaku untuk semua zat padat pada
suhu ruang atau yang lebih tinggi tetapi hal ini tidak sesuai dengan hasil eksperimen
b) Model Einstein tentang CV zat padat mengandaikan bahwa atom Kristal merupakan
osilator independen yang masing-masing memiliki frekuensi sama dan energy diskrit
ε n=nhω , n=0 , 1, 2 , … … dan sebaran energy osilator pada harga energy yang
−εn ik0 T
diperolehkan mengikuti distribusi Boltzman f =( ε n )=e . Berdasarkan andaian

IT
θ eθ Σ
ini diperoleh kapasitas panas C V =3 R E
T( ) 2
IT

eθ Σ −1
, yang mendekati suhu tinggi

dan mendekati 0 k
c) Model Debye tentang CV zat padat mengandaikan bahwa atom Kristal merupakan
osilator yang berikat erat satu sama lain, dengan daerah frekuensi ω=0 sampai
suatu frekuensi maksimum ω D yang ditentukan oleh jumlah model gitar yang
diperkenankan. Dari andaian ini diperoleh kapasitas panas CV

T
T x4 e x
¿9 R
( )
θD
3 θD l ∫ ¿ ¿ ¿ yang sesuai dengan hasil eksperimen.
0

9.

Anda mungkin juga menyukai